Menabur Benih di Turnamen Catur Pelajar Walikota Cup Kota Blitar 2023

 

Sebenarnya saya dan mas Adit sering melihat berseliweran poster turnamen catur, baik dalam kota maupun luar kota. Namun dengan kondisi Luigi yang baru saja belajar catur, rasanya kami lebih selektif memilih turnamen mana yang bakal diikuti.




Saya tetap berkeyakinan bahwa kompetisi itu adalah ujian dari serangkaian hasil latihan. Luigi baru bulan Agustus serius belajar catur, dan itu waktu yang masih sebentar untuk menakhlukkan medan turnamen catur.

 

“Di jalan competitive sport, proses penting yang dijalani dalam pertumbuhan adalah bertanding mengikuti turnamen. Dalam turnamen, hasil latihan dan semua persiapan diuji di lapangan.


Untuk catur, kompetisi berkualitas adalah alat ukur untuk menilai kemajuan anak dan kualitas latihan” Adalah ungkapan Aar Sumardiono yang selalu saya ingat dalam unggahan caption Instagramnya.

 

Namun, ada yang mendorong kami untuk kepo ketika membaca info Turnamen Catur Pelajar Walikota Cup Kota Blitar 2023 Tingkat Jawa Timur. Hal ini karena kategori dibagi berdasarkan SD atas (kelas 4-6 SD), SD bawah (kelas 1-3 SD), SMP dan SMA.

 


Sehingga, Luigi berkesempatan bertemu dengan anak yang seusianya atau maksimal kelas 3 SD. Selain itu, katanya disini adalah salah satu kompetisi catur bergengsi, yang mana hanya pemain bagus alias para atlet yang ikut. Maka, apa salahnya mencoba, sekaligus menguji kemampuan Luigi di level lebih besar.

 

Kami pun menawarkan kepada Luigi apa dia mau ke Blitar untuk turnamen catur? Dia mau jika tidak lawan kelas 6 SD. Saya tunjukkan bahwa untuk kompetisi ini ada pembeda SD atas dan SD bawah. Luigi pun setuju.

 

Namun apa kabar yang mengantar? Apa si Ayah bisa? Ya lihat nanti saja. Yang penting mendaftar dengan transfer terlebih dahulu. Jauh-jauh hari jika ditanya apa jadi berangkat, juga bingung jawabnya. Karena semua tergantung sopir, betul tidak?

 

Sementara kami bertiga terbiasa pergi mendadak, mengingat jadwal mas Adit yang sulit ditebak. Pernah loh kami tiba-tiba sampai Bojonegoro, tanpa membawa baju ganti, bahkan dompetku saja dan charge hp tertinggal. Pernah juga kita memutuskan ke Bali dengan persiapan sat set. Intinya kami ini keluarga “digoreng dadakan” seperti tahu bulat. HAHAHAH 😂

 

Kembali ke kompetisi catur. Hingga tiba-tiba Ayah mengabarkan sudah pesan kamar hotel dan kita berangkat hari Sabtu pagi (18/11). Alasannya agar Luigi punya waktu untuk istirahat. Hotel yang dipilih adalah SANS Hotels, tidak jauh dari lokasi lomba. Turnamen diselenggarakan Minggu, 19 November 2023 di Rumah Dinas Walikota Blitar tepatnya di Balai Kota Koesoemo Wicitra.



Namun sejauh apa kami merencanakan, hari Kamis Luigi malah pilek, batuk dan muntah. Makanya dia nggak masuk sekolah. Malamnya dia juga ada pertandingan online di Lichess (saat itu Luigi mendapat 3 poin dari 3 babak).

 

Pinginnya nggak latihan catur di warkop, namun karena mbak Khansa ulang tahun, saya ajak Luigi berangkat. “Aku mau main sama Pak Mufid atau Pak Boim.” katanya. Pada syukuran mbak Khansa inilah, Luigi pertama kali makan nasi kebuli. “mama, kenapa ini nasinya tidak menyatu sama lain, aneh banget nasinya” adalah kesan Luigi mengamati nasinya.

