Sore yang mendung. Lima menit berselang air
dari langit berbunyi nyaring di atap genting. Pikiran langsung tertuju pada
kehangatan. Sebuah camilan hangat. Entah kenapa, sejak pandemi kebiasaan mengkonsumsi
camilan makin menjadi. Hingga saya membeli beberapa persediaan camilan beku.
Terlihat ada 2 kudapan yang masih ada di lemari pendingin. Saya menaruhnya
sebentar pada suhu ruang.
Api kompor mulai menyala. Saya menggoreng
sebagian kudapan empuk, gurih dan renyah yang menjadi makanan selingan favorit keluarga. Ada pastel mentega dan pastel Singapore. Jajanan pastel mungkin
sangat akrab di mulut kita. Bahkan tiap daerah memiliki kekhasannya
masing-masing. Namun, hidangan di depan pandangan saya ini berbeda.
penulis bersama Ratna di depan kios Dapoer RA - Malang |
“itu dibuat oleh ibu-ibu tangguh, mbak Septi”
ujar Ratnaning Firdausi, saat saya berbincang di kediamannya di Malang (22/1/2022).
“beberapa pembuat pastel itu memang perempuan
yang jadi tulang punggung keluarga” lanjut pemilik kios Dapoer RA ini.
Ratna – penggilan akrabnya – adalah perempuan
pembuat jenama Dapoer RA. Sebuah UMKM yang menjalankan bisnis di bidang kuliner
dengan ragam makanan khas rumahan seperti camilan beku (snack frozen).
Pada tahun 2020 ia terpilih untuk mendapatkan
pembiayaan dari Pusat Investasi Pemerintah (PIP) selaku Badan Layanan Umum
(BLU) Kementerian Keuangan RI, melalui Koperasi Serba Usaha (KSU) Karya Abadi
Kota Malang. KSU Karya Abadi adalah koperasi linkage yang mendapatkan
pinjaman Ultra Mikro (UMi) dari BLU-PIP melalui PT. Bahana Artha Ventura (BAV).
Awalnya Ratna tak berminat untuk berjualan.
Namun keluarganya suka “ngemil”. Ibu dua anak ini pun menyediakan camilan beku
agar lebih praktis. Ia membeli dari rekan komunitas maupun kenalan. Lambat laun
Ratna berpikir, bagaimana cara beralih dari konsumtif menjadi produktif. Maklum
semenjak resign dari pekerjaan, ia bener-benar fokus mengurus keluarga.
Dilain sisi ia melihat saudaranya. Kakak perempuannya adalah pembuat pastel yang menurut Ratna rasanya enak, namun tidak laku. Ratna tak kurang ide. Ia menjual produk kakaknya.
“coba Ning kasih
aku sepuluh pack, coba aku jualin” ujar Ratna mengenang ucapannya
pada sang kakak.
Camilan produksi rumah tangga dari kakaknya ternyata ludes terjual. Semangat
berdagang camilan beku dari ibu dua anak ini semakin membara. Ratna tidak berhenti
mencoba. Ia mulai menggandeng rekan lainnya yang menjual pastel Singapore.
Ternyata juga laku di tangan ibu asal Malang ini. Padahal pastel Singapore
harganya lebih mahal dari pastel biasa.
Hingga freezer atas dari kulkas dua pintu miliknya tak dapat menampung semua
dagangannya. Ibu dari Andhini (4 tahun) ini merasa perlu amunisi baru. Ratna
butuh insfrastruktur pendingin yang lebih besar untuk jenama Dapoer RA yang
mulai dirintisnya.
logo dan merek Dapoer RA. dokumentasi : Ratnaning Firdausi |
Suatu hari Badan Layanan Umum Pusat Investasi
Pemerintah (BLU-PIP) mengadakan event di KSU Karya Abadi Malang. Ibu
asal Malang ini sudah lama menjadi anggota dan nasabah koperasi Karya Abadi.
Ratna ditawari “produk” Pembiayaan Usaha Mikro (UMi).
Pembiayaan UMi memberikan pinjaman modal
kepada usaha mikro yang kesulitan mendapat akses kredit bank maksimal Rp. 20
juta per nasabah yang disalurkan oleh Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB). Nilai
pinjaman ini meningkat dari sebelumnya Rp. 10 juta agar dapat menyentuh banyak
pelaku usaha mikro bisa mengembangkan usaha lebih baik.
