Aku pernah punya pengalaman mengalami perasaan down yang sangat karena ikut lomba blog “jelajah cagar budaya” dari pemkot Surabaya. Aku bener2 niat, berusaha, beli buku Sejarah Tempoe Doloe setebel bantal, ikut perjalanan bus Surabaya Heritage Track (SHT), nginep dirumah temen biar ada masukan apa yg keliru, begadang dll. Ternyata aku kalah, temans!!!. Pengalaman itu sangat membekas buat aku hingga mengatakan pada diri gak akan ikut lomba lagi.
Bahagia Ikut Lomba Blog dengan Membuat Goal yang Tepat |
Aku pernah ikut sharing WFO dengan salah seorang tim sharing Enlightening Parenting, mbak Fira dan mbak Ninta (meski saat itu pembahasannya tentang anak) aku tahu letak kesalahanku dimana? Goal yang aku buat adalah menang. Yang jelas-jelas itu kendalinya di tangan juri, bukan aku.
Efeknya apa? Saat kalah aku jadi meang meong alias ngomel ke diri sendiri ‘kenapa salah satunya gak gedung HVA aja yang aku tulis, yang dimenangin’. Haha
Baca juga : Membuat tujuan yang WFO
Di kelas Transforming Behaviour Skill (TBS) terakhir di Surabaya, aku jadi refresh ilmu lagi mengenal goal dan hope dengan menggunakan GROWT. Goal itu perilaku dari tujuan kita. Hope itu harapan. Jangan sampe keliru kita bikin goal dan hope.
Goal adalah upaya yang bisa kita kendalikan, tapi hope kendalinya di orang lain. Dan kita bertanggung jawab pada apa yang bisa kita kendalikan. Kalo kata guruku -bu Okina Fitriani- mengatakan dalam konteks bisnis misalnya, kata hope dan goal ini bisa disebut target dan action.
Goal adalah upaya yang bisa kita kendalikan, tapi hope kendalinya di orang lain. Dan kita bertanggung jawab pada apa yang bisa kita kendalikan. Kalo kata guruku -bu Okina Fitriani- mengatakan dalam konteks bisnis misalnya, kata hope dan goal ini bisa disebut target dan action.
Target : penjualan rengginang naik 20%.
Action : ikut pameran industri rumahan di 5 kota.
Kalo kita bikin goal yang benar, maka tidak akan rawan untuk frustasi hehe.
Kebetulan setelah kelas TBS ada lomba cagar budaya lagi tapi dari Kementrian Pendikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI dan komunitas IIDN. Aku segera eksekusi.
Sempet terjadi self talk, “udah pernah nulis tema yang sama kalah juga khan?” Self talk lain bilang “dasar self talk nakal, nyuruh orang gak pengan maju”.
Dan aku merenung lagi apa ‘strong why’nya hingga ketemu : aku ikut lomba karena mengasah kemampuan menulis (meningkat). Karena terasa bedanya nulis ikut lomba dan enggak. Mengubah goal bukan lagi menang.
Goal : ikut lomba (daftar dulu melalui panitia), bikin draft tulisan, menyelesaikan dan kirim
Hope : beruntung dalam lomba blog cagar budaya, ukuran beruntung adalah menang atau belajar (bukan kalah :p)
Realitas : aku sudah lama gak blusukan cagar budaya
Option :
Blusukan lagi ke cagar budaya, membuka lagi tulisan blusukan di blog, beli buku cagar budaya
Analisa Option :
blusukan lagi (hadeh kapan euy) cagar budaya di Surabaya ada ratusan kaleee
Will : akhirnya diputuskan membaca kembali tulisan di blog tema cagar budaya sebagai tambahan data dan asosiasi (dengan memanggil memory senengnya blusukan)
Tactic : mikir tema (sampe gak tidur berhari2 -,-), bikin draft dari tema (akhirnya temanya pertempuran 10 November 1945), nyiapin buku terkait, membaca, nulis.
Ternyata eksekusinya aku duduk didepan laptop seharian, fokus nulis, semua dikerjakan dikamar, hari itu Luigi “dikurung” dikamar hingga kami gak melihat sinar matahari, makan dan maen semua dilakukan dikamar. Tidurpun sambil ngelonin buku sejarah Surabaya -.-
Habit : bikin oret2 cek list pekerjaan yang sudah dan mana yang belum (aku share di Instagram Story), juga menggunakan alarm
Ketika melihat banyak tulisan peserta yang di share di IG dan Fb aku sempet ciut hati. Kenapa? Bloger kawakan turun gunung pada ikut. Yang sering menang lomba gak mau ketinggalan.
Self talk ribut lagi “kamu mau menantang mereka, yakin mau kirim tulisan? buat apa kalo pasti kalah lagi”
Yang lain bilang “dasar kamu setan nakal suka bikin down orang, kalo gak dicoba mana tahu menang atau belajar woi”.
Akhirnya di siang yang panas aku nekat submit tulisan ke panitia. Udah gak mau tengok kanan kiri, gak mau lagi baca tulisan mereka, para peserta. Ingat lagi goal aku adalah ikut lomba, menyelesaikan tulisan dan kirim (bukan kepo tulisan orang tapi gak ngapa2in). Hope aku adalah semoga beruntung.
Ikhtiar aku dijawab Allah, tulisanku Merawat Cagar Budaya Indonesia di Kota Surabaya terbaik ke-6 nasional.
Baca juga : Merawat Cagar Budaya Indonesia di Surabaya
Baca juga : Merawat Cagar Budaya Indonesia di Surabaya
Setelah ini jika ikut lomba blog aku gak mau lagi pakai goal menang, gak mau lagi down, aku cuma punya hope ‘mau beruntung’ (menang atau belajar).
Yang membuat aku makin hepi dari perjalanan ikut lomba cagar budaya kali ini adalah :
Aku mengalahkan self talk nakal, aku disiplin terhadap goal hingga berani kirim tulisan. Aku dapat hadiah uang.
Terimakasih sudah membaca sharing aku ini dalam membuat goal dan hope sebelum ikut lomba blog. Kalah atau menang yang penting bahagia ya ☺
Tidak ada komentar