Camilan Beku Yang Melaju di Tangan Perempuan UMi

 

Sore yang mendung. Lima menit berselang air dari langit berbunyi nyaring di atap genting. Pikiran langsung tertuju pada kehangatan. Sebuah camilan hangat. Entah kenapa, sejak pandemi kebiasaan mengkonsumsi camilan makin menjadi. Hingga saya membeli beberapa persediaan camilan beku. Terlihat ada 2 kudapan yang masih ada di lemari pendingin. Saya menaruhnya sebentar pada suhu ruang.

 

Api kompor mulai menyala. Saya menggoreng sebagian kudapan empuk, gurih dan renyah yang  menjadi makanan selingan favorit keluarga. Ada pastel mentega dan pastel Singapore. Jajanan pastel mungkin sangat akrab di mulut kita. Bahkan tiap daerah memiliki kekhasannya masing-masing. Namun, hidangan di depan pandangan saya ini berbeda.

 

penulis bersama Ratna di depan kios Dapoer RA - Malang


“itu dibuat oleh ibu-ibu tangguh, mbak Septi” ujar Ratnaning Firdausi, saat saya berbincang di kediamannya di Malang (22/1/2022).

 

“beberapa pembuat pastel itu memang perempuan yang jadi tulang punggung keluarga” lanjut pemilik kios Dapoer RA ini.

 

Ratna – penggilan akrabnya – adalah perempuan pembuat jenama Dapoer RA. Sebuah UMKM yang menjalankan bisnis di bidang kuliner dengan ragam makanan khas rumahan seperti camilan beku (snack frozen).

 

Pada tahun 2020 ia terpilih untuk mendapatkan pembiayaan dari Pusat Investasi Pemerintah (PIP) selaku Badan Layanan Umum (BLU) Kementerian Keuangan RI, melalui Koperasi Serba Usaha (KSU) Karya Abadi Kota Malang. KSU Karya Abadi adalah koperasi linkage yang mendapatkan pinjaman Ultra Mikro (UMi) dari BLU-PIP melalui PT. Bahana Artha Ventura (BAV).

 

Awalnya Ratna tak berminat untuk berjualan. Namun keluarganya suka “ngemil”. Ibu dua anak ini pun menyediakan camilan beku agar lebih praktis. Ia membeli dari rekan komunitas maupun kenalan. Lambat laun Ratna berpikir, bagaimana cara beralih dari konsumtif menjadi produktif. Maklum semenjak resign dari pekerjaan, ia bener-benar fokus mengurus keluarga.

 

Dilain sisi ia melihat saudaranya. Kakak perempuannya adalah pembuat pastel yang menurut Ratna rasanya enak, namun tidak laku. Ratna tak kurang ide. Ia menjual produk kakaknya. 


“coba Ning kasih aku sepuluh pack, coba aku jualin” ujar Ratna mengenang ucapannya pada sang kakak.

 

Camilan produksi rumah tangga dari kakaknya ternyata ludes terjual. Semangat berdagang camilan beku dari ibu dua anak ini semakin membara. Ratna tidak berhenti mencoba. Ia mulai menggandeng rekan lainnya yang menjual pastel Singapore. Ternyata juga laku di tangan ibu asal Malang ini. Padahal pastel Singapore harganya lebih mahal dari pastel biasa.  

 

Hingga freezer atas dari kulkas dua pintu miliknya tak dapat menampung semua dagangannya. Ibu dari Andhini (4 tahun) ini merasa perlu amunisi baru. Ratna butuh insfrastruktur pendingin yang lebih besar untuk jenama Dapoer RA yang mulai dirintisnya.



logo dan merek Dapoer RA. dokumentasi : Ratnaning Firdausi 


Suatu hari Badan Layanan Umum Pusat Investasi Pemerintah (BLU-PIP) mengadakan event di KSU Karya Abadi Malang. Ibu asal Malang ini sudah lama menjadi anggota dan nasabah koperasi Karya Abadi. Ratna ditawari “produk” Pembiayaan Usaha Mikro (UMi).

 

Pembiayaan UMi memberikan pinjaman modal kepada usaha mikro yang kesulitan mendapat akses kredit bank maksimal Rp. 20 juta per nasabah yang disalurkan oleh Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB). Nilai pinjaman ini meningkat dari sebelumnya Rp. 10 juta agar dapat menyentuh banyak pelaku usaha mikro bisa mengembangkan usaha lebih baik.  