“nanti hadiah yang menang ada pendampingan
usaha dari PIP-UMi” kata teman Ratna menawarkan.
“iya deh mau, kalau berbau ilmu aku mau” jawab
Ratna antusias kala itu.
Ternyata ia lolos seleksi. Ratna mendapat
pinjaman sebesar 10 juta. Dari modal itu ia belikan 2 deep freezer berukuran
200 literan untuk menampung semua produk camilan beku miliknya. Saat itu Ratna
menarget menggandeng lebih banyak perempuan sebagai mitra untuk turut berdaya
bersama.
Pendampingan Tak Terlupakan
Dirintis Ratna pada 1 September 2019, Dapoer
RA ibarat bayi yang masih belajar berjalan. Selain membutuhkan kaki sebagai
modal melangkah, seorang bayi juga butuh pendampingan dari orang lain untuk
melatihnya agar tidak salah langkah.
Menurut direktur utama BLU-PIP Ririn Kadariyah
mengungkapkan bahwa pelaku usaha mikro untuk tetap bisa survive juga
membutuhkan pendampingan dan pelatihan selain dukungan permodalan.
Apalagi saat hantaman pandemi datang. Survei
LIPI menunjukkan, UMKM yang melakukan transaksi online jauh lebih
sedikit terkena dampak negatif pandemi dibandingkan yang masih berjualan secara
langsung.
Maka Pusat Investasi Pemerintah (PIP) sebagai
Badan Layanan Umum Kementrian Keuangan RI mendorong semua usaha mikro (UMi)
untuk beralih ke pemasaran digital. PIP berkolaborasi dengan anak muda yang
peduli UMKM dari Jagoan Indonesia (carijagoan.id) untuk membuat program
pelatihan dan pendampingan “literasi digital” selama satu bulan bagi debitur
UMi dari berbagai daerah di Indonesia.
Ratna menyambut antusias. Selama pendampingan
dan pelatihan, Ratna selalu aktif bertanya jika ada kesulitan. Untuk
mengembangkan usahanya, ia juga diberi beberapa masukan seperti :
Branding
Dari proses pendampingan Ratna diminta
mempelajari produk yang dijualnya. Misalnya apa uniknya produk, siapa yang
membeli, kenapa konsumen membeli, kapan harus membeli, dan dimana mereka
membeli? Lulusan universitas swasta di Malang ini pun mulai melakukan
pengamatan sederhana.
Pada pastel mentega –misalnya- ia bisa percaya
diri menyebut bahwa pastelnya beda dengan pastel yang lain. Biasanya komposisi
pastel yang ada lebih banyak korsvet-nya daripada mentega. Pastel mentega
Dapoer RA sesuai namanya, lebih banyak mentega daripada bahan korsvet. Sehingga
pastelnya empuk, ngeprul, dan tidak keras. Pastelnya ukurannya memang
lebih kecil, namun gendut karena isiannya padat yakni ada wortel,
kentang, daging sapi dan telur.
Sementara pastel Singapore berlainan dengan
pastel mentega. Pastel Singapore ini seperti karipap atau curry puff
dengan kearifan lokal. Kulitnya tipis berlapis, teksturnya renyah dan berbumbu
kari. Pugasannya pun lebih beragam, seperti chicken curry, chicken
bolognaise, apel, nanas, mac chesse, pizzcorn, ragout, dan
durian.
Dengan memahami produk yang dijual, Ratna jadi
tahu bahwa produknya memiliki keunikan tersediri sehingga bisa menciptakan
loyalitas pelanggan.
Digitalisasi
Pemasaran
Instagram
PIP melalui Jagoan Indonesia juga memberikan
pemahaman pada semua debitur UMi bahwa saat ini promosi tidak lagi ada pada
baliho besar di pinggir jalan. Namun semua bisa dekat ke pelanggan melalui
media sosial. Dengan media sosial, saluran penjualan akan semakin luas.
Saran pertama dari Jagoan Indonesia untuk pemilik jenama Dapoer RA ini memisah antara instagram pribadi dan akun instagram usaha. Jika masih digabung ibarat mencampur uang toko dan uang dapur. Ambyar !!! Ratna segera melakukannya dan sekarang Instagram @dapoerra_id diikuti oleh 142 followers.
