Tidak pernah ada dalam
bayanganku akan merasakan pandemi yang dulu hanya dibaca dalam buku sejarah. Awalnya
pemerintah menyuruh sementara di rumah saja, hingga tak terasa 6 bulan sudah
pilihan di rumah masih menjadi yang terbaik. Vaksin belum ditemukan, rumah
sakit rujukan penuh, korban tak jua menurun, bahkan pahlawan kesehatan
berguguran.
Jenuh dan bosan sudah
berkumpul jadi satu dalam dada. Hingga akhirnya menerima dengan hati lapang,
tak apa di rumah yang penting bersama keluarga. Lalu, apa yang kulakukan di
rumah? Ikut kelas kursus blog, masak, main bersama anakku -Luigi-, belanja di marketplace,
rebahan hingga ngemil.
Ngemil adalah kegiatan yang
selalu mengiringi aktivitas di rumah.
Kenapa dibarengi ngemil? Sesederhana karena membahagiakan. Mengunyah camilan
membuat hormon bahagiaku semakin meningkat. Tak hanya itu, ada sederet cerita kenangan
akan camilan.
Kenangan Camilan
Pada semangkuk kacang hijau yang baru keluar dari panci gosong ada selaksa cerita. Tentang kebahagiaan anak 5 tahun yang bisa berkumpul dan ngobrol dengan keluarga pada sore hari.
Sebagai
ibu rumah tangga yang di rumah saja, hampir setiap sore Ibuku menyiapkan
kudapan spesial kacang hijau dan beberapa keping biskuit yang dibelinya dari
sebuah toko kelontong. Ada nuansa indah dalam ingatanku hingga hari ini.
Keakraban.
Menyantap biskuit dan meneguk
sari kacang hijau diiringi dongeng masa muda Bapak dan Ibuk. Bagiku ngobrol
santai ditemani makanan ringan membuat suasana hangat dan komunikasi antar
keluarga semakin baik. Jika Ibuku butuh ngobrol penting dengan Bapak juga pasti
ada makanan ringan diantara mereka.
Dalam setiap perjalanan hidupku, entah kenapa selalu ada cerita akan “ngemil” ini. Biskuit dari Ibuku yang sering kumakan di masa kecil, hadir lagi setelah aku melahirkan Luigi. Namanya cookies ASI.
Konon produsen biskuit ini mengklaim produknya bisa menjadi booster
ASI yang membantu melancarkan pabrik ASIku karena komposisinya mengandung bahan
herbal. Jadi, ketika jeda antara sarapan dan makan siang, aku jajan cookies
agar tak terlalu lapar jua.
Selepas 6 bulan ASI Luigi
sudah mulai diberikan MPASI. Dalam jadwal pemberian makannya selalu ada camilan
diantara makan berat. Di usia Luigi 19 bulan pernah divonis underweight oleh
dokter spesialis anak subspesialis nutrisi anak (Sp.A (K)). Ia minum susu
khusus tinggi kalori, dan kata dokter aku harus memastikan ia tak sekedar makan. Makan berat maupun kudapan
harus bernutrisi.
Cerita ngemil pun berlanjut
dalam komunikasiku bersama suami. Jika ada masalah dengan suami aku mencontoh
dari yang Ibuku lakukan. Menyiapkan sari kacang hijau, disantap sore sambil
berbincang. Ah itu sungguh cara sederhana yang sedikit membantu melancarkan
kebuntuan komunikasi antara suami dan istri.
Pada masa pandemi ini rasanya intensitas ngemil dalam keluarga kami semakin meningkat. Tak lagi hanya untuk menambah kebutuhan kalori anakku karena pesan dokter anak. Tak lagi untuk ngobrol karena kebuntuan komunikasi suami istri.
Sekarang, camilan menjadi
teman setia yang menemani dalam setiap aktivitas kami sekeluarga di rumah.
Apalagi suami bekerja dari rumah, dan Luigi homeschooling.
Bahkan aku seakan los dol.
Camilan apa saja boleh di makan anakku, asal dia bahagia di rumah. Mulai snack
ber-MSG dan yang manis manis. Hingga pagi itu kulihat gigi kelinci Luigi sedikit
menghitam. Oh tidak!!! Dampak terlalu banyak ngemil buatku adalah ketika menimbang
berat badan, dan mendapati angka yang naik 6 kg dari berat badan sebelumnya.
