Kadang aku bingung, kenapa gigi anakku masih rapi ya.
Belum ada satupun yang copot. Seingatku pas TK, gigiku pada goyang dan Bapak
bakalan tarik pakai benang HAHA 😍. Jika susah baru deh ke dokter gigi.
Tanggal 17 Mei 2023 itulah pertama kali Luigi ke dokter gigi. Klinik BPJS kami ada fasilitas dokter giginya di lantai 2.
Singkat cerita, oleh dokter gigi perempuan hanya ditarik menggunakan tisu doang dong. Buset. Itu emang udah steril ya tisunya? Huhu 😏. Kami segera pulang. Aku fokusnya cuma gimana darah yang nyisa bisa berhenti dengan belikan Luigi es krim. Itulah pertama kali 1 gigi bawah Luigi copot di usia 7 tahun.
Selfie 30 Juli 2023, gigi Luigi setelah dicabut drg. Devika, Sp.KGA |
Pengalaman kedua kali ke dokter gigi BPJS dengan niat ingin mencabut gigi kelinci. Luigi semangat banget. Bahkan dia aja
baru pulang sekolah, masih pakai seragam, langsung minta ke dokter gigi.
Yaudahlah, toh aku pikir nggak bakalan antri kalau siang.
Ternyata hanya ada 1 antrian sebelum kita. Sambil nunggu,
Luigi pipis dulu. Aku tanya, apa mau makan dulu, karena setelah dicabut
takutnya susah makan. Dia bilang kan di sekolah sudah makan. Aku mengangguk dan
tak melobinya lagi.
Tibalah setelah pasien sebelum kami keluar ruang praktik
gigi, aku kaget karena saat pendaftaran dapat dokter perempuan. Ternyata yang
di ruangan dokter cowok, masih muda pula.
Aku berbaik sangka, mungkin dokter cowok ini mendadak
menggantikan dokter gigi yang sebenarnya ada jadwal. Yaudah, bukan masalah
serius.
“ini loh dok, mau cabut gigi”
“gigi yang mana?”
“gigi kelinci dok”
“di-gini-in sakit” dokter coba nyentuh gigi yang goyang
Luigi berkali-kali bilang sakit
Trus si Pak dokter siapin suntik bius gigi.
“jangan diliat ya”
Dokter sibuk mengisi jarum suntik dengan cairan.
Suntikan bius lokal.
Luigi terlihat pucat melihat jarum suntik saat dibius. Aku coba menenangkan dari jauh
dengan memberinya petunjuk tarik napas dalam dan buang napas pelan.
Setelah 5 kali melakukan suntikan, Luigi makin
berkeringat. Bahkan raut wajahnya menjadi tegang. Dia beberapa kali bilang
“aduh kok sakit ya”.
Si dokter juga nggak ada usaha nenanganin, tetap lanjutkan
tindakan.
Dalam hati aku bergumam “kok sesulit itu ya, bahkan Luigi
masih terasa sakit dan gusinya tidak kebas”.
Mata Luigi berkabut.
Tanpa pikir panjang. Aku langsung bilang ke dokter untuk
dihentikan saja. Ditunda lain waktu saat giginya benar-benar goyang. (karena
dia bilang ibarat 1-5, giginya Luigi masih tahap 2).
Lah padahal gigiku nggak ngapa-ngapain dan sehat aja
dengan mudah dicabut sama dokter gigi. Kenapa juga nunggu goyang sampe level 5.
Level 5 mah paling enak buat seblak atau bakso Aci. Iya nggak sih.
Kenapa Harus ke Dokter Gigi Anak
Kami pulang, dan Luigi masih deg degan katanya. Aku mampir
ke toko buat makan es krim. “tegang banget mama, dadaku masih dag dig dig”
ujarnya.
“tahu nggak mama, cairan biusnya tadi loh netes di
lidahku” kata Luigi lagi
“hah, apa iya? Trus gusimu sekarang jadi tebal nggak”
“nggak tuh”
ASTAGA, lalu cairan apa yang dimasukkan si dokter gigi
cowok itu, euuuuyyyy.
