Hai, kalian sudah
pernah dengar belum buku berjudul The
Naked Traveler? Untuk para penggila travelling,
buku itu ibarat peta karena merupakan gambaran konkrit sebuah perjalanan antar
provinsi dan negara. Adalah Trinity, perempuan tangguh yang memiliki passion mengisahkan perjalanannya.
Sampai
dengan saya menulis ini, pemilik nama asli Ade tersebut telah melakukan
perjalanan ke hampir semua provinsi di Indonesia dan berpetualang ke 90 negara. Pakistan adalah negara terakhir
yang berhasil ia kunjungi.
Jika belum pernah
membaca bukunya, melihat dari judul saja mungkin kita akan berfikir ini buku
porno. The naked traveler diasumsikan
sebagai jalan-jalan telanjang. Padahal Trinity sengaja memilih nama yang eye catching dan ear catching agar mudah diingat. Seri The Naked Traveler adalah plesetan
dari nekad
(nekat). Ia juga ingin menunjukkan tulisan yang jujur dan apa adanya.
Dalam salah
satunya bukunya ia bercerita selama ini media menulis cerita perjalanan dengan
hal yang indah saja. Kalimat yang berbunga dan foto rekayasa digital agar
pembaca tergerak untuk berkunjung ke suatu tempat. Padahal suatu tempat tidak
selalu enak, nyaman, indah dan bagus.
Jika membaca
bukunya kita akan melihat sisi lain dari cerita perjalanannya, misalnya
penduduk lokal yang kurang ramah, cerita toilet jorok, cerita pesawat delay dan sejenis itu. Ada juga kisah suatu negara yang masih
memelihara budaya sabung ayam yang bagi saya tidak berperikehewanan. Sabung ayam adalah pertarungan brutal antar ayam jantan. Ayam yang
diadu bukan ayam biasa, spesies khusus dan dipelihara 2-3 tahun dulu, kemudian baru dapat diadu. Tapi bisa dengan mudah mati hanya beberapa detik saja.
Seperti itulah tulisan yang khas dari Trinity. Baginya pengalaman yang tidak terduga saat perjalanan jauh lebih berwarna. Ia sering mencuplik kata pepatah “it’s not the destination, but the journey”.
Seperti itulah tulisan yang khas dari Trinity. Baginya pengalaman yang tidak terduga saat perjalanan jauh lebih berwarna. Ia sering mencuplik kata pepatah “it’s not the destination, but the journey”.
bersama tumpukan seri The Naked Traveler |
Sebenarnya Trinity
berangkat dari seorang penulis blog. Ia merupakan travel blogger pertama di Indonesia. Di tahun 2005, sejak awal ia
fokus menuliskan cerita perjalanan. Sampai akhirnya dibukukan oleh penerbit pada
tahun 2007. Tahun 2017, bukunya diadaptasi menjadi film yang diperankan oleh
Maudy Ayunda dengan judul Trinity, The Nekad Traveler.
Sampai hari ini 15 bukunya yang telah diterbitkan. Yang terakhir berjudul The naked Traveler 8 The Farewell dan semuanya masuk ke jajaran best selling nasional.
Trinity merupakan penulis
perjalanan yang patut menjadi contoh tentang konsistensi menulis. Dan kiblat bagaimana
ia membangun personal branding
sebagai travel writer papan atas di
Indonesia. Ia pernah dikirim menjadi delegasi Indonesia di Frankfurt Book Fair 2015 sebuah forum penulis
internasional di Jerman. Selain sebagai pembicara, bukunya dipajang pameran. Hal ini sungguh membuatnya bangga.
Di acara bertajuk Membangun Kebaikan dari Semen Indonesia saya berkesempatan bertemu
dengan perempuan inspiratif ini. Kebetulan ia menjadi salah satu pembicara dan
membawakan materi “bagaimana membangun kebaikan dari media sosial?”. Bertempat di
hall kampus B, Universitas International Semen Indonesia (UISI) Gresik, materi
ini paling ditunggu oleh semua peserta workshop.