 

“nanti hadiah yang menang ada pendampingan usaha dari PIP-UMi” kata teman Ratna menawarkan.


“iya deh mau, kalau berbau ilmu aku mau” jawab Ratna antusias kala itu.

 

Ternyata ia lolos seleksi. Ratna mendapat pinjaman sebesar 10 juta. Dari modal itu ia belikan 2 deep freezer berukuran 200 literan untuk menampung semua produk camilan beku miliknya. Saat itu Ratna menarget menggandeng lebih banyak perempuan sebagai mitra untuk turut berdaya bersama. 

 

Pendampingan Tak Terlupakan

Dirintis Ratna pada 1 September 2019, Dapoer RA ibarat bayi yang masih belajar berjalan. Selain membutuhkan kaki sebagai modal melangkah, seorang bayi juga butuh pendampingan dari orang lain untuk melatihnya agar tidak salah langkah.

 

Menurut direktur utama BLU-PIP Ririn Kadariyah mengungkapkan bahwa pelaku usaha mikro untuk tetap bisa survive juga membutuhkan pendampingan dan pelatihan selain dukungan permodalan.

 

Apalagi saat hantaman pandemi datang. Survei LIPI menunjukkan, UMKM yang melakukan transaksi online jauh lebih sedikit terkena dampak negatif pandemi dibandingkan yang masih berjualan secara langsung.

 

Maka Pusat Investasi Pemerintah (PIP) sebagai Badan Layanan Umum Kementrian Keuangan RI mendorong semua usaha mikro (UMi) untuk beralih ke pemasaran digital. PIP berkolaborasi dengan anak muda yang peduli UMKM dari Jagoan Indonesia (carijagoan.id) untuk membuat program pelatihan dan pendampingan “literasi digital” selama satu bulan bagi debitur UMi dari berbagai daerah di Indonesia.

 

Ratna menyambut antusias. Selama pendampingan dan pelatihan, Ratna selalu aktif bertanya jika ada kesulitan. Untuk mengembangkan usahanya, ia juga diberi beberapa masukan seperti :

 

Branding

Dari proses pendampingan Ratna diminta mempelajari produk yang dijualnya. Misalnya apa uniknya produk, siapa yang membeli, kenapa konsumen membeli, kapan harus membeli, dan dimana mereka membeli? Lulusan universitas swasta di Malang ini pun mulai melakukan pengamatan sederhana.

 

Pada pastel mentega –misalnya- ia bisa percaya diri menyebut bahwa pastelnya beda dengan pastel yang lain. Biasanya komposisi pastel yang ada lebih banyak korsvet-nya daripada mentega. Pastel mentega Dapoer RA sesuai namanya, lebih banyak mentega daripada bahan korsvet. Sehingga pastelnya empuk, ngeprul, dan tidak keras. Pastelnya ukurannya memang lebih kecil, namun gendut karena isiannya padat yakni ada wortel, kentang, daging sapi dan telur.


 



 

Sementara pastel Singapore berlainan dengan pastel mentega. Pastel Singapore ini seperti karipap atau curry puff dengan kearifan lokal. Kulitnya tipis berlapis, teksturnya renyah dan berbumbu kari. Pugasannya pun lebih beragam, seperti chicken curry, chicken bolognaise, apel, nanas, mac chesse, pizzcorn, ragout, dan durian.

 

Dengan memahami produk yang dijual, Ratna jadi tahu bahwa produknya memiliki keunikan tersediri sehingga bisa menciptakan loyalitas pelanggan.

 

Digitalisasi Pemasaran

Instagram

PIP melalui Jagoan Indonesia juga memberikan pemahaman pada semua debitur UMi bahwa saat ini promosi tidak lagi ada pada baliho besar di pinggir jalan. Namun semua bisa dekat ke pelanggan melalui media sosial. Dengan media sosial, saluran penjualan akan semakin luas.

 

Saran pertama dari Jagoan Indonesia untuk pemilik jenama Dapoer RA ini memisah antara instagram pribadi dan akun instagram usaha. Jika masih digabung ibarat mencampur uang toko dan uang dapur. Ambyar !!! Ratna segera melakukannya dan sekarang Instagram @dapoerra_id diikuti oleh 142 followers.

