Ke Agrowisata Bhakti Alam untuk Dijemput Pulang

 

Sebenarnya mau nulis review Batu Wonderland Water Resort. Tapi ternyata masih ada cerita yang mengiringi sebelum nginep di sana, yaudah aku ngoceh dulu aja BTS nya. Hehe.

 

Menginap di Batu Wonderland Water Resort sebenarnya nggak direncanakan sebelumnya. Semua serba mendadak. Tapi emang kami bertiga (aku, suami dan Luigi) ada kalanya keinginan dan realisasi bisa diputuskan dalam waktu cepat.





Ceritanya Luigi tuh ada acara sekolah, semacam outbound tapi dikemas Family Gathering yang tujuannya bisa melatih ketangkasan anak-anak juga emak bapak antar wali murid biar saling kenal. Karena selama pandemi ya ketemunya paling cuma seminar di sekolah,

*itupun yang ikut lu lagi lu lagi

*eh ini asumsi ya, aku nggak pernah data langsung wkwk.

 

Makanya sekolah memberi fasilitas pembelajaran outdoor untuk TK A (7 kelas) dan TK B (6 kelas) sebelum puasa datang di Agrowisata Bhakti Alam. Sejak awal Pak Suami nggak aku daftarin, jadi cuma aku yang jadi pendamping Luigi dalam bus.

 

Pagi 11 Maret 2023, delapan bus berangkat menuju Agrowisata Bhakti Alam yang berada di Desa Ngembal Kecamatan Tutur Nongkojajar, Kabupaten Pasuruan Jawa Timur. Aku dan Luigi dapat tempat duduk di bus 8, dan semua peserta sudah lengkap sejak jam 6 pagi.

 

Namun secara kebetulan, di dalam bus 8 berisi anak Bapak Kapolres Gresik yang saat itu masih perjalanan dinas dari Madiun menuju Gresik. Jadi nunggu datang dari Madiun, akhirnya bus 8 berangkat paling akhir. 


Emang Bapak Kapolres mau ikutan outbound? Kagak !!! 😁 Tapi anaknya dianterin sama Ibunya. Nah Ibunya ini kan mendampingi Bapak Kapolres. Ya begitulah keterhubungannya.

 

Untunglah ustadzah Titis mengalihkan kebosanan anak-anak dengan banyak cerita dan bertanya kepada anak-anak dalam bus. Meski bus nggak segera berangkat, anak-anak juga hepi


Yauweslah rapopo, yang penting selamat sampai tujuan. Toh semua bus diusahakan tidak berjalan beriringan sejak awal.

 

Sebelumnya aku ajak Luigi foto bareng. Ku berdalih biar bisa dikirim ke Ayah. Untunglah dia mau, meski gayanya ya semaunya 😝





Di dalam bus Luigi aku suruh istirahat, karena semalam dia agak batuk. Agak batuk maksudnya kadang batuk, kadang enggak. Istilah apaan sih ini wkwk. Tapi ya namanya bocah, kadang rebahan, tapi banyak cerianya dalam bus. Aku tawarin berbagai camilan, dia menggeleng.

 

Jam 9 kurang, bus sudah sampai di parkiran Agrowisata Bhakti Alam. Anak-anak berbaris di depan loket masuk, sementara orangtua berkumpul terpisah yang penting dekat dengan anaknya. Orangtua nggak boleh jauh karena ada sesi foto sebelum anak-anak masuk lokasi wisata.

 

Segera aku gandeng Luigi ke toilet untuk pipis, takutnya di lokasi outbound jauh dari kamar mandi. Ternyata di belakang loket ada kamar mandi.

 

Saat menuju kamar mandi ini aku ketemu saya Ayahnya Gauzan yang biasanya ketemu di kantor karena project menulis. Jadi aku menyapa bentar dengan menundukkan kepala “Pak” sapaku. Di jawab “iya mbak”. Cuma aku belum terlihat mamanya Gauzan.

 

Barulah anak-anak berfoto, mulai dari anak-anak dan guru kelasnya dilanjutkan anak-anak dan emak-emaknya. Aku amati Luigi lebih banyak mengernyitkan dahi seperti tak semangat di foto. Pikirku emang dia lagi malas foto aja.

