Keliling Surabaya Gratis dengan Surabaya Heritage Track

Hai arek Suroboyo, sudah pada tau belum kalau Surabaya punya banyak bangunan bersejarah yang sayang dilewatkan untuk dipelajari. Mengawali tahun 2018, setelah liburan berdua dengan suami ke Bali, kami berencana mengajak Luigi keliling Surabaya. Akhirnya suami punya ide untuk mengajak Luigi naik bis dengan Surabaya Heritage Track. Surabaya Heritage Track merupakan bis gratis dengan tur keliling tempat bersejarah di Surabaya, dipandu seorang pemandu wisata professional dan dikelola oleh Sampoerna yang merupakan produk rokok.



Titik keberangkatan bis dan pemberhentian akhir adalah di pelataran House of Sampoerna, jalan Taman Sampoerna. Karena bis yang disediakan satu armada dengan kuota kursi dua puluh dua saja, maka kami harus booking tiket terlebih dahulu. Caranya datanglah pagi, daftar kursi untuk berapa orang, lalu satu jam sebelum jadwal berangkat kami sudah harus ada di tempat. Hal ini untuk memastikan kursi kami dengan registrasi ulang.

Meski gratis ada jadwal yang harus diketahui sebelumnya, yakni dalam sehari ada 3 rute keberangkatan. Tiap jadwal keberangkatan akan berbeda tempat yang dikunjungi. Jadwalnya terbagi menjadi jam 09.00, jam 13.00 dan jam 15.00 WIB. Dan durasi perjalanan wisata ini maksimal satu setengah jam.

Diambil dari web SHT

Nah kebetulan kami memilih jadwal keberangkatan tur jam 13.00 WIB. Selama didalam bisa kami dipandu oleh pemandu wisata yang menjelaskan sejarah Surabaya, termasuk sejarah jalan dulunya sebagai tempat apa, mengapa nama jalannya begitu. Pemandu wisata menggunakan bahasa Inggris yang kemudian diterjemahkan ke bahasa Indonesia.


Kami melewati Jembatan Merah yang merupakan tempat heroik perjuangan arek-arek Suroboyo dalam melawan penjajah. Perjalanan pertama kami berhenti di klenteng Sukhaloka di jalan Cokelat. Wah dari pintu masuk saja bau dupa sudah menyeruak. Pemandu wisata mengumpulkan kami pintu masuk untuk dijelaskan sejarah singkat klenteng. Dan kami diajak masuk ke setiap altar untuk mengenal dewa-dewa dan maksud dari patung-patung yang susunannya pun mengandung makna. 




Misalnya nama dewa yang cara memanggilnya dengan mengentakan kaki ke bumi. Dialah dewa bumi. Lalu kenapa diatas klenteng ada patung ikan. Karena dulunya klenteng ini disebut klenteng laut. Karena daerah ini merupakan tempat parkirnya kapal-kapal. Dermaga kota Surabaya dulunya ada dua. Kapal berlayar melewati Jagir Wonokromo dan yang utara masuk melalui Jembatan Merah.




Lalu kami menuju Museum Bank Mandiri Kembang Jepun. Pemandu wisata membuka rasa penasaran bahwa ditempat inilah nanti kami akan melihat lambang Surabaya versi buaya melawan ikan kakap bukan melawan ikan hiu. Dulunya bank ini bernama Escompto Bank. Museum Bank Mandiri satu komplek dengan Bank Mandiri cabang Kembang Jepun. Musem ada dilantai bawah dan Bank ada dilantai dua. Ketika menaiki anak tangga, kami disuguhkan dengan arsitek bangunan yang sangat indah. Ada 12 lambang kota perdagangan di Hindia Belanda dan Eropa. Dan disinilah kami melihat lambang Surabaya melawan ikan kakap.



Didalam museum kami melihat arsip kuno, mesin ketik kuno, foto-foto bank Escompto, dan brankas kuno. Dan ada uang yen yang dipigura karena tidak sempat diambil oleh pemiliknya juga arsip transaksi yang belum selesai. Beberapa di pigura dan ada yang dipajang di balik kaca.




Setelahnya kami diajak melewati sungai Kalimas yang dulu merupakan pusat perdagangan Surabaya. Banyak kapal yang berlabuh disana. Lalu melewati kawasan Arab di daerah Sunan Ampel. Masjid Ampel merupakan masjid tertua kedua di Surabaya setelah masjid Rahmad di jalan Kembang Kuning.



Selesai sudah perjalanan tur singkat kami. Ini pertama Luigi naik bis, dan kelihatan dia sangat senang. Bahkan bangun tidur akhirnya bilang “biz”. Hari itu Luigi mencoba salah satu kendaraan darat, yang merupakan transportasi umum. Luigi jadi tau, oh duduknya bis lebih banyak daripada mobil, karena tur bersama rombongan dia juga belajar untuk memahami situasi, tidak bisa lari-lari atau merengek meminta kursi yang sudah ditempati orang lain. Tambahannya dia mengenal tempat baru dan bisa mengamati proses dijalan raya, ada berhenti saat lampu merah dan bis kembali jalan ketika lampu hijau. Memahami hal ini lebih mudah karena kami duduk di depan, persis berhadapan dengan pemandu wisata.

3 komentar

  1. Asyik ya bisa naik bis gratis keliling kota. Di semarang ada si kenang yang fungsinya sama. Tapi aku blm coba krn antri

    BalasHapus
  2. Waaah ada bis gratis di Surabaya. Nanti kalo ke surabaya mau nyobain ah.

    BalasHapus
  3. Menuju tempat-tempat bersejarah dengan bis di Surabaya sepertinya ide bagus. Thanks for sharing mbak.

    BalasHapus