Prolog :
Menuju ulang
tahun Luigi, saya ingin menghadiahkan tulisan berbagai aktivitas yang telah kami
lakukan bersama. Mungkin Luigi lupa ketika membacanya saat sudah besar nanti.
Namun saya yakin, ia akan mengingat perasaan merasa dicintai dan dihargai oleh
Ayah dan Mamanya. Dan dengan tulisan ini ia akan tau, bahwa banyak waktu yang
kami usahakan untuknya ditengah kesibukan pekerjaan kami diluar rumah. Saya
sertakan foto dan manfaat apa yang diperoleh anak ketika bermain hal dibawah
ini. Semoga yang membaca pun akan mendapat manfaat dari kegiatan saya bersama
Luigi.
Kedepan tulisan
ini akan saya bagi menjadi permainan sensori, practical life montessori,
koordinasi, kesenian, bahasa, bermain di luar rumah dan alat transportasi.
Sensory play berasal dari kata sense dan play. Kata
sense lebih sering diartikan sebagai 5 panca indera yakni penglihatan (mata),
penciuman (hidung), pendengaran (telinga), perabaan (kulit) dan perasa /
pengecapan (lidah) serta ditambah dengan pergerakan (proprioseptif : otot dan
sendi) serta keseimbangan (vestibular : telinga bagian dalam). Sedangkan kata play memiliki arti bermain.
(sumber : seraphinaeducationcorner.com).
Anak-anak membutuhkan seluruh indranya untuk
menyimpan informasi. Dulu Maria Montessori memperhatikan anak-anak yang berjalan sambil merogoh kantong celana seperti meremas sesuatu. Ternyata mereka menyimpan remahan roti sisa sarapan. Maria Montessori menyimpulkan itu adalah cara anak
untuk menstimulasi indra perabanya.
Sehingga, Maria Montessori meyakini bahwa seluruh indra anak merupakan bagian yang sangat peka dan perlu distimulasi.
Sehingga, Maria Montessori meyakini bahwa seluruh indra anak merupakan bagian yang sangat peka dan perlu distimulasi.
Ketika anak mempelajari sesuatu, kadang
menggunakan cara mengemut, melempar, mengetuk-ngetuk benda bahkan menciumnya.
Itu adalah upaya mereka memenuhi kebutuhan tumbuh kembang yakni menstimulasi indra untuk mendapat pengetahuan baru dan memahami informasi disekelilingnya.
Intinya, dalam permainan ini mengembangan
ketajaman seluruh indera anak. Seingat saya dalam pelatihan metode Montessori
yang pernah saya ikuti, Bu Ivy Maya mengatakan pada usia 0-6 tahun indra anak
sedang dalam masa perkembangan yang pesat.
Jadi, tujuan area ini adalah
membantu Luigi mencapai kemampuan indra yang maksimal. Diantaranya perkembangan kognitif untuk bank data otak, perkembangan bahasa (lengket, kenyal, kasar, halus, panas, dingin dll), perkembangan motorik halus, motorik kasar, perkembangan sosial emosional, dan perkembangan kreatifitas.
Indra yang kita miliki ada 7, yang dibagi menjadi ransangan eksternal terdiri dari indra penglihatan, indra penciuman, indra pendengaran, indra pengecap, dan indra peraba. Untuk ransangan eksternal adalah indra vertibular dan indra proprioseptif.
Setiap indra memiliki fungsinya masing-masing. Untuk 5 indra dari ransangan internal tidak perlu sy bahas lagi ya. Nah saya akan mengenalkan indra dari ransangan internal. Indra vestibular fungsinya untuk menjaga keseimbangan ketika bergerak.
Indra yang kita miliki ada 7, yang dibagi menjadi ransangan eksternal terdiri dari indra penglihatan, indra penciuman, indra pendengaran, indra pengecap, dan indra peraba. Untuk ransangan eksternal adalah indra vertibular dan indra proprioseptif.
Setiap indra memiliki fungsinya masing-masing. Untuk 5 indra dari ransangan internal tidak perlu sy bahas lagi ya. Nah saya akan mengenalkan indra dari ransangan internal. Indra vestibular fungsinya untuk menjaga keseimbangan ketika bergerak.
