Hai semua, sebenarnya aku nulis ini dalam keadaan ngantuk, tapi
daripada aku entar lupa. Aku rasa kejadian ini adalah penting, gpp meski lagi oleng tetap ditulis hehe.
Jadi ceritanya hari ini (29/10) aku ke Surabaya, karena Bu
Okina Fitriani founder Enlightening
Parenting (selanjutnya disebut EP) mampir kota Pahlawan sebelum beliau bertolak
ke Pasuruan, Jawa Timur.
Membelah kemacetan jalan utama, sekitar 28 alumni EP berduyun-duyun
ke BeSS Mansion Hotel, Jalan Raya Jemursari 15A, Wonocolo Surabaya.
Yang kerja memilih cuti, yang ibu rumah tangga ninggalin cucian dan gunungan setrikaan, demi bisa dialog sama Bu Okina. Sing wedi panas, ya akhirnya keluar rumah juga melawan matahari yang jaraknya sekilan dari kepala. Huaaah😖. Rapopo aku kuat. (ngaca sambil olesin sunscreen) 😍
Super duper tengkyu buat duo Ratu (halah ketahuan lahir tahun berapa wkwk, awas nyanyi TTM). Eh salah. Makasih buat duo kakak adek kesayangan kita semua, karena pertemuan ini digagas oleh mbak Rininta Mahda dan mbak Elfira Mahda. Loph kalian sekebon mbak-mbak. Muaaah 😚
Sehingga Bu Okina mau digangguin bentar meski beliau jadwalnya
sepadat Waru-Gedangan pas jam berangkat kerja. Sungkem dulu nggih Bu, selamat datang di Surabaya. (salim
Bu Okina yang selalu langsing *sambil elus-elus perut sendiri yang penuh gajiiih). *besok ekye diet 😜
Halah iki mukadimah suwine 😏. Panjang kali lebar sama dengan
luas. Maklum gaes, sumpah aku ngantuk huhu.
Kalimat Bu Okina yang di Highlight
Kalimat yang meluncur dari bibir mungil Bu Okina itu kayaknya
mengalir, kadang kita nerimanya juga sambil ngakak, namun jika diresapi lagi bisa
bikin bulu kuduk merinding euuuy. Sumfaaah.
Kayak gini misalnya. Entah saat menjawab pertanyaan apa, Bu
Okina bilang jika ada sesuatu perilaku keliru, selalu tanyakan pada diri sendiri
“besok kalo ditanya Allah jawab apa ya?”,
Kalimat ini saat Bu Okina mengingat celetukan putranya
tentang keputusan beliau meninggalkan karir sebagai manajer dan ikut suami ke
Saudi Arabia membawa dua anak yang masih kecil-kecil. Pertanyaan ini terpantik
dari gambaran putranya yang ingin punya istri yang sama-sama sukses sama
dengannya “nanti”.
Bu Okina menjawab dengan sangat bijak bahwa ketika beliau sudah
menikah, artinya udah menyatakan bahwa suami adalah sebagai imam. Dengan sekeluarga pindah ke Saudi, Pak
Ronny punya kesempatan untuk memiliki karir yang lebih baik,
“sehingga tidak mungkin mama memisahkan anak-anak mama dengan Bapak karena LDR. kira-kira kalau mama ditanya sama Allah, mama jawabnya
gimana ya?” beber Bu Okina menjawab anaknya.
Sumpah ini bikin jleb banget. Huaaaah 😩😭.
“Jika istri sudah dicukupi kebutuhan, trus memilih misahin
anak dan bapaknya demi aktualisasi diri, sehingga menyebabkan peran ke Ayah-an
kurang, trus anak jadi bermasalah, aku jawab ke Allah gimana?” tambahnya.
Kraaaaayyyyyy 😭😭😭
Selain itu ada kalimat ini
“Bersungguh2lah jadi
orangtua. Kalau kita lihat hirarki peran kita, kerjaan kita tiap hari ya melatih
anak. Ada kurikulumnya yang jelas.”
