Hah, bukannya anak usia dini enggak boleh dijejali
baca tulis dan berhitung ya? Bukankah anak usia dini baru boleh dikenalkan baca
tulis hitung saat usia 6 tahun? Bukankah diusia itulah anak akan siap menerima
pembelajaran angka dan huruf? “Jangan maksa anak membaca, menulis dan berhitung
Ah. Nanti anaknya bisa stress karena ‘belum waktunya’.”
Padahal taukah Mama, pelajaran seperti apa yang
didapatkan anak ketika masuk SD. Bacaan dengan kalimat panjang dan sudah
menyuruh anak untuk menjawab pertanyaan. Lah kalau pra SD nya belum dikenalkan
huruf dan angka, bagaimana nanti bisa menyerap pelajaran dari sekolah?
Sebagai ilustrasi, saya lampirkan buku
pelajaran keponakan saya yang saat ini kelas 1 SD di sebuah SD Negeri di
Surabaya.
Kira-kira jika pelajarannya sudah seperti ini, dan
anak belum pernah dikenalkan huruf dan angka, apa yang terjadi?
“Yah guru SD nya yang harus sabar dan telaten
ngajarin dari nol”
“Saya maunya nyari sekolahan SD yang bisa nerima anak
belum bisa baca tulis hitung”
Hmmm…
Ada lagi orangtua yang keukeuh agar anaknya bisa
lancar membaca dan menulis sebelum SD. Ini terjadi adik teman saya sendiri yang
saat itu masih TK. Setiap malam adiknya harus les membaca dan menulis. Lain
lagi cerita tetangga rumah dengan kegigihan mengikutkan anaknya yang berusia TK
les privat membaca. Ya, les privat dan mendatangkan guru dirumah.
Bahkan ada
juga loh lembaga yang menyediakan jasa tutor membaca anak prasekolah “24 bisa membaca”.
Semua ini untuk apa? Tuntutan masuk sekolah SD yang sebagian orangtua menganggap
harus sudah bisa membaca menulis, bahkan berhitung.
Keresahan orangtua diatas dijawab oleh OrtuIndonesia (dot) com dengan menyelenggarakan acara bertajuk Filosofi
Pengenalan Baca Tulis pada Anak Usia Prasekolah. Mendatangkan seorang
Montessorian bernama Vidya Dwina
Paramita yang juga seorang penulis buku Jatuh Hati pada Montessori. Acara
ini diselenggarakan di Hotel Cleo Surabaya tanggal 18-19 November 2017.
Bukankah seorang anak pasti bisa menulis? Menulis
mudah bukan sih? Yuk ah coba kita yang tidak pernah menulis dengan tangan kiri,
lalu dalam seketika “harus” bisa lancar dan rapi saat menulis kidal. Udahlah yang
paling gampang, nama kita sendiri.
Diawal mbak Vidya mengatakan bahwa banyak
hal yang terjadi saat anak menulis. Anak duduk, memfokuskan matanya pada alat tulis dan menggunakan
kekuatan tangannya untuk bekerja sehingga jadilah sebuah tulisan. Dan itu gak
bisa ‘ujug-ujug’ terjadi jika tanpa latihan.
Mengapa harus segitunya mencari cara 'elegan' supaya anak bisa
membaca dan menulis? Karena membaca dan menulis adalah modal belajar manusia
sepanjang hayat. Tahukah Mama, apa efeknya jika pengajaran baca tulis dilakukan
secara instan?
Keponakan saya saat TK sudah sangat lancar membaca buku cerita,
karena ada hari tertentu ustadzahnya menyuruh untuk membaca minimal 2 halaman
buku sampai akhirnya habis. Jika dirumah saya tanya, “itu bukunya cerita
tentang apa sih, Kak?” “apa ya?” jawabnya menggeleng sambil tersenyum. Apa
artinya? Dia sendiri juga tidak paham apa isi buku cerita yang sudah dibaca
sampai habis.
Darisini kita melihat, sebuah proses pasti berpengaruh pada hasil.
Darisini kita melihat, sebuah proses pasti berpengaruh pada hasil.
Apa sih membaca? Membaca bukan sekedar mampu
membunyikan huruf sehingga menjadi kata dan kalimat. Namun, membaca adalah MEMAHAMI MAKNA.
Mama, mudah sekali membuat anak bisa membaca dan
menulis, mudah menjadikan anak menghafal perkalian dan teknis-teknis lainnya.
