Sebagai kota Pahlawan tentulah Surabaya memiliki
banyak tempat bersejarah. Awalnya tidak pernah terlintas di rencana saya akan
membawa Luigi belajar di museum. Pikir saya, anak usia 2 tahun emang ngerti ya
diajakin ke tempat bersejarah. Lalu saya merenung lagi, kalaupun harus ke
museum, tergantung museum yang mana dulu nih. Alhamdulillah di Surabaya kami
tidak kekurangan tempat wisata edukasi, dimana anak-anak bisa belajar hal baru salah
satunya di museum.
Sore itu (30/3) angin bertiup kencang dan akhirnya
kerumunan air tumpah ruah. Air memasuki tanah sampai ke akar-akarnya dan pohon
semakin basah. Surabaya yang biasanya terik, tak lagi menyengatkan panasnya. Hujan
turun dengan sangat deras. Namun karena ke museum ini sudah direncanakan
jauh-jauh hari, akhirnya kami tetap nekat mengambil mobil ke Giant Diponegoro dan
berangkat.
Wisata edukasi Luigi kali ini adalah ke Museum
Surabaya. Museum Surabaya ini berada ditengah kota Surabaya tepatnya di Gedung Siola.
Arek Suroboyo pasti tau tempat tersohor ini. Mungkin yang dikenal orang Surabaya,
dulu Gedung Siola merupakan salah satu pusat perbelanjaan di Surabaya. Padahal Gedung
Siola ini salah satu sejarah perjuangan arek
Suroboyo melawan penjajah. Tepatnya terletak di Jalan Tunjungan. Dan akhirnya
gedung ini disulap menjadi museum yang bergandengan dengan Mall Pelayanan Publik.
Sehingga, mlaku-mlaku nang Tunjungan (jalan-jalan ke Tunjungan) makin
komplit jika mengetahui sejarah Surabaya juga.
Saat kami masuk, ada seorang petugas yang menyuruh
kami untuk mengisi buku tamu terlebih dahulu. Berisikan nama, jam kedatangan,
alamat dan tanda tangan. Saat itu saya menulis Luigi dari Gresik hihi. Biar kesannya
turis beneran. Mhuahaha.
Ada apa aja
sih di Museum Surabaya?
Informasi
Surabaya
Terdapat Peta Surabaya dalam ukuran yang sangat
besar. Bahkan jalan kelinci bisa terlihat loh. Juga ada dokumentasi Taman di Surabaya, yang dipigura dalam ukuran besar.
Bidang
pemerintahan kota Surabaya
1.
Berbagai barang lawas milik pemerintah kota
Surabaya. Seperti buku arsip administrasi dinas pendapatan tahun 1921-1970 yang
menggunakan bahasa Sansekerta. Ada pula seperti arsip catatan kelahiran dan
pencatatan perkawinan tahun 1.800an. Dan kerennya ditulis dengan tulisan tangan
yang sangat rapi dan berseni.
2.
Kumpulan piala penghargaan yang diraih oleh
Surabaya seperti Smart City Award dan banyak lagi lainnya
3.
Foto-foto walikota Surabaya dari masa ke masa, mulai
walikota pertama Mr. A. Meyroos menjabat 1961-1920 sampai yang terakhir foto
seorang perempuan satu-satunya disitu. Dialah Ibu kebanggaan Surabaya, bernama Tri
Rismaharini.
4.
Patung berbagai profesi PNS lengkap dengan
seragamnya. Seperti satpol PP, guru, dinas perhubungan, polisi dan lainnya
Bidang Pendidikan
Bangku sekolah jaman ku sekolah dulu, kebetulan
bangku sekolah yang dipajang adalah bantuan dari SMAN 15 Surabaya
Bidang Kesehatan
Alat kesehatan rumah sakit tempo dulu, seperti
ranjang Rumah Sakit, mesin rontgen, kursi pemeriksaan pasien. Juga alat-alat
medis yang dipakai untuk menangani pasien. Semua yang terkait dengan ini
merupakan bantuan dari Rumah Sakit di Surabaya.
Bidang kesenian
dan permainan tradisional
1.
Wayang kulit, wayang Potehi
2.
Informasi jaranan dan tari remo
Alat transportasi
Alat transportasi Surabaya jaman dulu seperti angguna
(masih ingat gak ya angkutan warna kuning ini?), bajaj, becak siang dan becak
malam. Eh iya ternyata dulu tuh di Surabaya becaknya dibedakan siang dan malam.