Ratna membuat laman umpan (feed) maupun
story sangat rapi sesuai ilmu selama pendampingan. Ibarat etalase,
informasi yang disajikan pada instagram Dapoer RA pun sangat lengkap, karena
tidak hanya berisi foto produk saja. Namun juga jenis produk, harga, kontak
pemesanan, alamat kios, testimoni pelanggan bahkan cara menggoreng.
Menariknya Ratna memberikan hal baru pada
pengikutnya. Misalnya postingan “fun fact” yakni informasi unik seperti
Kisah Cinta Yang Melahirkan Lumpia. Caption yang ditampilkan juga
mengundang rasa ingin tahu konsumen.
Dari instagram inilah, pelanggan anyar
dan reseller baru berdatangan. Termasuk dari komunitas yang jauh dari
jangkauannya.
“saya dapat reseller dari komunitas
mobil juga, padahal belum pernah ketemu orangnya loh” ujar Ratna menyunggingkan
senyum.
Diantara pelanggan juga dengan suka rela
“mengiklankan” camilan beku Dapoer RA pada instagram mereka. Hal itu karena
pelanggan merasa puas dengan produk asal Malang ini.
Shopee
Jika etalase sudah ada pada instagram, maka
untuk memperluas kanal pemasaran daring, akhirnya Dapoer RA dibimbing untuk
membuat akun marketplace di Shopee.
Bukan Ratna namanya jika mudah menyerah. Meski awalnya merasa gagap teknologi, namun akhirnya ia bisa beradaptasi mengenali fitur Shopee. Dari akun https://shopee.co.id/dapoerra ternyata mampu menggaet pembeli. Terpantau camilan Dapoer RA terjual 82 kali dengan 26 ulasan yang semuanya memberi bintang 5.
Google Bisnisku
“Bu Ratna, biasanya kalau orang mau cari
tokonya itu nyari di google” ujar Ratna mengenang pembicaraan selama masa
pelatihan UMi Siap Online dari PIP.
“Saya disuruh mendaftarkan Dapoer RA di Google
Bisnisku, mbak” tuturnya bersahaja sore itu.
Dengan Google Bisnisku -yang saat ini berubah
nama menjadi Profil Bisnis-, kios Ratna mudah ditemukan konsumen. Ia juga bisa
melihat ulasan produknya dari pembeli.
Saat ini dari Profil Bisnis, Dapoer RA
mendapat rating 4,9 dengan 62 ulasan. Rata-rata memberikan testimoni yang positif
pada sisi pelayanan, produk, dan pengiriman Dapoer RA. Bahkan ada yang
terang-terangan mengaku ketagihan dengan produk camilannya. Tentu ulasan pada
Profil Bisnis ini akan bermanfaat untuk menarik calon konsumen lainnya.
Website
Ratna juga dilatih pemasaran digital lewat
situs web. Melalui kanal web https://dapoerra12.wixsite.com/website-1 Ratna
menampilkan seluruh informasi dan foto produk Dapoer RA secara detail. Meski
masih adaptasi menggunakan website, namun ia percaya semua berawal dari
kebiasaan.
Kemasan
Produk
Selain pemasaran daring, debitur UMi juga
didampingi membuat kemasan untuk meningkatkan nilai jual produk. Ketika
penjualan dilakukan dalam jaringan (daring), desain kemasan bisa digunakan
untuk menarik calon konsumen. Ibarat
wajah, jika kemasan kurang enak dipandang maka tidak akan dilirik sejak
pandangan pertama.
Akhirnya Ratna dibantu 3 desain kemasan dari
Jagoan Indonesia. Dari contoh desain itu ia kembangkan sendiri, bekerja sama
dengan rekannya pada sebuah percetakan di Malang. Dengan bantuan pendampingan
kemasan produk, semua camilan Dapoer RA tetap aman sampai di tangan pembeli,
namun juga tetap menarik.
Pencatatan
Penjualan
Sebelum pelatihan PIP UMi, usaha yang
dirintisnya menggunakan pencatatan penjualan manual dengan buku. Saat ini Ratna
sudah memakai aplikasi Warungku, untuk memudahkannya. Sehingga ia bisa tahu
posisi keuangan, menentukan harga, mengerti laba, dan tentunya bisa menyisihkan
uang untuk mencicil pinjaman UMi. Ibu dari Rizqi dan Andhini ini mengaku tidak
pernah terlambat mengangsur pinjaman. Ratna berkomiten untuk tepat waktu karena
itu adalah bentuk tanggung jawab.
