Dalam list perlengkapan bayi baru lahir dulu, tidak
pernah ada list membeli car seat. Pikiran saya cuman satu, sukses menyusui.
Jadi segala alat menyusui dibeli selengkap mungkin. Bagi saya alat menyusui aja
udah mahal, maka ‘mahal’ yang lain dipinggirkan dulu aja dari anggaran.
Beberapa pikiran mengapa car seat tidak penting antara lain :
“Bukankah
dimobil bisa dipangku?, masak sopir dan yang memangku akan mencelakai anak?”
“aduh car seat
harganya berderet tujuh digit dalam rupiah. Mahal banget ah !”
“enggak sis,
tinggal sopirnya aja dipesenin jangan ngebut dan tetiba ngerem mendadak ketika
mengendara”
“udah mahal,
cuman dipakai sebentar. Setelah bisa duduk sendiri, bisa dipangku didepan pakai
sabuk pengaman bareng yang memangku”
“selama ini
enggak pakai car seat juga aman-aman aja tuh, enggak kenapa-kenapa”
“iya kalo
anaknya mau ditaruh car seat, yang ada bikin anak jejertitan”
“udah pernah
sekali aku cobain, anaknya enggak mau, berontak gila-gilaan”
“dananya buat
imunisasi aja, yang jelas-jelas bermanfaat untuk kesehatan anak”
“iya penting,
tapi ditunda dulu aja deh. Kalau ada dana sisa aja, baru deh beli setelah yang
LEBIH prioritas terbeli”
Bla bla bla lalala lilili
Terus berderet dibelakang alasan-alasan orangtua
mengapa tidak memasukkan car seat dalam list shopping.
Sampai akhirnya saya membaca buku dr.Meta Hanindita,
Sp.A berjudul Don’t Worry to be a Mommy ! mengenai pembahasan car seat. Ia
bercerita, seorang pasiennya bayi berusia 6 bulan yang datang kepadanya karena mengalami
cedera otak. Alasannya “hanya” karena ayahnya mengerem mendadak saat
mengendarai mobil untuk menghindar dari kucing. Alhasil kepala bayi yang
dipangku tersebut terantuk dashboard mobil. Menurut dr Meta, 75% kecelakaan
terjadi dalam radius kurang dari 40 km dan 50% terjadi pada kecepatan kurang
dari 60 km/jam (halaman 107). Waw, sepele yang berakibat fatal bukan?
Memangnya apa sih car seat?
Saya bingung cari pengertiannya dimana. Tapi coba
saya definisikan sendiri aja deh. Car seat adalah kursi khusus anak yang
didesain dipasang dikursi mobil. Gunanya adalah untuk menjaga keselamatan dan
keamanaan anak selama perjalanan.
Mengapa harus menggunakan car seat ?
Menurut safetysign dampak jika anak terlempar dari
pangkuan selain kemungkinan cedera tulang dan otot, anak juga dapat mengalami
cedera otak akibat kepala terguncang saat terjadi pengereman mendadak atau
benturan keras yang terjadi tiba-tiba (whiplash effect). Cedera batang otak
akibat batang leher tempat batang otak berada, terguncang oleh gerakan berhenti
seketika saat mobil sedang melaju dengan kecepatan tinggi dapat menyebabkan
kematian.
Di Amerika Serikat, kecelakaan mobil bisa menjadi
penyebab signifikan kematian pada anak usia 1-3 tahun. Hasil penelitian dari
American Academy of Pediatric (AAP) menunjukkan, 97% anak usia 1-3 tahun
terabaikan oleh orangtuanya karena tidak didudukkan di car seat. Akibatnya,
lebih dari 40ribu anak berakhir di UGD setiap tahun karena kecelakaan mobil.
Penelitian tersebut dilakukan di University of Michigan, Amerika terhadap
22.000 anak.
Bagaimana car seat bekerja melindungi
anak?
Menurut Wahyu, seorang inisiator Safe Kids Indonesia
dalam tayangan Kompas TV (tumben saya nonton tipi haha), dalam crash test,
mobil yang sengaja ditabrak dengan kecepatan 30-40 km/jam tanpa anak
menggunakan car seat akan terpental ke kaca depan, dan benturan yang dialami
seperti menjatuhkan anak dari lantai 3. Ini hanya 30-40 km/jam loh. Gimana kalo
di tol yang kecepatan minimal 60 km/jam?.
Segala variable yang ada dalam car seat seperti
dudukan, bantalan dan sabuk pengaman car seat berguna mengurangi resiko
terbentur bahkan terlempar ketika terjadi tabrakan atau pengereman mendadak. Kita
tidak pernah tau yang namanya kondisi saat berkendara, apa yang terjadi dijalan
yang menyebabkan sang sopir mengerem mendadak atau terbentur benda keras. Dan
menyebabkan resiko yang membahayakan bagi anak.