Sekarang transportasi seperti angguna dan bajaj tidak lagi terlihat di jalanan
kota Surabaya.
Pemadam Kebakaran
1.
Ada dua unit mobil pemadam kebakaran yang dulu
digunakan memadamkan api ketika Gedung Siola terbakar.
2.
Alat pemadam kebakaran dari masa ke masa, baju
pemadam dan segala kelengkapannya
Lain-lain
1.
Papan penunjuk jalan jaman dulu yang terbuat
dari kayu
2.
Pecahan uang kertas jaman dulu sampai yang
sekarang.
3.
Diorama “pawon” atau dapur jaman dulu. Dengan
tungku yang masih menggunakan kayu bakar.
Apa yang bisa
dipelajari anak usia dini seumur Luigi (2 tahun) saat diajak bepergian ke
Museum Surabaya ini? Masak seperti anak SMA yang disuruh ngamatin dan nulis
laporan trus dikumpulin buat dapetin nilai, haha. Itu kalau Luigi udah pakai
seragam abu-abu kali ya.
Nah saya mencoba menguraikan manfaat mengajak anak usia dini ke museum.
Nah saya mencoba menguraikan manfaat mengajak anak usia dini ke museum.
Mungkin awalnya dia hanya jalan-jalan dan lihat-lihat
saja. Terlihat dia tidak melakukan aktifitas bermakna. Namun dibalik “lihat-lihat
saja”, dia sedang mengembangkan kemampuan
visual. Contohnya selama ini Luigi mengetahui wayang adalah hanya dari
buku “Wayang Sebelum Tidur” Clara Ng. Juga sesekali ikut Bapaknya (Ayah
saya) nonton wayang di TV. Disini dia bisa melihat secara langsung ini loh
wayang itu. Dia jadi ngerti oh bentuknya begini, warnanya begitu, oh disandarkan
di papan, macemnya banyak, dan lainnya.
Dia pun bisa membedakan angguna itu beda seperti mobil yang dirumah meski sama-sama alat transportasi. Bentuk dan ukuran setiap benda disana khan juga berbeda. Ada yang kotak, besar, kecil, tinggi dan pendek. Semua benda berwarna cerah, sekalian kita bisa me-review pembelajaran pengenalan warna. Dia juga melihat hal-hal baru misalnya permainan dakon, mobil pemadam kebakaran, dan lainnya.
Dia pun bisa membedakan angguna itu beda seperti mobil yang dirumah meski sama-sama alat transportasi. Bentuk dan ukuran setiap benda disana khan juga berbeda. Ada yang kotak, besar, kecil, tinggi dan pendek. Semua benda berwarna cerah, sekalian kita bisa me-review pembelajaran pengenalan warna. Dia juga melihat hal-hal baru misalnya permainan dakon, mobil pemadam kebakaran, dan lainnya.
Di museum kita juga dapat mengenalkan kosa kata baru dari benda-benda yang pertama kali
dilihatnya. Misalnya : arsip, walikota, kota Surabaya, bajaj, bangku sekolah, dan masih banyak lagi. Tidak hanya mengenalkan kosa kata baru, namun juga suasana belajar
baru pastinya membuatnya senang.
Selain mengembangkan kemampuan visual, kosa kata
baru, juga bisa menstimulasi kemampuan pra
membaca dengan “menceritakan kembali”. Menurut Okina Fitriani di bukunya Enlightening Parenting di diusia 2-7
tahun anak sudah mengerti bahasa dan simbol sehingga menunjukkan perkembangan
kemampuan berbahasa dari luar (EP hal 43).
Maka ketika ditempat ini kita sekalian stimulasi kemampuan linguistik dengan bercerita. Bercerita apapun yang menarik menurut dia, dari segala hal yang baru yang dilihat. Atau kita juga bisa bertanya tentang yang ia minati. Misalnya dia fokus lukisan, terus aku tanya
Maka ketika ditempat ini kita sekalian stimulasi kemampuan linguistik dengan bercerita. Bercerita apapun yang menarik menurut dia, dari segala hal yang baru yang dilihat. Atau kita juga bisa bertanya tentang yang ia minati. Misalnya dia fokus lukisan, terus aku tanya
M : “Lui lihat apa?“
L : “gambar uwong Ma”
M : “emang orangnya ngapain ya itu?“
Dengan begitu ada komunikasi dua arah selama berkegiatan
di museum entah apa yang dlihat atau apa yang dilakukannya, dan merupakan stimulasi
berbahasanya.
