Surabaya North Quay, Wisata Edukatif untuk Anak


Hari ini Surabaya tak hanya memiliki julukan sebagai kota pahlawan. Namun Surabaya telah menjadi kota tujuan wisata. Berbagai sektor pariwisata mulai diperbaiki, dipercantik, bahkan dibangun. Dan geliat pembangunan wisata Surabaya tidak hanya terfokus di tengah kota saja, namun di pinggir Surabaya pun mulai bertambah wisata yang bisa menjadi alternatif warga.

Sebagai seorang Ibu, saya memiliki misi mengelilingi semua obyek wisata di Surabaya. Terutama yang fungsinya tidak hanya rekreasional namun ada unsur edukatifnya. Seperti mengenalkan wisata bahari kepada anak saya (Luigi). Disiang yang terik, saya membuka kembali tema pembelajaran Luigi bulan ini. Pelabuhan dan laut !!! Terlintas Taman Hiburan Pantai (THP) Kenjeran di kepala saya. Namun, kami sudah sering menjelajah Kenjeran, hingga naik perahu dan menyantap makanan khas pesisir disana. Seketika suami bersenandung lagu Tanjung Perak. “Aha. Surabaya North Quay!!!” ucap saya singkat. Suami mengamini tujuan kesana, barang bawaan disiapkan dan segera kami berangkat.



Melewati jalan Perak Barat, akhirnya mobil melaju dengan lancar menuju lokasi. Surabaya North Quay (SNQ) merupakan salah satu destinasi wisata bahari di kota pahlawan. SNQ terletak di gedung Gapura Surya Nusantara (GSN). PT Pelindo III telah menyulap terminal penumpang GSN Pelabuhan Tanjung Perak dengan sangat modern. Bahkan ketika masuk didalamnya kita seperti berada di bandara. Dulu saat pertama kali tiba di gedung megah ini, saya tak mengedipkan pandangan sejenak. Berjejeran sofa empuk sebagai tempat menunggu, dan ruangan full AC. Adem banget.

sofa yang empuk di ruang tunggu. Foto : pribadi

Pelabuhan yang terkesan panas dan kumuh tidak kita lihat disini. Bahkan saat ini telah difasilitasi capsule bed sebagai tempat istirahat yang disewa hanya dengan Rp15.000/jam. Sehingga untuk menunggu kapal berangkat, penumpang bisa istirahat di capsule bed ber-AC.

GSN juga termasuk terminal penumpang kapal laut yang menggunakan garbarata layaknya bandara untuk pesawat. Keren banget, bukan? Dilengkapi eskalator, untuk menuju Surabaya North Quay maka kami harus naik ke lantai 2 dan 3 gedung GSN. Hanya membayar Rp10.000 sebagai tiket masuk, kami sudah mendapatkan voucher makan senilai Rp4.000.



Aktivitas di Rofftop Surabaya North Quay
Di SNQ kami bisa menikmati pemandangan laut dari rooftop lantai 3. Melihat kapal berlalu lalang dan sandar di dermaga. Saat menghadapkan wajah kelaut dan memejamkan mata, saya merasakan hempasan angin laut yang lembut. Pada momen tertentu kapal pesiar dari luar negeri bersandar di SNQ. Sehingga anak-anak juga bisa mengenal kapal pesiar. Namun sayangnya siang itu, tidak ada jadwal kapal pesiar yang bersandar.

Didekat tulisan “Surabaya North Quay” ada kursi kayu dengan payung untuk menahan panas. Dan hamparan rumput sintetis juga dudukan empuk untuk bersantai memandang laut. Saya menikmati jajajan di dudukan payung, sambil melihat kapal-kapal berjejer bersandar seakan sedang makan di pinggir kapal. Kami bisa melihat dari jauh aktifitas penumpang di kapal, hingga perlahan kapal jalan berlayar.

santai dulu di rumput sintetis. Foto : pribadi

Dari teras atas ini juga saya dapat melihat Jembatan Suramadu dari kejauhan. Bagian kanan teras terlihat menara kesyahbandaran Tanjung Perak yang merupakan salah satu bangunan cagar budaya Surabaya. Selama sejenak bersantai di dudukan payung, kami mencoba melihat detail aktivitas pelabuhan.