Sedangkan indra proprioseptif fungsinya adalah untuk memahami kesadaran tubuh, posisi, serta besarnya kekuatan yang harus dikeluarkan saat melakukan pergerakan.
Jadi sensory play bukan hanya berbicara indra peraba saja, namun ketujuh indra inilah yang akan jadi target stimulasi sy.
Melalui ketujuh indra inilah, manusia mengumpulkan informasi untuk memahami apa yang terjadi di lingkungan sekitar. Kemampuan menyatukan dan memproses informasi sensori yang masuk serta menentukan respon yang tepat terhadap suatu situasi ini dikenal sebagai sensori integrasi.
Beberapa contoh gangguan sensori, jika ketujuh indra tidak distimulasi : anak yang tidak mau berjalan dipasir dan rumput, jijik memegang sesuatu yang kenyal, mudah terganggu dengan gesekan lebel baju, tidak bisa memperkirakan kekuatan tendangan untuk memasukkan bola, pusing dan mual dengan permainan ayunan, harus pakai sepatu dan sandal, melepeh makanan kenyal, takut mendengar suara kipas angin dan blender, tidak mau dipeluk.
Jadi sensory play bukan hanya berbicara indra peraba saja, namun ketujuh indra inilah yang akan jadi target stimulasi sy.
Melalui ketujuh indra inilah, manusia mengumpulkan informasi untuk memahami apa yang terjadi di lingkungan sekitar. Kemampuan menyatukan dan memproses informasi sensori yang masuk serta menentukan respon yang tepat terhadap suatu situasi ini dikenal sebagai sensori integrasi.
Beberapa contoh gangguan sensori, jika ketujuh indra tidak distimulasi : anak yang tidak mau berjalan dipasir dan rumput, jijik memegang sesuatu yang kenyal, mudah terganggu dengan gesekan lebel baju, tidak bisa memperkirakan kekuatan tendangan untuk memasukkan bola, pusing dan mual dengan permainan ayunan, harus pakai sepatu dan sandal, melepeh makanan kenyal, takut mendengar suara kipas angin dan blender, tidak mau dipeluk.
-----
1
Bermain
dengan busa cuci piring
Manfaat permainan ini untuk mengenalkan
tekstur kasar dan halus. Disisi spon sabun cuci tekstur halus dan disisi yang
lain teksturnya kasar. Permainan ini saya kenalkan saat 18 bulan. Videonya disini
2
Memegang
mie instan
Manfaat permainan ini
mengenalkan tekstur lengket pada anak. Kenapa lengket? Karena saya masak mie
instan beneran dan bumbu minyaknya dicampur saat mengaduk mie instan goreng. Lalu
menyuruh Luigi memegangnya.
3
Memegang tekstur waterbeads
Manfaat permainan ini
mengenalkan tekstur kenyal. Mengenalkan ini saat Luigi 22 bulan. Caranya dengan
membuat diorama laut, meletakkan ikan-ikan buatan pada waterbeads berwarna biru
dan hijau. Nah targetnya adalah Luigi memegang dan meremas dengan tangannya
bulatan-bulatan waterbeads.
ayo bermain waterbeadsnya |
4
Memegang
slime
Saya belikan slime Luigi dengan
harapan ia mencoba tesktur licin. Mengenalkan saat 21 bulan. Respon Luigi :
“mukok” alias pengen muntah haha. Lalu lari :D
mimik muka Luigi haha :D |
5
Memegang
rambutan
Mengenalkan tekstur kasar pada rambut
buah rambutan. Mungkin awalnya akan geli. Dan memegang batang rambutan dan
bilang “atut”, lalu hari kedua dia sudah berani memegang bulu rambutan. Saya mengenalkan
saat Luigi 23 bulan.
Setelah dipegang teksturnya, dikenalkan ini namanya
namanya buah rambutan, kemudian membuka dan memakannya. Menanyakan “bagaimana
rasanya?”. Selain mengenalkan rasa untuk mengembangkan indra perasa juga untuk
mengenalkan kosa kata “kecut” “manis”
6
Memegang
buah naga
Mengenalkan tekstur kasar pada rambut buah naga. Kemudian memakannya. Apa yang dirasa? Kecut. Sekaligus mengenalkan rasa untuk mengembangkan indra perasa.