Trinity yang sangat bersemangat memaparkan materi |
Diceritakan awalnya
menulis karena sejak kecil suka jalan-jalan. Tak cukup sampai disitu, perempuan
yang akrab disapa mbak T ini juga ingin memiliki arsip kehidupan. Baginya jika
tak menuliskan cerita jalan-jalannya, tak akan ada yang bisa diceritakan ke
anak cucu kelak. “bekerja, ke kantor,
macet, apa itu yang akan kita ceritakan, gak ada kisah heroiknya sama sekali”
ucapnya lantang. Lalu dibuatlah blog
dengan nama naked-traveler.com. Karena
blog akan tetap bertahan karena dalam mesin pencari, bloglah pertama yang akan
keluar. Blog juga semacam diary online yang bisa diakses kapan saja.
Blog bagi mba T
termasuk media sosial, sebelum ada facebook dan instagram. Melalui media sosial
ia mempromosikan tulisan-tulisannya. Blog juga banyak membantu pekerjaannya
sebagai penulis buku.
Sebelum kita
ngobrol tentang bijak menggunakan media sosial, yuk kita samakan asumsi tentang
pengertian media sosial. Media sosial menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
adalah laman atau aplikasi yang memungkinkan pengguna dapat membuat dan berbagi
isi atau terlibat dalam jaringan sosial.
Pernah mendengar
istilah “sharing is caring”? nah,
melalui media sosial kita bisa membagikan kebaikan melalui “sharing”. Hari ini
media sosial juga bisa menjadi peluang pekerjaan.
Mba T menceritakan
bahwa ada penelitian aplikasi yang memantau pergerakan media sosial di seluruh
dunia. Hasilnya ternyata ada 150 juta pengguna media sosial di Indonesia atau
lebih dari 50% penduduk. Wah banyak banget ya ternyata. Apalagi demografi
Indonesia kebanyakan anak muda.
Namun dari penguna
yang sebanyak itu, hanya 37% yang menggunakan untuk bekerja. Atau belum
memanfaatkan secara maksimal bagaimana media sosial bisa menghasilkan. Dan
lebih mencengangkan lagi, mba T menunjukkan fakta bahwa orang Indonesia
menggunakan media sosial perhari 3 jam
26 menit. Lah terus, jika tidak ada hasilnya lalu buat apa bermedia sosial?
Hal ini sejalan dengan fenomena anak muda yang bahkan mau makan bukannya berdoa
namun harus upload media sosial. Begitu
selorohnya yang membuat kami semua terbahak.
Membangun Kebaikan dengan Bijak Bermedia Sosial |
Sembari tersenyum,
wanita yang sering tampil tanpa make up
ini mengisahkan bahwa dulu jalan-jalan ketika susah signal malah seneng, karena
bisa menghilang sejenak. Berbeda dengan hari ini, tanpa signal membuat pusing. Itu
salah satu kerugian menggunakan media sosial, membuat kita mager alias malas gerak. Namun jika menggunakan dengan bijak, akan
banyak keuntungan salah satunya sebagai media promosi untuk yang menghasilkan
uang.
Nah berikut ini
tips ala Trinity bagaimana menggunakan media sosial dengan bijak.
1.
Tidak
menyebarkan hoax
Diluar sana
banyak sekali informasi, mulai yang receh sampai menyangkut negara. Apalagi moment
pemilihan presiden. Untuk itu kita perlu saring sebelum sharing, dengan memvalidkan narasumber. Dengan mengetahui narasumber
yang jelas kita tidak akan terjebak dalam lingkaran hoax. Kalaupun melalui internet harus web yang sudah terpercaya.
Misalnya seperti wikipedia
2.
Tidak semua
yang kita suka dibagikan
Terutama
jika menyangkut privacy orang lain.
3.
Tidak membagikan
identitas pribadi
Hal ini
akan membahayakan diri sendiri karena rawan digunakan sebagai target kejahatan
4.
Berbahasa
yang benar
Jangan pernah
menggunakan kalimat alay yang susah
dimengerti. Lebih baik gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sebagai penulis
mba T sangat detail bahkan hanya karena imbuhan di dan me disambung dengan yang
digandeng.
Buku The Naked Traveler 8 punya double tanda tangan :D |
5.
Share yang bermanfaat
Misalnya
memposting foto di Instagram. Hubungkan antara foto dan caption. Lebih baik lagi jika diberi informasi yang
bermanfaat mengenai fotonya.