Apakah ini semua karena
camilan? Memang camilan itu apa sih? Sehingga boleh nggak kita ngemil? Yuk kita
bahas satu-satu ya.
Ngemil itu apa sih?
Sebelumnya kita samakan dulu asumsi camilan. Merujuk
dari asal katanya, menurut KBBI camil atau camilan atau kudapan adalah makanan kecil (kue,
kolak, dan sebagainya); makanan yang dimakan di antara dua waktu makan.
Menurut wikipedia camilan sama dengan makanan ringan, atau kudapan adalah
istilah bagi makanan yang bukan merupakan menu utama. Makanan yang dianggap makanan ringan
merupakan makanan untuk menghilangkan rasa lapar seseorang sementara waktu. Dalam bahasa
Inggris disebut snack.
Menurut dr Dian Novita ahli gizi dari Departemen Gizi FKUI, dalam siaran
berita KBR menyebutkan bahwa camilan adalah makanan yang dimakan di luar jam
makan utama.
Sehingga aku simpulkan bahwa,
camilan = makanan ringan = kudapan = snack = makanan selingan, yang dimakan
diantara waktu makan utama (makan pagi, makan siang dan makan malam).
Ngemil Bagian Dari Kehidupan Manusia
Ngemil memang nggak bisa lepas
dari kehidupanku. Ada masa bikin acara untuk aqiqah Luigi, ulang tahun Luigi
selalu ada camilan sebagai teman berkumpul. Ngobrol dan mengunyah adalah satu
kesatuan saat bertemu bersama. Bahkan Ibuku secara tidak formal mewajibkan
menyediakan camilan saat kedatangan tamu. Apalagi untuk acara formal seperti
diskusi keluarga. Minimal ada gorengan dan minuman manis.
Ternyata ini juga terjadi di
masyarakat Indonesia loh. Survei State of Snacking dari Mondelez International menyebutkan bahwa rata-rata orang Indonesia suka ngemil daripada makan berat.
Bahkan orang-orang bergantung pada camilan untuk memenuhi berbagai kebutuhan
mental dan emosional.
Kenyataan ini aku dapatkan
saat mengikuti webinar Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN) dan Mondelez Indonesia. Tema
yang disuguhkan malam itu adalah Tips dan Trik #NgemilBijak Dalam Keluarga.
Menghadirkan narasumber yang
ahli dibidangnya, ada mba Tara de Thouars sebagai psikolog klinis, ada mba
Khrisma Fitriasari sebagai Head of Corporate Communication Mondelez Indonesia
dan mba Alfa Kurnia sebagai Ketua Divisi Blog komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis
(IIDN).
Ngemil, apakah salah?
Ternyata tak selalu yang kita jadikan teman ngobrol itu komposisinya sehat buat tubuh, apalagi jika dikonsumsi berlebihan. Misalnya sajian gorengan memang nikmat, namun jika mulut tak berhenti ngunyah karena pikiran stress gara-gara pandemi tak junjung usai, bisa-bisa belasan gorengan masuk lambung.
Apa kabar minyak yang dipakai? Apa
kabar kalori yang masuk? Gimana kolesterol? Apalagi anak-anak yang doyan ngemil
snack berbahan MSG dan pewarna nggak aman, Duh -.-
Karena ngemil menjadi bagian
dari kehidupan manusia, tak mungkin kita lepas dari aktivitas menyenangkan ini.
Apalagi di masa pandemi, semua keluarga banyak menghabiskan waktu di rumah. Dan
alasan kenapa ngemil adalah untuk meningkatkan mood dan mendapatkan rasa
nyaman.
Melalui ngemil juga bisa
menjadi ikhtiar seorang Ibu memasukkan nutrisi serta mengajarkan anak soal
penanda haus dan lapar. Untuk orang dewasa sendiri manfaat ngemil dapat menjaga
gula darah stabil dan normal. Jika ngemil banyak manfaatnya, sehingga harus gimana dong ngemilnya?
#NgemilBijak
Diluar sana banyak orang
menganggap bahwa ngemil adalah hal yang negatif. Menurut mba Khrisma padahal
jika ngemil dilakukan dengan bijak kita dapat manfaat dengan seimbang. Ngemil
bijak adalah ajakan untuk masyarakat untuk kebiasaan lebih bijak atau lebih baik.