“Semakin pinter
anak, semakin ngos-ngosan jadi orangtua”
“Terlalu banyak hal
baik yang bisa disyukuri, termasuk ontime ke lokasi hotel, kenapa kok nggak
nabrak becak, misal.”
Huaaah, ini juga bikin merinding eyyyy. Jalanan Gresik
Surabaya pagi itu super padat. Aku mepet pula berangkatnya. Tapi tetep nyampe BeSS
Mansion Hotel ontime looooh. Jadi nggak
ketinggalan satu kalimat pun dari istri Pak Ronny Gunarto yang awet muda ini.
“Manage anak anak
itu seperti manage perusahaan, semakin professional kita me-manage anak, maka
semakin mudah dia adjust kehidupannya”
“Anak defensif tanda
anak berfikir”
Menyikapi anak “bermasalah” fokus sama diri sendiri. Misalnya
saat anaknya Bu Okina di sekolah pas selesai ngerjakan tugas trus gangguin
temen, Bu Okina pro aktif bikin worksheet
tambahan, kasih ke guru. Alih-alih nyalahin anak dan gurunya, justru
emaknya yang kreatif kasih kesibukan tambahan.
Selain itu adalagi sebagai pengingat kita. Bahwa teteplah Bersyukur
dulu ketika anak mau cerita MESKI dengan cara pakai surat. Apresiasi. “mama
sudah baca suratnya, makasih ya, emang iya kadang mama suka lupa, jadi seneng
ditulisin seperti ini”. Anak mau komunikasi sama kita apresiasi.
Bersyukur juga anak sudah tertarik pada lawan jenis, tanda
normal. Tertarik pada lawan jenis boleh, yang tidak boleh perilaku dan interaksinya.
Maka, ajarkan anak memilih pasangan. Apa yang boleh dan tidak boleh. Diskusi sama
anak, sukanya karena apa, fisik putih, boleh kalau di Islam dari penampilan.
Kunci mengelola emosi adalah latihan. Kalau masih emosi,
dikutuin apa sih kekecewaan kita? Kecewa pada apa? Kecewa sama suami? bereskan. Kecewa
pada anak? Yuk forgiveness Kecewa pada ortu? Gassskan forgiveness dan editing VAK. Buat
alumni EP, cek modul 10 EP.
Tentang Uang Jajan
Usia 7 tahun. Anak yang terbiasa jajan bikin nggak bisa membedakan
kebutuhan dan keinginan. Apalagi jika kita sudah mengatur gizi anak, makan yang
baik, tidak UPF, dan lainnya. Ultra Processed Food (UPF) adalah makanan yang telah
mengalami banyak proses pengolahan dan ditambahkan zat aditif dalam jumlah
besar.
Kalau bisa bocil kita ini nggak dibiasakan ke Indoapril
sebagai hiburan. Kantin sekolah pun kalo bisa menunya diatur oleh sekolah,
makanan apa yang boleh, masak sendiri dan di cek layak nggaknya, gizinya, dan
disesuaikan harganya.
Jika sebagai pengurus sekolah bisa disampaikan kepada
sekolah. Hanya bahannya saja yang berbeda, penjualnya tetap.
Earn a Living
Earn a living itu gampangnya adalah anak mendanai sebagian
aspek kehidupannya diluar kebutuhan dasarnya.
Kalau usianya masih 8 tahun dan dapat duit dari ngelomba ya
ditabung aja dulu. Baru deh entar usia baligh tahun diajari budgeting,
rencananya duitnya buat apa aja? Misalnya sekian persen buat tabungan, buat
sedekah, sekian persen buat kuliah dan lainnya.
Bu Okina membocorkan, putra pertamanya selama kuliah di UK
sangunya cuma 250 poundsterling atau setara 5 juta rupiah per bulan. Sementara
beliau mendapat bisik-bisik dari temennya bahwa duit saku anak kedokteran UGM
aja bisa sampe 9 juta.
