Ketika mendampingi
Luigi saat terjadi lonjakan kasus Korona, melihat sendiri ramenya 2 IGD rumah
sakit besar dua Surabaya. Rasanya harus segera berburu vaksin. Dalam tempo sesingkat-singkatnya. Pokoknya kudu cepet dapet.
(Baca juga : Luigi sakit parah di tengah pandemi)
Sebenarnya aku dan suami
udah pernah didaftarkan Ibuku untuk vaksin di Puskesmas Banyu Urip. (btw karena
Ibuku sebagai Bu RT). Tapi puskesmas saat itu fokus pada usia diatas 18 tahun
yang punya kartu BPJS atau kartu KIS. Khususnya yang dibayar pemerintah kota.
Juga lansia untuk dosis kedua.
Sementara aku nggak
punya BPJS Surabaya. Makanya aku pikir kayaknya bakalan lama, meski aku tahu
semua warga Surabaya bakalan di vaksin, sampe didatangi di rumahnya. (ini aku
tahu sendiri ya, dokter dan bidan door to door ke rumah lansia di
kampungku yang belum vaksin).
Kondisi akhir Juni hingga Juli nggak pernah terprediksi bahkan oleh pemerintah. Khususnya hantaman varian virus Covid-19 baru yakni varian Delta yang lebih menular. Aku inget terjadi lonjakan kasus, dan (katanya) menjadi gelombang kedua pandemi. Oksigen dimana-mana habis, bahkan permintaan donor konvalesen plasma darah beruntun dan hampir nggak berhenti di WAG maupun media sosial.
Betapa berita
kematian bertubi-tubi, bahkan semakin dekat dengan circle kita. Tetangga
kanan rumahku yang baru saja ngabarin kalo beliau kena Covid-19, nggak sampai
seminggu harus menghadapNya. Tetangga depan rumah pun juga meninggal.
Makanya selain taat
protokol kesehatan 5 M, ikhtiar lainnya untuk bisa dilakukan adalah cari
vaksin. Hal ini juga bagian dari membentuk herd immunity. Memang baru
akan tercapat jika minimal 70% populasi masyarakat Indonesia sudah di vaksin.
Mengapa Harus Memilih Divaksinasi Covid-19
Vaksin bukan bikin kita jadi hulk yang nggak terkalahkan oleh zombie Korona. Bukan itu. Vaksin bisa melindungi orang di sekitar kita.
Nggak semua orang bisa
divaksinasi, ada beberapa orang dengan penyakit tertentu yang nggak boleh di
vaksin, termasuk anak-anak dibawah usia 12 tahun. Salah satunya anakku –Luigi- masih
berusia 5 tahun, sehingga “belum bisa” diproteksi dari dalam tubuhnya.
Saat kita berkesempatan bisa divaksinasi, risiko tubuh untuk terinfeksi berkurang, sehingga meminimalisir orang lain untuk tertular.
Makanya vaksin nggak hanya
melindungi diri, namun juga orang-orang yang nggak memungkinkan untuk divaksin.
Jadi vaksin ini untuk melindungi sesama juga ya.
Tapi kok masih ada
yang tetap kena Covid setelah vaksin? Ya memang (belum) ada vaksin Covid-19
yang efikasinya sampai 100% melindungi tubuh.
Ibarat kita naik
sepeda motor meski pakai helm juga bisa saja kecelakaan, tapi yang penting kita
siapkan saja semua alat keselamatan. Kita ini sedang perang dengan musuh yang nggak
kasat mata, dan vaksin adalah salah satu ikhtiar kesehatan untuk membentengi
diri dari virus penyebab Covid-19.
(Baca juga : Ini masa pandemi, Nak)
Ternyata Allah
kasih jalan, ketika aku butuh segera vaksin, di suatu siang temanku Nikolas dari
komunitas Love Suroboyo share fotonya di WAG bahwa ia barusan vaksin di
Polrestabes Surabaya. Katanya cepet, tempatnya nyaman dan nggak terlalu antri. Disediain
minum pula :D
Aku pun langsung japri, dan dikasih tahu kalo kudu daftar di link polisi.me yang disediakan. Pas aku buka, ternyata kuota sudah penuh. Jatahnya per hari 1.000 vaksin dan nggak bisa daftar on the spot. Katanya entar pas masuk ditanyai nomor antrian berapa.