 

Seperti agrowisata lainnya, Agrowisata Bhakti Alam menyediakan wisata edukasi mulai dari tema peternakan dan pertanian. Fasilitas lainnya arena permainan outbound, kolam renang, kolam pancing dan banyak lainnya. Yang aku dengar dari Ibuku, kita bisa petik buah juga. Tergantung buah apa yang lagi musim.

 

Uniknya di Agrowisata Bhakti Alam ini setelah membeli tiket, kami harus melewati jembatan. Barulah seberang jembatan ada banyak petugas yang mengatur semua pengunjung untuk membawa ke lokasi adventure menggunakan kereta.

 

Selama perjalanan, aku jalan sendiri. Sambil antri kereta, aku ya sendirian aja. Benar-benar nggak ngobrol sama siapapun. Disini barulah mama Gauzan menyapa aku. Akhirnya ada teman juga 😆 Seneng ketemu mama Gauzan yang selalu ceria. Hehe.

 

Saat diangkut naik kereta menuju lokasi, aku melihat ada banyak wisata edukasi yang disediakan. Seperti kebun buah-buahan. Cuaca saat itu juga sejuk, cenderung dingin.

 

Anak-anak pun di kumpulkan di sebuah lapangan kecil dan para orangtua menunggu di gazebo. Nah ini yang diluar prediksi. 


Saat nyampe wahana adventure, Luigi izin ke ustadzah Nida dan bilang “ust aku mau istirahat”. Aku yang mengamati dari jauh langsung menghampiri Luigi karena digandeng ustadzah Ana.

 

“Mama, Luiginya izin mau istirahat katanya” kira-kita begitu kata ustadzah Ana. Akupun langsung menanyakan apa yang dirasakan. Ternyata Luigi cuma mau tidur. 


Berdasarkan tanganmeter (bukan termometer ya wkwk), aku raba-raba dahi dan sekitar kepalanya. Terasa badannya hangat.

 

Di saat teman-temannya dan para orangtua bersorak dengan games dari kakak-kakak Bhakti Alam di lapangan. Aku malah mojok, cari dinding gazebo untuk sandaran punggung dan menyiapkan paha sebagai bantal ter-empuk dan ternyaman buat Luigi. 


Hmm, kondisi fisik anak kecil yang mau SD ini ternyata sedang tidak fit. Mungkin efek batuknya semalam.





Yang bikin makin khawatir, dia nggak mau makan. Tapi emang sejujurnya makanannya juga bikin nggak selera sih. Isinya nasi, ayam krispi yang sudah hilang ke krispiannya karena letoy, mie, kerupuk dan saos. 


Tapi semua ini diluar kendaliku. Salah aku sendiri yang nggak bawa bekal makanan dari rumah. Bener-bener cuma mengandalkan apa yang ada di sini.

 

Untungnya sebelum makanan datang, aku sempat beli popmie 10 ribuan di dekat lapangan dan gazebo. Ya cuma itu doang ganjelan perut Luigi. Itupun di makan sedikit banget. Duh -.-

 

Yang paling aku syukuri adalah membawa air mineral dari bus (meski berat huhu). Karena ternyata kalau beli harganya 10 ribuan *emak emak nggak mau rugi 😅

 

Dan pada akhirnya Luigi bilang mau pulang. Waduh !!! Sementara sejak awal Ayahnya memang bakalan jemput, tapi nggak sepagi ini. Iya saat itu masih jam 9.34. Ayahnya masih ada urusan di Gresik. 


Namun karena dikabari anaknya sakit, ya segera berangkat nyamperin ke Bhakti Alam. Dalam perjalanannya, Pak Suami salah masuk tol pula. Akhirnya memakan waktu lumayan lama.

 

Jam 12.38 aku hampiri salah satu petugas Bhakti Alam di dekat lapangan. Aku sampaikan kalau minta diantar ke pintu masuk lagi. Pikirku bakalan menunggu kereta lagi. Ternyata sama masnya di anter pakai sepeda motor.