“pokoknya aku nggak mau ke dokter gigi lagi”
“selamanya nggak mau” Luigi makin ngotot
Aku memeluknya erat.
“mama tahu adek nggak nyaman saat ke dokter gigi, setelah
ini langsung pulang dan tidur aja ya. Siapa tahu bangun tidur jadi nggak sakit
lagi giginya” senyumku getir
Malamnya aku bilang ke Ayahnya nggak bakalan ajak
Luigi ke dokter gigi BPJS Jalan Kartini lagi. BPJS emang bayar, tapi kalau
nggak profesional dan bikin anak trauma juga buat apa. Gak ada perawat giginya
pula. Ikhlasin aja, kan BPJS emang tujuannya buat gotong royong biar semua
orang bisa berobat.
“Luigi aku bawa ke dokter gigi spesialis anak aja, Bi”
mohonku pada Ayahnya Luigi.
Kenapa sih mending memilih ke dokter gigi untuk urusan
gigi anak? Dokter gigi anak itu dokter gigi yang ngelanjutin pendidikan
spesialisasi gigi anak. Mereka dibentuk untuk dapat menangani semua masalah
gigi anak dari bayi hingga remaja, dari yang ringan sampai yang tersulit
(termasuk kelakuan anak-anak yang random dan sulit dimengerti HAHA 😆).
Selama pendidikan, para dokter gigi ini juga menuntaskan
praktek kerja di bidang kesehatan gigi dan mulut anak-anak. Gelar dokter gigi
anak adalah Sp.KGA di belakang namanya.
Kenapa ada dokter gigi yang spesifik menangani gigi dan
mulut anak? Ya karena struktur gigi dan mulut anak dan dewasa itu berbeda.
Sehingga masalah yang muncul beda dan penanganannya juga.
Dari laman IDAI disebutkan bahwa anak melewati 3 fase
gigi.
Fase 1 : gigi sulung (sekitar usia 8-14 bulan) berakhir
ketika ada gigi tetap tumbuh (sekitar usia 5-6 tahun). Terdiri dari 20 gigi
sulung (10 rahang atas dan 10 rahang bawah)
Fase 2 : campuran gigi sulung dan gigi tetap. Berakhir
ketika semua gigi sulung tanggal di sekitar usia 12 tahun.
Fase 3 : gigi tetap
Upaya Mencari Dokter Gigi Anak Gresik
Akhirnya ketemu dokter gigi dengan spesialisasi Ilmu
Kedokteran Gigi Anak yang praktek mandiri di Gresik Kota Baru (GKB). Segera aku
menghubungi pada kontak yang tertera pada laman pencarian google. Ternyata kuota
pasien sudah habis. Malam itu sang dokter hanya mengerjakan 7 pasien anak saja.
Lalu aku daftar untuk keesokan harinya. Untuk nomor
urutnya sesuai waktu kedatangan. Jadi semakin cepat datang, dapat nomor antrian
pertama, lalu cepat dipanggil deh.
Dialah Drg. Devika Sp. KGA. Beliau praktik Senin
sampai Jumat jam 18.30 – 21.00 WIB. Menemukannya mudah karena setelah SMP Manyar,
lurus dikit ketemu palang bertuliskan Kids Dental Care.
Ternyata lokasinya ada sebelahan sama Ayam Suprek Jalan
Kalimantan, Gresik Kota Baru (GKB). Nggak ada tukang parkirnya, jadi
pastikan helm dan kunci setir motor. Lokasinya bersatu dengan Apotik
Gressamed, Jalan Kalimantan no 71, GKB. Telp : 031-3930000.
Pengalaman Berkunjung ke drg. Devika, Sp.KGA
Malam itu, 21 juli 2023 langit Gresik sangat cerah. Setelah sampai ke lokasi, kita harus menuju ke petugas yang ada di apotek.