Tapi apakah tujuannya kita seremeh itu? Apakah tujuan kita hanya agar anak dapat sesegera mungkin membaca?
Mbak Vidya mengingatkan kami, bahwa ada
hal yang lebih besar dari sekedar anak bisa membaca dan menulis. Apa itu? ANAK GEMAR BELAJAR. Dan itu
menurut saya mahal.
Gemar belajar adalah dia suka belajar sampai dia besar, dia
belajar karena dia senang belajar dan dia betah belajar karena dia tau apa yang
akan dipelajari, dan ingin berbuat apa dari hasil belajarnya.
Sementara yang tidak kalah pentingnya tentang memahami
apa yang dibaca, kita bisa melihat banyaknya orang-orang yang GAGAL PAHAM hanya
karena kemampuan literasi yang kurang.
Oleh karenanya, membaca dan menulis bukan hal yang bisa
dicapai anak secara instan. Membaca adalah memahami MAKNA, maka idealnya anak melalui
tahap PRA MEMBACA. Mbak Vidya memadukan background pendidikan sastra
Indonesianya dengan metode Montessori untuk membedah tahap pra membaca dan
teknis membaca.
Apa itu tahap pramembaca? Tahap pramembaca adalah
langkah-langkah yang harusnya dilalui sebelum anak memiliki kemampuan membaca
dan menulis.
Tujuan tahap pra membaca ini mengembangkan kemampuan mendengar,
menyimak, memahami, menceritakan kembali, menambahkan pendapat, dan
berdiskusi/berargumentasi.
Apa sajakah tahap pra membaca itu?
Apa sajakah tahap pra membaca itu?
MENGOBROL
Apakah Mama suka memberikan komando pada anak setiap
hari? “setelah selesai mandi, makan ya” “kalo sudah makan ditaruh di wastafel”
“setelah ini kita berangkat sekolah” “ayoh dong yang cepet pakai kaus kakinya
kita mau berangkat, keburu berangkat bisnya.
Mbak Vidya mengatakan bahwa seringnya kita sebagai orangtua lupa untuk menjadi pendengar tentang diri anak. Padahal dengan
membiasakan anak untuk bercerita, banyak hal yang didapat.
Anak menjadi lebih mudah memahami runtutan cerita karena terbiasa dengan 'menceritakan kembali' kemudian menambah pendapatnya. Dan
hal ini menjadi modal dalam kemampuan membacanya kelak. Yakni kepekaan terhadap urutan peristiwa.
MENDONGENG/MEMBACAKAN CERITA
Membiasakan membacakan cerita minimal 10 menit sehari
menjadi hal yang penting menurut mba Vidya. Kenapa? Karena anak bisa banyak
“menabung” bahasa baku. Selain itu menstimulasi kemampuan logika cerita yang
nantinya memudahkan anak untuk memahami sebuah bacaan.
Jangan lupa bahwa tujuan awal kita adalah agar anak GEMAR BELAJAR. Sehingga membacakan dongeng merupakan cara yang sangat baik untuk membangun bonding dengan anak. Jika kegiatan ini dilakukan dengan suasana yang hangat, anak akan mengingat dan menjadikan pengalaman ini sebagai modal ia mencintai buku.
BERNYANYI DAN BERMAIN PERAN
Mbak Vidya menyampaikan bahwa lagu dan permainan peran menyimpan cerita. Beliau mencontohkan lagu cicak di dinding saja
anak sudah bisa diajak untuk memahami urutan peristiwa.
BERLATIH MENGOBSERVASI
Dilakukan dimana saja misalnya di taman di jalan
untuk membedakan bentuk, warna dan ukuran suatu benda. Apa hubungannya dengan persiapan membaca? Karena anak yang sering distimulasi membedakan bentuk dan ukuran, bisa mudah membedakan huruf yang mirip seperti "s" dan "z" atau "p" dan "b".
Poinnya dari kegiatan pra membaca adalah bahwa hal
diatas adalah kegiatan "belajar" pra membaca yang menyenangkan, memperkaya kosa kata dan menstimulasi
logika berfikir dengan cara yang soft.
Setelah tahap pra membaca, barulah anak dikenalkan
dengan teknis membaca. Masa peka anak terhadap huruf bahkan bisa dimulai usia
2,5 tahun. Ada murid mba Vidya yang sensitif terhadap huruf sejak usia 2,5
tahun dan usia 3 tahun bisa membaca. Semua tergantung periode sensitif anak
yang berbeda-beda. Normalnya bisa dimulai sejak usia 4 tahun.