Nggak kehilangan akal, aku sengaja nggak tidur cepat. Tepat jam 00.01 WIB
setelah Cinderella ninggalin sepatu kacanya, aku langsung isi link dan taraaaaa,
berhasil. Akupun juga daftarin suami. Alhamdulillah nggak ada kendala signal.
Kami dijadwalkan vaksin pertama tanggal 7 Juli 2021. Beruntung banget masih berKTP Surabaya, jadi dapet kesempatan vaksin lebih cepat daripada nunggu panggilan Puskesmas.
Tiba
hari H aku siapin sarapan buat Adit, sementara Luigi dititipkan di Ibuk. Foto
copy KTP dan pulpen nggak ketinggalan kami bawa. Baru aku tahu bahwa stok
vaksin di Polrestabes adalah Sinovac.
Mengenal Vaksin Sinovac
Vaksin Sinovac juga
dibilang CoronaVac sudah dapet ijin penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat
dan Makanan (BPOM) RI. Isi vaksinnya adalah virus SARS Cov type 2 yang udah
nggak aktif. Jadi kalo disuntikin bisa macu kekebalan tubuh kita terhadap
infeksi Covid-19.
Vaksin Sinovac
dikasih ke masyarakat usia 18-59 tahun sebanyak 2x dengan jarak 14 hari. Dosis
sekali suntik adalah 0,5 ml. Beda durasi ketika disuntikkan pada golongan usia
60 tahun keatas, tetap 2x tapi dengan jarak 28 hari. Vaksin dari Cina ini juga
halal, dan disetujui untuk ibu hamil dan menyusui.
Menilik dari kajian keefektifan Sinovac dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan, menunjukkan jika dapet dosis Sinovac lengkap maka bisa mengurangi risiko sakit Covid-19 hingga 94%. Bahkan juga bisa mencegah sekitar 96% risiko perawatan karena Covid dan mencegah kematian sebesar 98%. (Sumber : https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/berita-utama/20210512/1937767/kajian-cepat-kemenkes-vaksin-sinovac-efektif-cegah-kematian/).
Semua penelitian ini tentu akan terus berkembang ya. Namun menurutku vaksin ini
udah bagus sebagai benteng diri dari serangan makhluk tak kasat bernama Korona
ini.
antri vaksin dosis pertama no 853, mantap :p |
Dari postingan di feed dokter spesialis penyakit dalam @drjeffaloys (https://www.instagram.com/drjeffaloys/) tanggal 28 September 2021, menyebutkan bocoran hasil studi terbaru Sinovac di negara tetangga, Malaysia. Bahwa Sinovac masih efektif untuk serangan varian Delta.
Setelah dosis kedua
bisa 83,5% mencegah covid bergejala ringan, 86% bergejala sedang, dan 89/86%
mencegah Covid bergejala berat. Sehingga Sinovac sangat efektif ngurangi angka
perawatan di ICU jika kena Covid padahal udah vaksin.
Tahapan Vaksinasi di Polrestabes Surabaya
Nyampe depan Polrestabes sudah banyak polisi yang mengarahkan. Entar dikasih selebaran yang bisa diisi selama antri. Selebaran itu adalah data pasien yang akan divaksin dan Kartu Kendali Pelayanan Vaksinasi Covid-19. Aku dapat nomor antrian 853.
Wow, itu lapangan Polrestabes yang biasanya sepi, bisa penuh manusia. Terakhir aku kesini pas blusukan bareng komunitas Love Suroboyo.
(Baca juga : Blusukan Kampung Eropa Surabaya)
bersyukur ngantri di lapangan ada tempat duduknya gini saat vaksin dosis 1 |
Antrian pertama di
lapangan kita -para calon pasien vaksin- bisa duduk. Sistemnya ya duduk maju gitu.
