Nenek moyangku
seorang pelaut
Gemar mengarung
luas samudra
Menerjang ombak
tiada takut
Menempuh badai
sudah biasa
Angin bertiup
layar terkembang
Ombak berdebur
di tepi pantai
Pemuda brani
bangkit sekarang
Masih ingat lagu ini? Ada yang masih bisa menyanyikan?
Lagu ciptaan Bu Sud ini adalah salah satu lagu masa kecil generasi 90an. Dan saya
hafal banget sama liriknya. Menceritakan bahwa dulu kala, nenek moyang kita
adalah seorang pelaut yang pemberani, meski dilaut akan banyak tantangannya.
Setelah mengetahui bahwa akan ada pameran Alutsista
di Koarmatim, saya sangat bersemangat untuk hadir. Dalam rencana
#dolenkaroLuigi saya pasti akan mengajaknya kesini, namun saya tau untuk menuju
daerah Koarmatim sangatlah rumit karena daerah basis TNI Angkatan Laut, harus menggunakan
surat ijin khusus. Bahkan saya berencana membuat proposal agar berhasil menerobos
daerah Angkatan Laut *insting anak sekretaris mah kayak gini bahaha.
Saya juga sempat ajak kak Agung seorang blogger, agar kami bisa ke kawasan TNI ini, tempat Monjaya berada. Kata-katanya yang saya ingat adalah "di Surabaya masih banyak tempat untuk menjadi bahan tulisan". Jleb !!! Yang secara gak langsung bilang "emang Surabaya sudah kamu kelilingi semua?" ya masih banyak juga sih yang belum, hiks.
*kenapa tempat yang aku pengen yang masuknya susah sih *lol
Sampai akhirnya, tanggal 6-7 Oktober, dalam rangka memperingati HUT TNI, "kawasan terlarang" ini akhirnya dibuka untuk umum. Yeyyyy. Maka sejak jam 6 pagi saya dan Luigi sudah bersiap berangkat menuju Perak Surabaya. *niat bener khan gue :p
Naik sepeda motor, menerjang kemacetan karena ternyata banyak orang yang antusias untuk datang ke pameran Alutsista. Jadi sepanjang jalan tuh padet kendaraan mulai sepeda motor, mobil sampai bus. Padahal itu masih pagiiiiiii. Huhu.
Saya juga sempat ajak kak Agung seorang blogger, agar kami bisa ke kawasan TNI ini, tempat Monjaya berada. Kata-katanya yang saya ingat adalah "di Surabaya masih banyak tempat untuk menjadi bahan tulisan". Jleb !!! Yang secara gak langsung bilang "emang Surabaya sudah kamu kelilingi semua?" ya masih banyak juga sih yang belum, hiks.
*kenapa tempat yang aku pengen yang masuknya susah sih *lol
Sampai akhirnya, tanggal 6-7 Oktober, dalam rangka memperingati HUT TNI, "kawasan terlarang" ini akhirnya dibuka untuk umum. Yeyyyy. Maka sejak jam 6 pagi saya dan Luigi sudah bersiap berangkat menuju Perak Surabaya. *niat bener khan gue :p
Naik sepeda motor, menerjang kemacetan karena ternyata banyak orang yang antusias untuk datang ke pameran Alutsista. Jadi sepanjang jalan tuh padet kendaraan mulai sepeda motor, mobil sampai bus. Padahal itu masih pagiiiiiii. Huhu.
Kegiatan Gelar Alutsista 2018 dilatarbelakangi oleh momentum penting
bagi TNI untuk menunjukkan kemampuan dan modernisasi Alutsista, serta
pertanggung jwaban TNI atas kepercayaan atau tugas yang diberikan negara dan
rakyat. Alutsista adalah singkatan dari alat utama sistem senjata. Pada pameran
Alutsista dikenalkan berbagai persenjataan modern yang dimiliki angkatan Indonesia. Tidak hanya Angkatan Laut, namun juga alutsista Angkatan Darat dan Udara.
Ada kapal perang yang bersandar didermaga, berbagai Tank seperti Tanc Scorpion produksi Inggris, Panset Panhard VBL produksi Perancis, kapal KRI Dewaruci, kapal selam KRI Ardadedali-404 dan banyak lagi lainnya.