Intinya Mondelez ingin ngajak untuk ngemil secara sadar. Apalagi orang Indonesia banyak yang
menyantap camilan untuk mengingkatkan mood dan mendapat rasa nyaman, sehingga
menjadi semakin penting kita mempelajari bagaimana ngemil secara bijak.
Relevansi Ngemil dengan Psikologis
Menurut mba Tara selaku
psikolog klinis, pengaruhnya sangat kuat karena ngemil adalah perilaku.
Perilaku jika dilakukan terus menerus akan menjadi kebiasaan. Apalagi pada masa
isolasi pandemi ini ada istilah emotional eating, yakni melakukan
palarian stress dengan makan, mood kurang baik langsung makan. Memang pelarian
ini membuat bahagia namun dengan cara yang instan.
Langkah Ngemil Bijak
Kunci
ngemil bijak adalah makan secara mindful. Jadi kita menyantap camilan
secara sadar. Mba Khrisna
berbagi rahasia, 3 tips #ngemilbijak, diantaranya :
1.
Kenali
isyarat tubuh
kenapa kita pengen ngemil. Ngemil
apakah karena laper, atau karena sedang stress dan ingin mengembalikan mood.
2.
Pilih
camilan yang tepat berdasarkan isyarat tubuh.
Dengan cara memperhatikan
porsi camilan dan waktu ketika kita ngemil.
3.
Perhatikan
bagaimana kita ngemil dengan memaksimalkan semua indera.
Karena kita akan dapat
mengenali isyarat tubuh. Barulah makan, dan bisa mengenali kapan harus
berhenti. Sehingga, kita tidak ujug-ujug langsung makan.
Ngemil bijak untuk Kesehatan Keluarga
Kenapa penting menerapkan
ngemil bijak di keluarga. Karena keluarga membentuk kebiasaan dari semua anggota
keluarga. Survei yang dilakukan Mondelez International ternyata ngemil orang
tua diturunkan kepada anak-anaknya. 92% camilan yang diberikan pada anak,
terinspirasi dari orang tua, turun temurun. Misalnya ngemil ngeteh sore,
diturunkan juga. Apalagi seorang Ibu yang mengatur asupan makanan di rumah.
Berikut ini peran Ibu dalam membentuk kebiasaan makan di
rumah
1.
Ibu
sebagai role model,
Kita sebagai orang tua apapun
sikap dan perilaku akan ditiru, karena anak-anak memodel kita. Kalo ibu saya
doyan ngemil keju, berarti anak pun tidak apa-apa, makanya surveinya turun
temurun. Jenis makanan juga diturunkan. Contoh : mba Tara suka makan makanan
gosong, karena ayahnya juga gitu.
2.
Ibu
punya beban dan tanggung jawab,
Karena rasa tanggung jawab,
sehingga Ibu perlu mengatur asupan keluarga. Jika Ibu tidak memberikan yang
terbaik, Ibu akan punya rasa bersalah. Jika merasa bersalah berlebihan,
akhirnya ngemil berlebihan pula.
3.
Ada
tuntutan lingkungan.
Diluar sana yang dianggap anak
sehat adalah anak yang chubby, montok dan gemuk. Anak kurus sama dengan gak
keurus. Ada beban dari lingkungan dan dari bentukan sosial. Ibu harus
memberikan yang terbaik .
Jangan sampai alih-alih
mencintai anak malah membiarkan anak makan apapun yang disukainya, meski itu
dilarang dokter misal. Jika anak sedang tidak boleh dokter mengkonsumsi cokelat
dan kita memberikannya berarti itu atas dasar mengasihani anak.
Jika kita menjelaskan dan
mengganti camilan manis dengan aktivitas lain atau menawarkan camilan selain
yang dilarang, ini disebut mencintai. Intinya, Kasihan = mencari pembenaran jangka
pendek sementara mencintai = akan menahan, tidak akan menimbulkan penyesalan
setelahnya.
Apa yang harus kita lakukan menerapkan ngemil bijak pada
anak?
1.
Membenahi
perilaku makannya dulu. Dimulai dari Ibu dulu. Karena orangtua sebagai role
model.