Berikut ini merupakan urutan teknis membaca
Berikut ini merupakan urutan teknis membaca
MENGGUNAKAN SANDPAPER LETTERS
Didalam Montessori pengenalan huruf dimulai dari
huruf raba atau biasa disebut sandpaper letter. Menyentuh huruf adalah hal
penting dari proses membaca dan menulis. Dengan menyentuh huruf menggunakan sanpaper
letter anak dapat mengasosiasikan suara phonic dengan huruf, belajar arah
penulisan huruf, membangun kesan visual terhadap huruf dan membantu mengingat
bentuk huruf.
Apa itu phonic? Phonic adalah bunyi huruf. Anak Montessori diajarkan membaca dari bunyi hurufnya, bukan dari membaca a, be, ce, de, ef, ge, ha, sampai zet. Phonic indonesia hampir sama dengan phonic bahasa Inggris. Manfaat menggunakan phonic adalah anak dapat memahami huruf apa saja yang menyusun suatu kata atau kalimat.
Apa itu phonic? Phonic adalah bunyi huruf. Anak Montessori diajarkan membaca dari bunyi hurufnya, bukan dari membaca a, be, ce, de, ef, ge, ha, sampai zet. Phonic indonesia hampir sama dengan phonic bahasa Inggris. Manfaat menggunakan phonic adalah anak dapat memahami huruf apa saja yang menyusun suatu kata atau kalimat.
Huruf yang dikenalkan awal pada anak bukan urutan a, b, c, d, e, f sampai berakhir z. Yang dikenalkan awal adalah a,i,u,e,o dan nama
depan anak. Anak pasti senang memulai pengenalan huruf dengan nama depannya.
Tahapan pengenalan huruf menggunakan three lesson period dengan menyebutkan
bunyi hurufnya / phonic. Teknisnya seperti ini
Pengenalan 3 huruf terlebih dahulu, misalnya a,i dan
u.
“Ini adalah huruf a” “ini adalah u” “ini adalah i”
lalu kita gunakan dua jari telunjuk dan tengah untuk mengikuti bentuk huruf.
“kamu mau coba?”
Lalu 3 huruf tadi diletakkan berjajar
“yang mana yang a”
“yang mana yang I”
“yang mana yang u”
Kemudian tahap terakhir
“ ini apa? (sambil menunjuk huruf)
KONSEP HURUF AWAL
Tujuan pengenalan huruf awal ini adalah agar anak
dapat mengkorelasikan bentuk huruf, bunyi dan benda yang mewakili. Nah
teknisnya kita berbicara atribut suatu obyek. Misalnya belajar kata sapi.
Karena dalam Montessori belajarnya dari yang konkrit, sapi dalam hal ini tidak
perlu didatangkan dari peternakan sapi. Kita bisa menggunakan miniatur sapi.
Mengapa menggunakan miniatur? Supaya anak dapat memegang dan eksplorasi obyek tersebut dengan seluruh inderanya. Yang pada akhirnya tahap ini anak bisa mengkorelasi huruf awal pembentuk kata dengan obyeknya.
Percakapan misalnya seperti “ini hewan apa ya?” “kapan adek terakhir melihat sapi?” “sapi itu punya kaki
berapa ya, yuk kita hitung” “eh sapi warna apa?”. Darisana kita mulai bertanya
“Oia sapi, ssttttttt dimulai dari huruf apa ya?” kita bisa bantu bunyikan
hurufnya Sssssssss. “Oh sapi dimulai dimulai dari huruf s”
HURUF LEPAS
Pengenalan huruf lepas merupakan “jembatan” antara
huruf raba dan large movable alphabet
(huruf lepas). Caranya, misalnya kita ambil huruf raba “a” dan menyuruh anak
untuk mencari mana di kotak LMA huruf yang sama dengan huruf raba yang sama
bentuknya “a”. Nanti dijejer di sebelah antara huruf raba dan huruf lepas.
Large Movable Alphabet (huruf lepas) |
MEMBANGUN KATA
Di tahapan ini anak mulai belajar mengeja. Menerka
huruf apa saja yang membentuk suatu kata. Tujuan dari proses ini adalah anak
bisa kenal bunyi huruf dalam suatu kata. Mba Vidya mencontohkan kata “sapi” dan
“mata”. Sebelum memulai pasti tetap diajak ngobrol mengenai kata yang mau di
eja, misalnya “kita punya mata gak?” “mata kita ada berapa ya” “mata ini
fungsinya buat apa sih?” “yuk coba kita tutup dengan dua tangan, apa yang
terjadi”.