 

Setelah rame-rame barulah Luigi sparing dengan Pak Sulis, ayahnya mas Fadlin. Darisanalah saya mendengar bisik-bisik Bapak-Bapak, bahwa nama Fadlin itu ditakuti se Jawa Timur. Atlit catur yang lawan Fadlin pasti kena mental duluan. Wow jalannya apa ya, bisa sampai jadi momok lawan? Keren 👏


Kamis malam masih sparing sama Ayahnya mas Fadlin


Jam 22.30 saya dan Luigi pulang ke rumah. Ternyata batuknya makin menjadi. Dan tidak lengkap jika Luigi batuk tanpa berpasangan dengan muntah-muntah. Alhasil kami tidak bisa tidur.

 

Paginya (17/11) saya biarkan Luigi bolos sekolah. Prioritas kami, Luigi jaga kesehatan untuk turnamen catur. Siangnya Luigi Jumatan, namun juga bolos mengaji karena masih batuk keras. Sorenya saya suruh mandi untuk persiapan les EF, dan kondisinya lebih baik.

 

Malamnya saya list semua barang yang diperlukan selama di Blitar. Jam 9 pagi (18/11) targetnya sudah meninggalkan Gresik. Ternyata kami salah masuk tol, akhirnya putar balik mulai awal Icon Mall. Kami menghabiskan waktu 1 jam sia-sia untuk bermobil di dalam tol. Ada-ada saja perjuangan untuk turnamen.

 

Setelah itu berhenti di rest area Jombang, Luigi beli CFC seharga Rp. 39rb dengan 3 chicken strip, 1 nasi dan 1 teh pucuk. Saya dan Adit makan ote-ote seharga 3 ribuan. Lalu kami lanjut perjalanan.

 

rest area Jombang

 

Keluar tol, kami mengikuti arah google maps. Jalanan menuju kota Blitar sungguh ngeri, kami dilewatkan gmaps di jalan kecil, bahkan tak beraspal di tengah desa sepi. 


Alhamdulillah jam 14.51 WIB masuk ke Blitar kota, jalanan beraspal dan ramai. Setibanya di SANS Hotels jam 15.07 WIB, kami langsung shalat, membersihkan diri lalu cari makan.

 

hotelnya masih anyar kayaknya


Hotel kami bersebelahan dengan parkir bus Makam Bung Karno. Jadi kami mencari makan sekitar parkiran. Saya kira, disitulah letak makam sang Proklamator jadi bisa sekalian ziarah. Ternyata masih jauh, naik becak Rp.25 ribu pulang pergi. Kirain cuma jalan kaki udah nyampe 😒

 

Di warung SONY, Luigi makan sayur sop dan telur, sisanya saya makan. Ayah makan nasi pecel. Total makan bertiga dengan 3 es teh Rp.45 ribu. Cukup murah padahal di lokasi wisata. Luigi tidak mau jalan-jalan, tidak mau difoto, yaudah kami balik ke hotel.

 


Malamnya kami makan malam di Blitar Square. Bayangan kami, bakalan banyak makanan seperti mall pada umumnya. Ternyata mallnya sepi dan food court juga tidak menarik. Pilihan makanannya pun tidak ada yang saya minati.

 

Luigi pesan chicken steak, ayah pesan burung dara (dengan menunggu nasi yang masih masak selama 20 menit), dan saya hanya pesan bakso Kota Malang. 


Yang bikin ribet, chicken steak Luigi dibayar di stand Teh Poci yang juga banyak antrian orang beli teh. Jadi mbaknya jadi kasir plus jual teh. Tidak ada QRIS pula. Sungguh untuk makan saja rumit.

 

Jam 20.00 WIB beberapa stand sudah ringkes-ringkes. Lampu food court sebagian dimatikan. Akhirnya kami segera balik hotel.

 

pertama kali ke Blitar Square

 

Di hotel, Luigi sparing sama Ayahnya dan saya istirahat. Pagi jam 04.00 WIB saya bangun, karena Blitar sedang diguyur hujan sangat deras. 