Kenapa bisa? Karena si mas selain fokus belajar juga menjadi teacher assistant yang per jam dibayar 15
poundsterling. Kadang ada kerjaaan freelance mengenai coding juga.
Jadi anak yang sudah baligh dilatih cari akal untuk mendapat
tambahan uang dan tanamkan bahwa cari uang itu mudah karena rezeki Allah itu
luas.
Balik lagi ke konteks atlet, tujuan atletnya nanti apa? Sebagai
hobi apa sebagai profesional. Itu juga harus dimatangkan.
Belief, Value dan Attitude
Apa itu? Bagaimana menanamkan keyakinan terhadap diri anak kita, membangun nilai-nilai, dan sikap. Makanya penting punya visi misi keluarga, karena darisanalah apa yang mau kita tanamkan kepada anak. Lalu diurutkan sejak anaknya masih kecil.
(Baca juga : Cara Bikin Visi Misi Keluarga ala EP)
Contohnya
Belief : menanamkan cinta
pada keyakinan kita, pada agama.
Kalau dikeluarga Bu Okina nomer 1 yang ditanamkan adalah kecintaan
dan keyakinan pada hari akhir bahwa itu ada. Hari pembalasan itu ada. Karena
itulah yang akan menjaga. Dan Allah itu maha adil.
Apalagi hari ini kadang orang salah gak harus dihukum di
dunia jika ia memegang kekuasaan dan hukum. Tapi di akhirat nggak mungkin.
Ibu 2 ini juga cerita dulu pas masa kecilnya denger cerita di
neraka manusia disiksa Allah luar biasa, tubuhnya dibakar lalu ditumbuhkan
lagi, padahal Allah maha pengasih dan penyayang. Salah apa sihhh sampe
digitukan?
Untuk yang muslim, jika kita sudah syahadat artinya kita menerima
seutuhnya apa perintah dan larangan Allah. Syahadat itulah yang menjadi belief
kita.
Valuenya : tentunya Taat,
Syukur, Meningkat dan Manfaat.
Value taat, jika 5 tahun dimulai dari taat aturan rumah
misalnya meletakkan sepatu dan nggak usah seperti camp militer. Value taat ini
untuk semua lini dan harusnya tidak bertentangan antara aturan Tuhan dan
negara.
Attitudenya : tentang Adab
Bu Okina mencontohkannya dengan membuat Adab the Gunarto dan didefinisikan. Sebagai asumsi suaminya Bu Okina namanya Pak Ronny Gunarto.
Misalnya bagaimana adab dengan orang tua, adab dengan guru,
kakek nenek, dengan teman, bagaimana ketika ada tamu. Adab memuliakan tamu
menjadi rule the Gunarto.
Jika mengenai defisini adab ada perbedaan antar fiqih maka
ditetapkan keluarga kita memutuskan yang mana, lalu sosialisasikan kepada
seluruh anggota keluarga.
Ketika anak kecil dipaksakan, ketika anak sudah besar baru
diskusi dengan mereka. Tapi awalnya ortu sudah punya pijakan yang mana dan
pendasarannya, baru tanyanya “kamu punya pandangan lain nggak?”
The Gunarto alias keluarga Bu Okina sudah satu suara mengenai
investasi, pandangan tentang musik, qunut dan banyak hal lainnya.
Beda sama keluarga lain nggak papa. Ketika anak-anak sudah
punya keluarga sendiri, mereka juga boleh menegakkan fiqih yang sesuai
keyakinan mereka sendiri.
Setelah memahami belief, value dan attitude, kita breakdown
sesuai tahap perkembangan.
Kuncinya attitude
adalah teladan dan dilatih dengan briefing and role playing (BRP), yang di BRP
kudu bahagia, kitanya kudu menarik, nada bicaranya, mimik muka menyenangkan. Dan sekali lagi, definisikan. Bukan menggunakan
kalimat umum, jadilah anak yang manis, yang baik.
