Masalah
listrik sepertinya menjadi prioritas paling atas dalam anggaran rumah tangga.
Nggak bisa dipungkiri bahwa jika dilihat dengan detail, hampir semua perangkat
elektronik yang dipakai di rumah bergantung 100% pada penggunaan listrik.
Mulai
menghidupkan penyejuk ruangan (AC) hampir 24 jam, TV, lemari es, penanak nasi,
akuarium, laptop, telepon seluler, lampu semua ruangan, belum lagi setrika dan
kebutuhan bebikinan kue menjelang lebaran yang menggunakan alat pemanggang
listrik.
Apalagi sejak
pandemi semua kegiatan dilakukan di rumah. Melihat tarif dasar listrik (TDL)
yang makin naik, keluarga kami bener-bener berusaha menghemat penggunaan
listrik. Jika nggak diperhatikan, anggaran listrik bakalan menguras dompet,
hiks.
Rasanya
setiap keluarga pasti tergantung pada listrik dan merasa dunia sejenak berhenti
ketika listrik PLN padam apalagi jika tanpa pemberitahuan. Apalagi emak-emak
seperti saya yang nyuci baju aja juga bergantung pada listrik. Hiks
![]() |
sumber gambar : canva di edit oleh penulis |
Hingga saya pernah membaca sebuah berita di Kompas bahwa panel surya menjadi penyelamat desa Kadirejo, kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang yang listriknya sering terganggu. Penduduk disana sebelumnya udah sering banget ngerasain listrik berulang kali padam hingga rentang waktu yang lama.
Ketika listrik padam,
otomatis jaringan internet juga nggak bisa digunakan. Padahal internet sangat
penting untuk keperluan administrasi kantor desa dan untuk siswa belajar
daring.
Untuk
mengatasi masalah ini, Kepala Desa setempat membangun panel surya sebagai
alternatif untuk pengganti energi listrik. Warga setempat menamakannya
Suryanett. Panel surya yang dibangun di atas kantor balai desa cukup untuk
digunakan sebagai pengganti energi listrik. Dengan listrik yang dihasilkan dari
panel surya, jaringan internet desa Kadirejo bisa digunakan selama 24 jam,
tanpa tergantung dari energi listrik.
Sejak itulah
saya baru “ngeh” dengan istilah panel surya. Meski pemahaman saya masih
terbatas namun cukup memberi kesimpulan bahwa panel surya adalah alternatif
pengganti listrik yang bisa diandalkan. Hanya itu. Hingga kekepoan saya tidak
berhenti.
Ternyata
dampak pemakaian listrik yang berlebihan ternyata berimplikasi emisi yang
dihasilkan. Semakin banyak energi listrik yang digunakan, makin banyak pula karbon
yang dihasilkan. Hal ini berefek pada pemanasan global. Kita tahu bahwa listrik dihasilkan dari energi fosil atau energi yang tidak terbarukan. Yang
dimana bakalan habis. Cepat atau lambat -.-
Apa sih Panel Surya?
Mudahnya
gini, bahwa panel surya itu sistem yang bisa digunakan untuk mengubah energi
cahaya matahari menjadi energi listrik. Prinsipnya dengan menggunakan yang
disebut efek photovoltaic.
Sehingga
energi listrik tadi bakalan disimpan ke sebuah baterai, trus
dipakai untuk menjalankan perangkat elektronik yang ada.
Gimana Sistem Kerja Panel Surya?
Secara
sederhana, cara kerja panel solar dengan cara menyerap cahaya matahari dan
menampung energi yang nantinya disimpan pada sebuah baterai. Jadi sisten bakalan
tetep berjalan saat malam bahkan ketika kondisi hujan. Nggak hanya itu tetep
ada kabel yang terintegrasi dengan instalasi listrik di rumah. Ketika kita
menyalakan kompor listrik misalnya, maka secara otomatis tenaga listriknya
diambil dari baterai.