Setengah jam kemudian, Luigi ikut bangun. Dia bilang nggak bisa tidur, adem banget katanya. Saya segera matikan AC, lalu shalat shubuh. Luigi shalat setelah saya mengakhiri salam.

 

Luigi pingin banget jam 6 pagi sudah sampai di lokasi turnamen. Namun kami mengolor waktu karena saya pikir buat apa menunggu lama di sana. Akhirnya kami sarapan nasi pecel. Luigi makan nasi dan telur, namun tidak habis. Ia hanya makan sedikit. Anak 7 tahun ini minum teh hangat sebagai penutup sarapan.

 


Saya juga bilang Ayah untuk mampir ke Indomaret, ternyata di Blitar namanya bukan Indomaret. Saya lupa.

 

Jam 07.00 WIB barulah kami sampai di Rumah Dinas Walikota Blitar. Ayah susah mendapat tempat parkir, Luigi melihat rombongan Gresik sudah tiba di lokasi. Ia makin badmood. Ia pingin paling awal datang. Akhirnya dia menghibur diri dengan menyendiri duduk bermain chess,com di meja turnamen.

 

Secara jadwal, jam 07.00 Registrasi, jam 08.00 Pembukaan. Dan jam 09.00 TM dan langsung Babak 1. Semua peserta turnamen wajib bersepatu. Acara dibuka oleh walikota Blitar, Drs. H. Santoso, M.Pd. 

 


 



“Beberapa hari terakhir Swiss Manager di Jatim ada kendala, semacam eror. Masih proses pembenahan. Nanti data pairing tiap babak selain di tempel di tempat terbuka, juga di share di group ini.” ujar kak Kuni, panitia turnamen. Informasi ini menunjukkan bahwa pairing tidak bisa dilakukan secara daring. Sehingga para orangtua harus sigab melihat WAG agar tau posisi meja peserta.

 

Babak 1 Luigi (hitam) melawan Abid dari Tulungagung, dengan hasil 0-1 (kalah)

Babak 2 Luigi meja 41 (putih) melawan Rohimah dari Pacitan, hasil 0-1 (kalah)

Babak 3 Luigi (putih) melawan Valentino dari Kediri, hasil 1-0 (menang)

Babak 4 Luigi (putih) melawan Qutrunada dari Mojokerto, hasil 0-1 (kalah)

Babak 5 Luigi (hitam) melawan Naufal Luthfy dari Blitar, hasil 1-0 (menang)

Babak 6 Luigi (putih) melawan Nuria dari Mojokerto, hasil 1-0 (menang)

Babak 7 Luigi meja 21 (hitam) melawan Aslikh dari Blitar, hasil 1-0 (menang)


Total poin yang didapatkan Luigi dari 7 babak adalah 4 kali menang dan 3 kali kalah.  

 

sumber foto : dari panitia di WAG

 

Pada babak 1 dan 2, Luigi lumayan dihantam lawannya. Wajar saja, mereka adalah juara turnamen catur Garam Cap Kapal. Bahkan lawan pertama Luigi adalah peraih emas pada Kejuaraan Provinsi (Kejurprov) Catur ke-54 kategori junior Putra G 7 tahun, pada tahun 2022.

 

Luigi pada babak 2


Yang bikin nelangsa adalah Luigi tahu kalau semua rekan-rekan Gresik mendapat poin sejak babak pertama. Luigi tidak membaur dengan yang lain, tapi memilih nonton yutub untuk menghibur dirinya sendiri. Sebelum main di babak 3, Luigi didatangi Pak Mufid dan dimotivasi.

 

Babak ke 3 keajaiban datang, Luigi menang. Saat itu saya optimis, Luigi bisa mengejar ketertinggalan. Lalu kalah lagi pada babak 4.

 

Deg,

Saya mulai merenung.

Apa benar langkah kami mengantarkan Luigi pada turnamen sebesar ini? Semua pecatur hebat Jawa Timur berkumpul disini. Apakah Luigi memang belum saatnya ada di sini?