Lalu kita mulai membunyikan huruf dari mata “maaaaaaaataaaaa”
(asumsinya bunyi huruf mata adalah m,a,teh,a). Kita tanya “bunyi huruf apa yang kamu dengar waktu Mama bilang “mata”?”.
Dia ambil dari LMA (huruf lepas).
Nah untuk mengecek apakah huruf yang diambil
benar, kita gak perlu evaluasi anak berlebihan, cukup keluarkan control card
“mata” sambil bertanya “sama enggak ya?”.
Mba Vidya mengingatkan kami bahwa anak yang sering
dikoreksi berlebihan membuat anak tidak PD. Control card membantu kami untuk
tetap diam dan “biasa aja” dalam mengevaluasi anak. Juga membantu anak
mengoreksi kesalahannya sendiri.
Misalnya pernah tau enggak anak yang kalau
nulis suka kebalik arah hurufnya, nah dengan control card membantu untuk mengetahui yang benar.
Dalam tahap ini Mama bisa dibantu dengan KOTAK OBYEK 1a yang isinya adalah miniatur kata yang bisa dibentuk dari huruf a,i,u,e,o dan huruf m,p,t,r,s. Karena dengan ‘modal’ pengenalan huruf diatas, sudah
bisa dijadikan kata bermakna, misalnya mata, roti, ratu, sapu, satu, rusa,
sapi, topi, peta
KOTAK OBYEK 1b isinya adalah miniatur kata yang bisa dibenti dari huruf a,i,u,e,o dan huruf b,k,l,h,n. Dengan modal huruf ini dapat membenti kata hati, bola, batu, buku, labu, paku, babi.
KOTAK OBYEK 1b isinya adalah miniatur kata yang bisa dibenti dari huruf a,i,u,e,o dan huruf b,k,l,h,n. Dengan modal huruf ini dapat membenti kata hati, bola, batu, buku, labu, paku, babi.
KOTAK OBYEK 1c isinya adalah miniature kata yang bisa
dibentuk dari huruf a,i,u,e,o dan huruf d,j,g,k,f. Dengan modal
huruf ini dapat membentuk kata kuda, dasi, meja, tiga, gigi
Nah, pada saat menggunakan kotak baca anak masih
belajar mengeja. Tahap selanjutnya Mama bisa dibantu dengan KOTAK BACA. Yang isinya
adalah gambar obyek yang dibaca. Bukan menggunakan miniature lagi.
Saat
menggunakan kotak baca anak sudah belajar membaca. Sehingga tujuan kotak baca
adalah anak dilatih memperlancar kemampuan membaca kata.
DAFTAR KATA
Untuk semakin memperlancar membaca, Mama bisa membuat
daftar kata. Gambarannya adalah list kebawah kata sapi, satu, topi, rusa, roti,
sapu, peta, mata. Teknis mengajarinya adalah mencontohkan membaca kemudian
menawarkan ke anak. Di daftar kata hanya menggunakan 1 gambar dari sepanjang
list kata.
BUKLET KATA
Fungsi buklet kata adalah selain untuk memperlancar
kemampuan membaca, juga untuk melatih anak membaca buku dengan membuka halaman
buku. Gambarannya adalah kumpulan kata-kata yang dijilid spiral.
sumber gambar : peserta, mb Yuni |
sumber gambar : peserta, mb Yuni |
MEMAHAMI FRASA
Frasa adalah gabungan kata yang menduduki fungsi. Tujuannya
adalah memahami makna gabungan 2 kata. Misalnya Ayah (subyek), naik (predikat),
mobil merah (obyek). Nah mobil merahnya merupakan frasa.
Belajarnya dimulai
dari 2 suku kata terbuka misalnya bola merah, topi biru, tiga baju, bola biru.
Baru suku kata tertutup misalnya motor hitam, mobil merah, tujuh bebek, gajah
besar. Untuk membantu visualisasi anak, Mama bisa menggunakan gambar.
FARM GAME
Tujuan permainan ini adalah untuk melatih preposisi
atau hal yang menunjukkan tempat. Misalnya didepan, dibelakang, disamping kiri,
disamping kanan, diatas, dibawah dan lainnya. Mba Vidya saat itu
mengilustrasikan dengan toobs peternakan sebanyak 2 buah.
