23 Aktivitas Sensory Play bersama Luigi 12-23 bulan



Prolog :
Menuju ulang tahun Luigi, saya ingin menghadiahkan tulisan berbagai aktivitas yang telah kami lakukan bersama. Mungkin Luigi lupa ketika membacanya saat sudah besar nanti. Namun saya yakin, ia akan mengingat perasaan merasa dicintai dan dihargai oleh Ayah dan Mamanya. Dan dengan tulisan ini ia akan tau, bahwa banyak waktu yang kami usahakan untuknya ditengah kesibukan pekerjaan kami diluar rumah. Saya sertakan foto dan manfaat apa yang diperoleh anak ketika bermain hal dibawah ini. Semoga yang membaca pun akan mendapat manfaat dari kegiatan saya bersama Luigi.
Kedepan tulisan ini akan saya bagi menjadi permainan sensori, practical life montessori, koordinasi, kesenian, bahasa, bermain di luar rumah dan alat transportasi.

23-Aktivitas-Sensory-Play-Montessori

Sensory play berasal dari kata sense dan play. Kata sense lebih sering diartikan sebagai 5 panca indera yakni penglihatan (mata), penciuman (hidung), pendengaran (telinga), perabaan (kulit) dan perasa / pengecapan (lidah) serta ditambah dengan pergerakan (proprioseptif : otot dan sendi) serta keseimbangan (vestibular : telinga bagian dalam). Sedangkan kata play memiliki arti bermain. (sumber : seraphinaeducationcorner.com).

Anak-anak membutuhkan seluruh indranya untuk menyimpan informasi. Dulu Maria Montessori memperhatikan anak-anak yang berjalan sambil merogoh kantong celana seperti meremas sesuatu.  Ternyata mereka menyimpan remahan roti sisa sarapan. Maria Montessori menyimpulkan  itu adalah cara anak untuk menstimulasi indra perabanya.

Sehingga,  Maria Montessori meyakini bahwa seluruh indra anak merupakan bagian yang sangat peka dan perlu distimulasi.  

Ketika anak mempelajari sesuatu, kadang menggunakan cara mengemut, melempar, mengetuk-ngetuk benda bahkan menciumnya. Itu adalah upaya mereka memenuhi kebutuhan tumbuh kembang yakni menstimulasi indra untuk mendapat pengetahuan baru dan memahami informasi disekelilingnya.

Intinya, dalam permainan ini mengembangan ketajaman seluruh indera anak. Seingat saya dalam pelatihan metode Montessori yang pernah saya ikuti, Bu Ivy Maya mengatakan pada usia 0-6 tahun indra anak sedang dalam masa perkembangan yang pesat. 

Jadi, tujuan area ini adalah membantu Luigi mencapai kemampuan indra yang maksimal. Diantaranya perkembangan kognitif untuk bank data otak, perkembangan bahasa (lengket,  kenyal, kasar, halus, panas, dingin dll), perkembangan motorik halus, motorik kasar, perkembangan sosial emosional, dan perkembangan kreatifitas.

Indra yang kita miliki ada 7, yang dibagi menjadi ransangan eksternal terdiri dari indra penglihatan,  indra penciuman, indra pendengaran, indra pengecap, dan indra peraba. Untuk ransangan eksternal adalah indra vertibular dan indra proprioseptif.

Setiap indra memiliki fungsinya masing-masing. Untuk 5 indra dari ransangan internal tidak perlu sy bahas lagi ya. Nah saya akan mengenalkan indra dari ransangan internal. Indra vestibular fungsinya untuk menjaga keseimbangan ketika bergerak. 

Sedangkan indra proprioseptif fungsinya adalah untuk memahami kesadaran tubuh,  posisi, serta besarnya kekuatan yang harus dikeluarkan saat melakukan pergerakan.

Jadi sensory play bukan hanya berbicara indra peraba saja,  namun ketujuh indra inilah yang akan jadi target stimulasi sy.

Melalui ketujuh indra inilah, manusia mengumpulkan informasi untuk memahami apa yang terjadi di lingkungan sekitar. Kemampuan menyatukan dan memproses informasi sensori yang masuk serta menentukan respon yang tepat terhadap suatu situasi ini dikenal sebagai sensori integrasi.

Beberapa contoh gangguan sensori, jika ketujuh indra tidak distimulasi : anak yang tidak mau berjalan dipasir dan rumput,  jijik memegang sesuatu yang kenyal, mudah terganggu dengan gesekan lebel baju, tidak bisa memperkirakan kekuatan tendangan untuk memasukkan bola, pusing dan mual dengan permainan ayunan, harus pakai sepatu dan sandal, melepeh makanan kenyal, takut mendengar suara kipas angin dan blender, tidak mau dipeluk. 