 

Ratna membuat laman umpan (feed) maupun story sangat rapi sesuai ilmu selama pendampingan. Ibarat etalase, informasi yang disajikan pada instagram Dapoer RA pun sangat lengkap, karena tidak hanya berisi foto produk saja. Namun juga jenis produk, harga, kontak pemesanan, alamat kios, testimoni pelanggan bahkan cara menggoreng.

 

Menariknya Ratna memberikan hal baru pada pengikutnya. Misalnya postingan “fun fact” yakni informasi unik seperti Kisah Cinta Yang Melahirkan Lumpia. Caption yang ditampilkan juga mengundang rasa ingin tahu konsumen.  

 

Dari instagram inilah, pelanggan anyar dan reseller baru berdatangan. Termasuk dari komunitas yang jauh dari jangkauannya.


“saya dapat reseller dari komunitas mobil juga, padahal belum pernah ketemu orangnya loh” ujar Ratna menyunggingkan senyum.

 

Diantara pelanggan juga dengan suka rela “mengiklankan” camilan beku Dapoer RA pada instagram mereka. Hal itu karena pelanggan merasa puas dengan produk asal Malang ini.


 

Shopee

Jika etalase sudah ada pada instagram, maka untuk memperluas kanal pemasaran daring, akhirnya Dapoer RA dibimbing untuk membuat akun marketplace di Shopee.

 

Bukan Ratna namanya jika mudah menyerah. Meski awalnya merasa gagap teknologi, namun akhirnya ia bisa beradaptasi mengenali fitur Shopee. Dari akun https://shopee.co.id/dapoerra ternyata mampu menggaet pembeli. Terpantau camilan Dapoer RA terjual 82 kali dengan 26 ulasan yang semuanya memberi bintang 5.


 

Google Bisnisku

“Bu Ratna, biasanya kalau orang mau cari tokonya itu nyari di google” ujar Ratna mengenang pembicaraan selama masa pelatihan UMi Siap Online dari PIP.

“Saya disuruh mendaftarkan Dapoer RA di Google Bisnisku, mbak” tuturnya bersahaja sore itu.

 

Dengan Google Bisnisku -yang saat ini berubah nama menjadi Profil Bisnis-, kios Ratna mudah ditemukan konsumen. Ia juga bisa melihat ulasan produknya dari pembeli.

 

Saat ini dari Profil Bisnis, Dapoer RA mendapat rating 4,9 dengan 62 ulasan. Rata-rata memberikan testimoni yang positif pada sisi pelayanan, produk, dan pengiriman Dapoer RA. Bahkan ada yang terang-terangan mengaku ketagihan dengan produk camilannya. Tentu ulasan pada Profil Bisnis ini akan bermanfaat untuk menarik calon konsumen lainnya.

 

Website

Ratna juga dilatih pemasaran digital lewat situs web. Melalui kanal web https://dapoerra12.wixsite.com/website-1 Ratna menampilkan seluruh informasi dan foto produk Dapoer RA secara detail. Meski masih adaptasi menggunakan website, namun ia percaya semua berawal dari kebiasaan.

 

Kemasan Produk

Selain pemasaran daring, debitur UMi juga didampingi membuat kemasan untuk meningkatkan nilai jual produk. Ketika penjualan dilakukan dalam jaringan (daring), desain kemasan bisa digunakan untuk menarik calon konsumen.  Ibarat wajah, jika kemasan kurang enak dipandang maka tidak akan dilirik sejak pandangan pertama.

 

Akhirnya Ratna dibantu 3 desain kemasan dari Jagoan Indonesia. Dari contoh desain itu ia kembangkan sendiri, bekerja sama dengan rekannya pada sebuah percetakan di Malang. Dengan bantuan pendampingan kemasan produk, semua camilan Dapoer RA tetap aman sampai di tangan pembeli, namun juga tetap menarik.

 

Pencatatan Penjualan

Sebelum pelatihan PIP UMi, usaha yang dirintisnya menggunakan pencatatan penjualan manual dengan buku. Saat ini Ratna sudah memakai aplikasi Warungku, untuk memudahkannya. Sehingga ia bisa tahu posisi keuangan, menentukan harga, mengerti laba, dan tentunya bisa menyisihkan uang untuk mencicil pinjaman UMi. Ibu dari Rizqi dan Andhini ini mengaku tidak pernah terlambat mengangsur pinjaman. Ratna berkomiten untuk tepat waktu karena itu adalah bentuk tanggung jawab.

