Sejak kecil saya menyukai musik. Mungkin generasi
90an pasti tau ya lagu anak seperti Trio Kwek-Kwek, Maisy Pramaisella, Zaskia
Geofanni, Cikita Meidy, dkk. Dan itu saya pasti hafal semua liriknya.
Nah
beranjak SMP kecintaan saya akan musik enggak berubah. Jika saat SD musik anak
bisa dinikmati melalui kaset yang diputer di tape recorder, juga bisa diliat video clipnya dari acara Tralala
Trilili.
Memasuki masa SMP, musik saya nikmatin melalui radio. Kenapa radio? Bukan karena kelahiran saya bertepatan dengan ulang tahun Radio Republik Indonesia (RRI). Melainkan karena lagu terbaru salah satu media promosinya adalah melalui radio. Sehingga sebelum keluar video clip kayak di MTV Ampuh, di radio udah keluar duluan. Musik solois seperti Marcell, Audy, Shanty, Glend Fredly lebih saya sukai ketimbang band.
Selain bisa dengerin lagu teranyar dari radio, kita juga kirim-kirim salam yang nanti bisa dibacakan oleh penyiar. Jadi kalo dapat kiriman salam dari temen melalui radio tuh senengnya kebangetan. Mhuahaha, jadul banget yaaak 😂😁.
Memasuki masa SMP, musik saya nikmatin melalui radio. Kenapa radio? Bukan karena kelahiran saya bertepatan dengan ulang tahun Radio Republik Indonesia (RRI). Melainkan karena lagu terbaru salah satu media promosinya adalah melalui radio. Sehingga sebelum keluar video clip kayak di MTV Ampuh, di radio udah keluar duluan. Musik solois seperti Marcell, Audy, Shanty, Glend Fredly lebih saya sukai ketimbang band.
Selain bisa dengerin lagu teranyar dari radio, kita juga kirim-kirim salam yang nanti bisa dibacakan oleh penyiar. Jadi kalo dapat kiriman salam dari temen melalui radio tuh senengnya kebangetan. Mhuahaha, jadul banget yaaak 😂😁.
Ketika masih berseragam putih biru alias SMP saya
memiliki penyiar radio faforit. Kalo EBS FM penyiar faforit Meta, kalo Merdeka
FM penyiar faforit Ocha. Dan Alhamdulillah dulu saya berkesempatan menjadi MC acara
sekolah yang dimoderatori oleh Ocha Merdeka saat SMA. Yihaaa 😋
gambar diambil dari www.sendscraps.com |
Kali ini saya akan cerita tentang penyiar yang enggak
pernah terlambat datang ke studio. Siapa lagi kalo bukan Meta Hanindita. Penyiar dengan
suara 'cempreng' yang khas ini mengudara di EBS FM jam 5 pagi sampe jam 7. Nama acaranya
apa ya, EBS pagi kalo gak salah.
Bangun tidur, sebelum mandi, sarapan, sampe
sebelum berangkat sekolah, suara Meta pasti memantul di kamar sempit saya. Mbak
saya pun juga seneng sama Meta. Secara kami sekamar berdua.
Saking senengnya sama Meta si penyiar radio faforit, pulang
sekolah pernah saya dan temen se geng nyamperin ke studio. Saya masih inget
banget dipanas Surabaya kami datang ke EBS FM deket Studio East di jalan Simpang
Dukuh cuma buat liat Meta siaran.
Seingat saya saat itu dengan rambut berombak, Meta siaran dengan
membawa diktat tebalnya. Saat play music, tangannya bolak-balik buku kedokterannya.
Yup, saat itu Meta merupakan mahasiswa kedokteran UNAIR.
Ketika EBS FM pindah di jalan Jawa, pun saya bersama
geng nyamperin juga. Naik bemo sodara haha. Yang paling diinget selain
cempreng, Meta merupakan pemenang cewek Koteks, trus sering nangkring di
Deteksi Jawa Pos. Sampe akhirnya saya udah gak ngikutin suaranya mengudara tapi
setia membaca blognya. Dari mulai Meta mahasiswa sampe sekarang menjadi dokter
spesialis anak. Juga ngepoin Instagramnya. Oia, suara dokter Meta sekarang
mengudara di DJ FM sejak sepuluh tahun yang lalu.
Setelah saya menikah, saya sering ceritain tentang
dokter Meta ke suami. Tentang anaknya bernama Naya yang gifted. Dan pertanyaan-pertanyaan Naya yang cerdas diluar nalar anak
seusianya. Sampe bikin dokter Meta kelimpungan cari sekolah yang sesuai dengan
kemampuan anaknya. Dokter Meta sering menceritakan percakapan dengan Naya di
blognya.
DM melalui IG pertama kali 23 April 2016 |
Tulisan di blog www.metahanindita.com dan buku-bukunya lumayan mempengaruhi
pikiran (dan perilaku) saya. Saat hamil saya beli pompa ASI Medela Swing salah satunya
karena review dokter Meta. Karena Medela Swing menemani dokter Meta memberikan
ASIP untuk anak semata wayangnya selama 2 tahun. Padahal produksi ASI dokter
Meta pas-pasan dengan jam kerja yang panjang di RS.