-----

1
Bermain dengan busa cuci piring
Manfaat permainan ini untuk mengenalkan tekstur kasar dan halus. Disisi spon sabun cuci tekstur halus dan disisi yang lain teksturnya kasar. Permainan ini saya kenalkan saat 18 bulan. Videonya disini

belajar kasar dan halus

2
Memegang mie instan
Manfaat permainan ini mengenalkan tekstur lengket pada anak. Kenapa lengket? Karena saya masak mie instan beneran dan bumbu minyaknya dicampur saat mengaduk mie instan goreng. Lalu menyuruh Luigi memegangnya.

3
Memegang tekstur waterbeads
Manfaat permainan ini mengenalkan tekstur kenyal. Mengenalkan ini saat Luigi 22 bulan. Caranya dengan membuat diorama laut, meletakkan ikan-ikan buatan pada waterbeads berwarna biru dan hijau. Nah targetnya adalah Luigi memegang dan meremas dengan tangannya bulatan-bulatan waterbeads. 

ayo bermain waterbeadsnya 


pegang dan remas ya Lui

4
Memegang slime
Saya belikan slime Luigi dengan harapan ia mencoba tesktur licin. Mengenalkan saat 21 bulan. Respon Luigi : “mukok” alias pengen muntah haha. Lalu lari :D

mimik muka Luigi haha :D

5
Memegang rambutan
Mengenalkan tekstur kasar pada rambut buah rambutan. Mungkin awalnya akan geli. Dan memegang batang rambutan dan bilang “atut”, lalu hari kedua dia sudah berani memegang bulu rambutan. Saya mengenalkan saat Luigi 23 bulan. 

Setelah dipegang teksturnya, dikenalkan ini namanya namanya buah rambutan, kemudian membuka dan memakannya. Menanyakan “bagaimana rasanya?”. Selain mengenalkan rasa untuk mengembangkan indra perasa juga untuk mengenalkan kosa kata “kecut” “manis”



6
Memegang buah naga
Mengenalkan tekstur kasar pada rambut buah naga. Kemudian memakannya. Apa yang dirasa? Kecut. Sekaligus mengenalkan rasa untuk mengembangkan indra perasa.

aku tidak takut pegang buah naga

7
Sensory walk di rumput
Saya ingat dulu Luigi takut menyentuh rumput ketika kakinya diturunkan dari gendongan. Mungkin dia merasa geli campur gatel ya. Namun saya contohkan, lihat mama juga tidak memakai sandal. Ayo kita jalan. 

Awalnya ragu, namun saya tetep jalan sambil melihatnya dan meraih daun-daun yang gugur di tempat kami berjalan. Saat itu kami melakukan kegiatan ini samping Hotel Shangrila Surabaya. Terus dicoba berjalan di rumput sintetis alias rumput buatan yang biasanya dipakai di tempat futsal. Itu saya lakukan pagi-pagi sebelum berangkat kerja.

"mama, Luigi nggak geli rebahan di rumput sintetis" (mungkin mau ngomong gt :)


bermain di rumput beneran, memungut ranting


di desa - lihat kaki Luigi, diangkat karena geli

8
Play doh
Respon Luigi ketika diajak main ini menghindar. Lalu saya contohkan membuat bulatan pada play doh sampai akhirnya dia penasaran. Dipegang, di lap, dipegang lagi begitu terus sampai akhirnya dia bisa membuat sate dari plastisin yang dibuat bulat. 

Untuk pengembangan koordinasi mata tangan kegiatan ini juga diselingi dengan menusuk bulatan doh pada gagang. Supaya terlihat seperti sate. 

Manfaat bermain play doh ini :
Koordinasi motorik halus
Sensitivitas indra peraba
Kebebasn berekplorasi
Pengayaan bahasa lewat percakapan
Kreativitas
Kemandirian



9
Berjalan di pantai dan memegang biji cemara
Sejak Luigi mulai tertatih untuk berjalan, kami mengajaknya berjalan di pantai Trenggalek. Kemudian yang paling baru ia saya bebaskan eksplorasi tekstur pasir. Semakin digenggang semakin hilang, dan pasir bisa dibentuk apapun yang dia mau. Saat itu Luigi juga "nyeker" alias berjalan tanpa alas kaki. Berjalan di pasir yang basah dan pasir yang kering. 

Kami juga mengajaknya ke pantai Boom Tuban, memuguti ranting yang jatuh dan biji cemara yang bermanfaat untuk mengenal berbagai sensasi tekstur. Biji cemara punya tekstur agak tajam, tapi Luigi tidak takut.

saat Luigi belajar berjalan


nyeker di pantai Konang, Trenggalek


memungut biji cemara di pantai Boom, Tuban


10
Memegang pasir buatan (pasir kinetik)
Sejak awal Luigi ingin saya kembangkan indra perabanya dengan permainan apapun yang bisa dipegang. Untuk permainan ini dia langsung mau dan mulai membuat cetakan pasir kinetik yang ia robohkan lagi. 