Konfirmasi bahwa kita sudah telpon dan daftar. Nanti bakalan dicatat dan diberi
tahu dapat nomor urut berapa. Saat itu Luigi mendapat nomor 5.
Ruang tunggu apotek berbeda dengan ruang tunggu dokter
gigi. Jadi menuju ke ruangan dokter gigi harus masuk ke dalam dulu. Emang ruang
tunggunya nggak terlalu luas sih, ada dua sofa. Dibelakang satu sofa adalah tempat
shalat.
Jika sofa sudah penuh, maka bisa lesehan di ruang shalat.
Tetap nyaman kok, karena ada kipas anginnya. Tetap nggak betah panas? Ke Ayam
Suprek aja beli es teh hehehe.
Menunggu antrian dokter gigi adalah hal menyebalkan,
karena dipastikan lama. Mungkin karena pengalaman masa kecilku yang menunggu bahkan
hingga larut. Namun saat itu kebetulan ada teman TK Luigi – namanya Davian - yang
juga akan berobat ke dokter Devika. Davian datang bersama Mama dan Adiknya.
Wah seperti botol bertemu tutup, mereka lengket bercanda
dan bermain bareng. Adiknya Davian juga ikut. Mulai main sembunyi, mainan di
sofa, di ruang shalat sampai keringat membasahi baju Luigi.
Tanpa terasa, sekitar jam 19.30 WIB nama Luigi dipanggil. Kami masuk ruang
praktik dokter. Tempatnya sangat bersih, dental unit atau kursi periksa pasiennya pun dilengkapi layar kecil
yang dapat menampilkan video. Saat itu dokter sedang menyetel kartun Tayo. Layar
itu juga bisa untuk melihat kondisi gigi dari dekat.
Dokter Devika juga didampingi 1 perawat gigi laki-laki.
Mereka berdua menggunakan masker dan alat pelindung diri (APD).
Luigi mengutarakan keluhan jika 1 gigi kelincinya terasa
goyang. Dokter Devika yang ramah ini menjawab bahwa sebelahnya juga goyang.
Luigi ditawarkan untuk mencabut 2 langsung. Jelas saja dia menolak. Nggak ada
dalam agenda briefing 😄.
Dokter minta persetujuan saya. Saya sih, pilih mana yang
terbaik menurut dokter sebagai ahlinya.
Dua gigi kelinci Luigi di oles cairan warna merah yang
membuat gusinya dingin. Dibantu asistennya, dokter Devika mencabut 2 gigi Luigi
dengan tang kecil dalam waktu tidak sampai 1 menit. Sat set. Selesai.
Dokter Devika benar-benar punya cara menyembunyikan sementara
alat-alatnya sebelum masuk mulut pasien. Beliau sungguh telaten dengan segala
keluhan maupun ketakutan anak-anak.
Luigi yang menutup mata masih belum tahu jika 2 gigi susunya
dalam sekejab hilang. Setelah membuka mata, ia disuruh untuk menggigit kasa. Beragam
pujian datang dari dokter Devika pada Luigi untuk membesarkan hatinya.
“wah pinternya, tuh kan gak papa giginya di cabut” ujar
dokter yang sabar ini.
Saya pun ikut mengatakan bahwa ia hebat telah berani cabut
gigi. Dokter Devika melanjutkan obrolan jika Davian malah sering berkunjung ke
ruang praktiknya. Sebelumnya saya cerita bahwa di ruang tunggu ia dan Davian
main bersama.
Untuk mengalihkan rasa nyeri pada gusinya, dokter menyuruh Luigi untuk memilih 1 hadiah dari banyak mainan yang ada di meja dokter. Ada lego yang rasanya cocok untuk Luigi. Namun ia malah memilih miniatur bebek. Hah, buat apaan pikirku. Namun kulihat ia senang dengan bebek barunya.
Setelah itu saya membawa nota yang harus diberikan kepada petugas apotek. Kertas kecil bertuliskan Rp.150.000. Itulah biaya yang kami keluarkan untuk cabut 2 gigi. Kamipun mengucapkan terima kasih dan pamit.
