Alhamdulillah setelah perjalanan melalui jalur darat, dengan sedikit
deg-degan kami nyampe juga di Bali. Kenapa deg-degan? Karena sore hari sebelum
keberangkatan, kami mendengar di Situbondo ada kecelakaan yang melibatkan 5 bus
rombongan guru TK se Kecamatan Gresik yang akan berwisata ke Bali. Dan ada
korban meninggal pula. Hiks. Sementara kami berangkat hari itu juga jam 20.00
WIB dari Gresik. Kami serombongan ada Ibu dan Bapak, keponakan Davin, dan bertiga
(saya, Luigi dan Adit).
Dengan mengucap Bismillah, kami tetap akan berangkat ke Bali hari Kamis (4/7).
Perjalanan malam itu sebenarnya cukup lancar, namun macet saat melewati lokasi
kecelakaan karena masih ada mobil yang ringsek dan perbaikan jalan sehingga
kendaraan dari dua arah harus bergantian jalannya. Kami sampai di pelabuhan Ketapang
Banyuwangi saat matahari sudah menyingsing. Mengantri memasuki dermaga, dan sampai
di Bali melalui Pelabuhan Gilimanuk jam 08.00 WITA. Jam otomatis berubah 1 jam
lebih awal. Inilah pertama kali Luigi naik kapal motor.
Perjalanan wisata kami langsung menuju ke Danau Beratan, jalannya meliuk
berkelok dengan bukit tinggi. Karena sudah tiba waktu dhuhur, kami mencari
masjid yang dekat dekat lokasi. Alhamdulillah di pulau seribu pura dengan mayoritas
penduduk beragama Hindu, masih ada masjid besar disini. Masjid berada tepat di
depan Puncak Indah Bedugul. Sayapun sempat
mengambil foto Luigi di Puncak Indah Bedugul sebelum masuk ke wisata danau
Beratan.
dermaga dari Puncak Indah Bedugul |
Wisata Danau Beratan
Sebelum memasuki wisata danau Beratan, kami harus membeli tiket. Tiket masuk
Rp. 20.000 untuk wisatawan domestik dan Rp. 50.000 untuk wisatawan mancanegara.
Beberapa orang familiar dengan sebutan danau
Bedugul padahal danau ini bernama danau
Beratan. Memang letaknya di daerah wisata Bedugul. Berada sekitar 1.300 meter
diatas permukaan laut membuat danau Beratan udaranya sangat sejuk, berkabut
bahkan sering turun hujan.
sejuk dan bersihnya wisata Danau Beratan |
Suasana danau Beratan siang itu tidak terlalu menyengat, malah cenderung
adem. Lui dibriefing bahwa kita mau
ke danau. Entah apa yang ada dipikirannya tentang danau dan membuatnya nyeletuk
“yeyy asik aku mau ke danau
buaya” katanya
“Ma ngkuk lak danaune akeh
buayane yo” Lui
meyakinkan diri
“didanau nanti gak ada
buayanya Nak” jawabku
sambil elus-elus kepalanya. Saya jadi mikir, lah kenapa dia bilang asik kalo
danaunya ada buayanya ya? Entahlah -.-
Ulun Danu Beratan, Pura Di Atas Danau Beratan
Hal yang unik dari danau Beratan adalah adanya Pura Ulun Danu, yaitu pura
suci Hindu yang mengapung tepat di tepian danau. Berdasarkan informasi di tiket masuk,
secara historis Pura Ulun Danu Beratan dibangun oleh I Gusti Agung Putu pada
tahun Saka 1556 (tahun 1634 Masehi). Pura ini adalah tempat suci yang digunakan
oleh umat Hindu di Bali maupun di Indonesia untuk memuja Tuhan Yang Maha Esa,
dalam manifestasinya sebagai “Tri Murti” (Brahma, Wisnu dan Siwa). Tujuannya memohon
kesuburan, kemakmuran, kesejahteraan dan kelestarian alam.
Mungkin karena keunikan ini, Pura Ulun Danu diabadikan dalam gambar uang
pecahan Rp. 50.000. Bahkan Huffington Post merilis danau Beratan sebagai salah
satu diantara 20 danau tercantik di dunia (travel.kompas.com).
Kebanyakan para wisatawan asing dan lokal akan berburu foto dengan latar
Pura Ulun Danu. Namun siang itu cukup sulit bisa berfoto syantik dengan latar Pura yang paripurna. Hal ini dikarenakan jam kunjung sedang ramai wisatawan. Berbeda
saat tahun 2017 saat saya kesana, kondisinya sore hari jadi wisatawan sudah
banyak yang pergi. Jadi bisa foto sesuka hati dari view manapun. Siang itu wisatawan sangat padat, dan akhirnya saya harus
gigit jari karena mengambil view yang
agak jauh dari Pura.