Merintis usaha mikro miliknya ini awalnya
terasa berat karena harus membagi waktu antara menjadi ibu, istri, dan tanggung
jawab lainnya di masyarakat. Namun berkat pendampingan dari PIP, jika ada
kesulitan Ratna berfokus pada solusi.
Camilan Beku Makin Melaju
Saat ini tidak hanya pastel mentega dan pastel
Singapore yang menjadi produk Dapoer RA. Ratna pun mulai menambah produk
camilan kering seperti rambak pisang, kacang bawang dan rengginang. Untuk
camilan beku lainnya ada lumpia rebung udang, kebab, gethuk crispy, lasagna
beef, roti maryam, donat kentang, dan cireng.
Ternyata dagangannya makin laris dan cocok
dengan lidah masyarakat. Setelah pelatihan pemasaran digital, omzetnya pun
turut terdongkrak. Yang awalnya laba bersih tidak sampai Rp. 50 ribu dalam
sehari, setelah melalui rangkaian bimbingan dari PIP laba bersih rata-rata menjadi
Rp. 100 ribu sehari.
Tidak hanya itu, olahan camilan beku yang
awalnya hanya diedarkan di lingkungan terdekat kini berkembang tidak hanya di pasar Jawa namun juga Bali.
Dalam seminggu rata-rata Ratna membutuhkan
persediaan 80 pack pastel Singapore, 50 pack pastel mentega, dan 50 pack
lumpia. Ratna mengaku pernah mendapat pesanan 300 dan 500 pack. Bahkan
menjelang lebaran 2021 Ratna kewalahan mendapat permintaan produk hingga 1.500
pack. Beberapa diantaranya dari pesanan reseller.
Saat ini ada 11 ibu-ibu yang menjadi mitra
Dapoer RA. Perempuan-perempuan yang digandeng Ratna memang terlibat menopang
ekonomi keluarga. Jika ada moment tertentu, kadang Ratna menambah “pasukan”
lainnya.
Pada bulan Agustus 2021 PIP bekerja sama
dengan Dirjen Kekayaan Negara mengadakan program lelang produk UMi Unggulan
Tahun 2021. Produk Dapoer RA menjadi salah satu yang diikutkan lelang di kanal
https://lelang.go.id/. Dari lelang itu, ia mendapat konsumen hingga Kupang NTT.
PIP tidak berhenti mendampingi Ratna dari
jarak jauh. Direktur Utama BLU-PIP Ririn Kadariyah juga pernah berkunjung ke
kios Dapoer RA di Grand Kelapa Garden C-4 Telogowaru Malang Jawa Timur pada
September 2021. Ratna mengaku senang dikunjungi Bu Ririn dan jajarannya sebagai
bentuk dukungan usahanya.
Puncaknya, Ratna berangkat ke Bandung karena diundang PIP menghadiri acara Festival UMi - Bersama Sahabat UMi Bangkit pada 17 Desember 2021. Pada pagelaran produk UMi, ia diberi kesempatan mengenalkan Dapoer RA pada Menteri Keuangan. Ratna pun berfoto bersama Bu Menteri yang harapannya bisa memperkuat pemasaran usahanya. Tidak hanya itu, ia sungguh bangga karena pastel menteganya juga sempat dicicip Bu Sri Mulyani.
Ratna (berbaju ungu) berdampingan bersama Ibu Menteri Keuangan. Dokumentasi Ratnaning Firdausi |
Ratna cukup cerdik memanfaatkan peluang. Ajang
Festival UMi dimanfaatkan untuk mengenalkan produknya untuk membuka pasar yang
lebih luas. Produknya digunakan untuk camilan semua tamu undangan. Hingga setelah
acara ia mendapat banyak pesanan dari Bandung dan Jakarta.
“saya bersyukur mbak, bisa dibimbing PIP,
dibantu pemasaran juga. Kadang kalau ketemu teman dari komunitas, ada yang minta
pertemanan di instagram. Saya bangga bilang jualan online” ujarnya
sumringah.
Masih ada yang terus ingin dikerjakan Ratna untuk mengembangkan usaha. Setelah sukses mendaftarkan merek dan logo Dapoer RA ke Dirjen Hak Kekayaan Intelektual, dalam waktu dekat ia akan mengurus lisensi izin edar dan sertifikasi produk.