Misalnya nih anak usia 5 tahun tahap bahasa, maka jika ortu ingin memasukkan kecintaan pada adanya Allah, biasakanlah berterima kasih pada Allah. Jadi anak tahu Ayah dan Mamanya sering mengucapkan kalimat yang mengingat pada Allah. Setelah mandi, Alhamdulillah ya Nak, ada air, jadi kita bisa mandi, tubuh menjadi bersih.
Termasuk memahami bacaan shalat dan memahami arti ayat-ayat pendek yang sering dibaca. Ini aku tambahkan juga ya, kelimat Bu Okina dari grup alumni EP (29/10).
mengajarkan arti itu bukan sekadar terjemahan, namun kaitkan dengan kehidupan sesuai usianya. Seperti surat Al Fatihah ayat ke 4, maaliki yaumiddin artinya pemilik hari pembalasan. Tentu untuk anak usia 4 dan 12 tahun berbeda penjelasannya. Saat di mana kalau kamu nakal nanti kamu dibakar, kalau habis kulitnya ditumbuhkan lagi lalu dibakar lagi. ATAU. Saat di mana Allah akan membalas kebaikan dengan kebaikan dan keburukan dengan keburukan. Yuk dari sekarang kita membiasakan berbuat baik biar kelak kita punya tabungan kebaikan yang banyak.
Usia 5-12 tahun terjadi instaling BVA dan ketika 15 tahun
sudah ada ciri-ciri BVA keluarga, anak udah mencerminkan The Gunarto banget
istilahnya.
Children Safety
Anak suka main pisau, bukan anaknya yang keluar rumah dengan di sekolahkan. Sumber masalahnya yang diselesaikan. Pisaunya yang diamankan, beres.
Termasuk children safety lainnya. Tangga dipagerin, pojokan meja dikasih
pelindung, naruh cairan obat pel, naruh pensil di tempat aman, dan lainnya.
Anak Ngroweng Rawan Jadi Mental Korban
Kali ini mbak Elfira nggak ketinggalan sharing kesuksesannya bikin keriangan suasana pagi di rumahnya. Sebagai asumsi bahwa sesuai kesepakatan bersama
ketiga anaknya, berangkat sekolah jam 06.05 mobil gas.
Nah, yang menjadi masalahnya adalah anak ketiganya suka buru-buruin kakak-kakaknya. Apa ya istilahnya ngroweng gitu aja deh biar gampang. Kayak buru-buruin padahal kenyataannya kakaknya ontime (sebelum 6.05 udah ready).
Lama-lama, kakak kembarnya ini juga jadi seneng jika adeknya mulai ngroweng.
Kakaknya terpancing menunggu dicerewetin.
Ternyata hal seperti ini bisa berdampak si adek bermental
korban. Merasa yang salah oranglain dan aku yang lebih baik.
Setelah konsultasi sama Bu Okina, mbak Elfira gercep
ngumpulin ketiga anaknya. Pertama yang dilakukan adalah minta maaf, menjelaskan
bahwa jika kondisi pagi yang ngroweng
itu berdampak pada nggak fokus sama diri sendiri tapi fokus pada kesalahan orang
lain, dan mereka bikin kesepakatan baru.
Sepakat komitmen untuk tanggung jawab termasuk bangun dan mandi, kalau ada yang ngereweli hukumannya adalah push up.
Hari pertama malah emaknya yang push up, dong. Hehe.
Selanjutnya setiap pagi sang adek diem, dan kakak-kakaknya juga tetap ontime. Karena
keberhasilan ini, di mobil mereka bertiga diapresiasi mba Fira.
Empati Kelelahan Anak
Jika pagi hari yang sejuk, tiba-tiba anak nangis dan nggak mau masuk sekolah,
jangan langsung labeling tantrum. Mungkin itu adalah wujud kesedihan atau
kekecewaan mendalam. Tanya ke anaknya pas emosi netral. Bukan pas lagi nangis.