6. Be your
self
Pemilik
akun Instagram @trinity ini sering dihubungi oleh pihak brand untuk
mempromosikan produk tertentu di Instagram. Misalnya obat kuat. Karena sebagai travel writel agar tak mudah kelelahan
selama perjalanan, maka perlu meminum obat kuat. Meskipun harga yang ditawarkan
tinggi, namun mba T menekankan bahwa kita harus memiliki integritas. Dengan memilih
produk yang kita terima untuk dipromosikan. Jika bukan “kita banget” ya tidak
udah diterima.
7.
Waktu posting
Media
sosial yang menarik akan menghasilkan like
dan komentar dari followers. Penilaian
yang menarik adalah minimal mendapat 2% like dari jumlah followers. Jika kurang dari itu, bisa jadi postingannya kurang
menarik. Jika ingin mendulang banyak like,
postinglah apa yang menjadi trending.
Misalnya saat Hamish Raisa menikah, mba T segera posting di Instagram. Setelah itu
like-nya jadi berkali lipat. Hal ini
dikarenakan yang trending, itulah yang sedang banyak dicari. Karena orang
sedang penasaran.
8.
Konsisten
Jika benar-benar
ingin memanfaatkan media sosial, maka postinglah hal bermanfaat minimal sekali
dalam sehari. Semakin sering posting, akun kita akan sering keluar karena
algoritma Instagram. Jika menulis blog, jangan sampai berhenti di tengah jalan.
Bayangkan mba T menulis dari 2005, sampai hari ini. Selama hampir 14 tahun mba
T terus menerus menulis hingga diterbitkan menjadi 15 seri.
Mba T juga
mengingatkan untuk menggunakan personal
branding dalam postingan. Personal branding
adalah kita ingin dilihat sebagai apa. Kita bisa membuat perencanaan, kapan
waktu posting, target marketnya siapa, umur berapa, dan lainnya. Seperti nama
Trinity yang dipakai adalah nama pena yang terinspirasi dari film The Matrix. Hal ini karena mudah
diingat.
Untuk memudahkan
mencari personal branding, tipsnya adalah
gambarkan diri kita dalam satu kalimat. Itulah personal branding kita. Contohnya
mba T menggambarkan dirinya sebagai “Indonesia's Leading Travel Writer”. Dan promosikan semua media sosial kita dimanapun. Misalnya
di blog, tulis semua namun yang klik-able.
Bagaimana dengan
orang yang nyinyir dengan postingan media sosial kita? Bagi mba T orang nyinyir
pasti ada, itu bagian dari resiko bermedia sosial. Jika ada yang suka, berarti
ada yang tidak senang. Cuek saja.
Diakhir acara, penulis
15 buku ini memberikan kalimat yang menarik “social media is just a buzzword
until you come up with a plan’ (unknown).
Yuk bijak
bersosial media, dan mari membangun kebaikan sesuai keahlian kita!!!
kapan lagi masuk Instastories Trinity :D |
Aaaakkk, senaaaanggg banget bisa ketemu dan poto2 ama Trinity ya sist.
BalasHapusDoi tuh inspirasi buat para ceweq supaya berani ngetrip sendirian
--bukanbocahbiasa(dot)com--
Senang banget ya mba bisa ketemu Trinity. Saya sebenarnya ngga begitu interest sama traveling, tapi baca ceritanya inspiratif sekali. Apalagi saya orangnya cepet banget termotivasi. Jadi ingat saya dulu pernah nguber-nguber Merry Riana saking ngefansnya saya sama dia. Haha alhamdulillah bisa foto bareng dan dapat ttdnya. :) Pengalaman yang kayak gini itu sebenarnya ngga boleh di skip untuk ditulis di blog ya, karena inilah yang akan diceritakan ke anak-anak kita nantinya. :)
BalasHapusWuih keren banget ini belajar langsung dari orang hebat. Eh jadi ingat kalau aku nggak selalu rutin memposting di feed Instagram. Hmmm, padahal minimal satu kali sehari, ya. Terus jadi diingatkan juga soal blog. Aih, jadi malu belum konsisten dalam menulis. Dibenerin dulu yuk, ah ...
BalasHapus