Ratna tidak berpuas diri. Ia masih ada target punya genset hingga impian kelak memiliki Rumah Pastel sebagai jujukan oleh-oleh Malang. Menggandeng lebih banyak perempuan, pembuat camilan. Semoga !!!
**
“Mama, gorengkan lagi pastelnya dong”
lelaki 5 tahun di depan saya menyodorkan piring.
“setelah makan pastel kita cerita lagi bersama
Ayah di meja makan ya” tambahnya
Langit Surabaya masih mendung, hasrat ngemil keluarga saya masih tak terbendung.
Pada pastel mentega Dapoer RA, perut kami
bergantung.
Referensi
https://www.instagram.com/pusatinvestasipemerintah/
https://www.kompas.id/baca/opini/2020/08/14/umkm-4-0/
wawancara
penulis bersama Ibu Ratnaning Firdausi
"Rumah Pastel", sebuah nama yang ear catching banget... Semoga segera terwujud ya... Hidup-hidukanlah UMKM
BalasHapusamin, makasih banyak doanya Pak Dokter untuk mimpi Bu Ratna :)
HapusPemerintah melalui UMi mendorong UMKM berkembang dengan baik dari sisi pendanaan. Semangat produk pastel Singapore dan lainnya dari kreatifitas pelaku UKMK semoga semakin jaya, aamiin
BalasHapusamin, makasih Kak doanya untuk Dapoer RA :)
Hapuswuah di medan baru kemarin selesai nih acaranya mba. semoga pemerintah semakin sadar bahwa Indonesia Bisa dengan Usaha Mikro yang berkembang dan dinikmati oleh rakyat RI.
BalasHapusDan semoga programnya menyeluruh. Klu di sini blm sampai kayaknya krn msh banyak pengusaha kecil yg terbengkalai
HapusMasyaallah tabarakallah, senang melihat bahwa umkm memiliki wadah dan sarana untuk berkembang dan bersaing, dan terbukti tetap bangkit disaat pandemi
BalasHapuspandemi bukan alasan Usaha Mikro untuk mengutuk keadaan ya mbak, tapi dengan kreativitas mengembangkan pasar melalui pemasaran digital, ternyata juga bisa :)
HapusWow,luar biasa pencapaikan mbak Ratna ya,ulet orangnya.Bisa melirik pasar yang disukai konsumen.Termasuk saya adalah penggemar pastel dan lumpia frozzen.Ini lebih menguntungkan,lebih awet ya.Saat mau ngemil tinggal goreng
BalasHapusnah iya nih mbak, jadi praktis ya tinggal goreng :)
HapusMashaAllah. Ini sih proses pendampingan yang lengkap banget. Dari hulu ke hilir. Mulai dari produksi, branding, administrasi lalu pemasaran digital menggunakan fasilitas penjualan terbaru, mengikuti perkembangan teknologi dan kebutuhan jaman.
BalasHapusBaca artikel ini jadi salut lihatnya. Luar biasa pokoknya. Semoga hal yang sama juga bisa diberikan kepada usaha-usaha mikro di lini yang berbeda. Seperti kerajinan tangan dan sebagainya.
Iya keren ya Mba jadi selain terbantu modal... terbantu juga proses produksi hingga marketing alias pemasarannya. Mantaf
HapusSetuju Bun, UMi luar biasa. Membantu sejak awal, sehingga beneran dipantau perkembangan pengusaha yang tergabung di dalamnya. Kok jadi tertarik ikutan jualan cemilan ini, hehehe. Soalnya keluarga juga senang ngemil.
Hapuspendampingan yang nggak setengah2 dari PIP ya mbak Annie, bener2 menjadikan Dapoer RA makin melesat melalui pemasaran digital :)
HapusKeren sekali, kak Ratna.
BalasHapusDengan pendampingan dan dilakukan dengan sungguh-sungguh semua langkah pembelajarannya, maka usaha Dapoer RA yang ada sejak 2019 terus berkembang hingga kini.
Inovasi tiada henti dan penjualan yang kreatif menyentuh dunia digital marketing, maka mantap. Hasilnya pun bisa dibuktikan.
Sukses selalu, Dapoer RA.