Mengenalkan tekstur kasar pada rambut buah naga. Kemudian memakannya. Apa yang dirasa? Kecut. Sekaligus mengenalkan rasa untuk mengembangkan indra perasa.
aku tidak takut pegang buah naga |
7
Sensory
walk di rumput
Saya ingat dulu Luigi takut menyentuh
rumput ketika kakinya diturunkan dari gendongan. Mungkin dia merasa geli campur
gatel ya. Namun saya contohkan, lihat mama juga tidak memakai sandal. Ayo kita
jalan.
Awalnya ragu, namun saya tetep jalan sambil melihatnya dan meraih daun-daun
yang gugur di tempat kami berjalan. Saat itu kami melakukan kegiatan ini
samping Hotel Shangrila Surabaya. Terus dicoba berjalan di rumput sintetis alias rumput buatan yang biasanya dipakai di tempat futsal. Itu saya lakukan pagi-pagi sebelum berangkat kerja.
"mama, Luigi nggak geli rebahan di rumput sintetis" (mungkin mau ngomong gt :) |
bermain di rumput beneran, memungut ranting |
di desa - lihat kaki Luigi, diangkat karena geli |
8
Play
doh
Respon Luigi ketika
diajak main ini menghindar. Lalu saya contohkan membuat bulatan pada play doh
sampai akhirnya dia penasaran. Dipegang, di lap, dipegang lagi begitu terus
sampai akhirnya dia bisa membuat sate dari plastisin yang dibuat bulat.
Untuk
pengembangan koordinasi mata tangan kegiatan ini juga diselingi dengan menusuk
bulatan doh pada gagang. Supaya terlihat seperti sate.
Manfaat bermain play doh ini :
Koordinasi motorik
halus
Sensitivitas indra
peraba
Kebebasn berekplorasi
Pengayaan bahasa lewat
percakapan
Kreativitas
Kemandirian
9
Berjalan di pantai dan memegang biji cemara
Sejak Luigi mulai tertatih untuk
berjalan, kami mengajaknya berjalan di pantai Trenggalek. Kemudian yang paling
baru ia saya bebaskan eksplorasi tekstur pasir. Semakin digenggang semakin
hilang, dan pasir bisa dibentuk apapun yang dia mau. Saat itu Luigi juga "nyeker"
alias berjalan tanpa alas kaki. Berjalan di pasir yang basah dan pasir yang kering.
Kami juga mengajaknya ke pantai Boom Tuban, memuguti ranting yang jatuh dan biji cemara yang bermanfaat untuk mengenal berbagai sensasi tekstur. Biji cemara punya tekstur agak tajam, tapi Luigi tidak takut.
saat Luigi belajar berjalan |
nyeker di pantai Konang, Trenggalek |
10
Memegang
pasir buatan (pasir kinetik)
Sejak awal Luigi ingin saya
kembangkan indra perabanya dengan permainan apapun yang bisa dipegang. Untuk
permainan ini dia langsung mau dan mulai membuat cetakan pasir kinetik yang ia
robohkan lagi.
Dari permainan ini selain mengasah indra peraba, kreatifitas
anak, juga ia tau sebab akibat. Bahwa pasir yang sudah dicetak, bisa dirobohkan
dan kemudian bisa dibuat lagi.
11
Berjalan
di bebatuan
Saya latih Luigi untuk berjalan tanpa alas kaki di bebatuan. Tentunya saya
pun juga mencontohkan dengan berjalan tanpa menggunakan sandal. Namun yang
penting dari aktifitas ini adalah kita harus yakin bahwa bebatuan tersebut
tetap aman. Tidak ada kotoran hewan ataupun barang yang membahayakan.
Sebelum itu sejak Luigi belajar berjalan, saya membiasakan ia untuk mendorong push walker tanpa memakai sandal. Dan juga dalam aktivitas bermain kami diluar seperti bermain di taman.
nyeker di bebatuan |
12
Knobbed
Cylinder
Knobbed Cylinder
merupakan aparatus montessori di area pembelajaran sensori Montessori. Awalnya
saya ragu, membelikan dengan lubang 5 atau sesuai aslinya yakni 10 lubang.