Pura Ulun Danu dari kejauhan |
(Baca juga : Akhirnya Selfito Ergo Sum di Bali)
Mengelilingi Danau Beratan dengan Speed Boat
Merasa “eman” jika sudah ke danau beratan hanya untuk menambah koleksi foto
dengan latar Pura Ulun Danu saja. Kali ini saya mencoba hal lain dengan
mengelilingi danau Beratan dan melihat Pura Ulun Danu dari dekat diatas air. Hah
dengan apa? Disisi kanan Pura terdapat beberapa pilihan wisata air, diantaranya
perahu bebek yang dikayuh sendiri atau naik speed
boat (kapal cepat).
menunggu antrian speed boat di dermaga Danau Beratan. Kika : Ibuk, Davin, Aku dan Luigi |
Speed boat yang kami pilih desainnya terbuka, jadi
kami bisa totalitas menikmati indahnya pemandangan dan suasana disekeliling danau
Beratan. Luigi sejak awal nyampe Puncak
Indah Bedugul fokus mengamati speed
boat ini. Dia sepertinya sangat penasaran. “Lui mau naik?” tanyaku “Ya Ma”
sambil angkat kedua tangan dengan riang gembira.
Untuk menaikinya speed boat
dengan kapasitas 5 orang dikenakan biaya Rp. 150.000. Kami mengira setelah
membeli karcis akhirnya langsung bisa naik speed
boat. Ternyata tidak seinstan itu. Kita harus mengantri terlebih dulu. Dan
tidak tanggung-tanggung, mengantri sampai 20 nomer. Speed boat yang saya lihat di parkiran dermaga ada tiga, mungkin
yang lain sedang dibuat keliling. Bisa dibayangin kalo setiap boat mengitari danau membutuhkan waktu setengah
jam. Hmm, namun karena kami ingin disayang Tuhan, maka kami memilih bersabar :D
Dermaga danau Beratan dengan pemandangan berkabut |
Kami menunggu di dermaga kapal. Disitu disediakan kursi besi. Meski cuaca
sedang panas tapi hawanya tetap sejuk. Ada hal yang sedikit kocak. Di tengah-tengah suasana menunggu
antrian, Luigi merepet di pinggir dermaga yang berpagar, melorotkan celananya
dan cuuuuuurrrrr. Dia pipis Rosalinda
!!! Mungkin karena terlalu dingin suasananya, sudah tidak sempet lagi hanya
untuk bilang pipis, jadi dia pipis sendiri. Pipisnya diarahkan ke air danau. Ok
baiklah Nak. Lain kali pipis di toilet ya -.-
Dan akhirnya nomor 89 dipanggil, saatnya kami naik speed boat. Lui duduk di belakang dan saya duduk di depan bersama
kemudi yang kami panggil Bli. Lupa tidak nanyain namanya. Suara mesin
menderu, speed boat memecah air danau
yang tenang, kami berangkat.
Berkeliling danau Beratan dengan speed boat |
Speed boat melaju dengan kecepatan tinggi, kami
semua merasa menggigil. Kerudung berkibar melambai-lambai. Speed boat bergoyang ke kiri kanan, depan belakang dengan sesekali timbul
cipratan air tak menyurutkan nyali Luigi. Tidak nampak wajah ketakutan sama
sekali. Semakin cepat speed boat membelah danau, semakin senang Luigi berseru-seru. Bli menekan pedal gas lebih kencang. Deretan pegunungan menghijau terasa dekat. Sangat
menawan. MashaAllah, lukisanNya sungguh memanjakan mata.
Sekitar 10 menit berkeliling, kami merapat di pinggiran danau, mesin speed boat dimatikan. Kami ditawarkan
turun di sebuah villa pinggir Bedugul, namanya Bedugul Wana Villas Bali. Wah villanya
masih sangat alami. Tapi kami karena kami mengejar waktu, maka kami tidak turun
ke villa, namun berfoto di dalam speed
boat dengan latar bukit sekitar villa. Bli menggunakan kameranya mengambil
gambar kami. Setelah puas berfoto, lanjut mengitari danau lagi.
eloknya pemandangan sekitar Danau Beratan |
Bli mengemudikan speed boat
kadang meliuk. Cukup memacu adrenalin karena sejujurnya saya takut speed boatnya terguling. Masalahnya kami
tidak dibekali jaket pelampung sama sekali. Padahal yang saya tahu, danau Beratan
memiliki kedalaman kurang lebih 22-48 meter. Saya berkomat kamit berdoa, semoga
kembali ke dermaga dalam keadaan baik-baik saja.
Dan inilah yang paling mengesankan, kami melihat Pura Ulun Danu dari dekat
di atas air. Speed boat diarahkan di
samping Pura. Kami memang tidak masuk ke Pura, namun melihat Pura dengan stupa
berundak ini sudah cukup. Kabut tipis turun perlahan, menyelimuti permukaan
danau. Sungguh pemandangan elok nan damai.