Bu Okina juga mengingatkan bahwa beban anak SD sekarang berat. Banyak anak SD yang mudah marah karena hal ini. Apalagi jika kondisinya anak usia 8 tahun, sekolahnya full day pulang jam setengah 4. Tentu anak rawan stress.
Belum lagi, sudahlah lelah
sekolah, eeeeeeeh di rumah masih harus ada target hafalan, di tes pula sama
emak bapaknya. (*anak kibarkan bendera putih 🏁, lalu pingsan 😴)
Cara mendukung anak kondisi seperti ini adalah empati
kelelahannya. Dengarkan anak, tanyakan padanya perasaannya saat kondisi netral.
Di rumah, mama atau Ayahnya yang membaca surat dan si anak yang menyimak
bacaan.
Omong-omong, sekalian aku juga tanya karena berhubungan. Tentang Luigi
yang mendalami catur. Aku bilang, yang awalnya catur dari hobi, karena sekarang
dia atlet catur, seakan-akan ada tuntutan kalau turnamen harus
menang. Meski emak bapaknya nggak pernah menarget apapun, karena kami juga
nggak bisa catur.
“yang mengharuskan siapa? Saya rasa pelatihpun juga tidak
akan mengharuskan menang namun memberikan berbagai macam strategi. Jangan-jangan
harus menang itu hasil asumsi mamanya. Selama anaknya mau latihan dan merasa
enjoy dengan catur ya dilanjutkan. Orangtua juga mendukung dengan ngasih makan
bergizi” kira-kira begitu jawaban Bu Okina.
(Baca juga : Luigi juarai I Grow Cup Chess Competition)
Untuk pembahasan sibling rivalry dan toilet training tidak
aku catat karena Luigi 8 tahun, masih anak tunggal pula hehe. Teman-teman bisa
membaca di IG atau blognya Bu Okina ya udah dibahas tuntas setajam silet.
***
Atas ide mbak Dhia, kita semua rencana kasih kenang-kenangan kepada
Bu Okina secara kolektif. Apalagi barusan Bu Okina juga ulang tahun. Sebenarnya
Bu Okina ngelarang kita bawain oleh-oleh karena beliau nggak ada bagasi. Tapi ngelarangnya
pas kita udah setuju hehe.
Jadi dipilih yang gampang dibawa yakni hijab. Hijabnya pun
special karena produk UMKM dari alumni EP mbak Nysa Febianti dengan brand Kerudung Baik. Semoga Bu Okina suka ya.
foto TBS, soalnya kalau pakai foto sekarang udah kek angka 10 kalo jejeran 😑 |
Mungkin segitu dulu ya catatannya di acara Tanya Jawab
Bersama Okina Fitriani. Yang pasti, semoga Bu Okina dan keluarga diberikan
kebahagiaan dunia dan akhirat. Terima kasih segala pencerahan tadi pagi, nggih Bu.
Pikiran peteng dadi
mak kemebyaaar. Padhang Jingglang.
Cahaya itu datang dari pojokan ruang lavender lantai 9 BeSS Mansion Hotel, ternyata.
Semoga semua urusan Bu Okina di Pasuruan lancar dan menjadi
barokah demi keberlanjutan jalan kebaikan. Dan semoga kita semua bertemu dan bisa
mereguk ilmu dari seorang Okina Fitriani lagi dan lagi. Amin.
Keren mb tulisannya, saya juga pingin bisa buat blog kayak gini tp otak sptnya sudah terlalu lama tdk digunakan untuk yg spt ini karena berada di zona nyaman alias mageran..
BalasHapusMakasih Kak. Banyak tutorial bikin blog Kak, gratis pula hehe. Ini aku nulisnya juga pas lagi mager dan ngantuk kok sebenarnya. Tapi kalimat seorang Okina Fitriani terlalu berharga untuk ngowos begitu saja.
HapusJazakiklah mbak share catatannya, Alhamdulillah jadi bisa merasakan refresh materi2 EP 😍🥰
BalasHapusجزاك الله خيرا
BalasHapus