Dari permainan ini selain mengasah indra peraba, kreatifitas anak, juga ia tau sebab akibat. Bahwa pasir yang sudah dicetak, bisa dirobohkan dan kemudian bisa dibuat lagi.




11
Berjalan di bebatuan
Saya latih Luigi untuk berjalan tanpa alas kaki di bebatuan. Tentunya saya pun juga mencontohkan dengan berjalan tanpa menggunakan sandal. Namun yang penting dari aktifitas ini adalah kita harus yakin bahwa bebatuan tersebut tetap aman. Tidak ada kotoran hewan ataupun barang yang membahayakan. 

Sebelum itu sejak Luigi belajar berjalan, saya membiasakan ia untuk mendorong push walker tanpa memakai sandal. Dan juga dalam aktivitas bermain kami diluar seperti bermain di taman.


Luigi belajar berjalan tanpa alas kaki



nyeker di bebatuan


nyeker juga saat bermain diluar sama mama

12
Knobbed Cylinder
Knobbed Cylinder merupakan aparatus montessori di area pembelajaran sensori Montessori. Awalnya saya ragu, membelikan dengan lubang 5 atau sesuai aslinya yakni 10 lubang. 

Setelah menimbang akhirnya saya putuskan membeli lubang 10 sekalian ia secara tidak langsung belajar hitungan satu sampai sepuluh. Luigi dikenalkan ini saat 18 bulan.

Manfaat aparatus ini memberi pengalaman riel tentang membedakan ukuran yang kemudian diurutkan.


fokus dan konsentrasi


13
Membangun balok dengan green tower
Membangun balok sesuai urutan ini menggunakan aparatus Montessori pink tower. Permainan ini saya dikenalkan pada Luigi saat 22 bulan. 

Manfaat aparatus ini : belajar visual 3D, belajar konsep besar kecil, lebih besar dan lebih kecil, pengembangan otot jari tangan, koordinasi mata dan tangan, juga memberi pengalaman riel tentang membedakan ukuran yang kemudian diurutkan


menyimak presentasi mama

14
Mengejar cahaya
Luigi paling suka mainan lampu portable yang kami siapkan saat rumah lampu mati. Nah caranya : lampu diatas langit kamar dinyalakan remang-remang lalu kita nyalakan lampu portable dan jalankan lampu pada berbagai arah yang kemudian dikejar oleh Luigi. Wah senang luar biasa.

Manfaat permainan ini :
Mengembangkan indra penglihatan
Fokus dan kosentrasi

15
Misteri suara
Kita memasukkan obyek yang menghasilkan suara pada wadah yang tidak tembus pandang. Kita bisa memasukkan beras, kancing, batu atau kerikil kecil, sendok di satu wadah sedang wadah yang lain kosong. Luigi menebak mana wadah yang berbunyi. Tips : carilah wadah yang mudah dibuka oleh anak

Manfaat permainan ini :
Keterampilan melakukan pemisahan berdasarkan suara
Keterampilan mendengarkan dengan tujuan tertentu
Keterampilan membuat pilihan yang logis
Pemahaman tentang poisisi yang dapat berpindah-pindah (wadah)
Kemampuan mengingat
Memperluas pengetahuan akan benda baru yang menghasilkan bunyi
Menguatkan otot jari tangan ketika membuka wadah
 
16
Membau minyak wangi, body lotion dan sabun
Luigi diajak untuk membau berbagai aroma misalnya minyak wangi, body lotion dan sabun mandi dia sendiri. 

Manfaat permainan ini diantaranya :
Pemahaman tenteng  indra penciuman
Ketertarikan untuk berekplorasi mencium bau yang aman
Pemahaman lebin lanjut tentang hidung dan fungsinya
Pengayaan bahasa

17
Temukan dan Sentuhlah
Permainan ini menggunakan kaos kaki. Mungkin si kecil lebih suka menunjuk langsung dengan jarinya daripada menggunakan bola kaos kaki untuk menunjukkan bagian tubuh. Menyentuh bagian yang ditunjuk (dengan bola kaos kaki) dan menunjukkan langsung adalah dua hal yang berbeda. 

Anjurkan si kecil untuk menggunakan bola kaos kaki untuk menyentuh bagian yang ditunjuk sebab memegang sebuah benda dan menggunakannya untuk menyentuh benda yang lain lebih terampil daripada sekedar menunjuk. Bagian tubuh yang disentuh dengan kaos kaki antara lain : Kepala, mata, hidung, telinga, hidung, tangan, kaki, perut.