2.
Atasi
kecemasan, dan rasa bersalah. Atas dasar kasian, tidak tega atau mencintai anak
kita.
3.
Mengutamakan
apa yang lebih baik untuk anak kita, bukan sebatas yang anak inginkan. Atau apa
yang enak menurut anak. Sebagai orang tua kita juga perlu mengajarkan pola
makan, sehingga anak belajar memilih apa yang dibutuhkan.
5 Langkah Ngemil Bijak
Ada 5 step, langkah supaya
kita bisa makan dengan tepat dan ngemil bijak
1 Cek signal tubuh/ isyarat tubuh.
Kita harus menyadari apakah
kita benar-benar lapar? Dan seberapa banyak membutuhkan makanan. Untuk
menilainya kita hanya bisa merasakan diperut. Jika kita jalan-jalan ke
supermarket dan melihat camilan rasanya enak dan semua diambil, berarti signal
pindah ke mata. jika kita mencium bau makanan, dan merasa lapar, berarti signal
pindah ke hidung. Sehingga, pastikan signal ada di perut.
Prakteknya adalah memejamkan
mata, untuk memfokuskan hanya pada hidung. Perhatikan dan amati saja, apa yang
terjadi di daerah hidung saat napas, rasakan sensasinya saat ada angin yang
masuk. Lalu buang napas, rasakan ada angin yang keluar dari mulut dan hidung.
Saat menarik napas, menyentuh rongga hidung bagian atas rasakan jika anginnya
terasa hangat.
Alihkan fokus dan perhatian ke
daerah dada dan sekitarnya, perhatikan saja apa yang terjadi di daerah dada, mungkin
ada sensasi tertentu. Pada saat menarik napas rasakan dada kita mengembang,
keluarkan napas dan rasakan dadanya mengempis.
Kira rasakan saat jantung berdegub dengan kencang. Boleh menaruh telapak tangan di daerah jantung. Rasakan irama degubnya. Kalau sudah, kita pindahkan tangan ke bagian perut, sensai apa yang dirasakan di daerah perut.
Kemudian tanyakan ke dalam diri, apakah sekarang merasakan lapar? Signal apa yang dikirimkan perut saat ini. Jika tidak lapar, apa yang dikirimkan signal saat tidak lapar. Jika lapar, signal apa yang dikirimkan saat lapar. Perhatikan signalnya. Jika sudah silahkan dibuka matanya.
Sedikit latihan untuk mengenal
signal perut kita. Lalu bayangkan seberapa butuh, seberapa banyak yang akan
kita makan, membayangkan ini fisik kita lapar atau emosional eating saja
2 Relaksasi
Maksudnya kita sekedar
mengambil jeda berbapas supaya kita memberi jarak pada diri rasional agar bisa
memutuskan yang terbaik. Latihannya tarik napas yang dalam 4 detik, tahan
sebentar, buang perlahan 4 detik, tahan 4 detik sebentar.
Emosi dan logika ibarat
timbangan, tak mungkin berjalan bersama. Saat membuka kulkas dan emosi ngemil
menggebu, coba naikan logika. Agar bisa memutuskan pilihan terbaik sehingga
setelahnya tak merasa bersalah.
Pikirkan ini tepat nggak buat
saya, terbaik gak buat saya, sesuai gak buat saya. Action apa yang harus saya
lakukan. Jawaban terbaik datang adalah ketika rileks. Jika ternyata laper
sedikit, jadi mungkin kita butuh 2 keping biskuat saja. Sehingga kita tau
berapa banyak porsi yang dibutuhkan.
3 Makan dengan cara mindfull
Intinya kita makan secara
sadar, kita tahu hendak melakukan sesuatu. Caranya dengan memfungsikan 5 indera
yang kita punya. Semua harus berfungsi agar tau kita makan secara sadar atau
tidak. Caranya :
Fungsikan indera penglihatan
Perhatikan saja, teksturnya,
bentuknya, besarnya, warnanya, perhatikan saja. Misal jika biskuat kalo diamati
teksturnya menarik, lucu. Dengan memandang kita bisa menikmati.
Fungsikan indera penciuman,
Hirup pelan-pelan, rasakan
sensasi bebauan, dari bau aja sudah bisa tahu rasanya seperti apa.