 

Karena aku dan Luigi nggak punya foto satupun di Bhakti Alam, jadi sebelum naik motor aku ajak Luigi untuk foto sekali aja. Ya ini emak nggak peka ya, tau anak sakit malah diajakin foto. -.-


Tapi gimana lagi, aku nggak ada foto Luigi pakai seragam selama outbound. Dengan sedikit mencureng, akhirnya Luigi mau. Makasih masnya (yang lupa nggak aku tanyai namanya) udah bersedia moto dan anter kami.



mereka asyik flying fox, kita pulang 😎


Eh ternyata kita melewati jalan setapak menurun. Kemungkinan cuma bisa dilewati 1 sepeda motor. Dan taraaaa nggak butuh waktu lama kami sampai juga di rest area deket parkiran. Disini tempat bapak-bapak supir bus istirahat.

 

Kami menunggu Ayah, tanpa tahu kapan Pak Suami nyampe. Selama menunggu, Luigi beberapa kali muntah. Apa yang dimuntahkan? Popmie -.- Artinya perutnya bener-bener kosong.

 

Jam 13.30 Pak Suami nyampe, terlihat dari rest area. Kamipun segera menuju mobil tempat Ayah parkir. Ternyata pas udah ketemu mobilnya, Pak Suami nyari kita di rest area sambil ke toilet. Jadi Luigi ndoprok di dekat mobil.





Setelah bayar parkir, kita segera meninggalkan Bhakti Alam. Di mobil Luigi pingin muntah. Selama perjalanan, Ayah 1 kali merapat ke kiri jalan untuk nyari tempat sepi buat Luigi muntah di tanah lapang. Udahlah itu sampai nggak ada lagi yang dimuntahkan. Bener-bener lemes dia, maksain muntah. 


Loalah, Nak. Sakit beneran kamu -.-

 

Saat itu juga kami memutuskan nggak pulang ke Gresik, tapi belok ke Batu. Pak Suami udah nyiapin satu tas isi baju kami bertiga untuk bisa staycation di Batu. Luigi pas ditanya malah kegirangan.

 

Yaudah tanpa perencanaan ntar bakal nginep mana dan pingin kemana, yang penting Luigi istirahat di Batu. Sebelum menuju tol, aku cari obat antimo anak ternyata pada kosong termasuk di Indoapril dan Apotek. Akhirnya terpaksa pakai antimo dewasa. 


Antimo inilah yang Alhamdulillah bikin Luigi tidur sepanjang perjalanan tol.

 

Saat itu hujan turun sangat deras. Pak Suami aku ingatkan untuk mengurangi kecepatan meski di tol, mengingat gerujukan air dari awan benar-benar banyak.

 

Sekitar jam 4 sore kami udah sampai di Batu dan mulai muter-muter cari penginapan. Awalnya tujuan kami di Kontena Hotel aja karena Luigi maunya nginep di sana. 


Ternyata di parkiran banyak bus dan beneran situasi lobi sangat kacau. Semacam anak-anak study tour. 


Kami emang nggak pesen melalui Traveloka, karena kadang justru pesen langsung dapat harga lebih murah.

 

Trus mulai hunting hotel sekitar Kontena dan beberapa sempet aku baca satu-satu review by google. Jika kami udah yakin hotelnya, tapi review google buruk yaudah gak masuk pilihan.

 

Sempet yakin nginep hotel di depan Jawa Timur Park 2, karena harganya masih terjangkau. Ternyata secara penampakan luar “nggak banget”. Yaudah keliling lagi. 


Hingga entah kenapa nyoba langsung aja masuk Batu Wonderland Water Resort. Pak Suami langsung membelokkan setir ke kanan dan tara keisengan kami berbuah baik.

 

Aku tulis reviewnya di halaman lain ya. Apa kabar Luigi yang sakit? Ya masih lemas 😖

 

1 komentar

  1. Duuuuh kasiaaan Luigi ... Di saat wisata malah sakit Yaa 😔. Memang ya mba, kalo anak sakit gini, mau diajak wisata aja udh ga semangat duluan anaknya. Kita nya juga jadi galau . Lumayan lama Yaa dari jam 9.30an, sampe akhirnya jam 12 baru bisa kluar. Kebayang sih dia pasti lemes Krn badannya anget itu .. tapi semoga setelah ngerasain staycation, sembuh ya Luigi 😘

    BalasHapus