Setelah menimbang akhirnya saya putuskan membeli lubang 10 sekalian ia secara
tidak langsung belajar hitungan satu sampai sepuluh. Luigi dikenalkan ini saat
18 bulan.
Manfaat aparatus ini memberi pengalaman riel tentang membedakan ukuran
yang kemudian diurutkan.
fokus dan konsentrasi |
13
Membangun
balok dengan green tower
Membangun balok sesuai urutan ini
menggunakan aparatus Montessori pink tower. Permainan ini saya dikenalkan pada
Luigi saat 22 bulan.
Manfaat aparatus ini : belajar visual 3D, belajar konsep
besar kecil, lebih besar dan lebih kecil, pengembangan otot jari tangan,
koordinasi mata dan tangan, juga memberi pengalaman riel tentang membedakan
ukuran yang kemudian diurutkan
menyimak presentasi mama |
14
Mengejar
cahaya
Luigi paling suka
mainan lampu portable yang kami siapkan saat rumah lampu mati. Nah caranya :
lampu diatas langit kamar dinyalakan remang-remang lalu kita nyalakan lampu
portable dan jalankan lampu pada berbagai arah yang kemudian dikejar oleh
Luigi. Wah senang luar biasa.
Manfaat permainan ini :
Mengembangkan indra
penglihatan
Fokus dan kosentrasi
15
Misteri
suara
Kita memasukkan obyek
yang menghasilkan suara pada wadah yang tidak tembus pandang. Kita bisa
memasukkan beras, kancing, batu atau kerikil kecil, sendok di satu wadah sedang
wadah yang lain kosong. Luigi menebak mana wadah yang berbunyi. Tips : carilah
wadah yang mudah dibuka oleh anak
Manfaat permainan ini :
Keterampilan melakukan
pemisahan berdasarkan suara
Keterampilan
mendengarkan dengan tujuan tertentu
Keterampilan membuat
pilihan yang logis
Pemahaman tentang
poisisi yang dapat berpindah-pindah (wadah)
Kemampuan mengingat
Memperluas pengetahuan
akan benda baru yang menghasilkan bunyi
Menguatkan otot jari
tangan ketika membuka wadah
16
Membau
minyak wangi, body lotion dan sabun
Luigi diajak untuk membau berbagai aroma misalnya minyak wangi, body lotion dan sabun mandi dia sendiri.
Manfaat permainan ini diantaranya :
Pemahaman tenteng indra penciuman
Pemahaman tenteng indra penciuman
Ketertarikan untuk
berekplorasi mencium bau yang aman
Pemahaman lebin lanjut
tentang hidung dan fungsinya
Pengayaan bahasa
17
Temukan
dan Sentuhlah
Permainan ini
menggunakan kaos kaki. Mungkin si kecil lebih suka menunjuk langsung dengan
jarinya daripada menggunakan bola kaos kaki untuk menunjukkan bagian tubuh.
Menyentuh bagian yang ditunjuk (dengan bola kaos kaki) dan menunjukkan langsung
adalah dua hal yang berbeda.
Anjurkan si kecil untuk menggunakan bola kaos kaki
untuk menyentuh bagian yang ditunjuk sebab memegang sebuah benda dan
menggunakannya untuk menyentuh benda yang lain lebih terampil daripada sekedar
menunjuk. Bagian tubuh yang disentuh dengan kaos kaki antara lain : Kepala,
mata, hidung, telinga, hidung, tangan, kaki, perut.
Manfaat permainan ini mengembangkan :
Kemampuan mengikuti
petunjuk / arahan
Sensitivitas lebih
lanjut dari indra peraba
Pemahaman lebih lanjut
dari suatu petunjuk, “tunjukkan” dan “sentuh”
Koordinasi tangan
Pemahaman lebih lanjut
tentang bagian tubuh
Dikenalkan saat Luigi
22 bulan
Gambaran permainannya di video ini ya :)
18
Coba
cari mama
Permainan ini adalah
mencoba mencari saya dengan kondisi saya bersembunyi dan hanya memberikan clue melalui suara saya.