Ada kapal perang yang bersandar didermaga, berbagai Tank seperti Tanc Scorpion produksi Inggris, Panset Panhard VBL produksi Perancis, kapal KRI Dewaruci, kapal selam KRI Ardadedali-404 dan banyak lagi lainnya.
![]() |
Salah satu panser yang dipamerkan |
Luigi bisa melihat secara langsung Alutsista TNI
modern, bahkan dapat mencoba menaikinya. Banyak kapal perang berjejer berderet
di dermaga. Menaiki satu persatu kapal dengan perlengkapan persenjataan. Setiap
kapal ada anggota prajurit yang berjaga. Dan penjaga sempat “kecolongan” saat
saya dan Luigi masuk ke dalam ruangan kapal, melihat kamar dan seperti ruangan
rapat yang sejuk didalam.
Akhirnya kami dijemput salah seorang prajurit, dan beliau mengatakan itu merupakan ruang komandan jadi tidak boleh dimasuki. Tapi kami sudah terlanjur foto-foto didalam, sekalian “ngadem” karena ternyata didalam adalah ruang ber AC. Wkwkw. Disalah satu kamar kapal perang inilah saya sempat mengabadikan catatan Presiden Jokowi yang dibingkai dalam sebuah pigura. Sungguh Luigi sangat bersemangat memasuki setiap kapal-kapal yang bersandar didermaga. Apalagi pemandangan disekitar adalah lautan lepas. MashaAllah.
Akhirnya kami dijemput salah seorang prajurit, dan beliau mengatakan itu merupakan ruang komandan jadi tidak boleh dimasuki. Tapi kami sudah terlanjur foto-foto didalam, sekalian “ngadem” karena ternyata didalam adalah ruang ber AC. Wkwkw. Disalah satu kamar kapal perang inilah saya sempat mengabadikan catatan Presiden Jokowi yang dibingkai dalam sebuah pigura. Sungguh Luigi sangat bersemangat memasuki setiap kapal-kapal yang bersandar didermaga. Apalagi pemandangan disekitar adalah lautan lepas. MashaAllah.
![]() |
diatas kapal perang |
![]() |
didalam ruangan kapal |
Kami juga sempat melihat pameran pesawat tempur
dengan berbagai formasi. Wah ini Luigi senang sekali liatnya, emaknya aja
terkagum-kagum. Simak deh videonya DISINI (klik)
Akhirnya kami berjalan jauh, dan sampai pada sebuah patung yang menjulang tinggi ada dipelupuk mata. Sejujurnya, tempat inilah yang menjadi tujuan utama kami berangkat.
Akhirnya kami berjalan jauh, dan sampai pada sebuah patung yang menjulang tinggi ada dipelupuk mata. Sejujurnya, tempat inilah yang menjadi tujuan utama kami berangkat.
Mengenalkan sejarah kelautan di Monumen
Jalesveva Jayamahe
Banyak cara mengenalkan kelautan Nusantara di
#dolenkaroLuigi kali ini, salah satunya adalah mengunjungi museum dengan tema
ke-bahari-an. Misalnya Monumen Kapal Selam (Monkasel) dan juga Surabaya North
Quay (SNQ). Namun di Surabaya ada sebuah Monumen pengingat perjuangan
kepahlawanan pejuang bahari sejak jaman dulu. Dialah Monumen Jalesveva Jayamahe
(Monjaya).
![]() |
Bang, noleh dikit bisa gak? |
Monjaya dibangun
dibagian ujung barat dermaga yang menghadap ke selat Madura. Jalesveva Jayamahe
berarti “dilaut kita tetap jaya” digambarkan seorang perwira TNI Angkatan Laut
berpakaian lengkap menatap ke arah laut, mewakili generasi penerus dengan penuh
keyakinan dan kesungguhan siap menerjang ombak dan menempuh badai menuju arah
yang ditunjukkan yaitu cita-cita bangsa Indonesia.
“... Jiwa dan
semangat bahari tidak akan pernah padam karena telah menjadi jiwa bangsa
Indonesia. Dari generasi masa lalu, kini dan yang akan datang. Nenek Moyangku
Orang Pelaut. Jiwa Bahariku Tak Akan Pernah Surut. Jalesveva Jayamahe ...”