Jujur, saya sedih memikirkan Luigi saat kalah bertubi-tubi menghampirinya sejak babak pertama. Self talk apa yang ada di hatinya sekarang. Bagaimana mentalnya? Apa terbersit untuk pulang di hatinya? Apa dia sanggup menjaga mood sampai akhir jika kalah lagi?

 

Alhamdulillah ada Ayah yang membesarkan hati Luigi. Tidak hanya itu, Pak Mufid dan Pak Boim juga memotivasinya. Bahkan Pak Mufid tidak segan mendatangi meja Luigi. Pak Boim yang bertugas sebagai wasit pun, setelah tugas selesai selalu berkumpul dengan rombongan Gresik.

 

Pada babak 5 dan 6, Luigi akhirnya meraih kemenangan atas lawannya. "mama, tau nggak? Aku sampai sesak napas saking tegangnya" curhat Luigi setelah ia menunjukkan kenapa bisa menang. Mungkin selama pertandingan memang tidak hanya pikiran yang dominan digunakan, namun pergumulan perasaan sehingga berefek pada fisiknya yang seakan merasa sesak di dada 😢 


Tinggal 1 babak lagi. Ayahnya memberi semangat. "ayo dek, berusaha sapu bersih sampai babak akhir" ujar Ayah. Saya hanya bisa mendoakan, semoga Allah memberikan kelancaran. Pak Boim dan Pak Mufid juga kasih motivasi ke semua anak-anak RAJA. 

 

"mama, tatanan mejanya udah kayak turnamen calon grand master ini". ujar Luigi saat survei lokasi


Bayangkan saja, Luigi awalnya ada di babak bawah di meja 41, bisa mengejar ketertinggalan menuju papan tengah dengan berada di meja 21 pada babak akhir (babak 7). MashaAllah. Sungguh terharu 😭

 

Ketika hampir semua teman-teman Gresik keluar ruangan, Luigi belum terlihat. Ayah panik dan menyuruh saya untuk mengintip di jendela. Akhirnya kami bagi job. Mas Adit mengintip melalui jendela, saya menunggu di tikar.

 

Dari tangkapan foto Ayah, kiri kanan Luigi sudah kosong, termasuk meja depan juga. Hingga Ayah WA, Luigi menang. Saya segera menuju pintu keluar, mengeluarkan ponsel dan ingin memeluknya.


Luigi sebelum bertanding pada Babak 7, babak terakhir meja 21


Luigi di babak 7, sudah sepi


Namun ia sungguh kegirangan dengan berlari dan melompat dan justru menuju pelatihnya, Pak Mufid. Ayahnya mau meluk aja juga nggak bisa. Mau nangis, boleh nggak? 😭 Saya sampai nge-video dia lari sejak keluar dari ruangan. Babak pertaruhan dan ia berjuang sampai titik darah penghabisan. Tetap fokus, meski sebelahnya sudah selesai.

 

Akhirnya Blitar telah membawa Luigi pada anak tangga. Mungkin di sini, apalah arti 4 poin. Poin 5 saja, belum tentu tempatnya di podium. Namun bagi saya sendiri, ini adalah pencapaian luar biasa pada keseluruhan seorang LUIGI.

 

Saat berlaga di Turnamen Catur Pelajar Walikota Cup Kota Blitar 2023 Tingkat Jawa Timur, untuk pertama kalinya Luigi merasakan ada di ruangan sendiri, tanpa dapat kami lihat dan dekati selama bertanding. Biasanya, ketika bertanding di turnamen Surabaya, Ayahlah yang menata dan membereskan semua perlengkapan caturnya. Luigi terima beres.