Hal yang dilakukan
pertama adalah menyamakan asumsi terlebih dahulu tentang toobsnya, ini gudang,
ini pak tani. Teknis permainannya kita ngobrol mengenai peternakan, lalu
memasang pembatas. Kita mulai dengan “coba taruh sapi diatas gudang, coba taruh
pak tani disamping kiri jerami dan seterusnya. Setalah itu dibuka pembatasnya
untuk mencocokkan.
MEMBANGUN KALIMAT
Tujuan pada tahap ini adalah anak dikenalkan tata
bahasa (subyek-obyek-predikat-keterangan), anak mengenal huruf kapital, anak
mengenal tanda baca pada akhir kalimat. Mama bisa dibantu dengan stik es krim
yang diwarna merah, kuning, hijau, biru seperti lagu Pelangi-Pelangi.
Merah
sebagai subyek, kuning sebagai predikat, hijau sebagai obyek, dan biru sebagai
keterangan. Selain stik es krim, Mama bisa membuat kotak yang berisi kata
subyek, kotak yang berisi kata predikat, kotak yang berisi kata obyek, kotak
yang berisi keterangan.
Nah supaya anak tidak bingung memilih kata yang sesuai, maka pilihan kata dalam setiap kotak dibatasi. Misalnya mengoles, pilihan obyeknya hanya roti, mengupas pilihan obyeknya hanya mangga.
Nah supaya anak tidak bingung memilih kata yang sesuai, maka pilihan kata dalam setiap kotak dibatasi. Misalnya mengoles, pilihan obyeknya hanya roti, mengupas pilihan obyeknya hanya mangga.
Belajar hal ini
manfaatnya nanti adalah anak bisa memahami logika bercerita. Tidak mungkin
mengoles padanan katanya baju. Teknis pengajarannya adalah Mama mencontohkan
terlebih dahulu, kemudian menawarkan anak apa mau mencoba, kemudian setelah
anak mencoba baru kemudian membahas kalimatnya.
Misalnya “siapa yang mengoles
roti?” “rotinya dioles dimana?” “apa yang dikupas didapur?”. Sehingga meski
kalimat pendek, anak bisa memahami isi kalimatnya.
saya (kudung pink) lagi latihan membangun kalimat secara berkelompok |
MEMAHAMI KALIMAT
Seperti penjelasan diatas bahwa kalimat adalah
gabungan kata yang diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca.
Huruf kapital ya namanya, BUKAN huruf besar. Pada tahap ini anak belajar sebuah
kartu yang berisi sebuah kalimat.
Tidak lupa disertai gambar. Misalnya “Papa
duduk di kursi.” “Ibu mencuci mobil.”. Nah teknis pengajarannya adalah sama seperti
tahap membangun kalimat.
MEMBACA BUKLET CERITA
Pada tahap ini Mama dibantu dibantu dengan buklet
cerita yang bergambar. Teknis pengajarannya adalah membahas sampul buku. “apa
ya judunya?” “siapa yang menulis?” “siapa sih ilustratornya?”.
Hal ini mengesankan
ke anak bahwa setiap buku pasti ada temanya, ada yang mengarang. Misalnya
buklet cerita tentang naya. Penulis Vidya Dwina Paramita. Halaman pertama
berupa gambar anak membaca buku dan ada tulisan “Naya suka baca buku”.
Setelah
3 halaman, kita tawarkan ke anak apa masih mau lanjut membaca. Kemudian setelah
selesai membaca buklet cerita, membahas isi bukunya. Sehingga manfaat kedepan
anak bisa memahami jalan cerita sebuah buku.
Nah itu tadi penjelasan panjang lebar mengenai
tahapan membaca menggunakan metode Montessori. Wah panjang sekali ya. Karena
dalam pengenalan area bahasa Montessori dilakukan dengan cara yang konkrit. Kemudian berangsur-angsur ke abstrak.
Dari mulai huruf raba, kemudian huruf lepas / LMA, yang akhirnya menjadi tulisan. Bahkan yang awalnya menggunakan miniatur sebagai obyek, lalu hanya gambar, yang kemudian tak ada lagi gambar. Sehingga membaca bukan
sekedar “bagaimana cara membaca”nya, namun ada filosofinya, ada tahapan pra
membaca yang harus juga dibangun dari awal kehidupan anak.