Jadi kayak duduk bentaran aja, karena kudu terus maju sesuai antrian. Tapi
lebih baik sih, daripada antri maju dalam kondisi berdiri. Jangan tanya cuaca
Surabaya kala itu. PANAS KENTANG KENTANG :D
Entar duduknya per tenda. Ada tenda A-C kalo nggak salah. Kalo sudah di tenda C baru bisa masuk gedung Graha Bhara Daksa tempat vaksinasinya.
Di samping kanan kiri
tenda banyak disediakan minuman kemasan gelas. Cuma karena sampahnya nggak mudah ditemukan,
jadi banyak orang-orang yang buang bekas minuman kemasan sembarangan. Hiks
Oia, di dalam
gedung tetap antri lagi ya. Antri skrining pakai Kartu Kendali Pelayanan
Vaksinasi Covid-19 yang dibagi di gerbang awal antrian Polrestabes. Ada
beberapa data yang dibutuhkan oleh petugas medis untuk menentukan apakah kita
lolos vaksin apa nggak.
Data itu misalnya
suhu tubuh, kalo lebih dari 37,5 derajat celcius vaksin ditunda dulu, terus di
cek tekanan darah, ditanya punya alergi nggak, lagi sakit batuk pilek kah?,
sedang hamil nggak, mengidap penyakit autoimun apa nggak, dan pertanyaan tambahan.
Bagi lansia usia
diatas 60 tahun misalnya apakah ngerasa kesulitan naik 10 anak tangga, sering
kelelahan apa nggak, dan lain-lain. Pokoknya saranku sih, jujur saja dalam
mengisi selebaran ini atau pas ditanya petugas. Dan yang nggak kalah penting,
BENAR dan JELAS menulis nomor ponsel biar segera dapat sertifikat, HAHA.
tuh kelihatan tenda di belakangku, jadi nggak kepanasan |
Alhamdulillah
diperlakukan sangat baik meski kita sedang di lingkungan Polri. Bahkan kalo
ngajak anak, termasuk ibu menyusui dan lansia – nggak perlu antri. Langsung aja
bablas di gedung Graha Bhara Daksa. skrining, di cuzzz lengannya dan
pulang deh.
Tapiiiiii kondisi ini jauh berbeda dengan vaksinasi dosis kedua. Kebetulan aku mundur dari jadwal seharusnya, jadi aku dateng 14 Agustus 2021. Sejak masuk gerbang Polrestabes antrian mengular di lapangan tanpa ada kursi buat duduk lagi, hiks.
Panas euyyyy, berasa upacara bendera deh. Untung aja aku udah persiapan dengan
pakai sunblock wajah, masker 2 lapis, termasuk bawa topi. Tapi nggak
sampe pakai payung :p
vaksin dosis kedua antriannya kayak ikutan upacara bendera jaman sekolah, panas dan berdiri lama |
Disaat kaki sudah capek berdiri, kena terik matahari pula, aku duduk di rumput-rumput pinggir lapangan dan ternyata ditegur sama salah satu bapak polisi. “mbak, jangan duduk mbak” oiiii pak saya pegel dan kepanasan, teriakku dalam hati. Nggak disediakan air minum seperti saat dosis pertama pula. Jadi penjual air minum kemasan botol lima ribuan laris manis.
Aku bersyukur terbiasa membawa botol minum sendiri. Jadi bisa glek glek dalam waktu singkat (karena kudu melorotin masker bentar).
