Jika mengingat para wali, tentu memory saya akan
berputar saat wisata religi jaman TPA (Taman Pendidikan Al Qur’an) dimasa kecil.
Yup, sepertinya generasi 90an pernah merasakan tour ziarah ke makam-makam wali sampai
ke Tuban dan Lamongan.
Surabaya ternyata juga ada makam diantara sembilan wali yang ada. Yakni makam Sunan Ampel. Sejujurnya saya lupa persisnya kawasan Ampel seperti apa. Tak memiliki fotonya pula yang membantu memanggil kenangan saat itu.
Ternyata masjid Sunan Ampel menjadi salah satu destinasi wisata religi Surabaya versi humas pemerintah kota. Hal inilah yang mendorong saya berkeliling mencari lebih dalam mengenai Kawasan Ampel.
Surabaya ternyata juga ada makam diantara sembilan wali yang ada. Yakni makam Sunan Ampel. Sejujurnya saya lupa persisnya kawasan Ampel seperti apa. Tak memiliki fotonya pula yang membantu memanggil kenangan saat itu.
Ternyata masjid Sunan Ampel menjadi salah satu destinasi wisata religi Surabaya versi humas pemerintah kota. Hal inilah yang mendorong saya berkeliling mencari lebih dalam mengenai Kawasan Ampel.
Begitu tampak gapura bertuliskan “Masjid Agung dan Makam Raden Rahmat Sunan Ampel” di kiri jalan,
saya pun segera memarkir motor yang tak jauh dari gapura. Setelah memasuki gapura
kita akan bertemu berderet-deret toko para pedagang yang menawarkan berbagai macam
pakaian muslim, sarung, kopiah, atau kaos. Tidak hanya itu berbagai suvenir,
makanan mulai kurma, roti maryam juga banyak dijual.
Entah mengapa saya kurang tertarik untuk sekedar
melihat atau mampir ke toko. Karena saya seperti terbawa arus para peziarah yang
hendak menuju makam. Sebuah tempat yang menjadi magnet orang-orang berziarah
adalah makam Raden Rahmat.
Di lokasi makam banyak rombongan peziarah yang duduk
bersila mengelilingi makam. Ada beberapa yang duduk bersila dengan dampar untuk
melantunkan ayat suci. Alunan shalawat dan doa berbait-bait tak henti dari
mulut peziarah terdengar disekitar makam.
![]() |
Gapura sebelum masuk makam Sunan Ampel |
Kita harus melewati gapura kuno dan diharuskan melepas
alas kaki. Begitu memasuki dan mendekat kita
akan bertemu sebuah pagar besi yang terbuat dari aluminium steel tanpa cungkup
makam dan ornamen lainnya. Itulah makam Sunan Ampel yang hanya berbalut dengan
kain putih pada batu nisannya. Terlihatlah dua buah makan berjajar
berdampingan. Selain makam Raden Rahmat atau lebih dikenal Sunan Ampel juga bersebelahan dengan istri pertamanya Dewi Condrowati.
Di wilayah makam Sunan Ampel terlihat tulisan di dinding untuk tidak mengambil gambar. Meski sedikit kecewa karena tidak bisa mengabadikan dalam gambar, namun saya yakin semua pasti ada maksudnya.
Di wilayah makam Sunan Ampel terlihat tulisan di dinding untuk tidak mengambil gambar. Meski sedikit kecewa karena tidak bisa mengabadikan dalam gambar, namun saya yakin semua pasti ada maksudnya.
Beberapa peziarah juga terlihat bersimpuh sekitar batu nisan
yang bertebaran di kompleks kawasan itu. Ada puluhan makam rumah terakhir
kerabat serta pengikut Sunan Ampel. Tempat ini selalu ramai pengunjung dari
berbagai wilayah.
![]() |
Makam Mbah Bolong, salah satu murid Sunan Ampel |
Banyak diantara mereka yang hanya berdoa beberapa
menit kemudian pergi. Padahal di kawasan Ampel banyak hal yang bisa dieksplore
lagi, selain berziarah. Diantaranya :
Mengenal siapa Sunan Ampel?
Namanya Raden Rahmat, salah seorang tokoh walisongo
yang menyebarkan Islam di Pulau Jawa. Merupakan wali yang terkenal dengan
metode dakwahnya yang disebut moh limo.
