Ereveld Kembang Kuning Surabaya di Suatu Sore




Apa yang terlintas dipikiranmu ketika melihat foto diatas? Setan, seram, takut, bahkan ingin lari?

Duh Septi ngapain sih dolan (main) ke pemakaman, haruskah kamu wisata kuburan kayak gitu?. Masih banyak taman Surabaya yang lebih nyenengin. Emang gak ada tempat lain buat bahan tulisan?.

 

Aku ingat saat masih berseragam putih merah alias SD, aku main ke Kembang Kuning bersama teman-temanku. Dan ketika sampai disebuah pintu bertuliskan Ereveld Kembang Kuning dan melihat dari kejauhan hamparan rumput dengan banyaknya patok berwarna putih, muncul tanda tanya. 


Siapa gerangan yang dimakamkan ditempat yang bagus seperti itu? Pasti orang-orang berduit saja yang bisa dimakamkan di tempat khusus ini. 


Dan akhirnya puluhan tahun setelah seorang gadis cilik berdiri didepan pagar, pada hari Sabtu 26 Oktober 2018 bisa masuk bahkan ikut menabur bunga dimakam “eksklusif” itu.



Gerbang depan Ereveld Kembang Kuning



Waktu berkunjung


“Setiap yang berjiwa akan merasakan mati” (QS Ali Imran : 185). Betapa akhir-akhir ini kita banyak diingatkan kematian dari berbagai lini massa, entah gempa Lombok, gempa yang meluluh lantakan Palu dan Donggala. Air mata belum sempat mengering, kemarin terjadi jatuhnya pesawat Lion Air JT610 membuat publik kembali terhenyak. Kematian itu pasti, tidak menunggu umur dan menua.

 

Ketika melihat informasi ada tabur bunga di Ereveld Kembang Kuning, aku sangat antusias. Dan harus Ikut !!! dan tepat pukul 15.00 WIB sore itu motorku melaju kencang menuju Ereveld Kembang Kuning Surabaya.


Makam kehormatan Belanda biasa disebut juga Ereveld. Di Indonesia terdapat tujuh Makam Kehormatan Belanda atau Ereveld yang lokasinya di Pulau Jawa. Diantaranya :


1.       Ereveld Menteng Pulo Jakarta,
2.       Ereveld Ancol Jakarta,
3.       Ereveld Pandu Bandung,
4.       Ereveld Leuwigajah Cimahi,
5.       Ereveld Kalibanteng Semarang,
6.       Ereveld Candi Semarang, dan
7.       Ereveld Kembang Kuning Surabaya.


Cantiknya senja di Ereveld. Foto oleh : Anggraeni Septi


Makam Kehormatan Belanda dikelola oleh Oorlogsgraven-stichting (OGS) atau Yayasan Makam Kehormatan Belanda melalui kantor yang berada di Jakarta. Ereveld Kembang Kuning diresmikan pada tanggal 8 Maret 1947. 


Makam ini tidak dibuka untuk umum. Menurut informasi @LoveSuroboyo, Evereld Kembang kuning dibuka waktu-waktu tertentu seperti saat peringatan Perang Laut Jawa dan Perang Dunia Kedua atas undangan Konsulat Belanda.

 

Sore itu Komunitas Roodebrug Soerabaia menggelar aksi peletakan bunga di makam anak-anak kecil Belanda korban Revolusi Surabaya pada era bersiap 1945.



dari kiri : Robbert van de Rijdt, Direktur OGS, Ady Setyawan Ketua Roodebrug Soerabaia 


Ereveld Kembang Kuning ini terjepit diantara pemakaman kota dan kampung padat penduduk. Namun ketika memasuki daerah Ereveld kamu akan melihat sebuah tatanan makam yang rapi, teratur, dan sangat bersih. Bahkan mungkin kamu tidak akan melihat satu sampahpun. Dataran rumput dengan makam berbentuk datar ini sangat syahdu. Angin semilir dengan pohon dibeberapa sudut makam. Sehingga kesan seram tidak ada bahkan saat masuk dari pintu gerbang awal.

 

Ereveld Kembang Kuning merupakan pemakaman bagi banyak orang Belanda yang meninggal di kamp konsentrasi Jepang semasa perang dunia kedua. Disini banyak juga dimakamkan para militer yang dulunya berdinas sebagai Tentara Angkatan Laut dan Tentara Angkatan Darat Kerajaan Belanda serta KNIL (Koninklijk Neterlands-Indische Lager/Bala Tentara Kerajaan Hindia Belanda).