Juga mengembangkan
indra peraba saat ia menyentuh benda yang boleh dipegang. Seperti permainan
dakon. Saat itu Luigi main beneran sama saya. Meski akhirnya rusuh dan biji
dakon berceceran namun ia punya pengalaman mengenal, melihat, dan memainkan permainan
tradisional bernama dakon.
Namanya anak kecil ada saatnya Luigi lari-lari,
jongkok kemudian berdiri yang ini bermanfaat untuk stimulasi motorik kasarnya.
Dan tentunya meningkatkan
bonding antara orangtua dan anak. Kualitas hubungan dengan anak harus selalu
dijaga, salah satunya dengan mengajaknya berkegiatan bersama mengunjungi
museum.
Hal yang kurang ideal ketika mengajak anak ke museum
Surabaya adalah karena tidak semua barang boleh disentuh atau dinaiki. Sementara
yang namanya Luigi ketika melihat sesuatu yang menarik menurut dia pasti pengen
liat dan pegang. Namun hal tersebut dapat diatasi dengan menjelaskan pada
Luigi.
Yang pasti dengan mengajaknya ke tempat baru, melihat
hal baru dan suasana baru seperti museum tentu akan mengembangkan rasa ingin tahu anak. Apalagi di usia ini Luigi dalam
masa segala ditanya “Opo iku Ma?”
(apa itu, Ma). Dan memang benar pada usia 2-7 tahun rasa ingin tahu dan
keinginan belajar anak sedang tinggi sehingga banyak bertanya.
Setelah pulang, dirumah kita bisa menanyakan padanya apa yang dilihat, tadi Luigi ngapain aja, senangkah belajar sama Mama di museum, Luigi ingin kesana lagikah? Dan diskusi lain yang mengerucut pada apa yang paling diingat. Karena berarti hal itulah yang paling berkesan buatnya.
Setelah pulang, dirumah kita bisa menanyakan padanya apa yang dilihat, tadi Luigi ngapain aja, senangkah belajar sama Mama di museum, Luigi ingin kesana lagikah? Dan diskusi lain yang mengerucut pada apa yang paling diingat. Karena berarti hal itulah yang paling berkesan buatnya.
Sehingga, ayo Mama ajak si kecil mlaku-mlaku nang Tunjungan sekalian belajar sejarah kota Pahlawan
di Museum Surabaya.
Museum
Surabaya
Gedung Siola
Jl. Tunjungan, Surabaya
Buka :
09.00-21.00
Biaya masuk : gratis
Biaya masuk : gratis
wah seru juga ya berkunjung ke museum, disamping bisa refreshing sekaligus memberikan pengajaran ke anak tentang banyak hal
BalasHapusiya mbak banyak yang bisa dipelajari disini :)
Hapusseru banget y mba museumnya lengkap yah aku juga seneng berkunjung ke museum cuman di Bandung anakku belum pernah ke museum hehehe
BalasHapusajakin ke museum dong mbak, sekali-kali hehe :)
HapusSeru ya aktivitasnya, bahkan bisa main mainan orang tuanya dulu. Buka setiap hari kah mba?
BalasHapusbuka setiap hari mbak inyun :)
HapusSaya sudah beberapa kali ke Surabaya tapi nggak pernah ke museum ini. Pernah ke tugu/monumen itu aja. Ntar kalau ke Surabaya boleh nih berkunjung kesini. Thanks for sharing mbak
BalasHapusayo dong yang ini diampiri sekalian hihi
HapusIni museum baru ya mba septi? Wktu tnggl d sby sekitar tahun 2013 sy baru smpet berkunjung ke museum sampoerna aja hehe. Jadi kangen surabaya��
BalasHapusiya mbak baru, cakep siola sekarang :)
HapusKalau masuk ke museum anak saya Fahmi juga selalu jadi banyak tanya. Sampai saya yg kewalahan. Tapi jadi senang karena ternyata anak punya rasa ingin tahu yang tinggi dan berkunjung ke museum banyak memberi pelajaran
BalasHapusnah, untuk memenuhi rasa ingin taunya ajak aja ke museum teh :)
HapusMuseumnya bagus ya.. Bersiiiih. Aduh, museum disini apa kabar? Sy masuk aj bersin mulu. Haha. Eh, btw itu karet lompat tali sampe ad dimuseum jg ya. Jd nostalgia niih. Anak skrg ga ad yg ngerti mainan unik gini ya. :)
BalasHapusiya sekalian emaknya nostalgia hehe
HapusDek Lui anteng ya jalan jalan ke museum, hebat.. memang harus mengenalkan museum ke anak anak sejak dini ya mba, biar terbiasa dan ga bosenan pas gede ny
BalasHapusya sekali-kali pasti lelarian mbak asti hihi,namanya anak-anak :)
HapusWah baru tau kalau Siola sekarang jadi museum. Kapan2 kalau mudik bawa anak2 ke sana. Menarik kyknya belajar ttg Surabaya :D
BalasHapusTFS
ayolah kesini kalo pulkam mak Dema :)
HapusMau ajak anak ke sini tapi belum terwujud. Ntar ah main ke Surabaya aku sempetin
BalasHapusyuk umi, siola jaman now tambah apik :)
HapusLuigii senengnya yang main ke Museum, Tante Ikooot donk!