Gunakan indera peraba,
Perhatikan dengan meraba
makanan yang dimakan, apa kenyal, becek, kasar atau halus, raba dan rasakan.
Indera pengecap
Memasukkan makanan perlahan di
indera pengecap dengan terlebih dahulu memotek cemilannya atau makannya. Lalu masukkan
perlahan, melalui ujung lidah, jangan langsung ditelan agar indera perasa
merasakan semuanya. Boleh digit perlahan-lahan, benar-benar dirasakan, libatkan
semua indera pengecap, bagian lidah, kanan kiri, semua.
Pastikan semua makanan
menyentuh dari mulut. Rasakan tekstur dan bunyi kriuk-kriuknya, misal. Jika sudah,
boleh ditelan pelan2 secara sadar. Dengan cara ini bahkan kita bisa merasakan, makanan
/ camilan turun perlahan-lahan dari mulut, tenggorokan, masuk ke lambung.
Kok ngemil aja ribet
banget sih?
Karena pada dasarnya tujuan
ngemil adalah untuk menikmati dan merasakan. Jika kita ngemil secara tidak
sadar maka tidak bisa menikmati dan momen ngemil lewat begitu saja. Kalo
menikmati jadi bisa berpikir “oh ternyata aku nggak butuh banyak camilan,
secukupnya saja”. Kita juga bisa merasakan proses makanan masuk ke dalam
lambung. Kita tahu, kapan harus stop, sehingga bisa memutuskan, perlu tidaknya
menghabiskan satu kantung camilan, jika tadinya sudah.
Mba Tara menambahkan jika penelitian
mengenai obesitas, biasanya orang yang punya obesitas, makan dengan cepat,
karena tidak menikmati makanan di mulut, makanan lewat aja.
Pada saat melakukan mindfull
eating, pastikan 1 aktifitas dalam 1 waktu, jangan digabung dengan baca,
nonton, atau ngetik draft blog (lah ini mah aku, haha). Kenapa? Karena membuat
kesadaran kita tidak pada perilaku makannya, misalnya sambil baca buku, sambil
ngemil kacang, gak ngeh pada saat kita makanan di mulut, gak sadar tiba-tiba
habis. Setelah habis, bilang “yah gak kerasa”. Akhirnya nambah makanan lagi. Sehingga tidak
bijak cara ngemilnya.
4 Tunggu sebentar
Misalnya sudah nakar 2 keping
jika ingin nambah, kita perlu nunggu sebentar 15-20 menit. Tujuannya untuk apa?
Karena otak butuh waktu untuk perut ngasih tahu “udah kenyang apa masih lapar?”.
Karena makan terlalu cepat, perut belum selesai memproses kita berasa kurang
akhirnya nambah terus.
Maksudnya adalah kita mengajak
tubuh berpikir : kita mengutamakan, kesenangan saat ini apa tapi rugi
setelahnya. Atau menahan sebentar tapi dapat keuntungan setelahnya. Meraih
goal, itu gak enak. Tapi tetap bertahan. Kita maunya makan lagi dan lagi,
sedangkan setelah makan langsung menyesal.
5 Bersyukur
Apapun makanan yang masuk ke
dalam mulut, syukuri. Jangan ada rasa bersalah setelahnya. Kenapa? Saat kita
punya marah yang kila lakukan destruktuf, misalnya mengatakan “sekalian aja deh
aku makan lebih banyak”. Kalo yang diet “Yaudahlah, diet mulai bulan depan”.
Cara bersyukur, katakan dengan
diri. “Apapun makanan yang sudah masuk, saya syukuri”. Lalu buat perencanaan
misalnya tidak ngemil hingga malam, karena tadi sudah ngemil. Atau bisa juga
katakan “Saya milih cemilan yang sesuai tubuh saya”.
Ngemil Bijak di Rumah Kami
Setelah memahami apa yang
disampaikan oleh semua narasumber, maka berikut ini pengalaman ngemil bijak di
rumah kami.
Pertama aku data dulu masalah
ngemil yang ada, kemudian aku jelaskan kondisi detailnya. Dari masalah tersebut
aku butuh pengetahuan apa saja, dan bagaimana actionnya.