 

Merintis usaha mikro miliknya ini awalnya terasa berat karena harus membagi waktu antara menjadi ibu, istri, dan tanggung jawab lainnya di masyarakat. Namun berkat pendampingan dari PIP, jika ada kesulitan Ratna berfokus pada solusi.

 

Camilan Beku Makin Melaju

Saat ini tidak hanya pastel mentega dan pastel Singapore yang menjadi produk Dapoer RA. Ratna pun mulai menambah produk camilan kering seperti rambak pisang, kacang bawang dan rengginang. Untuk camilan beku lainnya ada lumpia rebung udang, kebab, gethuk crispy, lasagna beef, roti maryam, donat kentang, dan cireng.


 



 

Ternyata dagangannya makin laris dan cocok dengan lidah masyarakat. Setelah pelatihan pemasaran digital, omzetnya pun turut terdongkrak. Yang awalnya laba bersih tidak sampai Rp. 50 ribu dalam sehari, setelah melalui rangkaian bimbingan dari PIP laba bersih rata-rata menjadi Rp. 100 ribu sehari.

 

Tidak hanya itu, olahan camilan beku yang awalnya hanya diedarkan di lingkungan terdekat kini berkembang tidak hanya di pasar Jawa namun juga Bali.

 

Dalam seminggu rata-rata Ratna membutuhkan persediaan 80 pack pastel Singapore, 50 pack pastel mentega, dan 50 pack lumpia. Ratna mengaku pernah mendapat pesanan 300 dan 500 pack. Bahkan menjelang lebaran 2021 Ratna kewalahan mendapat permintaan produk hingga 1.500 pack. Beberapa diantaranya dari pesanan reseller.

 

Saat ini ada 11 ibu-ibu yang menjadi mitra Dapoer RA. Perempuan-perempuan yang digandeng Ratna memang terlibat menopang ekonomi keluarga. Jika ada moment tertentu, kadang Ratna menambah “pasukan” lainnya.

 

Pada bulan Agustus 2021 PIP bekerja sama dengan Dirjen Kekayaan Negara mengadakan program lelang produk UMi Unggulan Tahun 2021. Produk Dapoer RA menjadi salah satu yang diikutkan lelang di kanal https://lelang.go.id/. Dari lelang itu, ia mendapat konsumen hingga Kupang NTT.

 

PIP tidak berhenti mendampingi Ratna dari jarak jauh. Direktur Utama BLU-PIP Ririn Kadariyah juga pernah berkunjung ke kios Dapoer RA di Grand Kelapa Garden C-4 Telogowaru Malang Jawa Timur pada September 2021. Ratna mengaku senang dikunjungi Bu Ririn dan jajarannya sebagai bentuk dukungan usahanya.

 

Puncaknya, Ratna berangkat ke Bandung karena diundang PIP menghadiri acara Festival UMi - Bersama Sahabat UMi Bangkit pada 17 Desember 2021. Pada pagelaran produk UMi, ia diberi kesempatan mengenalkan Dapoer RA pada Menteri Keuangan. Ratna pun berfoto bersama Bu Menteri yang harapannya bisa memperkuat pemasaran usahanya. Tidak hanya itu, ia sungguh bangga karena pastel menteganya juga sempat dicicip Bu Sri Mulyani.


 

Ratna (berbaju ungu) berdampingan bersama Ibu Menteri Keuangan. Dokumentasi Ratnaning Firdausi 


Ratna cukup cerdik memanfaatkan peluang. Ajang Festival UMi dimanfaatkan untuk mengenalkan produknya untuk membuka pasar yang lebih luas. Produknya digunakan untuk camilan semua tamu undangan. Hingga setelah acara ia mendapat banyak pesanan dari Bandung dan Jakarta.

 

“saya bersyukur mbak, bisa dibimbing PIP, dibantu pemasaran juga. Kadang kalau ketemu teman dari komunitas, ada yang minta pertemanan di instagram. Saya bangga bilang jualan online” ujarnya sumringah.

 

Masih ada yang terus ingin dikerjakan Ratna untuk mengembangkan usaha. Setelah sukses mendaftarkan merek dan logo Dapoer RA ke Dirjen Hak Kekayaan Intelektual, dalam waktu dekat ia akan mengurus lisensi izin edar dan sertifikasi produk. 


Ratna tidak berpuas diri. Ia masih ada target punya genset hingga impian kelak memiliki Rumah Pastel sebagai jujukan oleh-oleh Malang. Menggandeng lebih banyak perempuan, pembuat camilan. Semoga !!!