 

Meski ini merupakan makam kehormatan Belanda, namun bukan warga Belanda saja yang dimakamkan disini. Ada juga orang Indonesia yang terdiri laki-laki, perempuan dan anak-anak.

 

Yang unik di Ereveld Kembang Kuning adalah terdapat Monumen Karel Doorman untuk mengenang 915 serdadu Angkatan Laut Kerajaan Belanda yang gugur pada pertempuran di Laut Jawa pada 27 Februari 1942. Mereka tidak memiliki makam karena jasad mereka tetap berada didalam laut.



Monumen Karel Doorman




Bendera OGS berkibar di dekat Monumen



Hal unik lainnya adalah jenis nisan/patok bercat putih dengan ukuran dan bentuk yang berbeda. Dibedakan berdasarkan jenis kelamin dan agama. Yakni laki-laki Kristen, perempuan Kristen, Muslim, Budha, makam massal, dan Yahudi.

 

Saat berjalan menuju pendopo, ada nisan kecil yang jika dilihat tahun lahir dan tahun dimakamkan, kita pasti berfikir ini makam anak-anak. Dan benar saja disebelah kanan jalan tepatnya didepan pendopo adalah makam anak-anak yang akan kami taburi bunga. Mereka merupakan bagian korban pada Masa Bersiap 1945. Mungkin akan terdengar asing dengan istilah Masa Bersiap. Karena memang di pelajaran sekolah tidak pernah diceritakan.

 

Masa Bersiap bulan Oktober 1945 adalah merupakan sejarah kelam umat manusia.  Dimasa itu terjadi pembunuhan antara warga sipil Belanda dan juga Indonesia. Saat saya menulis ini dan mencari data di internet tidak banyak menemukan data yang pasti, mengapa, bagaimana dan jumlah korban.

 

Lalu saya menemukan postingan Instagram seorang blogger yang menyebut dirinya tukang kuburan yakni Olive Bendon. Beliau sudah menjelajah ke semua Ereveld di Indonesia. Termasuk Ereveld Kembang Kuning. Pada postingan Instagram mbak Olive tanggal 29 Oktober 2016, ia menuliskan caption pada poto di Ereveld Kembang Kuning berbunyi

 

“ratusan perempuan dan anak-anak dengan hati dan was-was, tergesa meninggalkan ruang-ruang penahanan, naik ke atas truk yang menjemput mereka di pelataran Kamp Darmo, Surabaya. Truk-truk yang mereka tumpangi berkonvoi dikawal pasukan Inggris yang empat hari sebelumnya mendarat di Surabaya. Hari itu, 29 Oktober 1945 saat matahari baru merangkak dari peraduan, Surabaya memanas. Konvoi truk yang membawa perempuan dan anak-anak terjebak di tengah daerah pertempuran. Mereka, tak luput menjadi sasaran amuk Laskar Rakyat. Lega sesaat yang baru saja dinikmati, diganti lega menuju keabadian...”

 

Lalu saya mencari literatur untuk mencari jawaban tentang peristiwa detail pada Masa Bersiap dan akhirnya menemukan buku mas Ady Setyawan dan Marjolein van Pagee. Dimasa Bersiap terjadi pembunuhan-pembunuhan terhadap warga sipil Belanda dan Indo. Dan tidak ada yang bisa memastikan berapa korban pastinya. Pada buku Surabaya Dimana Kau Sembunyikan Nyali Kepahlawananmu? Hal 106 disebutkan

 

“...Sementara itu, jumlah korban tewas di Masa Bersiap akan senantiasa menjadi bagian sejarah yang kabur. Richard Klaesen dalam bukunya berjudul Macabre Soerabaja yang terbit tahun 1990, menyebutkan jumlah korban sebesar 600 jiwa untuk kawasan Surabaya saja dan total keseluruhan korban mencapai 3400 jiwa. Banyak publikasi belakangan ini malah menyebutkan jumlah korban mencapai angka 20 ribu hingga 30 ribu jiwa. bert Immerzeel dalam tulisannya Bersiap, de Werkelijke Cijfers (Bersiap, Angka Sesungguhnya) pada tahun 2014 secara terbuka menyatakan bahwa angka-angka itu tidak didukung dengan bukti yang kuat ...”

 

Dan di Ereveld Kembang Kuning ada ratusan makam anak-anak pada Masa Bersiap, hiks. Mengapa perang harus mengorbankan anak-anak? Namun kita tidak bisa menyimpulkan siapa yang paling benar dan mana yang salah. Karena sejarah panjang penjajahan juga meninggalkan luka mendalam bagi masyarakat pribumi. Apapun alasannya, perang fisik pasti mengakibatkan banyak hal. Diantaranya mereka yang tak tau apa-apa ikut menjadi korban.