Masalah
Luigi harus menambah berat
badannya melalui makan dan kudapan yang bernutrisi. Pernah juga mengalami Anemia
Defisiensi Besi alias kekurangan zat besi. Selama ini makanan selingan yang
diberikan sembarangan, efeknya giginya sedikit rusak.
Data
Luigi mau makan namun tidak
terjadwal. Kadang makan utama atau camilan sambil main youtube. Camilan yang
dikonsumsi adalah jenis ciki-cikian, dan ini meniru aku yang sejak kecil juga
suka ciki-cikian.
Pengetahuan yang dibutuhkan
Aku baca buku dr anak dan baca
buku tentang gizi anak. Setelah mencari tahu ternyata menurut dr Meta
Hanindita, Sp.A (K) dalam bukunya Tanya Jawab Tentang Nutrisi di 1000
Hari Pertama Kehidupan Anak, bahwa anak harus dibantu untuk mengatur diri agar
mampu menyadari rasa lapar dan kenyang pada dirinya.
Rasa lapar berhubungan dengan waktu pengosongan lambung sehingga mengatur eaktu makan perlu disesuaikan dengan waktu pengosongan lambung. Sehingga perlu dibuatkan jadwal makan anak. Dalam jadwal makan anak, dokter menyebutkan ada jeda dengan diberikan makanan selingan diantara makan utama. Makanan selingan yang baik adalah yang mengandung energi dan bernutrisi.
Buah-buahan seperti avocad dan
pisang, puding susu, dan roti dengan mentega adalah beberapa makanan selingan
yang baik. Sebaliknya makanan selingan yang sebaiknya dihindari adalah
makanan yang mengandung kadar gula tinggi (dapat merusak gigi) dan bernutrisi
rendah seperti permen dan soda.
Menurut dr Klara Yuliarti Sp.A
dalam artikel Tips Memilih Snack Sehat untuk anak yang dimuat di www.idai.or.id ada
beberapa yang harus diperhatikan, diantaranya :
1.
Sediakan
snack dengan kandungan gizi yang dibutuhkan anak seperi karbohidrat, protein,
lemak, dengan porsi lebih sedikit dibanding makanan utama. Jika memilih makanan
kemasan cermati komposisi bahan yang terkandung di dalamnya untuk menghindari
snack dengan kadar gula tinggi.
2.
Pastikan
snack yang dikonsumsi anak bebas dari bahan tambahan pangan berbahaya (BTP).
3.
Mengolah
dan menyajikan snack secara higienis
Juga ilmu ngemil bijak dari webinar
Mondelez Indonesia dan IIDN mengenai pentingnya mengenali isyarat tubuh lalu
mengfungsikan semua indera. Yang tak kalah penting makan dengan fokus tanpa
aktivitas lain (apalagi sambil main youtube, hiks).
Action
Dengan masalah dan ilmu yang
didapat, maka cara yang aku lakukan adalah dengan membuat kesepakatan bersama anakku
-Luigi-.
Kesepakatan jadwal makan
05.00 bangun, minum susu
07.00 makan pagi
10.00 makan selingan/camilan
12.00 makan siang
16.00 makan selingan/camilan
18.00 makan malam
20.00 susu sebelum tidur
Kesepakatan aturan makan
dan ngemil
Makan dan ngemil maksimal 30
menit
Makan dan ngemil duduk di
kursi, tidak ada distraksi youtube, mainan dan TV
Menaruh sisa camilan di meja
makan, dan membereskannya
Gosok gigi sebelum tidur, agar
gigi tetap sehat meski makan makanan manis
Kesepakatan jenis
camilan yang boleh
Semua jenis biskuit,
buah-buahan, sari kacang hijau, roti, cookies, cokelat dan olahannya, keju dan
sejenisnya boleh. Yang tidak boleh sementara makan kerupuk dan permen. Kerupuk karena belum yakin minyak yang dipakai, gizinya juga belum tentu ada. Permen karena permen yang dimakan Luigi mengandung perisa buatan atau pewarna makanan. Sementara masih mau menjaga gigi Luigi dulu.
Berbicara mengenai camilan
sehat, setelah aku mengamati ternyata produk camilan dari Mondelez selalu tercantum nilai gizi pada kemasannya. Seperti biskuit belVita Breakfast kesukaanku yang komposisinya
mengandung 5 vitamin dan 3 mineral. Bahkan direkomendasikan sebagai nutrisi
harian. Apalagi Belvita cocok menemani sarapan dengan segelas susu. Rasa yang aku dan Luigi suka adalah belVita rasa susu dan sereal.