Dan terima kasih UMi. Pendanaan yang tepat akan mengembangkan bisnis UMKM di lingkungan sekitar kita.
makasih doanya untuk Dapoer RA ya teh :) Amin. Semoga Dapoer RA makin sukses kedepannya :)
HapusSemoga dapat menjadi contoh bagi pelaku usaha yang lain dapat menyerap tenaga kerja, terutama bagi warga sekitarnya
BalasHapusnah Dapoer RA ini contoh usaha mikro yang nggak mikir untung untuk diri sendiri, namun menggandeng perempuan lain untuk bersama produktif pada masa pandemi, karena mitra Dapoer RA adalah ibu-ibu yang jadi penopang ekonomi keluarga.
HapusWah keren ya. PIP UMi memberikan pendampingan yang maksimal. Dari modal hingga ke cara-cara marketing. Semoga semakin banyak nih para pelaku usaha UMi yang mendapat kesempatan dari PIP seperti ini. Supaya usahanya semakin melaju ya.
BalasHapusamin, makasih doanya untuk Dapoer RA ya mbak. Semoga makanan beku makin melajuuuuu :)
HapusAlhamdulilah PIP datang dengan pembiayaan dan pendampingan ya?
BalasHapuspembiayaannyapun sangat ringan
dengan cara ini pastel yang rasanya enak bisa bertemu dengan pembelinya
yang dulu jualan hanya untuk lingkungan terdekat sekarang pasarnya hingga Jawa Bali :D mantap emang PIP ini :)
HapusSemoga usaha mbak satu ini bisa sukses yaa, saya sendiri suka belanja makanan dingin karena bisa bertahan lama�� maju terus UMKM
BalasHapusMakanan dingin adalah andalan emak-emak pada masa pandemi. Amin, makasih doanya untuk usaha mikro Bu Ratna ini :) Semoga maju terus :)
HapusApalagi sekarang konsumen memang mencari yang serba praktis, baik itu cemilan beku seperti risol, pastel, empek2 atau lauk matang yang tinggal goreng aja. Semoga makin menggeliatnya penjualan online yang merambah banyak kota UMKM semakin bangkit
BalasHapuscamilan beku selain praktis, juga bisa tahan lama :) andalan ibu-ibu di rumah yang mengurangi intensitas keluar rumah karena pandemi.
Hapusdapur RA beruntung mendapatkan pendampingan usaha dari UMi, sehigga usaha menjaddi besar sekarang. hebat dan inspiratif
BalasHapusiya setuju Kak, Bu Ratna ini memang pelaku usaha mikro yang hebat dan inspiratif :)
HapusWah keren banget, bener-bener dapat pendampingan yang luar biasa, gak tanggung-tanggung bisa sampai melesat. Semoga Dapur RA Rumah pastel makin sukses. Jadi pengen ikutan jualan nih..
BalasHapusBoleh juga loh jadi reseller-nya Dapoer RA, hehe :D
HapusAmin, makasih doanya untuk Dapoer RA ya mbak.
Haduuuuuuh jualannya favoritkuuuu semua ini mbaaaaa 😍😍😍😍. Ya ampuuun akubtadi langsung cek pengiriman ke Jakarta bisa atau ga, ternyata di IG nya bisa sampe Merauke malah 😁😍. Jakarta pasti bisa lah yaaa.
BalasHapusAku kebetulan suka banget karipap mba. Dulu pas kuliah di Malaysia, jajanan karipap dekat kampus enak bgt. Karinya strong. Makanya kangen pengen makan itu. Beberapa kali beli, blm ada yg seenak karipap Deket kampusku itu. Semoga yg Dapur RA ini bisa muasin kangen Ama karipap kari nya 😍❤️. Mau langsung pesen kayaknya...
nah, pastel Singapore-nya Dapoer RA ini emang karipap dengan kearifan lokal mbak :) Cuzlah kontak Dapoer RA :p
HapusBenar-benar mantap dukungan untuk pelaku usaha, dan kerennya juga Mbak Ratna juga semangat untuk menjalankan usahanya, sehingga jadi klop. Sukses terus untuk DapoerRA
BalasHapusWaaah benar-benar menginspirasi perempuan Indonesia. Mbak Ratna ini seseorang yang tangguh yang berani membuktikan bahwa sukses itu tidak harus berpredikat pekerja kantoran ya. Melalui usaha UMKM yang ditekuninya nyatanya produk buatannya mampu dicintai masyarakat. Sukses selalu untuk usaha mbak Ratna, semoga makin banyak wanita inspiratif yang tumbuh di masa pandemi ini.
