Semoga
enggak terlambat deh posting tema ini hihi. Emang pada tau enggak ya atau
bahkan pernah dengar Kabupaten Trenggalek? Ouwooo,..kedengaran asingkah? Kabupaten
Trenggalek merupakan daerah di pesisir pantai selatan pulau Jawa. 2/3 bagian
luasnya merupakan tanah pegunungan. Makanya gak salah jika di kabupaten ini
pemandangan alamnya bagus banget, pegunungan, pepohonan, dan hutan-hutan
termasuk hutan cengkeh. Juga banyak pantai-pantai yang indah karena letaknya
geografisnya berdampingan dengan Samudera Hindia. Lahan pertaniannya juga
banyak karena subur tanahnya. Trenggalek diapit oleh Kabupaten Ponorogo,
Kabupaten Tulungangung, Samudera Hindia dan Kabupaten Pacitan. Nah sekarang kota
kecil ini dipimpin oleh pasangan bupati dan wakil bupati termuda se-Indonesia
versi MURI. Dialah Emil Elestiano Dardak dan M. Nur Arifin. Ibu Bupatinya ya
Arumi Bachsin, artis sinetron dan FTV ituh hihihi :D
Sejak
kecil Trenggalek selalu ada di hatiku karena agenda setelah Ramadhan pasti
mudik ke sana. Karena di kota kecil ini Bapak dan Ibuku dilahirkan dan dipertemukan
(juga dinikahkan). Ciyeee.
Tahun
2017 berbeda dengan tahun sebelumnya. Jika mudik tahun sebelumnya Luigi masih ‘piyik’
dan masih ASI Eksklusif, tahun ini dia udah banyak tingkah, lagi seneng jalan,
makan 3X sehari sama seperti kita dan minum susu formula yang halal dan enggak
kadaluarsa. Sehingga peralatannya pasti makin banyak. Untuk
kebutuhan susunya aja, aku harus siapin termos air panas dari rumah, air aqua,
botol bersih 4 buah, belum lagi peralatan makannya. Karena perjalanannya aja
memakan waktu lebih dari 10 jam dari Surabaya. Ini sih emang karena sering
berhenti juga, entah buat makan ataupun shalat. Kalo normal ya 6 jam udah
nyampe.
![]() |
shalat Shubuh di Masjid Agung Trenggalek |
Empat hari sebelum lebaran memang ada kejadian yang enggak mengenakkan buat aku. Karena aku kena gejala Demam Berdarah dengan hasil laboratorium trombositku turun drastis. Jadi tubuh rasanya panas dingin. Lemes. Ini masih ditambah batuk pilek. Gak hanya itu, tenggorokan rasanya seperti banyak durinya. Huift tersiksa dagh pokoknya. Obat dari dokter tidak segera menghilangkan sakit tenggorokanku. Sementara nyari apotek hari lebaran susah banget.
Meski
masih lemah, aku tetap berangkat ke Trenggalek sama Bapak, Ibu, Luigi dan Adit
hari pertama Lebaran. Meninggalkan Surabaya jam 22.00 WIB dan selama perjalanan
berhenti beberapa kali. Jika tahun kemaren sempet nyasar, tahun ini
Alhamdulillah enggak. Jika tahun sebelumnya Adit belum lancar mengemudi,
sehingga Trenggalek-Panggul harus dijemput Saudara, tahun ini bisa berangkat
sendiri. Setibanya dirumah nenek, Luigi langsung aku bawa ke sawah.
Wah dia seneng banget. Ini adalah tempat faforitku sejak kecil. Dulu aku suka bermain disini, mencari yuyu (kepiting kecil), foto-foto dan bikin video ala reporter di sawah. Hamparan sawah tersebut dekat dari rumah nenekku, dan persawahan ini dikelilingi gunung yang keren banget. Jika berjalan beberapa langkah lagi, akan bertemu dengan sungai. Dulu sungai ini dibuat orang mandi, nyuci baju dan buang hajat. Namun sekarang sudah enggak lagi. Yaudah Luigi aku cemplungin deh disana. Sampe dia gak mau berhenti, gak mau diangkat, maunya maen air sungai.
Wah dia seneng banget. Ini adalah tempat faforitku sejak kecil. Dulu aku suka bermain disini, mencari yuyu (kepiting kecil), foto-foto dan bikin video ala reporter di sawah. Hamparan sawah tersebut dekat dari rumah nenekku, dan persawahan ini dikelilingi gunung yang keren banget. Jika berjalan beberapa langkah lagi, akan bertemu dengan sungai. Dulu sungai ini dibuat orang mandi, nyuci baju dan buang hajat. Namun sekarang sudah enggak lagi. Yaudah Luigi aku cemplungin deh disana. Sampe dia gak mau berhenti, gak mau diangkat, maunya maen air sungai.
Hari
ketiga lebaran sebenernya agendanya adalah ke Sambiroto, sebuah gunung yang hampir
‘bertemu’ langit saking tingginya. Tempat itu adalah tempat masa kecil Bapakku.
Di Sambiroto, jika musim kemarau sulit air dan pepohonan banyak yang meranggas.
Dulu rumah Bapakku enggak punya tempat buang hajat. Jadi serba susah lah
kondisinya. Jika masak aja masih pakai ‘blarak’ dan kayu tanpa kompor. Cuma
sekedar semen dibentuk tungku untuk memasak. Blarak adalah daun kelapa yang
sudah kering.
Esoknya
kami main ke kota kelahiran mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono yakni
Kabupaten Pacitan. Katanya di Pacitan ada banyak tempat wisata yang bagus.