Ternyata di rumah kami selalu
sedia produk dari Mondelez, misalnya Biskuat Coklat. Bahkan selalu menjadi
bahan guyonan, biar sekuat macan hehe. Biskuat mengandung 9 vitamin dan 6
mineral yang juga sesuai dengan asupan gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Yang mencengangkan
adalah ada kandungan zat besi sebesar 6%/angka kecukupan gizi.
Seperti sore ini anakku ngemil
Oreo rasa strawberry creame, dan menghabiskan hampir separuh bungkus. Dalam kemasan
tertulis per sajian (28.5 g) mengandung energi 140 kkal, lemak 6 g (8%), lemak
jenuh 2.5 g (12%) dan natrium 140 mg (9%) dan sesuai dengan angka kecukupan
gizi.
Menurutku produk Mondelez bisa
menjawab masalahku dimana anakku disuruh dokter anak untuk makan maupun ngemil
yang bernutrisi. Sehingga camilan tersebut dapat melengkapi gizi dari makan
utama.
Pengalaman Luigi pernah
mengalami Anemia Defisiensi Berat sehingga ia harus terapi zat besi, maka makan
Biskuat membuatku yakin bahwa kebutuhan zat besinya bisa dilengkapi dari
beberapa keping Biskuat (dan juga dari makan utama pastinya).
Apalagi di masa pandemi
seperti ini, keamanan makanan adalah yang utama. Aku amati dari kemasannya produk
Mondelez, selalu tertutup rapat sehingga terjaga ke higienisannya. Juga tercantum
tanggal kadaluarsanya sehingga kita bisa tahu batas maksimal produk aman
dikonsumsi.
Manfaat Menerapkan Ngemil Bijak
Tubuh lebih sehat
Momen mengudap justru dapat dimanfaatkan untuk melengkapi nutrisi yang dibutuhkan tubuh.
Berat badan bisa
menyesuaikan, tergantung targetnya mau kurus atau mau gemuk.
Karena kita tahu kapan harus
makan camilan, berapa yang dibutuhkan dan kapan berhenti.
Tidak lagi merasa bersalah
Karena berpikir dulu sebelum
menyantap makanan, apakah dibutuhkan, apakah masih lapar atau sudah kenyang.
Kebersamaan keluarga
Sebelum pandemi, rumah menjadi
tempat berkumpul setelah capek beraktivitas diluar rumah. Namun sekarang rumah
adalah pusat aktivitas. Jika dulu pulang kerja ayah main ponsel, mama skrol instagram, anak sibuk main lego sendiri, saat ini semua bersama dalam satu atap 24 jam. Sehingga dengan ritual ngemil bisa menjadi moment yang mempererat hubungan antar anggota keluarga.
Pengalaman Mengajari Anak Ngemil Bijak
Menerapkan 5 step yang
disampaikan oleh mba Tara diatas seakan sulit diterapkan, khususnya untuk anak ku
4 tahun. Namun sebenarnya bukan sulit namun butuh briefing dan kesepakatan juga
kebiasaan. Dan komunikasinya dengan bahasa yang sederhana sehingga mudah dimengerti
oleh anak.
Briefing yang aku lakukan
bersama anakku seperti ini :
M : Dek, adek sudah tahu khan
kalo semua makan yang kita punya di rumah adalah karena kebaikan Allah, karena
rezeki dari Allah. Sehingga jika kita makan harus berdoa terlebih dahulu dan
mengucapkan terima kasih karena punya makanan di rumah. Oia ini Mama punya susu dan Oreo
strawberry kesukaan Luigi, adek mau makan Oreonya?
L : iyo ma, senenganku
M : eh kita makan
bareng-bareng yuk. Tapi kalo kita makan Oreonya pelan-pelan aja
L : kenapa Ma?
M : nanti cepet abis lah, hehe. Yuk ikutin mama ya. Diputar, dijilad, hmm gimana rasanya Nak? Trus dicelupin susu. Sekarang kita makan bareng-bareng, Yuk kita patahkan Oreonya pelan-pelan.