Ketika kelahiran Luigi, saya
ngotot bilang suami beli car seat
juga setelah membaca buku Don’t Worry to be a Mommy karya dokter Meta yang
keempat. Sampe jadilah sebuah tulisan. Ketika ASI saya seret, pikiran langsung tertuju chat ke IG dokter Meta.
Selama mengikuti blognya, selama itu pula saya selalu
terinpirasi olehnya. Bayangkan, saat itu beliau dokter, praktik di RS
pemerintah terbesar, ambil sekolah spesialisasi, penyiar, MC, penulis, job-job
di TV (entah apa itu), sebagai istri dan Ibu untuk Naya. Juga sempet ngeblog.
Dengan
kesibukannya itu masih bisa membangun bonding yang kuat dengan anaknya melalui
permainan sederhana dengan bahan-bahan yang ada dirumah. Sampe jadilah buku
kelimanya berjudul Play and Learn yang lahir terinspirasi dari ide main bersama
anaknya.
DM melalui IG 21 Desember 2016 |
Bukan dokter Meta kalo diam ditempat dan tidak
produktif. Setelah Play and Learn, masih terus berkarya dengan buku Mommyclopedia.
Dan hari ini dr. Meta Hanindita, Sp.A sekolah lagi sembari mempersiapkan buku
teranyarnya, lanjutan Mommyclopedia yang pertama. Postingan terbaru di
Instagramnya mengatakan kalo rasanya 24 jam enggak cukup baginya, saking
padatnya kegiatan sehari-hari beliau. Huawwww keren banget dagh dokter Meta. Terus
melesat !!!
Dan dari SMP saya mengidolakannya, sekarang setelah
jadi Ibu beliau jadi rujukan masalah tumbuh kembang anak saya. Apalagi setelah
dokter Meta posting tema kontroversi yakni Stunting Pada Anak di blognya. Saya jauh-jauh dari Barat, belain tempat praktek dokter Meta di Timur hanya untuk tau masalah anak saya secara menyeluruh. dr Meta, Sp. A merupakan
dokter anak yang mendalami ilmu nutrisi anak.
Dokter Metalah yang menganalisa bahwa anak saya
memiliki gangguan oromotorik. Sehingga menyebabkan Luigi susah mengunyah dan
menelan. Sehingga direkomendasikan untuk terapi oral motor melalui dokter
spesialis rehab medik. Padahal masalah anak saya mulai dari berat badan, susah
mengunyah ini sudah lama dan belum terpecahkan. Belum ada yang sampe sedetail
ini menjelaskan satu per satu masalah dan treatment untuk Luigi.
DM melalui IG 10 februari 2017 |
Semua yang dokter Meta katakan selalu khusyuk saya
perhatikan. Entah karena berfikir ini pertama kali saya ngobrol langsung dengan
seorang Meta sang idola, entah karena memang saya semangat untuk ikhtiar Luigi.
Hihi, dua-duanya kayaknya.
Yang jelas, saya dan Luigi beruntung bisa
dipertemukan dengan dokter dengan sejuta bakat seperti Meta Hanindita. Ikhtiar
ini semoga membuahkan hasil yang baik untuk tumbuh kembang Luigi. Senang dok,
bisa bertemu denganmu yang selalu inspiratif. Ditunggu launching Mommyclopedia
selanjutnya ya, dok.
Kalimat dokter Meta yang selalu saya ingat dalam bukunya No one can tell you that you're not a good mother. No one. Motherhood is a heart work and a work with heart never fails.
Kalimat dokter Meta yang selalu saya ingat dalam bukunya No one can tell you that you're not a good mother. No one. Motherhood is a heart work and a work with heart never fails.
(Baca juga pertemuan pertama saya dengan dr Meta)
Kalian juga punya penyiar radio faforit? blogger faforit? atau idola yang akhirnya bisa ketemu? Share yuuk :)
Kalian juga punya penyiar radio faforit? blogger faforit? atau idola yang akhirnya bisa ketemu? Share yuuk :)
Gresik, 26 Oktober 2017
Ya ampuuuun idola dari SMP, akhirnya beneran ketemu ya mba. Happy bangett itu pasti. Aku blm prnh ketemu idolaku sampe skr. Masih sebatas mengikuti di medsosnya, tp blm rezeki untuk ketemu :D. Itu aja udh bikin aku seneng bgt kalo udh baca updatenya di medsos ato blog. Ga kebayang kalo suatu saat bisa ketemu. Aku ngefans banget Ama mba Trinity trveler , yg bikin aku rutin traveling sampe skr :D.
BalasHapuswah aku udah pernah foto sama Trinity loh mba :p dapat tanda tangan bukunya juga *sombong nih wkwk :p
HapusWah pengen juga ketemu sama dokmet. Ini di RS Soetomo kah mbak? Tau jadwal praktek dr metta gak mbak?
BalasHapus