 

Robbert van de Rijdt, Direktur OGS untuk Indonesia mengatakan saat pidatonya sebelum tabur bunga “...Ereveld bagian dari sejarah Indonesia, banyak orang yang tidak bersalah menjadi korban. Perang dan kekerasan bukan jawaban. Kita bisa belajar dari sajarah agar tak mengulangi kesalahan yang sama. Semua bisa diselesaikan dengan suasana penuh toleransi...” ujarnya



siswa-siswa Sekolah Dasar Surabaya tabur bunga


Mas Ady Setyawan sebagai ketua Roodebrug Soerabaia memberi sambutan mengenai misi diadakannya tabur bunga untuk korban anak pada Masa Bersiap yang pesertanya adalah anak-anak usia Sekolah Dasar (SD).


 “makam dengan salib kecil ini adalah makam anak-anak berusia 4-5 atau 7-8 tahun yang menjadi korban perang. Adalah penting bagi kita mengenang semua yang gugur dalam revolusi Surabaya. Di hari ini pesan yang ingin disampaikan adalah pesan kedamaian ke semua orang. Kita sudah melupakan kebencian itu. Sejarah adalah sejarah wajib kita kenang, tetapi memaafkan adalah hal yang mulia. Dan menaruh bunga pada korban perang ini adalah hal yang baik untuk dilakukan.” Disambut gemuruh tepuk tangan oleh semua yang hadir, termasuk para wartawan.


Bu Audrey memberi sambutan


Acara tabur bunga ini dilakukan sangat khusuk. Anak-anak SD pun ikut menabur bunga sesuai arahan, sehingga mereka bisa tertib. Untuk korban anak pada Masa Bersiap anak-anak SD memberi bunga mawar. Lalu kami melanjutkan untuk tabur bunga di makam muslim.



Onbekend = makam tak dikenal



makam muslim



Setelahnya, Robbert van de Rijdt sangat ramah ketika diajak anak-anak SD untuk berfoto bersama. Ternyata belajar sejarah bisa dilakukan dengan cara yang menyenangkan untuk anak-anak. Dan tentunya dari sejarah kita bisa belajar memaafkan seperti misi tabur bunga kali ini.



Robbert van de Rijdt, Direktur OGS sangat ramah melayani selfie anak-anak




dari kiri : Mr. Boy, Anggita, Bunda Tri dari @LoveSuroboyo, saya. Foto kiriman : Anggita


Terimakasih mas Ady Setyawan yang menggagas acara tabur bunga ini, sehingga kami pun secara tidak langsung juga ikut belajar tentang sejarah Surabaya, terutama pada Masa Bersiap. Dan tak kalah penting, gadis berseragam putih merah puluhan tahun lalu yang mengintip di pagar akhirnya bisa masuk Ereveld Kembang Kuning Surabaya dan menuliskan ceritanya ini. 

 

 



Referensi :

Setyawan, Ady. Marjolein van Pagee. 2018. Surabaya Di Mana Kau Sembunyikan Nyali Kepahlawananmu?. Yogyakarta : Matapadi Presindo

23 komentar

  1. Kalau aku sih sama sekali enggak takut apalagi secantik dan sebersih ini dan bagian dari sejarah pula. Antimaintsrem ya destinasinya. Aku suka benget liat anak-anak SD itu anyway.

    BalasHapus
  2. Wah bun kalau ditanya apa yang ada dalam pikiranku waktu pertama kali liat pemakaman di atas adalah "Vampir" penghisap darah wkwkwkw *maafkan aku kebanyakan nonton film yang begitu hihihi. Tadi pas aku baca sejarahnya seperti masa bersiap namanya bener-bener bikin aku merinding. Lebih serem cerita sejarahnya ternyata

    BalasHapus
  3. Bertahun2 aku di surabaya belum pernah masuk sini nih. Ternyata rapi dan bersih sekali ya mba. Masih adakah makam baru di sini?

    BalasHapus
  4. Saya gak takut mba lihatnya, bagus dan rapi soalnya taman makam. Eh ini di bandung juga ada. Aku baru tahu hihi

    BalasHapus
  5. Mbak Septi aku kok jadi penasaran juga dengan Masa Bersiap ini ya...
    Mungkin memang tak banyak dicatat dalam sejarah tapi yakin mereka juga pahlawan yang kehilangan nyawa demi menuju kedamaian.
    Senang sekali acara begini melibatkan anak sekolah. Agar mereka belajar langsung juga tentang sejarah. Salut!

