Siapa tak kenal Kirana? Anak kecil lucu, pintar nan
menggemaskan ini menarik perhatian para jagad Instagram. Si cantik bernama
lengkap Mayesa Hafsah Kirana lahir di Duri, Riau 20 Desember 2012. Melalui
video yang diupload sang Ibuk Retno Hening, Kirana menjadi banyak perbincangan
disetiap obrolan mamah-mamah muda. Tak hanya itu, teman-teman saya dikantor
yang belum menikah pun tidak pernah absen menengok akun @retnohening untuk
sekedar bahan cekikian alias tertawa.
gambar diambil dari : Trivia.Id |
Kali ini saya mau mengambil hikmah dari kisah Ibuk
Retno Hening dalam mengasuh Kirana. Yang dibagikan melalui tulisan Ibuk dibuku
Happy Little Soul.
“Untuk ibuku
yang tak kuingat kapan ia pernah marah dan memasang wajah cemberutnya.”
Adalah kalimat pembuka dalam keseluruhan isi buku. Buku setebal 200 halaman
ini, menceritakan apa saja yang dilakukan Ibuk Retno Hening sampai akhirnya
membuat Kirana menjadi balita cerdas dan akhirnya dicintai banyak orang.
1
Merespon apapun bahasa Kirana sejak bayi
Terus berusaha berbicara, merespon, dan berusaha memahami Kirana adalah
usaha untuk menjadikannya merasa tidak diabaikan. Hal ini juga yang saya yakini
sebagai alasan kenapa Kirana sudah lancar berbicara diusianya yang belum genap
tiga tahun. (hal 33)
Berbicara dengan bayi yang belum bisa merespon kembali omongan kita,
mungkin dianggap sebagian orang konyol dan tidak terlalu penting, tetapi
penting bagi saya. (hal 24)
Sehingga, apapun yang
Kirana sampaikan sejak bayi, entah menangis atau kata misteri “pacebo” membuat
Ibu berusaha menerka apa maunya Kirana sehingga Ibuk bisa merepon secara tepat.
Kirana tidak pernah marah-marah untuk meminta sesuatu. Salah satunya adalah
karena Kirana direspon dan dimengerti.
Berbicara sepanjang hari, sewaktu mengganti popok, mau tidur, sedang bermain,
sedang memandikannya, ataupun sedang jalan-jalan. (hal 45)
2
Menyertakan Kirana dalam aktifitas sehari-hari
Karena Ibuk adalah ibu
rumah tangga, maka memasak adalah satu kesibukannya. Nah, karena Kirana tidak bisa
ditinggal, maka Kirana pun dilibatkan dalam aktifitas Ibuk. Misalnya karena
Ibuk sibuk masak, sementara Kirana tidak bisa ditinggal, maka Kirana juga
bermain masak-masakan dikamarnya. Atau dilibatkan membantu mengupas bawang
putih.
3
Menghargai apapun yang dilakukan anak
Ibuk selalu memberikan
apresiasi terhadap apapun pekerjaan Kirana. Misalnya ketika Kirana menggambar
awan, meski bentuknya tak seperti awan, tapi Ibuk memberikan pujian. Bagi Ibuk,
ini bukan perkara hasil namun usaha yang Kirana lakukan. Pun juga ketika Kirana bisa melakukan hal baru.
"Buk, Kirana bisa loncat satu kaki..." kata Kirana dengan binar mata yang seperti biasa, sulit saya abaikan.
"Wah, Kirana hebat! Ibuk susah kalau mau kayak gitu," balas saya sambil tersenyum
Hal tersebut mungkin mudah saja dilakukan orang dewasa, tetapi membutuhkan usaha yang keras baginya.
"Coba lagi, Nak. Ibuk mau lihat," kata saya lagi
(hal 66)
"Buk, Kirana bisa loncat satu kaki..." kata Kirana dengan binar mata yang seperti biasa, sulit saya abaikan.
"Wah, Kirana hebat! Ibuk susah kalau mau kayak gitu," balas saya sambil tersenyum
Hal tersebut mungkin mudah saja dilakukan orang dewasa, tetapi membutuhkan usaha yang keras baginya.
"Coba lagi, Nak. Ibuk mau lihat," kata saya lagi
(hal 66)
4
Membiasakan membacakan buku
Sejak bayi Kirana sudah
dibacakan buku sama Ibuk, mulai buku softbook,
buku feel and touch (sentuh rasa),
buku pop up, membacakan semenarik
mungkin dengan suara yang berubah-ubah.
Sebenarnya bagi saya membacakan buku sewaktu dia bayi bukan tentang
apakah dia harus paham isi bukunya, atau kata-kata yang saya sampaikan. Kalau paham
itu bonus. Namun saya lebih menekankan tentang membangun kedekatan saya
dengannya, mengenalkan dia suara yang saya buat, ekspresi, dan menikmati waktu
bersamanya. (hal 77)
(Baca juga : Ayo Mendongeng untuk Anak)
5
Memberi mainan edukatif yang dibikin sendiri dan terlibat didalamnya
Sebenarnya untuk mainan, entah itu dibeli atau dibuat sendiri, yang
penting bagi saya sering ikut bermain bersama Kirana. Dengan ikut bermain,
mainan tersebut akan bertambah manfaatnya. Misalnya menyusun balok yang dapat
meningkatkan kemampuan motorik kasar halus, meransang kreativitas, dan
imajinasi. Ketika saya ikut bermain bersama Kirana, saya bisa sambil
menyebutkan warna-warna yang ada di baloknya. Dengan begitu, dia bisa sambil
belajar mengenali warna. (hal 87)
6
Menyampaikan nasihat dengan cara yang menarik
Salah cara Ibuk memberi
nasihat pada Kirana adalah melalui dongeng yang ceritanya di karang sendiri,
sesuai dengan pesan apa yang akan disampaikan.