Nggak disediain minuman dus-dusan lagi apa mungkin karena kejadian vaksin dosis pertama yang menyebabkan sampah sisa minum orang-orang ya? Ya sih, waktu itu banyak sampah minum kemasan berukuran gelas yang berceceran. Jadi sangat mengotori lingkungan Polrestabes. Semoga sampah-sampah itu nggak berakhir di laut -.-
Namun apapun keadaan antrian, aku kudu sabar dan ikhlas karena
dapat vaksin gratisan gini aja udah ucap Alhamdulillah. Masih banyak orang yang
nggak bisa di vaksinasi. Betul apa betul?
topi dan masker menyelamatku dari sengatan sinar matahari :) |
Efek Samping Setelah Dapat Vaksin Sinovac
Vaksin bisa bikin
reaksi yang nggak diinginkan seperti Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI). Misalnya demam diatas 37,8 derakat celcius, sakit kepala atau nyeri otot, mual dan
muntah, menggigil, rasa lelah, nyeri sendi, nyeri pada lengan di tempat
suntikan dan lainnya.
Oleh sebab itu
setelah disuntik, kita nggak boleh langsung pulang tapi disuruh tunggu minimal
15 menit, buat liat reaksi tubuh. Pasti ada nomor telepon petugas kesehatan
yang bisa dihubungi bila terjadi sesuatu.
masuk ke Graha Bhara Daksa baru deh adem karena ruangannya ber-AC |
Ketua Komnas KIPI
Prof Hindra Irawan Satari menegaskan bahwa nggak ada kasus meninggal karena
vaksinasi Covid-19, apalagi ada dugaan karena vaksin Sinovac. Ternyata setelah
diselidiki lebih lanjut, kematian tersebut nggak terkait dengan vaksinasi. (sumber
: https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/berita-utama/20210520/4537800/komnas-kipi-tidak-ada-yang-meninggal-karena-vaksinasi-covid-19/)
Rasanya setelah Dosis pertama
Dulu waktu kita
kecil setelah divaksin pasti panas ya. Dan jadinya rewel mulu. Nah beda sama
vaksinasi Covid 19 yang aku dapat ini. Nggak panas dan nggak rewel (yaelah mau
rewel sama suami ingat umur lah wkwk).
Yang dirasakan bawaannya
ngantuuuuuk berat, pokoknya pengennya bobok mulu. Selain itu laper
terus. Jadi makan adalah solusi jitu. Cuma tangan bekas suntikan masih kemeng,
alias nyeri. Bahkan buat gerak saja sakit, selama 3 harian. Emang manja nih lengan. Duh...
Senengnya adalah
setelah vaksin 7 Juli, eh tanggal 10 Juli udah dapat sms dari 1199 untuk dapat
tiket vaksin kedua dan dapat link sertifikat vaksin Covid-19. Horeee
bisa nge-mall. EH :p
Rasanya setelah Dosis kedua
Beda saat dosis
kedua, tangan nggak nyeri selama berhari-hari seperti yang pertama. Ya cuma
nyeri setelah disuntikkan itu saja. Nggak lapar dan nggak ngantuk. Biasa saja.
Bahkan dosis kedua
ini aku berangkat pakai sepeda motor, dan nggak masalah tuh sama lengan ketika
menyusuri polisi tidur. Dan aku juga lagi menstruasi, ternyata ya nggak ada
efek apapun. Aman deh.
Tips sebelum Vaksin Covid-19
1.
Pastikan kita dalam keadaan sehat
Minimal
nggak demam, batuk atau pilek. Kalo demam pasti sudah kena skrining dan nggak
lolos vaksin.
2.
Istirahat yang cukup
Kita
nggak tahu kondisi antrian seperti apa, meski sekarang banyak orang yang sudah
di vaksinasi.
3.
Jangan lupa sarapan dari rumah
Biar
nggak oleng, harus sarapan ya. Makan apa saja deh, nggak harus makan berat.
Pokoknya perut terisi.
4.
Bawa pulpen dan foto kopi KTP
Ini
nggak boleh ketinggalan, siapin sejak malam dan taruh tas.
5.
Paham lokasi dan dimana tempat parkir
Ini aku
dan suami bingung ketika depan Polrestabes Surabaya Jalan Sikatan penuh dengan sepeda motor.
Lha terus parkir mobilnya dimana ini? Alhasil kita muter lagi. Ternyata parkir
mobilnya di gang samping Polrestabes Jalan Cendrawasih, tapi lewatnya Jalan
Merak.