    BalasHapus
  6. kalau rame-rame ga takut say, tapi kalau sendirian, meski siang juga merinding hahaha.
    Saya emang penakut banget.

    Keren banget sih mama Lui ini, di segala penjuru Surabaya dia datangin, saya baru tau loh kalau Kembang Kuning itu sekeren ini.

    BalasHapus
  7. Makamnya rapi dan menurutku sih indah banget ya mbak. Siapa yang takut coba kalau main ke makam secantik itu.

    Tapi sebenernya ini tuh kayak tempat wisata gitu atau cuma makam pahlawan yang gak smeua orang bisa masuk, mbak? Bacanya kayak ada sejarahnya gitu. Seru sih bacanya..

    BalasHapus
  8. Jalan jalan anti mainstream ya mba bisa jadi wisata rohani juga 😊

    BalasHapus
  9. Daku tahunya yang di menteng pulo.. Banyak hal yang pasti kita dapatkan dengan berziarah,salah satunya mengingat kematian

    BalasHapus
  10. Yang bikin pemakaman terkesan seram kayaknya karena suasananya yang suram. Kalau ini kelihatan rapi dan tertata. Tetapi, tetap aja kalau disuruh jalan sendiri saya gak mau. Belajar sejarah memang sebaiknya menyenangkan, supaya mudah diingat :)

    BalasHapus
  11. Anti mainstream kali jalan jalannua. Seneng banget pemakaman kayak gini bersih dan terkesan lapang

    BalasHapus
  12. Ooo ternyata banyak makam sejenis di kota2 lain ya mbak, kirain di kemabng Kuning aja.
    Masih terawat apik ya makamnya sampai skrng...

    BalasHapus
  13. aku pernah baca sekilas tentang masa bersiap ini, setelah proklamasi warga2 belanda yg mentap di Indonesia dikejar dan ditangkapi rakyat primbumi, termasuk warga indonesia yg ada sangkutannya dg belanda seperti selir2nya atau pembantunya. Nggak tahu kenapa bagian yg ini ditutupi yaa hiiks :(

    BalasHapus
  14. Kalau pemakaman orang asing itu memang bagus-bagus ya pemandangannya. Jauh dari kesan seram

    BalasHapus
  15. Ternyata ini ya dalemnya makan kembang kuning itu, rapi banget makamnya dan tanpa bangunan maesan, hanya pakai tanda salib aja. Kirain hanya non muslim aja yg dimakamkan disini, ternyata ini makam lintas agama.

    BalasHapus
  16. Aku nih penasaran sama yang di Menteng karena kalau di Jakarta menjadi salah satu agenda tour di Jakarta Walking Tour. Semakin penasaran setelah baca ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. bagus mbak ereveld yg di menteng pulo.aku barusan dari sana

      Hapus
  17. hoo ternyata ini makam lintas agama ya, kupikir khusus non muslim aja.. rapih ya makamnya.. gak keliatan serem ah aku liatnya..

    BalasHapus
  18. mba aku jadi penasaran sama masa Bersiap ini dan kok aku kayaknya skip banget sejarah sampe baru tahu tentang ini banyak anak2 yang jadi korban yah dan baru tahu juga tantang ereveld ini

    BalasHapus
  19. Baru tahu ada makam yang seperti ini di Indonesia. Kayak di film Hollywood aja. Ini baru pertama kali saya dengar istilah ereveld, lho. Jadi penasaran.

    BalasHapus
  20. Menemukan jejak tulisan di sini, silakan mampir ke ulasan tentang Kembang Kuning di blog #TukangKuburan ��

    saleum

    BalasHapus
  21. Rapi banget ya. Kembang Kuning terkenal tapi aku ga tau kalau itu makam Belanda.
    Trus apa masih ada makam baru di Sana atau hanya korban perang?

    BalasHapus
  22. Hallo Mbak Anggraeni,
    saya Ita dari kantor OGS di Jakarta yang mengelola 7 ereveld di Indonesia.

    Saya baru melihat liputan ini. Terima kasih banyak sudah menulis liputan bagus mengenai ereveld Kembang Kuning.

    Sebagai tambahan info:

    ke 7 ereveld di Pulau Jawa terbuka untuk umum setiap hari dari jam 07.00 hingga jam 17.00 dan gratis.

    Jika berkunjungan dengan group, sebaiknya kontak dulu ke info@ogs.or.id agar diusahakan untuk mendapat penjelasan dari supervisor di ereveld bersangkutan.

    Jika ada pertanyaan, silakan hubungi kami di info@ogs.or.id

    Terima kasih

    BalasHapus