 

Namun di sini, Luigi tidak mendapat bantuan dari siapapun. Ia keluar ruangan sudah dalam keadaan rapi membawa tas berisi perlengkapan caturnya. Saat itu, ia juga dipaksa mengatasi kesulitannya sendiri. *Anakku mandiri, huaaaah 😭

 

Pertandingan selama 7 babak dengan sistem catur cepat dengan waktu 10 menit ditambah 2 detik setiap langkah ini, menjadi pembelajaran mental untuk Luigi. Dihajar sejak babak awal, hingga ia berjuang, lari dan mengejar dengan berada di meja tengah.

 

Pada kota Blitar yang dingin, Luigi menjelma menjadi pejuang sejati. Semoga ia terus berusaha meningkatkan permainan caturnya. Kalahnya pun menjadi motivasi untuk terus berlatih pada turnamen-turnamen lainnya.

 

Akhirnya menjelang Maghrib diumumkan para pemenang utama dan 15 besar pada Turnamen Catur Pelajar Walikota Cup Kota Blitar 2023 Tingkat Jawa Timur. 


Kabupaten Gresik membawa pulang juara utama dengan mas Fadlin meraih juara III pada kategori SD Atas dan mas Farzan mendapat juara II pada kategori SD Bawah. Selamat ya mas. Kalianlah inspirasi teman-teman di RAJA.

 

Untuk Luigi, ada di peringkat 41 dari 88 peserta kelas 1-3 SD se Jawa Timur dengan perolehan 4 poin dari 7 babak. Alhamdulillah. Apapun itu harus kami syukuri pada pengalaman pertama ini.


Turnamen bergengsi tahunan ini diikuti oleh 366 pelajar se Jawa Timur yang terdiri dari 126 peserta kelas 4-6 SD (SD Atas), 88 peserta kelas 1-3 SD (SD Bawah), 100 peserta SMP dan 52 peserta SMA.


Nama Pemenang Turnamen Catur Pelajar Walikota Cup Kota Blitar 2023 Tingkat Jawa Timur


Kategori SD Atas (kelas 4-6 SD)

Juara 1 Nayarana dari Probolinggo (poin 6 1/2)

Juara 2 Alfan Rosyid dari Mojokerto (poin 6)

Juara 3 Fadlin dari Gresik (poin 6)


Kategori SD Bawah (kelas 1-3 SD)

Juara 1 Abid dari Tulungagung (poin 6)

Juara 2 Farzan Ahza dari Gresik (poin 6)

Juara 3 Veronica dari Lamongan (poin 6)


Kategori SMP/MTS

Juara 1 Sofyan dari Tulungagung (poin 6 1/2)

Juara 2 Febrianti dari Pacitan (poin 6)

Juara 3 Wily dari Trenggalek (poin 6)


Kategori SMA/MA

Juara 1 Nizam Arby dari Kediri (poin 6 1/2)

Juara 2 Alfin dari Blitar (poin 6)

Juara 3 M Tsalis dari Kediri (poin 6)

 


Setelah berpamitan dengan rombongan Gresik, kami cari makan yang sejalan dengan arah pulang. Ternyata lewat Ayam Sa’i. Akhirnya Luigi makan lahap di sini. 


Mungkin pembalasan karena selama turnamen memang dia tidak selera makan. Ayah juga sepertinya kelaparan haha. Setelah menghabiskan semua menu ayam, kami pulang ke Gresik.

 


 

***

Luigi, jangan pernah berhenti berlatih ya. Semoga cintamu pada papan hitam putih ini, membawamu pada tempat-tempat seru. Kelak bisa bertemu orang-orang keren yang kamu kagumi.

 

Taburlah benih dalam 64 kotak warna putih dan hitammu, dengan cara evaluasi permainan hari ini, latihan lagi, bertanya pada ahlinya dan ikut turnamen lagi dan lagi. Mama dan Ayah akan selalu ada disampingmu.




Foto-foto lainnya, malamnya Luigi survey lokasi. 






 







foto kiriman Bunda Farzan



1 komentar

  1. Yeay!

    Jadi ingat Salfa juga dulu awalnya jauh sekarang merangkak naik pelan pelan. Semangat Nak. Jarang jarang yang bisa catur. Lui jadi yang top di Indonesia di masa depan

    BalasHapus