**

 

“Mama, gorengkan lagi pastelnya dong” lelaki 5 tahun di depan saya menyodorkan piring.

“setelah makan pastel kita cerita lagi bersama Ayah di meja makan ya” tambahnya

Langit Surabaya masih mendung, hasrat ngemil keluarga saya masih tak terbendung. 

Pada pastel mentega Dapoer RA, perut kami bergantung.

 


Referensi

https://www.instagram.com/pusatinvestasipemerintah/

https://www.kompas.id/baca/opini/2020/08/14/umkm-4-0/

wawancara penulis bersama Ibu Ratnaning Firdausi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

47 komentar

  1. "Rumah Pastel", sebuah nama yang ear catching banget... Semoga segera terwujud ya... Hidup-hidukanlah UMKM

    BalasHapus
    Balasan
    1. amin, makasih banyak doanya Pak Dokter untuk mimpi Bu Ratna :)

      Hapus
  2. Pemerintah melalui UMi mendorong UMKM berkembang dengan baik dari sisi pendanaan. Semangat produk pastel Singapore dan lainnya dari kreatifitas pelaku UKMK semoga semakin jaya, aamiin

    BalasHapus
  3. wuah di medan baru kemarin selesai nih acaranya mba. semoga pemerintah semakin sadar bahwa Indonesia Bisa dengan Usaha Mikro yang berkembang dan dinikmati oleh rakyat RI.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dan semoga programnya menyeluruh. Klu di sini blm sampai kayaknya krn msh banyak pengusaha kecil yg terbengkalai

      Hapus
  4. Masyaallah tabarakallah, senang melihat bahwa umkm memiliki wadah dan sarana untuk berkembang dan bersaing, dan terbukti tetap bangkit disaat pandemi

    BalasHapus
    Balasan
    1. pandemi bukan alasan Usaha Mikro untuk mengutuk keadaan ya mbak, tapi dengan kreativitas mengembangkan pasar melalui pemasaran digital, ternyata juga bisa :)

      Hapus
  5. Wow,luar biasa pencapaikan mbak Ratna ya,ulet orangnya.Bisa melirik pasar yang disukai konsumen.Termasuk saya adalah penggemar pastel dan lumpia frozzen.Ini lebih menguntungkan,lebih awet ya.Saat mau ngemil tinggal goreng

    BalasHapus
    Balasan
    1. nah iya nih mbak, jadi praktis ya tinggal goreng :)

      Hapus
  6. MashaAllah. Ini sih proses pendampingan yang lengkap banget. Dari hulu ke hilir. Mulai dari produksi, branding, administrasi lalu pemasaran digital menggunakan fasilitas penjualan terbaru, mengikuti perkembangan teknologi dan kebutuhan jaman.

    Baca artikel ini jadi salut lihatnya. Luar biasa pokoknya. Semoga hal yang sama juga bisa diberikan kepada usaha-usaha mikro di lini yang berbeda. Seperti kerajinan tangan dan sebagainya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya keren ya Mba jadi selain terbantu modal... terbantu juga proses produksi hingga marketing alias pemasarannya. Mantaf

      Hapus
    2. Setuju Bun, UMi luar biasa. Membantu sejak awal, sehingga beneran dipantau perkembangan pengusaha yang tergabung di dalamnya. Kok jadi tertarik ikutan jualan cemilan ini, hehehe. Soalnya keluarga juga senang ngemil.

      Hapus
    3. pendampingan yang nggak setengah2 dari PIP ya mbak Annie, bener2 menjadikan Dapoer RA makin melesat melalui pemasaran digital :)

      Hapus
  7. Keren sekali, kak Ratna.
    Dengan pendampingan dan dilakukan dengan sungguh-sungguh semua langkah pembelajarannya, maka usaha Dapoer RA yang ada sejak 2019 terus berkembang hingga kini.
    Inovasi tiada henti dan penjualan yang kreatif menyentuh dunia digital marketing, maka mantap. Hasilnya pun bisa dibuktikan.

    Sukses selalu, Dapoer RA.
    Dan terima kasih UMi. Pendanaan yang tepat akan mengembangkan bisnis UMKM di lingkungan sekitar kita.