Tak terasa dua puluh menit berlalu, kami menuju tepian dermaga dan turun dari speed boat bersama Bli. Apa kabar Luigi? Apakah dia mual kemudian muntah? Alhamdulillah semua baik-baik saja. Bli menyuruh
saya memilih foto untuk dicetak. Dipilih 2 foto yang menurut saya terbaik. Setiap
foto yang dicetak dibingkai dengan kertas tebal dan setiap foto dibandrol IDR 20.000. Sangat terjangkau bukan? (karena di Pulau Penyu Tanjung Benoa, dibandrol IDR 150.000 untuk ambil foto hiks, ntar saya tulis setelah ini ya).
Kedua foto ini akan kami jadikan kenangan, bahwa Luigi di usia tiga tahun
telah mengenal kebesaran Allah yang lain di Danau Beratan. Hati kami masih
tertambat disetiap yang kami lihat, dengar dan rasakan, semoga kelak dapat
berkunjung lagi ke tempat yang menyejukkan ini.
Video keceriaan Luigi ada disini !!! :D
Video keceriaan Luigi ada disini !!! :D
Lokasi Danau Beratan
Danau Beratan berada di Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan.
Sekita 55 km dari Kota Denpasar. Letaknya di pinggir jalan raya menghubungkan
Kabupaten Buleleng dengan Kabupaten Tabanan tentu mudah menemukannya. Meski setelah
perjalanan darat berjam-jam namun tak terasa bosan karena menuju Danau Beratan
kita disuguhkan dengan pemandangan bukit nan elok dengan jalanan meliuk dan
menanjak.
Bali bukan hanya pantainya yang indah. Danau Beratan pun sangat mempesona :p Dan inilah potret keluarga yang kami sayang :)
bahagia selalu ya Luigi |
semoga Bapak dan Ibuk senang bisa ke Bali setelah masa purna tugas :) |
terimakasih Adit sayang, atas wisata tipis-tipis ke Bali |
Dan lupa, gak ada foto aku dan Adit -.-
Surabaya 10 Juli 2019
Sesungguhnya tak habis-habis wisata destinasi kita di Indonesia, satu saja Bali diulik begitu banyak yang bisa diangkat ya
BalasHapusWhaa liat ini aku jadi inget telaga saranagan. Kemarin waktu ke Bali belum icip ke sini, next harus nih kayanya.
BalasHapusIiiiih si mbak ke Bali nggak bilaaaang? Kan bisa kopdar tipis-tipis kita mah... seruuuuu banget itu
BalasHapusHihihi galfok ama foto paling bawah.. cuantik rek! Udah gitu ada notenya lupa gak ada foto ama papa Lui wkwkwkwk... ngekek aku mba. Eniwe Bali emang selalu indah yaaa
BalasHapusHaha...Luigi auto plorotin celana, diarahkan ke danau. Dari foto juga kelihatan sih kayaknya dingiiiin. Eh tapi matahari bersinar terang.
BalasHapusCantiiiq Mbak Anggraeni...
Seruunya terlihat wajahnya pada happy. Emang bener mbak.
BalasHapusDanau Beratan itu unik dengan Pura Ulun yang mengapung di atasnya. Sejuk, bersih dan ngangenin pingin balik lagi, hihi.
Aku juga tahunya Danau Bedugul lho, Mbak, hehehe. Emang sih, desanya yang Bedugul dan aku beneran baru tahu kalau nama danaunya Beratan. Dua kali datang ke sini pas cuacananya lagi kurang bagus. Yang pertama mendung, gelap banget. Yang kedua hujan angin, jadi nggak turun dari kendaraan. Beruntung sekal, pas LUi ke sini pas cerah, foto-fotonya jadi bagus semua.
BalasHapusWah senengnya yg jalan-jalan bareng kluarga ke Bali. Seru ya mba...aq blm prnh ke Danau Bratan. Lihat viewnya jd mupeng nih mba...hehe
BalasHapusWaaa seru Naik speed boat keliling danau.. Tapi iya ya mba, mestinya disediakan safety jacket sama pengelolanya.. Boleh turun di villa ternyata ya, bagus pemandangannya mbaa walau gak turun di villa.. Aku juga kenalnya Danau Bedugul, ternyata nama aslinya Beratan ya. Ku pikir itu dua danau yang beda..
BalasHapusLUIIIIiii...
BalasHapusWaahhh dari piknik tipis-tipis ke Bali, tebel-tebelnya ke mana nih? :D
Senangnyaaaa naik speed boat, sekeluarga pula, duuhhh asyiknyaaa..
Tante belum pernah ke danau ini nih, pengen dehhh ikut Lui ke Bali.
Jadi kapan ke Bali lagi ajak tante ama kakak Darrell ama adik bayi sekalian? :D
Mama Lui mirip ayahnya banget ya, senengnyaaa jalan-jalan bareng :*