M : untuk Oreo kedua, kita bau dulu sebelum makan. Sedap nggak? Hmm, sedap banget ya, bau krim strawberry. Wah dari baunya aja udah pengen segera makan ya dek.
Setelah selesai makan, kami
mengucapkan Alhamdulillah karena telah diberi organ tubuh lengkap oleh Allah
sehingga bisa merasakan nikmatnya Oreo.
Kesimpulan
Ternyata ngemil itu memang menyenangkan, dengan tak ada lagi rasa bersalah. Caranya adalah menerapkan #NgemilBijak. Dengan membiasakan ngemil bijak semoga keluarga Indonesia mendapatkan manfaat yang baik untuk tubuh dan pikiran. Dan masa pandemi semakin memperkuat hubungan antar anggota keluarga ditemani camilan favorit.
Kelak terpatri dalam ingatan anak-anak, bahwa kebiasaan ngemil pada masa ini adalah pengalaman yang mengesankan dan penuh keakraban. Seperti sekarang aku mengingat kacang hijau buatan Ibuku di masa kecilku. Indah dan hangat.
Yuk, ngemil bijak untuk keluarga sehat.
Referensi :
https://id.wikipedia.org/wiki/Makanan_ringan
https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/tips-memilih-snack-sehat-untuk-anak
https://kbr.id/berita/03-2013/memilih_camilan_yang_sehat/33667.html
dr. Meta Hanindita, Sp. (A), Mommyclopedia Tanya-jawab Tentang Nutrisi
di 1000 Hari Pertama Kehidupan Anak (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama,
2018), hlm 128-129.
Virtual Sharing Session Tips dan Trik #NgemilBijak Dalam Keluarga oleh
Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN) dan Mondelez Indonesia
Tulisan ini diikutsertakan
dalam Lomba Ngemil Bijak yang diadakan oleh Ibu-Ibu Doyan Nulis.
Saking senangnya ngemil, saat hari-hari menjadi muram karena patah hati, dark chocolate akan membuatmu kembali merasa dicintai!
BalasHapusNgemil Bijak memang mutlak dilakoni kita semua ya.
BalasHapusPaham banget karena aku juga penghobi ngemil kelas berat.
Btw, aku demen bgt ama produk2 Mondelez, terutama Cadburry dan Toblerone
wah bagus banget tipsnya, lengkap
BalasHapusSaya sedang terperangkap dalam "ngemil tidak bijak" nih
Bahkan sebelum pandemi
Maunya ngemil terus-terusan, melembung deh badanku :D
Ngemil tanpa rasa bersalah...hm. Aku sering merasa bersalah setelah ngemil, hiks
BalasHapusTernyata ngemil pun mesti bijak ya, makan secara sadar dengan memfungsikan 5 indera yang kita punya. Semua harus berfungsi agar tau kita makan secara sadar atau tidak. Wah, kalau begini biar dikata ribet ngemil ada manfaatnya dan enggak mungkin los dol ya, Mbak Septi...
Ngemil itu memang gak bisa dihindari ya. Tinggal kita yang harus bijak memilah dan memilih mana yang cocok dengan kondisi dan kebutuhan kita.
BalasHapusTerimakasih sharingnya Mbak. Bermanfaat banget untuk jadi acuan mengemil yang sehat
aku sebagai yang hobi ngemil nih mba, memang bener sih harus bijak pilah pilih cemilan, karena kadang ya suka tergoda guilty pleasure kan hehehhe, tapi buat anak sih aku jaga banget tuh cemilannya plus emang anaknya gak terlalu suka ngemil juga
BalasHapusNgemil memang sah-sah aja ya asal dilakukan dengan bijak dan tepat
BalasHapusKalau saya tuh ngemil malah nyari kenyang. Gimana nih badan ga tambah lebar. Wkwkwk..mesti belajar ngemil bijak euy~
BalasHapusAh iya bener, di luar sana ngemil masih dianggap punya resiko2 tertentu, padahal kalau dilakukan dengan bijak, punya manfaat baik buat kita :)
BalasHapusSetuju ngemil harus bijak biar tetap bisa menikmati ngemil hari2 berikutnya.
BalasHapusSoalnya kalau kebanyakan ngemil ga bagus jg yaa buat kesehatan