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih doanya untuk Dapoer RA ya teh :) Amin. Semoga Dapoer RA makin sukses kedepannya :)

      Hapus
  8. Semoga dapat menjadi contoh bagi pelaku usaha yang lain dapat menyerap tenaga kerja, terutama bagi warga sekitarnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. nah Dapoer RA ini contoh usaha mikro yang nggak mikir untung untuk diri sendiri, namun menggandeng perempuan lain untuk bersama produktif pada masa pandemi, karena mitra Dapoer RA adalah ibu-ibu yang jadi penopang ekonomi keluarga.

      Hapus
  9. Wah keren ya. PIP UMi memberikan pendampingan yang maksimal. Dari modal hingga ke cara-cara marketing. Semoga semakin banyak nih para pelaku usaha UMi yang mendapat kesempatan dari PIP seperti ini. Supaya usahanya semakin melaju ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. amin, makasih doanya untuk Dapoer RA ya mbak. Semoga makanan beku makin melajuuuuu :)

      Hapus
  10. Alhamdulilah PIP datang dengan pembiayaan dan pendampingan ya?

    pembiayaannyapun sangat ringan

    dengan cara ini pastel yang rasanya enak bisa bertemu dengan pembelinya

    BalasHapus
    Balasan
    1. yang dulu jualan hanya untuk lingkungan terdekat sekarang pasarnya hingga Jawa Bali :D mantap emang PIP ini :)

      Hapus
  11. Semoga usaha mbak satu ini bisa sukses yaa, saya sendiri suka belanja makanan dingin karena bisa bertahan lama�� maju terus UMKM

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makanan dingin adalah andalan emak-emak pada masa pandemi. Amin, makasih doanya untuk usaha mikro Bu Ratna ini :) Semoga maju terus :)

      Hapus
  12. Apalagi sekarang konsumen memang mencari yang serba praktis, baik itu cemilan beku seperti risol, pastel, empek2 atau lauk matang yang tinggal goreng aja. Semoga makin menggeliatnya penjualan online yang merambah banyak kota UMKM semakin bangkit

    BalasHapus
    Balasan
    1. camilan beku selain praktis, juga bisa tahan lama :) andalan ibu-ibu di rumah yang mengurangi intensitas keluar rumah karena pandemi.

      Hapus
  13. dapur RA beruntung mendapatkan pendampingan usaha dari UMi, sehigga usaha menjaddi besar sekarang. hebat dan inspiratif

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya setuju Kak, Bu Ratna ini memang pelaku usaha mikro yang hebat dan inspiratif :)

      Hapus
  14. Wah keren banget, bener-bener dapat pendampingan yang luar biasa, gak tanggung-tanggung bisa sampai melesat. Semoga Dapur RA Rumah pastel makin sukses. Jadi pengen ikutan jualan nih..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Boleh juga loh jadi reseller-nya Dapoer RA, hehe :D
      Amin, makasih doanya untuk Dapoer RA ya mbak.

      Hapus
  15. Haduuuuuuh jualannya favoritkuuuu semua ini mbaaaaa 😍😍😍😍. Ya ampuuun akubtadi langsung cek pengiriman ke Jakarta bisa atau ga, ternyata di IG nya bisa sampe Merauke malah 😁😍. Jakarta pasti bisa lah yaaa.

    Aku kebetulan suka banget karipap mba. Dulu pas kuliah di Malaysia, jajanan karipap dekat kampus enak bgt. Karinya strong. Makanya kangen pengen makan itu. Beberapa kali beli, blm ada yg seenak karipap Deket kampusku itu. Semoga yg Dapur RA ini bisa muasin kangen Ama karipap kari nya 😍❤️. Mau langsung pesen kayaknya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. nah, pastel Singapore-nya Dapoer RA ini emang karipap dengan kearifan lokal mbak :) Cuzlah kontak Dapoer RA :p

      Hapus
  16. Benar-benar mantap dukungan untuk pelaku usaha, dan kerennya juga Mbak Ratna juga semangat untuk menjalankan usahanya, sehingga jadi klop. Sukses terus untuk DapoerRA

    BalasHapus
  17. Waaah benar-benar menginspirasi perempuan Indonesia. Mbak Ratna ini seseorang yang tangguh yang berani membuktikan bahwa sukses itu tidak harus berpredikat pekerja kantoran ya. Melalui usaha UMKM yang ditekuninya nyatanya produk buatannya mampu dicintai masyarakat. Sukses selalu untuk usaha mbak Ratna, semoga makin banyak wanita inspiratif yang tumbuh di masa pandemi ini.