BalasHapusyuk ikutan tante :D haha
HapusIya, di Jawa banyak destinasi edukatifnya dibanding di Kalimantan, ga ada istilah mati kutu utk homeschooling di sana. Selamat ya Lui, punya Mak yang memperhatikan betul sama tumbang kamu :)
BalasHapusterimakasih ya mbak, :)
HapusWah karena tulisan bunda ini jadi mengingatkan rencana saya yang hampir terlupakan buat ngajak Erysha jalan-jalan ke museum. Ah kalau gitu nanti pulang ke Bandung, saya mau langsung eksekusi ah sambil jalan-jalan sore di bulan puasa ☺️
BalasHapusayok erysha ke museum ajakin Bunda, biar bundanya gak ngeBlog mulu :D wkwkwk
Hapusaku beberapa kali ke Surabaya tapi belum sempet main ke sini mba. Thanks for the info
BalasHapussama-sama ya mbak :)
HapusBoleh nih dikunjungi sama anak.anak kalau ke SBY
BalasHapusiya, silahkan :)
HapusSeru yah berkunjung ke museum. Betewe itu bangku sekolah mengingatkan saya waktu SD, meja dan kursinya nyambung. Susah digeser apalagi dipindahkan. Kenangan masa kecil. hehehe...
BalasHapushaha, nah khan emaknya sekalian nostalgia :D
HapusHihini lucuk ya Luigi.. seneng jalan-jalan dan berceloteh. Dengan stimulasi yang tepat kayak gini, anak pasti berkembang dengan luar biasa ya mba Septi.
BalasHapusAmin, makasih doanya mbok Bety :D
HapusWhuuaa dulu pas ke Surabaya aku sempet bingung loh mau ajak anak ke mana, akhirnya ya uwis ke monkasel. Nti insya Allah klo ke Surabaya lagi, meet up yuuk..
BalasHapusmalah Luigi belom pernah ke Monkasel mba Arum wkwkwk :D
HapusEh, bangku sekolahku dulu sama kayak itu, Mbak. Sekarang udah nggak ada, ya?
BalasHapussekarang enggak gandeng mbak, :D
HapusWah lengkap ya mbak...aku juga termasuk jarang main ke musium. Kapan kapanlah bisa dicoba
BalasHapusdicobain deh mak, pasti ketagihan :)
HapusWhat, Siola jadi museum..keren!
BalasHapusDulu ingat kalau ke Surabaya naik angguna...pasti seneng kalau bisa nostalgia lagi
Semoga nanti bisa mampir ke sini kalau lagi di Surabaya.
Btw, Luigi sama bacaannya sama Mas-mas di sini, Wayang Sebelum Tidur - Clara Ng. Tosss!
Wah bacaan faforit Luigi :D tos ting
HapusAku juga ni, punya cita-cita mau ajak anak2 ke museum. Nanti lah nunggu anak gedean 😁😁 nice
BalasHapusiya mbak, banyak hal yang dipelajari di museum :)
HapusSeru ya bisa bawa anak ke museum. aku masih bingung dan belum pede bawa anak ke museum. takut mereka cepat bosen, hihihi.
BalasHapusTapi next time mau coba deh. Terima kasih untuk sharingnya ya mba :)
coba dulu deh mbak, pakai briefing dulu :)
HapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapussebelumnya briefing and role playing dulu mbak, dan disana banyak ngobrol sama anak. kalo liat-liat aja anak-anak pasti bosen hehe :)
HapusWah gratis! Mamak suka gratisan hehehe. Seru ya sudah memperkenalkan museum semenjak dini.
BalasHapusbanyak museum gratis di Surabaya mbak, hehe. ayo deh ke Surabaya :)
Hapus