6.
Siapin duit parkir
Tips saat Vaksin Covid-19
1.
Rileks saja, nggak usah tegang sama jarum suntik
Jika
trauma jarum suntik, bayangkan aja bahwa jarum suntik adalah alat pencubit
kulit. Jadi anggap saja kamu sedang main cubit-cubitan di tempat vaksin. Lucu
kan? Enggak ya? Yaudah :p
Jangan
fokus sama jarumnya, fokus selfie aja :p
2.
Swafoto alias selfie
Vaksin
di Polrestabes ini termasuk vaksin massal alias kuota vaksinnya ribuan.
Sehingga kami semua nggak dapat bukti apapun bahwa kami sudah vaksin. Nggak
dapat bukti tertulis seperti kartu vaksin.
Makanya jangan lupa selfie di tempat vaksin. Hal ini ternyata menjadi bukti saat datang vaksin kedua. Suamiku hampir nggak bisa masuk karena nggak bisa nunjukin sms sertifikat dari 1199 (maksudnya bingung nyarinya kudu skrol lagi, meski sudah dapat sms).
Ternyata sama polisi yang jaga disuruh bukti foto vaksin pertama di Polrestabes. Baru
deh bisa masuk. Aneh tapi nyata :D
Jadi kalo ikutan vaksin massal, mending sms dari 1199 di print aja, atau pastikan di skrinsut biar gampang nyarinya pas disuruh nunjukin tiket vaksin kedua. Karena syarat vaksin kedua di Polrestabes adalah yang vaksin pertamanya juga kudu disitu.
Selain
itu foto di tempat vaksin juga bisa buat pamer di media sosial bahwa kita sudah
vaksin :p nah kalo ini aku sih :D
Tips setelah Vaksin Covid-19
1.
Makan dan banyak minum air putih
Yakinlah
setelah antri vaksin bikin laper, jadi supaya tenaga kembali kuat jangan lupa
makan ya. Terus gelontor tubuh dengan air putih ya.
2.
Istirahat cukup
Biar
kondisi fit setelah vaksin, sempatkan istirahat ya :)
3.
Untuk dosis kedua pastikan sesuai jadwal ya
Jangan
lupa lingkari kalender atau pasang pengingat di ponsel.
4.
Siapkan paracetamol
Jaga-jaga
bila terjadi demam atau nyeri pasca vaksin. Seperti Ibuku yang ternyata
langsung demam dan lemes pasca vaksin. Pokoknya beliau sampe nggak bisa
ngapa-apain selama 1 hari.
makasih Polrestabes Surabaya telah menyelenggarakan vaksin massal untuk KTP Surabaya :D |
Jika mengalami reaksi ringan seperti gejala mirip flu, dan merasa nggak nyaman maka sebaiknya istirahat. Minum obat penurun panas sesuai dosis.
Jika ngerasa nyeri di tempat suntikan tetap gerakkan dan gunakan lengan seperti biasa, bila perlu kompres dengan kain yang diberi air dingin.
Jika demam lebih dari 48 jam
setelah vaksinasi hubungi tenaga kesehatan. (sumber : https://www.unicef.org/indonesia/id/media/9896/file/Booklet_Vaksin_COVID-19_%26_KIPI.pdf)
(Baca juga : Mengenalkan Virus Korona Pada Anak)
Kesimpulan
Nah itu tadi
pengalaman mendapat vaksinasi Sinovac di Polrestabes Surabaya. Jangan
pilih-pilih merek vaksin. Vaksin terbaik adalah yang saat ini tersedia. Jangan
ragu sama Sinovac karena ternyata efektif mencegah virus Korona, efektif
terhadap varian Delta dan ngurangi angka perawatan di ICU jika kena Covid dalam
kondisi udah vaksin.
Semoga kita semua sehat selalu dan tetap patuhi protokol kesehatan ya. Meski PPKM mulai longgar, tapi kendali diri jangan sampe ikutan melebar. Ingat, pandemi Covid-19 masih ada. Ia mengintai kita di mana saja.
