Sehari setelah kepala Luigi bocor karena jatuh dari sepedanya, Luigi tetep ada agenda bermain bersama saya. Dua puluh tujuh Januari yang panas, Luigi saya bawa ke tempat Creativity Class di Surabaya. Tujuannya adalah bermain finger painting. Jujur saja, selama ini agenda main dengan cat air selalu saya skip. Entar aja deh. Kenapa? Karena mama Lui bayanginnya udah ribet. Haha. *emakmales
Padahal menurut agenda bermain saya, Lui harus main ini sebelum 2 tahun. Saya memahami bahwa 1000 hari pertama kehidupan sangat menentukan kemampuan Luigi esok. Saya gak mau sia-siakan, mumpung kurang sebulan masa krusial itu berakhir. Dimana perkembangan otaknya sudah mencapai 80% dari otak dewasa.
Memangnya kenapa harus finger painting? Yang paling mendasar adalah Luigi jijikan, jadi saya ingin menstimulasi indra perabanya. Dan indra peraba merupakan salah satu area pembelajaran dalam Metode Montessori yang ternyata sangat penting untuk dikembangkan.
Akhirnya kami berdua motoran ke tempat tujuan. Luigi disiapain kertas yang super gede. Dan sebelum memasang kertas di meja, terlebih dahulu mejanya dilapisi plastik.
Emang apa sih finger painting?
Pengertian finger painting menurut Solahudin (2008:10) finger painting adalah teknis melukis dengan mengoleskan kanji pada kertas atau karton dengan jemari atau telapak tangan.
Intinya kalo menurut saya finger painting adalah melukis dengan cat diatas kertas dengan jari tangan.
Apa manfaat bermain finger painting untuk anak usia dini?
- Melatih motorik halus. Karena dengan menggunakan tangannya untuk melukis, akan membantu melenturkan jari-jarinya. Hal ini tentu berguna untuk mengembangkan kemampuan lainnya misalnya menulis.
- Mengembangkan koordinasi mata dan tangan.
- Mengembangkan indra peraba / sensori. Karena anak bisa merasakan dan membedakan tekstur yang berbeda.
- Mengembangkan kemampuan berbahasa. Anak akan belajar kosakata baru dalam permainan ini misalnya lengket, nama warna, konsep kasar, dan halus. Misalnya ketika cat mengering, teksturnya akan menjadi kasar. Nah anak tidak akan tau kasar jika ia tidak pernah bersentuhan dengan benda riel yang bertekstur kasar.
- Membantu anak untuk fokus atau konsentrasi. Menurut saya fokus anak pada usia dini harus terus dikembangkan. Karena kemampuan ini akan membantu anak pada proses kehidupannya kelak. Misalnya bertahan dalam belajar, bertahan menyelesaikan persoalan. Nah, finger painting membuat anak menjadi “sibuk” sehingga ia bisa bertahan untuk fokus pada satu hal.
- Mengenalkan warna. Finger painting bisa menjadi alternatif orangtua atau pendidik untuk mengenalkan warna pada anak usia dini. Terutama tiga warna dasar, seperti merah, kuning dan hijau.
- Mengembangkan dan mengenalkan keindahan warna. Dengan finger painting anak akan mengeksplorasi berbagai warna yang ada. Dia akan sangat senang ketika tau bahwa warna bisa berubah ketika dicampur dengan warna yang lain. Dan akan semakin indah warnanya.
- Mengembangkan imajinasi dan kreatifitas. Tidak bisa dipungkiri bahwa melukis dengan media apapun akan mengembangkan imajinasi dan kreatifitas. Karena anak bebas menorehkan apapun pada kertasnya. Dengan kebebasan ini akan membuat ia berani mencoba hal baru, mengeksplorasi berbagai warna dan mengeksplorasi berbagai bentuk.
- Keberanian. Dengan tekstur yang terlihat lengket mungkin anak yang type jijikan seperti Luigi tidak akan mau. Namun dengan memotivasi anak, lalu dicontohkan oleh orang tua atau pendidik, anak akan berani mencoba memeletakkan tangannya pada tekstur warna. Dan ini sebagai langkah awal untuk melatihnya berani menakhlukkan ketakutannya.
- Percaya diri. Finger painting merupakan hal baru untuk anak usia dini. Dia akan merasa senang jika ia menorehkan karya kecil. Apalagi jika kita mengapresiasi “pekerjaan” anak yang salah satunya didapat dari melawan jijik pada tekstur cat warna. Dan dengan kepercayaan ini tentunya akan berguna untuk anak mencoba aktifitas seni yang lain misalnya menggambar dan melukis yang lebih kompleks.
- Membantu mengekspresikan emosi. Mungkin pada anak tertentu finger painting bisa membantu untuk menyampaikan perasaan.
Wah banyak sekali manfaat dari permainan finger painting ini ya. Yang pasti bebaskan anak bereksplorasi sesukanya. Asal tetap aman dan tidak menggangu orang lain. Cat warna untuk finger painting bisa dibikin sendiri atau beli di store mainan anak.
Oia saran untuk anak yang jijikan seperti Luigi permainan ini bisa dilakukan bertahap. Mungkin dengan melihat tekstur cat warna saja dia sudah enggan, apalagi menaruh tangannya di nampan cat. Sehingga langkah awalnya bisa menggunakan media lain terlebih dahulu. Misalnya saat itu Luigi melukis menggunakan kuas dan stempel terlebih dahulu. Sampai dia nyaman, terbawa suasana senang karena “pekerjaan”nya, barulah menawarkan melukis dengan tangan. Memotivasinya bahwa tidak apa-apa kotor, setelah selesai bisa cuci tangan. Awalnya dia risih. Dan berkali-kali mengatakan “mama otor” sambil cat ditangan dilap dibaju. Errrrrrr -.-
Menggunakan media stempel |
Menggunakan media kuas |
Namun, akhirnya berani juga finger painting. Horeee
Apa kabar baju? Kotor kena cat semua, dan gak bisa dicuci. -.-
Tapi bukankah berani kotor itu baik? *bukaniklansabuncuci
Karya Luigi 23 bulan |
Yuk ajak anak bermain finger painting :) Pasti Seru dan bikin anak ketagihan
Lucu juga kalau cap tangan bisa jadi memori indah dengan membingkai tanganya sewaktu kecil
BalasHapuszaman now mank permainan anak semakin banyak yang kreatif ya kak, jadi ibu mesti pandai dan tahu mana yang boleh dan tidak boleh hihihi... seru deh lihat photo2 di atas
BalasHapusBaru nyoba juga. Alasan pertama sih karena pengen ngenalin warna, ternyata banyak manfaat lainnya. Thank for share mba
BalasHapusAnak sebesar Luigi ini masih suka coba mencici atau memakan mainan gak sih Mbak? Terus alat² finger painting ini aman nggak jika termakan atau terjilat?
BalasHapuswaktu anakku kecil dulu suka banget dia main finger printing ini
BalasHapusAnak aku baru kenal finger painting ini usia 3,5 tahun mbak. itupun di sekolah. telat yak ��
BalasHapusApa nggak terlalu dini buat anak seumur ini ya? soalnya mereka masih suka masukin sesuatu ke mulut nggak sih?
BalasHapusHalo Luigi yang pinter
BalasHapus