Ketika
forum EP Surabaya kemarin (27/7), saya jadi review lagi mengenai fitrah baik
yang sudah diinstal olehNya pada anak. Salah satunya adalah fitrah bertahan
hidup. Setelah melihat dunia pertama kali, bayi sudah pintar mencari dada
Ibunya melalui IMD. Namun lambat laun, dalam perkembangan tumbuh kembangnya, kenapa
ya Luigi menjadi sulit mengunyah makanan? Apa yang keliru?
Hmm bisa jadi dulu
saya tidak memberi stimulasi yang benar dalam makan. Ibu baru seperti saya
pasti ingin anak terlihat gemol, makannya lahap, makanan apapun yang sudah dimasak
ditelan dengan cepat. Akhirnya hingga usia 19 bulan Luigi makannya diblender,
agar gizinya tidak ada yang tertinggal masuk dalam tubuhnya.
Padahal
justru dengan cara makan yang begitu, berat badan Luigi dibanding usianya
divonis underweight, hasil lab menunjukkan Anemia Defisiensi Besi (ADB) berat,
bahkan dr spesialis anak sub spesialis nutrisi anak (Sp.A (K)) mengatakan tinggi Luigi kurang 1 cm saja
sudah stunting. Hiyaaaa jantung emak dag dig dug der. Dirujuklah oleh dr ahli
nutrisi anak ke spesialis rehab medik (Sp. KFR), dan dr rehab medik mengaminkan sebabnya
adalah Luigi mengalami oral motor disorder.
Sampai 19
bulan Luigi memang tidak bisa mengunyah makanan (entah gak bisa atau gak
dilatih hiks), lalu cara cepatnya adalah di blender. Saya aja gak mau loh makan
makanan yang dicampur jadi satu kayak bubur gt (hoek -.-). Akhirnya pengalaman
makan menjadi kurang menyenangkan saat Luigi masa MPASI.
Diingatkan lagi oleh
cikgu Okina, makan adalah proses belajar. Ada proses mencium dan mengenal bau makanan
(indera penciuman), melihat warna dan tekstur makanan (indera penglihatan),
menyentuh bibir, proses mengenai gusi, lalu belajar mengunyah. Lama? Ya emang,
namanya juga belajar.
Dulu saya ngerasa
jadi Ibu paling menderita, rumah di barat, bawa Lui ke RS di timur Surabaya RS
Bedah Surabaya. Terapinya beda lagi, mucuk di National Hospital Surabaya. Untuk
mengejar berat badan ideal, Lui harus dibantu minum susu khusus tinggi kalori
selain terapi oromotorik. Takarannya sesuai hitungan dr spesialis anak sub spesialis nutrisi
anak. Pernah saya ke RS hanya untuk nimbang BB Lui agar tidak ada selisih yang
lewat (timbangannya biar gak beda) haha segitunya ya aku.
Salah gpp,
tapi jangan salah sia-sia begitu kami selalu diingatkan oleh cikgu Okina. Sampe
hari ini tulisan “Ikhtiar tumbuh kembang Luigi dan terapi Oromotorik” dibaca
banyak orang. Beberapa menemukan Instagram saya dan DM apa yang harus dilakukan
karena anaknya mengalami hal yang sama. “Oh Allah kasih saya pengalaman Luigi
riwa riwi ke lab, dokter spesialis, terapi, rumah sakit, buat pelajaran
orangtua lain. Alhamdulillah kelirunya masih bermanfaat” (reframing).
Sekarang
gimana? Lui hobby makan KFC dan bahkan makan empal Zamzelova :D. Seiring usaha cara makan yang membaik, kemampuan bicaranya berangsur meningkat. Sehatlah selalu
anakku Luigi, semoga kita terus belajar dari pengalaman.
*Untuk
tahu lebih dalam mengenai fitrah bertahan hidup ada di buku Enlightening
Parenting hal 8.
Tidak ada komentar