Saat di Jakarta (5-7/11) karena
menerima penghargaan kemenangan lomba blog Kemendikbud, rasanya ingin mengunjungi banyak
tempat. Pasti asik jika
nostalgia suasana
Ibukota sambil makan-makan.
Sendirian pula. Awalnya setelah selesai acara mau ngemall aja ke Taman Anggrek. Karena mau
ke Jakarta Aquarium juga ngapain, tidak mengajak Luigi apa serunya liat
ikan-ikanan. Tanpa direncanakan malah Allah
mudahkan untuk maen kerumah teh @ani.berta, bloger junjungan smua umat tepat setelah smua urusan “uang” hadiah lomba dan uang
transportasi selesai.
Hari pertama saat pamer foto menjejakkan kaki di Monas, banyak yang komen
dan DM. Salah satu yang DM adalah teh Ani “mba kopdar yuk, nginap dimana?”
tanya beliau. Sampe tanya kapan kosongnya dan akhirnya sepakat janjian di FX
Senayan pada hari ketiga aku di Jakarta alias tanggal 7 November. Itupun masih lihat
kondisi alias belum pasti, hiyaa.
Cek out hotel ba'da dhuhur,
sementara saya ikut penerbangan terakhir maskapai Garuda
hari itu. Dan teh Ani bilang lagi repot dirumah. Artinya apa? Batal dong. Mikirlah mau
kemana ini, bawa koper segede gajah. Kalo ngemall sambil geret koper juga kayak
mau ngerampok barang toko aja rasanya haha.
Alhamdulillah tiba-tiba teh Ani, berubah pikiran dengan DM lagi “kalo kerumahku bisa gak?” yaelah kapan lagi bisa kopdar lagi sama sosok Ani Berta, seorang yg pertamakali saya temui di event Indonesia Social Blogpreneur di kota Malang. Namun ada sedikit masalah, saya buta jalan dan arah kereta. Bayangan saya, Tangerang Selatan itu berjam-jam dari Jakarta karena beda propinsi.
Alhamdulillah tiba-tiba teh Ani, berubah pikiran dengan DM lagi “kalo kerumahku bisa gak?” yaelah kapan lagi bisa kopdar lagi sama sosok Ani Berta, seorang yg pertamakali saya temui di event Indonesia Social Blogpreneur di kota Malang. Namun ada sedikit masalah, saya buta jalan dan arah kereta. Bayangan saya, Tangerang Selatan itu berjam-jam dari Jakarta karena beda propinsi.
Teh Ani tanya saya menginap dimana? Saya bilang di Menara Peninsula Hotel. Ternyata
mudah ganget gaes. Dari hotel menuju stasiun Palmerah, naik jembatan penyeberangan. Gimana nasib
koper? Bayar orang 20ribu buat angkat, beres dah. Lalu pakai e-money buat gesek tiket dengan mengaktifkan
kartu dulu (karena kartu saya awalnya gak bisa). Naik kereta kearah Serpong,
turun di stasiun Sudimara. Cuma melewati 3 atau 4 stasiun, udah nyampe. Cepet banget.
Lanjut naik ojek menuju rumah teh Ani. Cuma karena blok rumahnya ada di
belakang perumahan, jadi abang gojeknya muter-muter hehe. Akhirnya sampe juga
deh, shalat, ngobrol dan makan.
Hari itu pertamakali menginjakkan
kaki ke Tangerang Selatan (cuma bentar dari Jakarta gaes), pertamakali minum cendol yang bagi saya kayak
dawet (seger banget
rasanya) , pertamakali makan makanan Sunda namanya tutug oncom
(panganan opo iki, bentuk'e ireng, dadakno uenak pol rek), sungguh saya kekenyangan. Belum lagi suguhan rujak manis, astaga apa-apaan ini Teh.
Tentu saja tak hanya kenyang secara fisik, namun kenyang wejangan, pesan-pesan berharga dalam hal ngeblog. Bagi saya idealisme teh Ani sbg bloger itulah yang menempatkannya menjadi bloger papan atas. Ia tak pernah ikut yang kekinian hanya untuk sekedar “terkenal”, namun terus memperbaiki diri, lihat kedalam diri, dan baginya konten adalah segalanya. Itulah kenapa ia percaya rizki akan datang pada yang berusaha dengan jalan (yg lurus). Jatuh bangun ia rasakan, namun satu yang tak lupa, ia tak pernah menyerah. Deretan penghargaan diruangtamu blio adalah buktinya.