“...moh dari kata emoh yang artinya tidak mau. Sedangkan
Moh Limo berart tidak mau melakukan lima hal yang tercela. Adapun lima hal yang
tercela dalam hidup ini adalah :
Moh main : tidak mau berjudi
Moh ngombe : tidak mau minum arak atau
bermabuk-mabukkan
Moh maling : tidak mau mencuri
Moh madat : tidak mau menghisap candu
Moh madon : tidak mau berzina dengan perempuan yang
bukan istrinya..” (Hikajat Soerabaia Tempo Doloe, hal 62)
Peninggalan berharga Sunan Ampel
Masjid Ampel Denta
Disebuah prasasti dinding dekat juru kunci tertulis
keterangan “masjid Ampel Denta dibangun kurang lebih 1.420 M, sebagai pusat ke
Islaman tertua di Surabaya”. Dan merupakan salah satu bangunan cagar budaya
Surabaya.
Begitu memasuki masjid akan terasa kekunoan masjid. Kekunoan masjid ini masih dilihat dari tiang-tiangnya yang berasal dari kayu jati. Sungguh membuat takjub setiap orang yang melihat. Saya pun berusaha mencari tau makna dibalik kayu-kayu yang saya lihat.
Begitu memasuki masjid akan terasa kekunoan masjid. Kekunoan masjid ini masih dilihat dari tiang-tiangnya yang berasal dari kayu jati. Sungguh membuat takjub setiap orang yang melihat. Saya pun berusaha mencari tau makna dibalik kayu-kayu yang saya lihat.
![]() |
Masjid Ampel Denta |
“...Bagian dalam masjid terdiri dari 16 tiang saka
dengan panjang 17 meter tanpa sambungan. Menurut cerita 16 tiang ini bermakna
kalimat syahadat dan 17 adalah jumlah rakaat shalat wajib dalam satu hari. Kerangka
masjid terbuat dari kayu jati asli tanpa paku dengan ketebalan mencapai 10 cm.
Dibagian tengah masjid, terdapat menara dengan
panjang mencapai 50 meter berbentuk unik. Dulunya menara ini biasa digunakan
untuk melakukan penggilan sholat (adzan) oleh mbah Sholeh.
Disebelah menara terdapat kubah berbentuk pendopo Jawa dengan lambang ukiran mahkota berbentuk matahari. Lambang ini diadopsi dari kejayaan Majapahit pada masa itu. Disekeliling masjid terdapat lima gapura yang merupakan simbol dari Rukun Islam...” (Surabaya Religious Tourism)
Disebelah menara terdapat kubah berbentuk pendopo Jawa dengan lambang ukiran mahkota berbentuk matahari. Lambang ini diadopsi dari kejayaan Majapahit pada masa itu. Disekeliling masjid terdapat lima gapura yang merupakan simbol dari Rukun Islam...” (Surabaya Religious Tourism)
Dereton gentong
Di barat makam Sunan Ampel terdapat deretan gentong
yang besar. Di dinding dekat gentong ada tulisan “khusus air minum”. Sejujurnya
saya sangat penasaran air apakah gerangan yang membuat hampir setiap peziarah
menegak air tersebut.
Ada petugas yang kebetulan menyapu di sekitar gentong
kemudian saya dekati “Pak, maaf mau tanya, di dalam gentong itu apa?” tanya saya
hati-hati. “ya air minum” jawab Bapaknya singkat sambil lanjut menyapu. “iya
maksudnya air PDAM atau dari mata air gitu, Pak hehe?” tanya saya penasaran. “disini
tidak ada air PDAM mbak, digentong adalah air sumur” “terima kasih, Pak” jawab
saya senang.
Meski saya tidak meminum air tersebut karena beberapa
faktor, namun saya senang mengamati mereka yang sangat khusuk saat minum air
gentong. Mulut mereka berkomat-kamit, entah untuk berdoa ataupun mengharap
berkah. Semua hanya dugaan saya. Beberapa diantara mereka yang membawa anak
akan membasuh wajah anaknya dengan air gentong. Ada pula yang menadahinya dengan
botol air minum entah sebagai bekal pulang atau bekal minum selama perjalanan
ziarah.
Hal lain yang unik lainnya di kawasan Ampel ini
adalah daerah ini merupakan kawasan wisata religi yang tidak one gate system. Pengunjung dapat masuk
melalui segala arah, melalui kampung-kampung di sekitar Ampel.