Pembangunan Monjaya dilaksanakan sejak tahun 1990 dan
diresmikan oleh mantan presiden Soeharto pada 5 Desember 1996. Bertepatan dengan
hari Armada Republik Indonesia. Patung yang tingginya 31 meter berdiri diatas
gedung setinggi 29 meter, dengan total ketinggian 60 meter dari permukaan laut.
![]() |
Ini kalo abangnya hadap depan :D |
![]() |
capek ya kamu :D |
Monjaya dapat digunakan sebagai menara lampu pemandu
(mercusuar) bagi kapal-kapal yang berlayar di sekitarnya. Seperti patung
Liberty (85 m) dimulut pelabuhan New york, Monjaya termasuk patung tertinggi
ke-2 di Indonesia setelah Garuda Wisnu Kencana (GWK).
Menelan biaya 27 Miliyar saat itu, dan dananya
diperoleh dari swadaya warga TNI-AL dan bantuan dari masyarakat secara sukarela,
baik berupa sponsorship dari perusahaan-perusahaan maupun pihak lain yang
tertarik, pada pembangunan museum Monumen Jalesveva Jayamahe.
Monjaya merupakan karya anak bangsa yang akan pasti membuat kalian berdecak kagum. Ada 12 orang TNI AL penggagas Monjaya dan akhirnya diarsiteki oleh Nyoman Nuarta, seorang pematung yang terkenal dengan berbagai karyanya diantaranya Monumen Proklamasi Indonesia dan Garuda Wisnu Kencana (GWK) Bali.
Monjaya merupakan karya anak bangsa yang akan pasti membuat kalian berdecak kagum. Ada 12 orang TNI AL penggagas Monjaya dan akhirnya diarsiteki oleh Nyoman Nuarta, seorang pematung yang terkenal dengan berbagai karyanya diantaranya Monumen Proklamasi Indonesia dan Garuda Wisnu Kencana (GWK) Bali.
Kita ternyata bisa naik sampai ke atas patung,
melihat lautan Surabaya lepas. Tangga ini ukurannya cukup lebar namun pada
titik tangga berikutnya menyempit sehingga harus hati-hati. Tidak disediakan
lift jika ingin naik sampai atas. Apa kabar saya sendiri gendong Luigi yang
ber-ikhtiar naik keatas? Punggung nyut-nyutan sis, haha. Sampai akhirnya pada
tangga lantai 3 putus asa dan lebih memilih menikmati fasilitas museum. *mendadak
jompo huhu.
Di setiap arah naik tangga memang terdapat ruangan
besar yang digunakan sebagai museum sejarah kelautan Indonesia. Ada foto proses
pembangunan Monjaya. Maket miniatur Monjaya, profil pematung Monjaya, dan
proses pembentukan patung.
Ada pula pigura yang berisikan sejarah tahun 1950-an
Angkatan Laut Indonesia adalah yang terkuat di Asia Tenggara. Karena diperkuat
dengan Alutsista strategis seperti kapal Penjelajah RI Irian, Tank Amfibi,
pesawat tempur Anti Kapal Selam hingga 12 kapal selam Whiskey-Class buatan Uni
Sovyet. Ada juga sejarah singkat operasi Jayawijaya dalam rangka Trikora
Pembebasan Irian Barat, sejarah Yos Sudarso dan peristiwa Laut Arafuru. Ada pula
informasi sejarah Laksamana Muda John Lie penerobos blokade laut.
Terdapat berbagai miniatur berbagai kapal perang TNI
Angkatan Laut dalam berbagai jenis, bahkan ada miniatur kapal selam KRI Pasopati.
Didinding ruangan terdapat banyak foto KRI yang pernah dimiliki Indonesia.
Meski monumen ini berusia tua, namun didalam museum
Monjaya sangat nyaman. Dilengkapi alat pendingin ruangan berupa AC berdiri, dan
alas lantai yang bersih. Sehingga Luigi sangat menikmati diruangan ini. Menanyakan
banyak hal, yang akhirnya tidak semua saya jawab karena enggak ngerti. *Mama
macam apa ini xoxo. Oia jika waktunya shalat, ada fasilitas musholla di tangga
bawah.
Terletak dalam basis TNI AL Koartim, Monjaya termasuk
daerah terlarang Zona B Mako Koarmatim. Bagi pengunjung atau tamu yang ingin
berkunjung ke Monjaya harus membawa surat ijin yang berlaku. Batas waktu
kunjungan adalah jam 07.00-17.00 WIB.