Aktivitas ini
mengembangkan
Keterampilan mendengar
dengan maksud tertentu (‘cari mama”)
Kemampuan untuk
mendeteksi asal suara (seseorang)
Pemahaman tentang
konsep “menghilang dari pandangan” dan “di depan mata”
Pemahaman lebih lanjut
tentang posisi dan ruang
Kemandirian dan
keyakinan diri
19
Berjalan
pada titian balok, dan perosotan
Orang dewasa mempunyai lima indra
tetapi pada anak-anak keseimbangan berfungsi sebagai indra keenam. Vestibular dan proprioseptif itulah ibarat indra keenam bagi anak. Yang merupakan
aktivitas yang berkaitan dengan indera gerak dan keseimbangan. Videonya disini
20
Bermain
ayunan
21
Berjalan
mengikuti garis
Manfaat permainan ini menstimulasi
indra vestibulator (kesimbangan)
22
Trampolin
di kasur
Manfaat permainan ini menstimulasi
indra vestibulator (keseimbangan)
23
Mengajak
Luigi ke desa
Membawa anak ke pedesaan adalah
lebih banyak memberikan stimulasi sensori anak. Dimana semua indra
dimaksimalkan dengan segala hal yang ada di desa. Anak belajar menerima
pengalaman dari seluruh indranya.
Menurut Lessey Britton founder London Montessori Centre, sejak usia dini anak-anak mudah
menyerap pengetahuan dari lingkungannya, Dia mungkin akan menendang bola di
kebun, berjalan melewati sebuah taman memungut daun-daun, menggali pasir,
mendorong mainan beroda di halaman belakang, atau berjalan di sepanjang jalan
dan berhenti dari waktu ke waktu untuk menyelidiki sesuatu. Itu terlihat
seperti tidak ada aktivitas tertentu, tetapi dibalik itu dia belajar dari
lingkungannya.
Ketika mengajak Luigi berjalan ke
sawah ia berlarian kadang berjinjit, mengembangkan indra keenamnya mengenai
keseimbangan. Ketika berjalan memunguti ranting pohon dan daun yang jatuh,
merasakan teksturnya. Menghabiskan pagi sampai siang disawah dengan duduk
di gubuk.
Sambil duduk melihat indahnya awan
bergerak dilangit, melihat hamparan hijaunya sawah, melihat burung-burung yang
mencoba memakan padi, silih berganti, dan mendengar kicauannya.
Membau tanah
yang becek., membau sungai, merasakan air sungai, memegang berbagai macam batu,
berjongkok menyentuh daun putri malu dan mengamatinya, mengamati serangga kecil,
kami berbicara semua suara berbeda yang didengar. Suara kambing, ayam, bebek,
sapi adalah alunan melodi yang sangat indah di desa.
Dan ketika menjelang matahari
terbenam mengajak Luigi keluar rumah “mbah” untuk mendengar suara kodok, suara
tokek, dan melihat pemandangan malam hari, bulan bintang dan langit yang gelap.
Menurut saya ketika di sawah
idealnya Luigi disuruh menutup mata, agar indra yang lain semakin bekerja
maksimal. Merasakan angin diwajah, menyuruhnya mendengar berbagai variasi suara
di sawah, daun yang tersapu angin, dan kicauan burung yang merdu.
Pengalaman di desa ketika usia
Luigi 23 bulan ini sangat berkesan. Banyak kosa kata baru yang muncul setelah
ke desa, dan kami pergi ke Trenggalek dua kali dalam satu bulan.
Setelah sampai
rumah di Surabaya saya selalu menanyakan pengalaman selama didesa. Namun yang
paling diingatnya adalah bermain air dan melihat mama, haha.
Untuk stimulasi indra proprioseptif bisa dilatih saat mengajak anak masak atau membuat kue. Gerakan memotong, mengocok telur, menguleni adonan adalah gerakan untuk menstimulasi indra ini.
Mama punya ide sensory play apa nih? Share yuk :)
Tidak ada komentar