Kalian sudah pada vaksin belum ini? Jika belum, apa kendalanya nih? Share yuk di kolom komentar :)
pengalaman vaksin memang unik-unik ya mba, aku dong vaksin pas baru sembuh dari flu, masih keliyengan dikit, tapi tetep semangat daripada nanti susah lagi kan mau vaksin ke depannya, alhamdulillah sudah full vaksin deh sekarang
BalasHapusAlhamdulillah, saya juga udah vaksin, kebetulan sama juga nih dapat Sinovac.
BalasHapusreaksi di dosis-1 juga sama, pengennya tidur mulu, kalau bangun langsung lapar, ntar gak lama itu ngantuk lagi, hihh
tapi beda dengan dosis-2 udah mulai normal sih, tapi saya malah lebih lama rasain kebas di bekas suntikan itu hihih
mantab nih Polrestabes Surabaya, foto saat vaksin jadi bukti autentik ya, gak terbantahkan lagi, hihih.
waduh saya juga mau nulis tentang vaksinasi
BalasHapustapi selalu lupa
bersyukur bisa mengalami pandemi,sehingga mulai menata kesehatan
dan mengalami divaksin
Trims lho mbak sudah berbagi pengalaman di vaksinnya karena ini bisa mendorong orang lain ikut di vaksin. Saya sendiri juga mau tapi sayang stok di kota saya masih kosong.
BalasHapusAlhamdulillah akupun udah divaksin komplit.. hasil kerjasama dengan banyak instansi, proses vaksinasi bisa cepat terlaksana ya mbak. semoga seluruh Indonesia bisa selesai vaksinasinya..
BalasHapusOh ada yang ga pake kartu sama sekali ya mbak? Wah terus ketahuan kalau udah vaksin gimana ya !
BalasHapusDi kasusku, anak anakku semua udah vaksin lengkap dan untung punya kartu vaksin, karena di webnya masih tertulis baru vaksin 1 kali
Tekad kuat mbak Septi buat vaksin sampai nunggu hingga lewat 1 menit dari jam 00 buat isi form, mantap. Sehat-sehat selalu ya mbak, karena memang dengan vaksin bagian dari ikhtiar kita lawan pandemi
BalasHapusAlhamdulillah kalo kak Septi dan keluarga sudah dapet vaksinasi COVID-19. Semoga pengalamannya yang sudah ditulis dalam blog ini bisa menginspirasi semua orang untuk ikut vaksinasi tanpa ada perasaan takut dan was-was lagi. Ayo vaksinasi dan prokesnya jangan lupa.
BalasHapusperjuangan banget ya mbak, sampai begadang buat bisa ngisi link dan dapat nomor antrian. Kalau kayak gini kan sebel banget ama yang udah dikasih kesempatan, eh malah nggak mau dan menghindar. Yang pengen aja sampai dibela-belain begadang. Di bela-belain tiap ada info tempat vaksin mendaftar, atau bahkan langsung meluncur ke sana, berharap ada yang nggak lolos screening awal jadi masih ada jatah yang tersisa
BalasHapusAku ngerasanya vaksin 1 ngga terlalu sakit. tp vaksin ke2 suntikannya rada sakit. Eh ga lama adekku ngerasa yang sama. apa beda besar jarum suntiknya apa yaa, hahaa
BalasHapusTapi efeknya ngga ngerasa yang parah2 banget. paling ngantuk dan lapeer selalu ðŸ¤
Akuu dosis 1 dari halodoc. pas dosis ke 2 ditunda2 Mulu akhirnya aku nyari di puskesmas
Alhamdulillah sudah vaksin ya mbak. Hebat masih tetap segar bugar jelang vaksin meski harus panas-panasan dan berdiri. Jadi ingat beberapa pengalaman teman lain, beberapa orang tua dalam antrian mendadak pingsan, ambruk karena kecapekan antri di tengah cuaca panas. Ga ada tenda, berdiri pula. Kasihan sebetulnya. Pas datang tensi normal, pas abis antri lama tensi naik. Ada pula abis vaksin sampe pingsan. Dikira efek vaksin,eh taunya efek kecapekan dan kelaparan karena ga makan minum kelamaan dalam antrian.