Ada yang menarik dari pandangan anak saya, yakni ia melihat tumpukan barang yang di packing kayu dan kardus untuk dimasukkan ke dalam kapal. Saya jadi mengerti bahwa ternyata di terminal ini, kita bisa melihat aktifitas bongkar dan muat barang. Juga sempat menangkap momen puluhan kantung sampah dari kapal yang dipindahkan ke dalam truk. Tidak dibuang ke laut !!!


puluhan kantung sampah dari kapal dipindahkan ke dalam truk. Foto : pribadi

Pembelajaran yang di dapat dari SNQ
Hari itu banyak hal yang kita dapat saat menghabiskan siang hingga sore di SNQ. Penjelajahan di SNQ menjadi sebuah media pembelajaran baru yang bahkan tidak didapatkan di dalam kelas. Diantaranya, si kecil mengamati aktivitas di sebuah pelabuhan penumpang. Hal ini merupakan pengalaman baru yang mengasyikkan. Aktivitas pengamatan dapat memperkaya wawasan dan kosatanya.

Anak saya jadi tahu jenis transportasi laut, ada kapal kecil dan besar yang mengangkut penumpang dari satu pulau ke pulau lain. Dan pertanyaan menggelitik, mengapa kapal sebesar itu bisa mengapung diatas air. Tidak hanya itu, si kecil menjadi banyak bertanya yang akhirnya mengenal istilah baru. Seperti apa itu dermaga, untuk apa sekoci, siapa yang mengemudikan kapal, dan mengenal fungsi tali tambat kapal.

Luigi melihat garbarata seperti di bandara. Foto : pribadi

Yang tak luput dari pengamatannya sore itu adalah lorong panjang. Ketika melihat sebuah lorong jembatan dan beratap yang menghubungkan ruang tunggu penumpang ke pintu kapal, ia jadi mengenal istilah garbarata. Juga bangunan tinggi Menara Syahbandar turut serta ditanyakan. Bangunan yang didominasi warna putih pada tembok dan beratap genting berwarna hijau itu dulu merupakan kantor kesyahbandaran. Yang merupakan administrator pelabuhan dan berfungsi sebagai menara pengawas Pelabuhan Tanjung Perak.

menara syahbandar dan jembatan Suramadu dari kejauhan. Foto : pribadi

Waw, beberapa jam di SNQ sudah banyak sekali yang si kecil dapatkan. Menjawab berbagai rasa ingin tahunya yang sedang bergelora. Sungguh, SNQ benar-benar wisata edukatif untuk anak. Bahkan SNQ saat ini menyediakan fasilitas Port Tour Education untuk siswa-siswi TK dan SD guna memperkenalkan sistem pelabuhan dan berbagai macam kapal. Menarik bukan?

Menikmati Kuliner di SNQ
Setelah berpuas menikmati suasana di rofftop, kami masuk di ruang indoor tempat penjual makanan berada. Ada banyak sekali menu makanan yang ditawarkan. Mulai makanan berat hingga makanan ringan seperti gorengan. Yang menarik selera saya, tentu saja makanan rumahan seperti nasi campur. 


nasi campur dengan lauk cumi yang enak banget. Foto : pribadi

Dengan membayar melalui dompet digital, maka saya tak perlu mengeluarkan uang tunai. Hal ini pasti sangat memudahkan wisatawan. Akhirnya kami santap makanan dengan lahap hingga tak bersisa.



Transaksi bisa dilakukan secara cashless atau non tunai. Foto : pribadi

Membeli oleh-oleh Khas Surabaya
Sebelum menuju tempat parkir, saya tak melewatkan mampir ke stand oleh-oleh di Surabaya Square. Kali ini saya ingin mencoba kering kentang yang bertuliskan “oleh-oleh khas Surabaya” pada kemasannya. Harganya sangat terjangkau, hanya Rp5.000 per bungkus.


stand oleh-oleh ada di lantai 2. Foto : pribadi

Hingga tak terasa perlahan matahari tenggelam di ufuk Barat. Sungguh pemandangan sempurna dari ujung Surabaya. Kami harus kembali pulang. Surabaya North Quay saat ini telah menjadi salah satu tempat wisata hits di Surabaya. Surabaya bukan dikenal hanya karena Tugu Pahlawan sebagai ikon kota. Namun Surabaya banyak berbenah menjadi kota jujukan wisata. Dan SNQ bisa menjadi alternatif tujuan wisata bahari yang menarik bersama keluarga. Juga tentunya menjadi media pembelajaran edukatif untuk anak. 

Ayo rek, jelajah wisata bahari ke Surabaya North Quay.

2 komentar

  1. Hal yg paling ku sesali ketika ke SNQ wktu itu adalah lupa nukerin tiket dgn soft drink nya hiksss, bsk2 kesana lagi deh hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lho, emang dapat gratisan yak?
      Aku udah lamaaaa ngga ke SNQ. Lupa ada welcome drink atau kagak.

      Yg jelas, ini artikelnya cuakeeeppp banget, Mba!
      Luigi, kamu lucuuuu dan ganteng sekaliiii!
      --bukanbocahbiasa(dot)com--

      Hapus