Hingga berhenti di Alfa Midi untuk membelikan es krim. Saat
makan es krim itulah, Luigi meminjam ponsel untuk melihat kaca dari kamera
depan. Alangkah kagetnya dia giginya langsung dicabut 2.
Saya bilang, mungkin dokter berpikir goyangnya sudah level
10 dari 1-10, makanya harus segera dicabut. Meski kulihat ia sedikit kecewa,
namun dinginnya es krimnya membuatnya lebih tenang.
di depan Alfa Midi GKB |
gigi rapi sebelum di copot 😁 |
Sesampainya di rumah, ia buka bebek dari dokter Devika.
Ternyata bebeknya benaran lucu, karena bisa meniup permen karet jika dipencet. Bebek
itu seakan menjadi hiburan Luigi. Terima kasih dokter.
Setelah saya cerita di status WA tentang pengalaman Luigi
ke dokter Devika, ternyata ada teman TK Luigi yang sering cabut gigi ke dokter
Devika.
Termasuk guru TK Luigi (ustadzah Una) juga memberi tanggapan. Beliau memberi
tahu bahwa dokter Devika ini lembut dan juga menangani anak ustadzah sejak kecil.
Tiga anak dokter Devika, semua juga bersekolah di Al Ibrah Gresik. MashaAllah. Sebagai
alumni TKIT Al Ibrah, rasanya senang dengan semua kesan positif bersama dokter
Devika.
Alhamdulillah tidak ada trauma ke dokter gigi. Semua dilalui dengan minim drama.
Tips sebelum ke dokter gigi, jangan lupa briefing tentang apa yang akan dihadapi anak bersama dokter gigi, jelaskan juga ada alat-alat yang dimasukkan ke mulut, saya biasanya melakukan dengan bantuan buku (buku ini dikasih sama mbak Dini Swastiana, makasih mbak 💕).
Lalu jangan lupa untuk memberi
makan anak ya. Agar jika penanganannya dicabut, perutnya dalam keadaan kenyang.
Hingga tulisan ini dibuat, sudah 3 gigi Luigi yang dicabut dengan bantuan dokter Devika. Pengalaman kedua pada 1 September 2023 pukul 21.33 WIB memang Luigi menangis. Bukan karena sedih giginya bakalan hilang, namun deg degan saat tidak sengaja melihat alatnya. Namun bukan dokter Devika jika tidak sabar menghadapi Luigi. Hingga perjalanan cabut gigi-pun juga berakhir bahagia.
Itulah cerita pengalaman Luigi ke dokter gigi anak Gresik. Semoga bermanfaat ya. Salam gigi sehat 😁
Memang kalo udah urusan gigi anak, mending ke spesialis gigi anak sih mba. Aku juga kok. Ga pernah bawa mereka ke spesialis gigi dewasa. Kalo anakku yg pertama, lebih beranj memang, jadi sbnrnya mau dokter untuk dewasa atau anak sama aja.
BalasHapusTapi adiknya lebih takutan. Makanya dr awal hrs dia dulu yg mutusin mau ke DRG.ga dipaksa lah jadinya.
Untung dari awal berobat ke klinik gigi yg Deket rumah, dokternya memang bagus juga, dan udah terlatih ngadepin anak. Dpt hadiah juga biasanya kalo dokter gigi anak ini. Jadi pasien anaknya pada seneng kan 😄
Berasa banget yg dirasain Luigi. Aku JD inget zamanku kecil pas msh rutin ke dokter gigi Krn dulu gigiku ancur dan berantakan bgtttt. Pernah ngerasain dibius, lalu dicabut sampe ada suara krek 😵💫😵💫😵💫. Untung biusnya dah bekerja. Tapi begitu hilang, ya Allah sampe ke kepala sakitnya 🤣🤣
Sangat membantu sekali informasinya
BalasHapus