Masjid Ampel juga memiliki Radio FM, lembaga
pengembangan Bahasa Arab, kantin yang rata-rata makanannya dibandrol 20ribu
saja. Disediakan pula penginapan jika ingin bermalam.
Selamat berwisata religi di Kawasan Ampel :)
Selamat berwisata religi di Kawasan Ampel :)
Kawasan Masjid
dan Makam Sunan Ampel
Jalan Ampel
Suci
Surabaya
Sumber
referensi :
Widodo, Dukut Imam. 2013. Hikajat
Soerabaia Tempo Doeloe. Surabaya : Dukut Publishing.
Anonim. Surabaya
Religious Tourism. Surabaya : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota
Surabaya.
saya berkali-kali lewat di area sini, dan belum pernah sekali mampir hahaha.
BalasHapusUwow deh ama yang minum di gentong itu.
Air sumur dan kawasan Ampel pula, waaooo deehh hahaha
Sayang banget ya gak bisa ambil gambar di sana, padahal saya kan kepo mau tau makamnya kayak gimana.
Someday mungkin saya bisa ziarah juga di sini :)
Salah satu destinasi kalau ke Surabaya nih
BalasHapusBelum sempat ke sini waktu ke Surabaya tahun lalu 😅
BalasHapussaya tuh lupa-lupa inget sudah kemari belum yak, wkwk. Soalnya setiap pulkam ke sragen, pasti mampir wali-wali songo gini dari kecil. Ibu saya suka banget ziarah ke wali songo, pernah berdua doang sama bapak dari wali songo di surabaya sampai cirebon di samperin satu-satu. Niat, emang, hehe. Jadi kangen sama suasana ziarah gitu, hihi.
BalasHapusSemoga suatu hari bisa ziarah ke sini mba. Karena seumur-umur belum pernah ikut ziarah. Walau sama2 anak 90'n, TPA di aku adanya setelah aku masuk SMP. Sedangkan TPA nya untuk anak kecil. Paling aku dan teman-teman ngaji di masjid setelah magrib.
BalasHapusSaya pernah kesana 2x dan kondisi lagi haid semua.. Cuman bisa liat gentong air saja #eaa
BalasHapusMamaku pernah kesini nih waktu rombongan dari majelis ta'limnya. Ohh kayak gini toh penampakannya. Bagus juga yah mbak untuk wisata religi. Jadi ingin eksplore kesana
BalasHapusSaya termasuk generasi 80-an yang ziarah wali semasa kecil karena ikut ortu... tapi ya sekadar ingat kalau pernah ke sana plus foto-foto yang minim informasi. Semoga kapan-kapan bisa ziarah lagi ke semua makam wali.
BalasHapusKalau saya jelas belum pernah ke sana. Nah tpi kalau ibu atau nenek pasti pernah nih krena suka ada kegiatan ziarah gtu keliling pulau Jawa.. Keren ya mbak
BalasHapusDah lama belum ke sana lagi. Suka dengan ornamen masjidnya. Dan banyak peziarah juga yg ke sana.
BalasHapusBapak para wali kalo enggak salah sebutannya ya mbak?
Saya pernah kesini pada tahun 2004 bersama suami dan anak. Luar biasa ramai pengunjungnya. Semoga pesan dan kebaikan para wali senantiasa kita ingat dan diteruskan dlm hidup kita . Aamiin
BalasHapusPernah ke sini mb tp mau lgi kyknya adem ya. Ini sm kn yg di Taman Bungkul itu?
BalasHapusWah, di tempat saya rutin diadakan ziarah wali limo. Pesertanya ibu2 jamaah pengajian. Iyes, dari Surabaya sampai Tuban deh kelilingnya.
BalasHapusSayangnya saya belum jadi ikut terus, hehe. Baca ini jadi semakin ngeh dengan makam Sunan Ampel. Betul-betul kawasan wisata religi favorit, ya.
Dulu waktu masih tinggal di surabaya mayan sering sih main ke sini. Iyalah, rumah temen sebelahan sama masjid ampel persis. Wkwkwk
BalasHapusSaya dulu pernah kesini mba, lokasi ini memang sarat dengan nuansa religinya dan saya juga pernah minum air di gentong itu hihihi
BalasHapusBlom pernah ksana,, cuma liat di tv aja,, pingin juga wisata religi ksna
BalasHapusSalah satu tempat wisata wajib bagi ibu2 pengajian
BalasHapusRasany belum afdol jika belum ke sini
Biasany menjelang ramadhan makin rameee