Penjelasan
panjangnya gini. Bahwa energi dari matahari yang
diubah menjadi energi panas atau listrik. Saat matahari bersinar panel surya
mengubah sinar matahari menjadi listrik DC (arus searah). Inverter surya
mengubah listrik ini menjadi daya AC (arus bolak-balik) untuk digunakan di
rumah kita. Peralatan rumah tangga kita (lemari es, TV, kompor listrik, dan
lainnya) menggunakan daya ini alih-alih menarik daya dari jaringan listrik.
Berbicara
mengenai panel surya, Alhamdulillah kekepoan saya makin terjawab ketika
mendapat undangan SolaRUV Blogger & Community Gathering Vol. 1 yang
diselenggarakan pada 14 April 2022 di Caturra Espresso kafe Surabaya. Pas banget
sama momen Hari Bumi 2022 :)
Acara
ini dihadiri oleh blogger dari Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Bangkalan dan beberapa
komunitas seperti komunitas Earth Hour Surabaya dan komunitas Surabaya
Memanggil. Menariknya lagi, semua pertanyaan mengenai panel surya dijawab
tuntas oleh mbak Diah Sulung Syafitri dari Utomo SolaRUV.
Mengenal Utomo SolaRUV
Utomo SolaRUV adalah merek dagang dari PT Utomo Juragan Atap Surya
Indonesia yang merupakan bagian dari Utomodeck Group, sebuah perusahaan
spesialis penyedia solusi atap untuk bangunan dengan pengalaman lebih dari 40
tahun di Indonesia.
Utomo SolaRUV memberikan solusi energi terbarukan berbasis BIPV
(Building Integrated Photo-Voltaic) yang fleksibel dan dapat diterapkan pada
berbagai desain bangunan yang akan dibuat.
Didukung oleh produsen komponen berskala global, Sungrow dan LONGI,
teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Rooftop dari Utomo SolaRUV
dapat diterapkan pada profil atap yang dimiliki oleh Utomodeck Group. Mereka
bisa memastikan bahwa atap dan instalasi surya atap pelanggan memiliki kinerja
yang tahan lama.
Utomodeck merupakan perusahaan induk Utomo SolaRUV yang memiliki spesialisasi di bidang atap dengan pengalaman lebih dari 45 tahun.
Bahkan Utomodeck juga meraih rekor dunia Guinnes World Records untuk kategori Atap Tanpa Sambungan Terpanjang
di Dunia yakni sepanjang 200,9 meter.
Kenapa Harus Beralih Menggunakan Solar Panel
Karena Indonesia daerah Tropis, selalu disinari Matahari
Keuntungan
di Indonesia, matahari selalu ada bahkan sepanjang tahun. Jadi saat pemasangan
tidak repot dengan pergantian musim.
Dari data Ditjen EBTKE Kementrian ESDM seperti gambar di bawah ini, bahwa sumber energi terbarukan yang berasal dari cahaya matahari potensinya mencapai 3.295 gigawatt, namun yang masih dimanfaatkan hanya 194 megawatt. Artinya, cahaya matahari adalah sumber energi terbarukan yang masih bisa dikembangkan lagi di Indonesia.
![]() |
sumber gambar : https://www.kompas.id/baca/ekonomi/2022/04/19/23-gigawatt-tenaga-surya-ditargetkan-tercapai-pada-2023 |
Indonesia berkomitmen menuju emisi nol bersih
Indonesia punya terget kapasitas terpasang
PLTS pada 2023 sebesar 2.300 megawatt.
Target ini sebagai bentuk komitmen transisi energi menuju emisi nol bersih
pada 2060 seperti yang dicanangkan oleh Pak Jokowi.