7
Membiasakan kebiasaan baik setiap saat, setiap hari, setiap waktu
Berdoa, Menghargai apa
yang dimiliki orang lain, empati, peduli, sabar, pengertian, berbagi, juga
membiasakan mengucapkan please, sorry dan thank you. Ibuk juga mencontohkan
kegiatan berbagi, Ibuk meminta Kirana meletakkan makanan dan minuman untuk
burung diluar jendela rumah, agar ketika ada burung yang mampir dijendela rumah
bisa makan dan minum. Ibuk pun mencontohkan dengan selalu membawa makanan
kucing dimobil, sehingga ketika diluar dan bertemu dengan kucing liar, bisa
sama-sama memberi makan bersama Kirana.
Untuk mengajarkan
empati, Ibuk membacakan buku yang ada nilai empati didalamnya. Ibuk memberi
contoh membiasakan meminta maaf adalah ketika Ibuk marah, Ibuk juga meminta
maaf sama Kirana.
8
Memberi pengertian bahwa Kirana “berbeda”
Karena Kirana mengidap dermatitis atopi atau eksim, membuat
kulit Kirana sangat sensitif. Akhirnya Kirana sering merasa gatal, luka bahkan
berdarah jika digaruk. Hal ini disebabkan Kirana alergi. Karena alergi, ada
beberapa makanan yang tidak boleh dimakan Kirana.
Ini percakanan Ibuk dan
Kirana yang diceritakan di halaman 166
“Lila boleh ndak makan tomat?”
“Boleh” jawab Ibuk
“Kalau Lubna boleh juga ndak makan tomat, Buk?” tanya Kirana lagi
“Boleh”
“Kawan-kawan boleh. Kirana nggak boleh. Nanti kasian Kirana gatel-gatel
ya Buk?”
“iya Nak. Nggak apa-apa, khan Kirana speasial. Nggak makan tomat bisa
makan yang lain. Bisa makan apel, bisa makan nasi, bisa makan es krim juga. Ya
khan” jawab Ibu memberi pengertian
“oh iya! Kirana spesial!”
“Kirana, Ayah itu kalau ada asap bisa kuat, kalau Ibuk kena asap
langsung sesak napasnya, tapi nggak apa-apa. Ibuk spesial.”
“kayak Kirana ya” balas Kirana riang.
Dengan cara itu, Ibuk
ingin Kirana tidak merasa sendirian atau berbeda dibandingkan yang lain.
Itu tadi delapan hal yang menjadi point pengasuhan
Ibuk kepada Kirana. Sehingga Kirana menjadi anak yang cerdas dan berhati
lembut. Jika saya boleh mengambil point penting mengapa Kirana menjadi anak
kecil cerdas dan berkarater yang akhirnya dicintai banyak orang adalah Ibuk mendampingi Kirana dalam setiap aktifitas Kirana. Dan Ibuk
Retno Hening mendidik Kirana dengan kesabaran, kasih sayang, rasa cinta dan sering Ibuk ungkapkan dalam percakapan maupun
permainan. Misalnya, Ibuk memberi pertanyaan dalam buku yang dibaca Kirana,
Ibuk memberi pengertian dan nasehat melalui cerita yang terkadang Ibuk karang
sendiri, Ibuk bertanya perasaan Kirana, Ibuk terlibat apa yang akan dan telah dilakukan
Kirana. Ibuk memberikan waktu secara kuantitas dan kualitas buat mendidik
Kirana. Mengajarkan banyak hal, nilai-nilai hidup, dan membiasakan hal baik setiap hari. Ibuk mendampingi Kirana dengan kasih sayang, itulah point utama menurut saya.
Ibuk Retno Hening merupakan Ibu panutan untuk semua
orang. Cerita yang dibagikan melalui buku pertamanya, banyak dijadikan
evaluasi, dan pembelajaran para orangtua dalam pengasuhan buah hati. Dikemas dengan bahasa yang ringan dan mengalir apa adanya. Mudah dipahami tanpa teori muluk-muluk.
Selamat Ibuk, atas karya pertamanya. Semoga menjadi
pahala jariyah. Dan semoga Kirana menjadi anak sholehah yang hidupnya bisa
bermanfaat untuk banyak orang.
Ssstttt karena ini bulan Ramadhan, Luigi mau berbagi satu buku baru Happy Little Soul karya
Ibuk Retno Hening buat pembaca blog mamanya. Silahkan tulis dikolom komentar artikel ini, mengapa kamu menyukai
Kirana. Sertakan nama dan alamat email. Paling lambat tanggal 18
Juni 2017 (bertepatan dengan usia 16 bulan Luigi). Semoga bermanfaat ya :)
izin cops ya. maksih
BalasHapus