Semoga kunjungan kami kesini menjadi salah satu
pengalaman membekas untuk Luigi. Dengan serangkaian pameran Alutsista ini semoga kelak Luigi memahami bahwa kekuatan
negara salah satunya dilihat dari kekuatan persenjataan militernya. Dan persenjataan
yang dipunyai negara tugasnya adalah untuk melindungi rakyat.
Setiap persenjataan dibuat dengan teknologi yang sangat canggih. Kelak Luigi akan memahami bahwa teknologi adalah sebuah hal yang wajib untuk dipelajari.
Dan disini Luigi bisa mengenal para prajurit TNI yang bertugas menjaga dan melindungi kedaulatan maritim.
Nak, percayalah ada kekuatan di laut Indonesia. Belajarlah sejarah pendahulumu, maka kamu akan mengenal nenek moyangmu yang pemberani :)
Setiap persenjataan dibuat dengan teknologi yang sangat canggih. Kelak Luigi akan memahami bahwa teknologi adalah sebuah hal yang wajib untuk dipelajari.
Dan disini Luigi bisa mengenal para prajurit TNI yang bertugas menjaga dan melindungi kedaulatan maritim.
Nak, percayalah ada kekuatan di laut Indonesia. Belajarlah sejarah pendahulumu, maka kamu akan mengenal nenek moyangmu yang pemberani :)
Keren-keren fotonya mama Lui, jad terhibur juga dengan liat foto ini.
BalasHapusMenunggu setaun lagi buat bisa ke sana hiks.
Sampai si Darrell udah gede, kelewatan mulu hahaha
Selalu kagum lihat Monjaya saat naik kapal penyeberangan ke Madura dulu kala..Gagah bener euy..
BalasHapusDan pasti senang sekali berkesempatan mengunjungi kawasan khusus ini...duh iri sama Luigi hihihi
Kapalnya dan miniaturnya keren-keren ya, Mba. Gagah banget.
BalasHapusGagal fokus sama Luigi, cakeep. Jelajahsuwanto kalah sama Luigi nih yang udah berkunjung ke Monjaya. Wishlist deh. Makasih ya Mama Luigi dah memperkenalkan Monjaya lewat tulisan menarik ini.
BalasHapusSaya juga pernah bikin acara disana & bahagia bangwt bisa naik kapal.perang kebangga TNI AL & mewawancarai para petugasnya...
BalasHapuswih seruuuuu, kemarin di Jakarta acara ini juga ada di Monas, tapi saya gak sempet dateng padahal pengen bener liat. Seru yes kayanya, nanti kalo ada Alutsista lagi gak boleh nih disia-siakan ehhe. Makasih mba sharingnya.
BalasHapusKalau ada acara bagus yang hanya diadakan sekali setahun, memang harus direncanakan untuk ke berkunjung ke sana, ya, Mbak.
BalasHapusTuh Luigi keliatan senang sekali bisa masuk ke dalam kapal yang besar :)
Keren foto-fotonya.. si kecil juga happy tampaknya. Benar-benar megah yaa kapal AL dan isinya.
BalasHapusKereeen euy! Aku pernah ke pameran alutsista di Jogja 2 tahun lalu. Tapi sayangnya belom aktif ngeblog jd gak ada kenangannya huhuhu... tahun ini malah gak sempet dateng.
BalasHapusEh di Malang juga ada pameran alutsista lhoo... Jadi serentak di beberapa kota gitu kayaknya ya?
BalasHapusAsyik ya Luigi, bisa jalan2 liat kapal besaaaar. Fotonya juga keren-keren lo mbak septi. Aku sukaaa.
BalasHapuseh eh, kalau emak-emak gitu ya, lihat penjaga "meleng" sedikit langsung nyelusup masuk hehehe....
BalasHapusAdek Luigi pasti bahagia sekali bisa jalan-jalan ke sana sama Bundanya. Insyaallah ingatan bagwa dia memiliki nenek moyang pelaut serta tentara yang memiliki persenjataan bagus yang siap melindungi kawasan lautnya akan terekam di memorinya
Mumpung di Surabaya nih kayaknya aku harus mampir sini deh
BalasHapus