Capaian Indonesia saat ini untuk kapasitas
terpasang PLTS baru 200 megawatt. (sumber : https://www.kompas.id/baca/ekonomi/2022/04/19/23-gigawatt-tenaga-surya-ditargetkan-tercapai-pada-2023)
Potensi energi surya di Indonesia mencapai 112.000 GWp
Potensi energi surya di
Indonesia sangat besar yakni sekitar 4.8 KWh/m2 atau setara dengan 112.000 GWp. Hanya saja yang sudah dimanfaatkan hanya sekitar 10 MWp.
Pemerintah saat ini udah mengeluarkan perencanaan pemanfaatan energi surya yang menargetkan kapasitas PLTS terpasang sebesar 0.87 GW atau sekitar 50 MWp/tahun hingga tahun 2025,
Jumlah ini adalah gambaran potensi yang sangat besar untuk mengembangkan energi surya di masa mendatang. (sumber : https://www.esdm.go.id/id/media-center/arsip-berita/matahari-untuk-plts-di-indonesia)
Sangat Ramah Lingkungan
Dalam suatu case study Utomo SolaRUV, energi 418 kWp dari
matahari, jika dikonversi setara menanam 32.884 pohon dan mereduksi emisi
CO2 3.303 ton/kWh.
Kelebihan Menggandeng Utomo SolaRUV untuk Green Building
Melalui Permen ESDM Nomor 2
Tahun 2021 tentang Penerapan Standar Kualitas Modul Fotovoltaik Silikon
Kristalin, kini panel surya wajib berlabel SNI. Tujuannya menghindarkan calon
pengguna PLTS Atap dari komponen abal-abal yang beredar bebas di pasaran. Utomo
SolaRUV merupakan pelopor panel surya ber-SNI 540 Wp.
Selain itu Utomo SolaRUV juga berpengalaman dalam bidang solusi atap untuk bangunan selama
lebih dari 40 tahun di Indonesia. Bahkan atap Balai Kota Surabaya juga dipasang
PLTS Atap SolaRUV dengan model on-grid berkapasitas 2.000 Wp. Menurut wali
kota Surabaya Pak Eri Cahyadi, hal ini untuk mendukung Surabaya sebagai kota
berkelanjutan.
Manfaat Memasang Panel Surya di Rumah
Hemat Tagihan Listrik Hingga 50%
Peraturan Menteri
ESDM No.26/2021 menekankan ketentuan ekspor kWh listrik ditingkatkan menjadi
100% dari yang sebelumnya hanya 65%. Artinya, PLN wajib membeli 100% listrik
dari sisa daya PLTS Atap yang tidak terpakai oleh pelanggan.
Meningkatkan Nilai Properti
Jika bangunan
menerapkan konsep green building menambah nilai karena berkontribusi
menjaga alam dari pemanasan global.
Mengurangi CO2 hingga 246,22 ton/tahun
Luas atap
bangunan sebesar 500 m2, dapat menghasilkan energi minimal sebesar 318,5 kWp
dimana bisa mereduksi CO2 sebesar 246,22 ton per tahun.
Terima Dana Energi Berkelanjutan
Direktur Jenderal
Energi Baru, Terbarukan, Konservasi Energi (EBTKE) Dadan Kusdiana menjelaskan
sebanyak US$ 8 juta atau setara Rp.114,4 miliar disiapkan untuk memberikan
insentif kepada 1.300 pelanggan PT.PLN (persero) yang berminat untuk memasang
PLTS Atap.
Saat ini, untuk
kalian yang ingin membangun rumah ramah lingkungan dengan pasang PLTS Atap bisa
dapat voucher puluhan juta rupiah loh. Menarik bukan? Gimana caranya?
Hubungi Utomo
SolaRUV, Jalan Taman Darmo Permai Selatan, II No 56 Kav 5 Pradah Kali
Kendal, Dukuh Pakis, Surabaya. Atau kepoin Instagramnya di @utomosolaruv
Salam, energi
terbarukan !!!
Panel surya bisa hemat energi
BalasHapus