Tujuan kami adalah ke Pantai Soge. Menempuh perjalanan sekitar satu jam dari
rumah nenek, kami sampai di Pantai Soge. Setelah makan bakso, kami naik perahu. Jadi di samping laut pantai Soge, ada danau kecil yang terbentuk
karena air laut tidak sepenuhnya tertarik ke tengah laut saat terjadi air surut.
Dan terpisah oleh gundukan pasir putih yang membentang ditengah. Danaunya tidak
terlalu luas, tetapi bisa digunakan perahu wisata. Jadi danau kecil ini berair
payau.
![]() |
Pantai Soge, Pacitan |
Ketika perjalanan pulang kerumah, kami mampir ke Pantai Pelang, Trenggalek. Di pantai Pelang, Luigi berjalan tertatih satu demi demi satu. Berusaha menyeimbangkan langkahnya agar tak terjatuh seiring debur ombak yang terus bergulung dan memecah tepian Pantai Pelang. Pantai ini berada di desa Wonocoyo, kecamatan Panggul. Banyak yang bilang ombak dipantai ini cukup besar. Selain laut, sebelah kanan pintu masuk ada ada air terjun setinggi 25 m. Banyak orang jualan makanan dan minuman pula untuk mengisi perut yang sedang konser akbar.
![]() |
Pantai Pelang, Trenggalek |
![]() |
Pantai Konang |
Hari
kelima lebaran, saatnya aku dan Adit berduaan ke Pantai Konang. Ya, cuma menikmati pemandangan laut. Pantai Konang hanya berjarak 2 km ke arah timur dari Pantai Pelang. Berada
di desa Nglebeng, kecamatan Panggul pantai ini juga disebut pantau nelayan.
Dibibir pantai banyak warung yang menjual ikan bakar, ikan asap, dan kelapa
muda. Tidak ada tiket masuk, kita hanya dikenakan biaya parkir saja.
![]() |
Pantai Konang, Trenggalek |
Hari keenam
lebaran, dilalui di Pacitan lagi. Berangkat pagi-pagi, kami ke Pemandian Air
Hangat Tirto Husodo. Berada di desa Karangrejo, kecamatan Arjosari yang 15 km
dari pusat Pacitan. Sejujurnya jika beginian Adit enggak tertarik. Dia enggak
bisa renang, haha. Tapi jika aku basah-basahan juga malas. Kondisi juga belum
benar-benar fit. Akhirnya Aditlah yang nyemplung nemenin Luigi. Dari kolam
anak-anak sampai kolam dewasa. Dia asli, seneng pol. Disekitar pemandian banyak
warung makan, juga toko oleh-oleh. Disini juga disediakan puluhan tempat
bilas nan bersih, namun airnya dominan panas daripada hangat. Jadi harus
bener-bener hati-hati milih kamar bilas.
![]() |
Pemandian Air Anget |
Setelah
dari Pemandian Air Hangat, ke Pantai Teleng Ria, Pacitan. Letaknya dekat pusat
kota Pacitan, hanya berjarak 3 km. Pantai ini juga salah satu dalam deretan
pantai selatan Pulau Jawa yang berbatasan dengan Samudera Hindia. Pantainya
bagus banget. Dikelilingi bukit berbentuk V nan indah. Didekat pantai Teleng
Ria, kami melanjutkan ke Tempat Pelelangan Ikan. Disini kita bisa membeli ikan
dengan harga sangat murah. Namun saat kesana, nelayan baru waktunya berangkat,
sehingga belum ada ikan segar yang ada.
![]() |
Pantai Teleng Ria, Pacitan |
![]() |
Tempat Pelelangan Ikan Teleng, Pacitan |
Dengan
perjalanan panjang, berangkat dari Surabaya-Trenggalek, ke tempat wisata di
Pacitan sampai delapan hari didesa, Luigi sangat sehat. Bahkan meski aku batuk
pilek, ia tetap bertahan dalam kelincahannya. Ia sangat senang. Tidak pernah
rewel makanan desa. Berangkat 25 Juni 2017 sampai pulang di tanggal 02 Juni,
nyampe 03 Juni dini hari sepertinya cukup singkat, tapi Alhamdulillah aku bisa
mengukir kenangan baik untuk Luigi.
Kenangan
bahwa ia pernah menjadi bagian dari tradisi mudik orang Indonesia diusia 16
bulan. Kukenalkan ia pada bumi Allah yang lain. Kuperlihatkan ia secara dekat
kebesaranNya nan luar biasa, lautan tak berujung, gunung-gunung penyangga bumi,
hutan nan kokoh. Dan kenangan bahwa ia pernah berada didesa yang penuh
keterbatasan, namun telah kukabarkan padanya ternyata masih ada orang-orang
yang kembali kedesa. Membangun desanya, memberi kemanfaatan di sebuah kota
kecil, yang entah apakah orang meliriknya atau tidak. Yang akhirnya banyak hal
yang dilakukan untuk memaksimalkan potensi daerah dipesisir selatan Pulau Jawa
ini. Dialah anak muda penuh karya nan berprestasi, Bupati termuda Trenggalek
Emil Dardak. Semoga, esok hidup Luigi menjadi penuh arti memberi kebermanfaatan
untuk masyarakat dan adanya ia didunia pasti untuk melakukan sesuatu. Amin.
![]() |
Sumber referensi tambahan:
https://www.trenggalekkab.go.id/menu?page=25&cat=18 diakses 24 Juli 2017
https://www.kitamuda.id/travel/2016/08/10/wisata-trenggalek/ diakses 24 Juli 2017
https://www.initempatwisata.com/wisata-indonesia/pacitan/pantai-teleng-ria-pacitan-horizon-indah-dari-perbukitan/3047/ diakses 24 Juli 2017
http://travel.kompas.com/read/2014/08/13/152640727/Pantai.Soge.Keindahan.Pesisir.Pacitan diakses 24 Juli 2017
Tidak ada komentar