BalasHapusPendampingan usaha itu memang penting ya..jadi kita bisa belajar banyak dari mereka yang sudah maju tidak trial and error lagi.
BalasHapusBagus ya pembiayaan UMi ini nada peningkatan pemberian bantuan dari Rp 10 kita jadi Rp 20 juta. Dan ada juga bantuan lainnya untuk umkm maju. Keren
BalasHapusIdem aku jg stok makanan beku di rumah lbh banyak saat pandemi mbak krn males kan keluar rumah gtu dan nyemil meningkat haha.
BalasHapusWah bagus ya mbak masih bertahan di tengah pandemi, gak hanya dapat suntikan dana tapi juga dapat pelatihan khususnya utk pemasaran secara digital.
Bagus banget ya program PIP Umi ini, nggak cuma bantuan barupa modal tapi hingga pendampingan dan dibimbing pemasaran digital pula.
BalasHapusBu Ratna juga keren ya, punya semangat belajar tinggi, punya keinginan kuat untuk memberdayakan perempuan-perempuan di sekitarnya pula
Senang banget baca proses bisnisnya detail banget mba. Ini jadi rekomendasi buat para UMKM mengikuti langkah-langkah Dapoer Ra mengembangkan bisnisnya ya mba
BalasHapusMakanan beku emang banyak diminati saat ini ya, Mak. Apalagi ibuk2 sekarang pinginnya serba cepat krn anak2 suka enggak sabaran. Hahaha.
BalasHapusBantuan2 pemerintah sangat membantu para pelaku UMKm ya, Mak. Alhamdulillaah...tambah semangat.
Keren yaa programnya. gak cuman dikasih modal namun diberi pendampingan juga. Karena ada banyak orang yang gak bisa memaksimalkan modal yang didapat, akibatnya untung yang diharapkan gak dapat diraih
BalasHapusInspiratif kisahnya... Kolaborasi yang membawa berkah untuk semua ya ini. Semoga dapur Ra tambah maju, dan menggandeng semakin banyak ibu-ibu lainnya untuk berkarya.
BalasHapusPaling saluut dengan ibuk ibuk yang kreatif berbisnis gini.. two tumbs up.
BalasHapusDi tengah kesibukan sebagai ibu rumah tangga masih sanggup memanfaatkan peluang bantuan UMi. Pastelnya kliatan yummy banget. Apqlagi dengan dibuat frozen jadi lebih awet yaa.
Saya sungguh berharap akan makin banyak umkm ibuk ibuk terbantu dengan program UMi ini.
Semoga makin sukses pastel frozennya :)
yah ini salah satu contoh menciptakan peluang baru dalam menghasilkan serta menambah pemasukan keuangan dengan ide dan kreativitas sendiri. aku kagum deh dengan ibu-ibu yang memiliki ide dan kreativitas dalam berbisnis. semoga bisa menjadi salah satu contoh buat pelaku usaha yang lain untuk semangat terus yaaaa
BalasHapusKarena ibu-ibu memang setangguh itu. Mereka nggak akan selalu berupaya yang terbaik untuk keluarga dari sisi mereka sendiri. Misal dengan memaksimalkan dapur untuk berkreasi hingga mendapatkan produk untuk dipasarkan seperti frozen food berupa pastel misalnya.
BalasHapusNggak dapat dipungkiri bahwa ada banyak orang yang demikian sukanya sama cemilan.
Luar biasa. Sy selalu kagum oleh perempuan Indonesia yg berdaya guna. Diawali dengan kreativitas yg tadinya hanya untuk keluarga, lalu beranjak menjadi bisnis. Keren banget. Btw, bisa gak nih jajanannya sampai ke Bandar Lampung. Jadi mupeng.
BalasHapusAdanya pendampingan dan pelatihan dalam menjalankan sebuah bisnis menjadi langkah awal sebuah bisnis untuk terus berada dalam track bisnis yang benar.
BalasHapusKalo Bu Ratna mendapatkan pendampingan dari PIP karena adanya event sosialisasi PIP di komunitas koperasinya, ya mbak?
Jika UMKM lain menginginkan program yang sama, bagaimana caranya ya?