BalasHapusSyukurnya di tempat saya pelaksanaan vaksin cukup nyaman. Ada yang dalam mall ber-AC, ada pula di halaman kampus tapi pakai tenda.
Terima kasih sudah berbagi pengalaman vaksin.
Alhamdulillah udah vaksin yah mba, semoga sehat2 selalu 🤗 aamiin. Kmren suami dan 2 anak bujang juga vaksin udah yg ke -2 Alhamdulillah aman . Cuma demam dikit sama laper Mulu katanya hehehhe
BalasHapusSaya disuntik vaksin Sinovac di awal Juli 2021, beberapa hari kemudian saya terpapar virus Corona dan berhasil melewati proses healingnya hingga pertengahan Agustus 2021. Sekarang lagi galau. Ada yang berpendapat bahwa saya bisa melanjutkan ke vaksin ke-2. Tapi banyak juga yang mengatakan bahwa saya harus vaksin dari awal lagi. Aaahh jadi galau deh.
BalasHapusAlhamdulillah, kalo udah divaksin itu lega kemana-mana ya mba. Saya pakai Sinopharm kemarin. nanti setelah 3 bulan vaksin terakhir kayaknya asik tuh mba tes imun. konon katanya efek jangka panjang sinovac paling bagus dibanding vaksin lainnya.
BalasHapusIstirahat cukup banget sih yang diperlukan setelah vaksinasi. Perlunya sampe banget banget hihihi.
BalasHapusMasyaAllah sampai tenaga kesehatan di sana itu door to door nyamperin warganya buat disuntik vaksin. Berasa sih. Mamaku yang nakes pun begitu, tapi mungkin karena wilayah kerjanya nggak pelosok banget jadi masih pada bisa datang ke puskes.
Alhamdulillah akhirnya sudah ikut berjuang bareng dalam membentuk herd immunity ya Mba. Terima kasih. Sehat selalu.
Alhamdulillah.. sudah vaksin komplit ya.. senang tentunya :) Kalo pas saya vaksin, Alhamdulillah antrian gak banyak banget. Gak kayak sekarang2 ini, antrian panjang banget :)
BalasHapusKita samaan vaksinnya mbaa. Aku di RS TNI juga nyaman. Antrian ga panjang dan rapi.
BalasHapusVaksinasi memang bentuk ikhtiar kita yaa mba biar ga terpapar Covid-19, dan rasanya tuh pede kalo udh lengkap vaksinnya
BalasHapusSejak awal saya dukung vaksin juga merasa ini bentuk ikhtiar diri saya ke keluarga juga dan orang lain. Sehat selalu mbaa
BalasHapusYey... samaan nih, aku juga vaksin sinovac.
BalasHapustos dong..!
hihihi
Ternyata nyaman banget yah..vaksin di Sinovac di Polrestabes Surabaya.
BalasHapusApalagi dengan kondisi khusus.
Inginnya antriannya begini nih..tertib dan aman nyaman.
Allhamdulilah ya Mba lega.
BalasHapusSaya nebeng vaksin di desa sebelah karena gak kumanan di daerah suami. Semangat kita semoga Indonesia pulih segera
Mbak Septi domisili di Surabaya ya ternyata. Wah kapan kapan meet up yuk mba. Surabaya emang gencar banget ya mengadakan vaksinasi. Bahkan kalau ga salah saya pernah denger puskesmas pada manggil di pinggir jalan
BalasHapushalo mbak, aku di Gresik mbak. Ayuuuuklah kita meet up :) biar lebih kenal dan ngobrolin seru tentang blogging hehe :)
Hapusseneng banget nih ketika baca pengalaman divaksinasi covid. herd immunity bisa segera terlaksana..
BalasHapus