Manfaat permainan ini mengembangkan :
Kemampuan mengikuti petunjuk / arahan
Sensitivitas lebih lanjut dari indra peraba
Pemahaman lebih lanjut dari suatu petunjuk, “tunjukkan” dan “sentuh”
Koordinasi tangan
Pemahaman lebih lanjut tentang bagian tubuh
Dikenalkan saat Luigi 22 bulan
Gambaran permainannya di video ini ya :)
 
18
Coba cari mama
Permainan ini adalah mencoba mencari saya dengan kondisi saya bersembunyi dan hanya memberikan clue melalui suara saya.

Aktivitas ini mengembangkan
Keterampilan mendengar dengan maksud tertentu (‘cari mama”)
Kemampuan untuk mendeteksi asal suara (seseorang)
Pemahaman tentang konsep “menghilang dari pandangan” dan “di depan mata”
Pemahaman lebih lanjut tentang posisi dan ruang
Kemandirian dan keyakinan diri

19
Berjalan pada titian balok, dan perosotan
Orang dewasa mempunyai lima indra tetapi pada anak-anak keseimbangan berfungsi sebagai indra keenam. Vestibular dan proprioseptif itulah ibarat indra keenam bagi anak. Yang merupakan aktivitas yang berkaitan dengan indera gerak dan keseimbangan. Videonya disini

20
Bermain ayunan
Manfaat permainan ini menstimulasi indra vestibulator (keseimbangan). Potonya ada disini



21
Berjalan mengikuti garis
Manfaat permainan ini menstimulasi indra vestibulator (kesimbangan)

22
Trampolin di kasur
Manfaat permainan ini menstimulasi indra vestibulator (keseimbangan)

23
Mengajak Luigi ke desa
Membawa anak ke pedesaan adalah lebih banyak memberikan stimulasi sensori anak. Dimana semua indra dimaksimalkan dengan segala hal yang ada di desa. Anak belajar menerima pengalaman dari seluruh indranya. 

Menurut Lessey Britton founder London Montessori Centre, sejak usia dini anak-anak mudah menyerap pengetahuan dari lingkungannya, Dia mungkin akan menendang bola di kebun, berjalan melewati sebuah taman memungut daun-daun, menggali pasir, mendorong mainan beroda di halaman belakang, atau berjalan di sepanjang jalan dan berhenti dari waktu ke waktu untuk menyelidiki sesuatu. Itu terlihat seperti tidak ada aktivitas tertentu, tetapi dibalik itu dia belajar dari lingkungannya. 




Ketika mengajak Luigi berjalan ke sawah ia berlarian kadang berjinjit, mengembangkan indra keenamnya mengenai keseimbangan. Ketika berjalan memunguti ranting pohon dan daun yang jatuh, merasakan teksturnya. Menghabiskan pagi sampai siang disawah dengan duduk di gubuk.

Sambil duduk melihat indahnya awan bergerak dilangit, melihat hamparan hijaunya sawah, melihat burung-burung yang mencoba memakan padi, silih berganti, dan mendengar kicauannya. 

Membau tanah yang becek., membau sungai, merasakan air sungai, memegang berbagai macam batu, berjongkok menyentuh daun putri malu dan mengamatinya, mengamati serangga kecil, kami berbicara semua suara berbeda yang didengar. Suara kambing, ayam, bebek, sapi adalah alunan melodi yang sangat indah di desa.


Dan ketika menjelang matahari terbenam mengajak Luigi keluar rumah “mbah” untuk mendengar suara kodok, suara tokek, dan melihat pemandangan malam hari, bulan bintang dan langit yang gelap.

Menurut saya ketika di sawah idealnya Luigi disuruh menutup mata, agar indra yang lain semakin bekerja maksimal. Merasakan angin diwajah, menyuruhnya mendengar berbagai variasi suara di sawah, daun yang tersapu angin, dan kicauan burung yang merdu.

Pengalaman di desa ketika usia Luigi 23 bulan ini sangat berkesan. Banyak kosa kata baru yang muncul setelah ke desa, dan kami pergi ke Trenggalek dua kali dalam satu bulan. 

Setelah sampai rumah di Surabaya saya selalu menanyakan pengalaman selama didesa. Namun yang paling diingatnya adalah bermain air dan melihat mama, haha. 


Untuk stimulasi indra proprioseptif bisa dilatih saat mengajak anak masak atau membuat kue. Gerakan memotong, mengocok telur, menguleni adonan adalah gerakan untuk menstimulasi indra ini.

Mama punya ide sensory play apa nih? Share yuk :)



Tidak ada komentar