Pun juga masalah menulis, ada tahapan pre writing
skillnya juga yang harus dibangun. Karena menulis itu pekerjaan kompleks. Anak
dapat menulis ketika otot 3 jarinya sudah kuat, ketika otot pergelangan tangan
juga kuat dan siap, ketika koordinasi mata dan tangan bagus, dan ketika anak
memiliki rentang konsentrasi yang panjang.
Pre writing skill ini sangat
penting. Semua yang berhubungan dengan area practical life dan sensori membantu
anak sebelum masuk ke area bahasa.
Yuk Mama, kita tentukan tujuan lalu tentukan rencana
perjalanan.
Tujuan
|
Rencana
|
Menguatkan 3 jari
|
|
Menguatkan pergelangan tangan
|
|
Memperpanjang rentang kosentrasi
|
|
Menguatkan koordinasi mata dan tangan
|
|
Mengenalkan huruf
|
|
Mengenalkan kata
|
|
Mengenalkan kalimat
|
Bagaimana dengan matematika metode Montessori? Itu
dibahas satu pertemuan sendiri. Kemarin sempat mba Vidya mendemokan sebentar
beberapa apparatus matematika. Namun hanya 30 menit sebelum acara berakhir.
Itu sudah bikin kita uwouw sama pengajarannya yang sangat konkrit. Membantu
anak memahami konsep, bukan sekedar angka dan bilangan. Anak pra sekolah bisa loooh gemar penambahan dan pengurangan angka, sampai ribuan. Bahkan perkalian dan pembagian.
Tetaplah follow the child, Mama. Setiap anak memiliki periode sensitifnya masing-masing. Pengajaran baca tulis bisa dimulai sejak pra sekolah jika anak siap. Ingat ya Mama, bukan dengan tujuan 'receh' agar bisa cepat membaca dan menulis.
Tetaplah follow the child, Mama. Setiap anak memiliki periode sensitifnya masing-masing. Pengajaran baca tulis bisa dimulai sejak pra sekolah jika anak siap. Ingat ya Mama, bukan dengan tujuan 'receh' agar bisa cepat membaca dan menulis.
Melainkan agar anak gemar belajar. Selama diajarkan dengan cara yang 'elegan', dimulai dari tahap pra membaca, insyaAllah akan tercapai tujuan jangka panjang kita.
Terimakasih OrtuIndonesia(dot)com yang
menyelenggarakan acara berkualitas untuk para orangtua. Dan Alhamdulillah
pesertanya berangkat dari berbagai latar belakang sehingga kami sama-sama
belajar. Mereka berasal dari Surabaya, Sidoarjo, Malang, Gresik,
Palangkaraya, Bali bahkan Batam. Terimakasih juga untuk mba Vidya Dwina
Paramita sudah berbagi ilmunya buat kami semua. Semoga menjadi pahala jariyah
ya mba 😊
sumber gambar : peserta mb Yuni by grup WA |
Untuk mendalami filosofi Montessori bersama
Montessorian Vidya Dwina Paramita silahkan ikuti Instagram @filosofimontessori
dan @vidyaparamita. Dan ikuti juga Instagram @ortuindonesia untuk meng-upgrade
ilmu sebagai orangtua. Karena menjadi orang tua tidak ada sekolahnya. Sementara belajarnya
harus tanpa henti.
Maria Montessori mengatakan “melihat jadi membaca,
meraba jadi menulis”.
Selamat mendampingi buah hati membaca dan menulis, Mama 😊
Selamat mendampingi buah hati membaca dan menulis, Mama 😊
Baca juga tulisan saya yang lain :
Mengenal Metode Montessori ,
Belajar (lagi) Metode Montessori dan
rekomendasi buku anak Montessori
Mengenal Metode Montessori ,
Belajar (lagi) Metode Montessori dan
rekomendasi buku anak Montessori
Gresik, 25 November 2017
Menulis adalah untuk mengingat materi. Juga untuk mengingatkan diri.
Ibu yang sedang belajar dan bertumbuh bersama Luigi
Beberapa kali saya mengikuti webinar persiapan pramembaca, tapi belum kesampaian ikut yang teknis membaca. Alhamdulillah dapat banyak sekali pencerahan dari tulisan Mbak Septi ini. Semoga jadi amal jariyah yg tak putus-putus ya mbak :)
BalasHapusamin, makasih banyak doanya ya mba :) semoga bermanfaat
HapusTerimakasih mbak atas tulisannya, sangat menginspirasi untuk mengajarkan anak- anak membaca dengan metode montessori ini...
BalasHapus