    BalasHapus
  18. Pendampingan usaha itu memang penting ya..jadi kita bisa belajar banyak dari mereka yang sudah maju tidak trial and error lagi.

    BalasHapus
  19. Bagus ya pembiayaan UMi ini nada peningkatan pemberian bantuan dari Rp 10 kita jadi Rp 20 juta. Dan ada juga bantuan lainnya untuk umkm maju. Keren

    BalasHapus
  20. Idem aku jg stok makanan beku di rumah lbh banyak saat pandemi mbak krn males kan keluar rumah gtu dan nyemil meningkat haha.
    Wah bagus ya mbak masih bertahan di tengah pandemi, gak hanya dapat suntikan dana tapi juga dapat pelatihan khususnya utk pemasaran secara digital.

    BalasHapus
  21. Bagus banget ya program PIP Umi ini, nggak cuma bantuan barupa modal tapi hingga pendampingan dan dibimbing pemasaran digital pula.

    Bu Ratna juga keren ya, punya semangat belajar tinggi, punya keinginan kuat untuk memberdayakan perempuan-perempuan di sekitarnya pula

    BalasHapus
  22. Senang banget baca proses bisnisnya detail banget mba. Ini jadi rekomendasi buat para UMKM mengikuti langkah-langkah Dapoer Ra mengembangkan bisnisnya ya mba

    BalasHapus
  23. Makanan beku emang banyak diminati saat ini ya, Mak. Apalagi ibuk2 sekarang pinginnya serba cepat krn anak2 suka enggak sabaran. Hahaha.

    Bantuan2 pemerintah sangat membantu para pelaku UMKm ya, Mak. Alhamdulillaah...tambah semangat.

    BalasHapus
  24. Keren yaa programnya. gak cuman dikasih modal namun diberi pendampingan juga. Karena ada banyak orang yang gak bisa memaksimalkan modal yang didapat, akibatnya untung yang diharapkan gak dapat diraih

    BalasHapus
  25. Inspiratif kisahnya... Kolaborasi yang membawa berkah untuk semua ya ini. Semoga dapur Ra tambah maju, dan menggandeng semakin banyak ibu-ibu lainnya untuk berkarya.

    BalasHapus
  26. Paling saluut dengan ibuk ibuk yang kreatif berbisnis gini.. two tumbs up.
    Di tengah kesibukan sebagai ibu rumah tangga masih sanggup memanfaatkan peluang bantuan UMi. Pastelnya kliatan yummy banget. Apqlagi dengan dibuat frozen jadi lebih awet yaa.
    Saya sungguh berharap akan makin banyak umkm ibuk ibuk terbantu dengan program UMi ini.
    Semoga makin sukses pastel frozennya :)

    BalasHapus
  27. yah ini salah satu contoh menciptakan peluang baru dalam menghasilkan serta menambah pemasukan keuangan dengan ide dan kreativitas sendiri. aku kagum deh dengan ibu-ibu yang memiliki ide dan kreativitas dalam berbisnis. semoga bisa menjadi salah satu contoh buat pelaku usaha yang lain untuk semangat terus yaaaa

    BalasHapus
  28. Karena ibu-ibu memang setangguh itu. Mereka nggak akan selalu berupaya yang terbaik untuk keluarga dari sisi mereka sendiri. Misal dengan memaksimalkan dapur untuk berkreasi hingga mendapatkan produk untuk dipasarkan seperti frozen food berupa pastel misalnya.

    Nggak dapat dipungkiri bahwa ada banyak orang yang demikian sukanya sama cemilan.

    BalasHapus
  29. Luar biasa. Sy selalu kagum oleh perempuan Indonesia yg berdaya guna. Diawali dengan kreativitas yg tadinya hanya untuk keluarga, lalu beranjak menjadi bisnis. Keren banget. Btw, bisa gak nih jajanannya sampai ke Bandar Lampung. Jadi mupeng.

    BalasHapus
  30. Adanya pendampingan dan pelatihan dalam menjalankan sebuah bisnis menjadi langkah awal sebuah bisnis untuk terus berada dalam track bisnis yang benar.
    Kalo Bu Ratna mendapatkan pendampingan dari PIP karena adanya event sosialisasi PIP di komunitas koperasinya, ya mbak?
    Jika UMKM lain menginginkan program yang sama, bagaimana caranya ya?

    BalasHapus