Tutug oncom uenak pol, guys |
Tentu saja tak hanya kenyang secara fisik, namun kenyang wejangan, pesan-pesan berharga dalam hal ngeblog. Bagi saya idealisme teh Ani sbg bloger itulah yang menempatkannya menjadi bloger papan atas. Ia tak pernah ikut yang kekinian hanya untuk sekedar “terkenal”, namun terus memperbaiki diri, lihat kedalam diri, dan baginya konten adalah segalanya. Itulah kenapa ia percaya rizki akan datang pada yang berusaha dengan jalan (yg lurus). Jatuh bangun ia rasakan, namun satu yang tak lupa, ia tak pernah menyerah. Deretan penghargaan diruangtamu blio adalah buktinya.
Percakapan di WA bersama ms
@belalangcerewet juga sempet membahas sosoknya. Ms Rudi mengatakan "Aku jg
belajar dari teh Ani Berta, dianjurkan jangan menyerah sebelum ikut lomba,
tulis yang jujur, Insyaallah hasilnya memuaskan" begitu katanya menirukan
kalimat Ibu satu anak yg juga hebat ini. Saya sengaja tidak menceritakan semua
percakapan, karena menyangkut pilihan setiap bloger, dan itu privasi. Yang pasti
saya sempet disentil mengenai urusan DA/PA hehe. Baiqlah tetehku, fokus isi
konten !!! Dan saya juga mengucapkan terimakasih atas tipsnya yang gak
perhitungan sama klien. Itu terbukti !!!
Ah teh Ani, makasih selalu
mengingatkan kami, biar ingat terus untuk apa kami menulis. Menjadi manfaat . Tibalah jua kami berpisah, teh Ani ikut bingung, dengan
menyiapkan sebuah tas besar untuk menaruh smua barang saya jadi satu (terutama
pigura sertifikat dan tas jinjing). Saat abang gojek datang ternyata kurang
paham lokasi Damri di Lebak Bulus. Teh Ani mendekat, dan berkata pada abang
gojek dengan serius "Bang, pokoknya tolong dibantu ya, sampe dapat Damri,
krn dia mau pulang ke Surabaya".
Di perjalanan abang gojek berusaha
tanya sopir ompreng dan beberapa orang, dan bilang ke saya
"Neng harusnya kalo sesuai
aplikasi, Neng aku turunin disana, tapi ini aku bantuin dagh sampe bener2
ketemu Busnya, tapi ntar ditambahin ya" katanya.
"gampanglah Bang, ntar
ongkosnya aku tambahin" jawabku.
Saat laju sepeda motor mulai pelan,
dan tanya sana sini, taraaaaa dari kejauhan di depan kami ada bus Damri ke
airport. Abangnya bantu nurunin koper dan barang sy yang super banyak. Saat mau
saya kasih tambahan duit, dan beliau bilang "udah Neng gak usah. Hati2 ya
perjalanannya". MashaAllah, dia nolak duit dari aku. Akhirnya aku kasih
tip paling tinggi melalui aplikasi. Mungkin abang ingat pesan teh Ani,
"tolong bantu ya.......(bla bla bla)" abang masih terngiang kali ya.
Makasih banyak bang.
Akhirnya meski sempet ngalami macet
total di tol, yang bikin dag dig dug (bahkan sempet mikir, apa hadiah lomba
bakalan jadi tiket pesawat? huhu) ternyata meski mepet, tiba jua ke gate paling
pojok di terminal 3 Bandara Soeta. Jalan kaki sampe “njarem” euyy. Jauh bener
posisi pesawatnya Wkwk.
Makasih banyak teh Ani, semoga
Allah selalu menjagamu, memberimu banyak kesempatan, terus berbagi dan menginspirasi.
Terimakasih atas semuanya.
Kaaannnn, akoh selalu saluuutttt padamuuhhh!
BalasHapusDengan koper gede? ya dijamin saya ke Bandara, terus mojok internetan sampai pesawatnya tiba, hahahaha.
Sungguh mamak manja saya ini hahahahaha
Saya dong belum pernah sama sekali ketemu blogger-blogger kece dari jekardah, semoga anak-anak bisa semakin mandiri, biar mamak mau eksis juga hahahahaha