Sehingga maha penting menggunakan car seat untuk anak
saat berada didalam mobil. Demi keselamatan dan keamananan anak.
Lalu bagaimana jika anak tidak mau ditaruh car seat?
Tips mama Luigi agar anak tidak
berontak menggunakan car seat
Sejujurnya saya adalah orang yang termasuk saya
sebutkan diatas. Saya ragu, apa anak saya mau ditaruh car seat? Apa anak saya
tidak berontak? Padahal saya tau jika car seat penting. Akhirnya saya
menggunakan insting.
Saya biasakan Luigi duduk di car seat sejak ia umur 6
bulan. Sejak dia lebih banyak diam belum banyak protes seperti sekarang. Sejak dia
belum banyak bicara dan belum banyak bertingkah. Jadi saya ‘memanfaatkan’ masa
bayi Luigi untuk membangun kebiasaan. Saya percaya, anak akan mengikuti kebiasaan.
Nah pertama kali menaruh Luigi di car seat, saya
memastikan beberapa hal untuk meminimalisir berontak.
Dengan cara memastikan dan memenuhi kebutuhannya. Apa
sajakah itu?
Pastikan
meletakkan anak dengan benar dan memasangnya sesuai prosedur keselamatan.
Hal ini penting karena jika kita tidak benar-benar
membuat anak dengan posisi yang sesuai, anak akan rewel. Misalnya saat ia bayi,
sementara car seat tidak benar-benar datar. Maka bisa ditambahkan alas, agar
anak tidur dalam posisi punggung yang lurus. Pun juga ketika anak masih belajar
duduk, kita tidak mendudukan dengan posisi yang sesuai, dan memasang sabuk
pengaman tidak pas. semakin tidak sesuai, semakin membuat ia tidak ‘kerasan’
karena tidak nyaman. Semakin benar pemasangan, semakin membuat ia nyaman. Tidak
merasa ‘terpenjara’ dalam balutan sabuk pengaman.
Memastikan bahwa
selama perjalanan anak tidak dalam kondisi lapar.
Sebelum pergi saya pasti sudah memberi makan Luigi.
Ataupun jika waktu mepet, sementara dia belum makan, maka saya menyiapkan bekal
makanan dari rumah. Yang nantinya akan disuapi dalam mobil . Atau menyiapkan
cemilan yang ia pegang sendiri. Sehingga selama dalam perjalanan ia dalam
keadaan kenyang.
Bagaimana jika anak masih menyusui?
Jika masih menyusui, jangan menyusui saat mobil
sedang berjalan. Lebih baik berhenti dulu. Selalu ingat dampak mommies. Toh
mengalah untuk menyusui demi lancarnya perjalanan berikutnya akan lebih baik
bukan? Bagaimana jika waktu sudah mepet, yang membuat kita beralasan menyusui
dijalan. Agar ini tidak terjadi, maka susun rencana perjalanan pergi seperti berangkat lebih awal. Ingatlah kita tidak pergi sendiri, tapi membawa bayi. Sehingga
buat rencana perjalanan sebelumnya, seperti akan berhenti dimana untuk
menyusui tiap 2 jam. Jadi kita bisa memperkirakan jam tiba di tempat tujuan.
Memastikan
anak tidak bosan dan merasa senang
Yah namanya anak, dia juga bisa bosan sama seperti
kita. Maka, saya membawa mainan yang bisa digunakan agar Luigi menjadi ‘sibuk’.
Apalagi jika perjalanannya jauh sehingga memakan waktu yang lama. Adakalanya
Luigi bosan dan berontak. Maka mainan adalah solusi. Rentang konsentrasi anak
khan cuma sebentar, yang membuat ia mudah bosan. Sehingga saya pasti membawa
bekal mainan tidak hanya satu jenis tapi beberapa jenis. Dulu diawal memakai
car seat ia saya pegangin teether. Sudah semakin gede ia dipegangin mainan yang
berbunyi. Bahkan botol, gelas plastik bekas minuman kemasan, atau apapun asal yang
berbunyi. Sekarang diusia Luigi 16 bulan, saya mengandalkan buku supaya dia
teralihkan dalam kebosanan. Buku dengan warna kontras, banyak gambar dan minim
kalimat.
Membuat anak
merasa aman dan nyaman.
Luigi pernah berontak habis-habisan saat perjalanan
di tol. Saat itu kondisinya sangat gelap ditambah hujan pula. Benar-benar ingin
‘diselamatkan’ dalam car seatnya. Saya pikir, pasti dia ketakutan. Akhirnya
lampu mobil saya nyalakan dan bernyanyi-nyanyi. Entah saya nyanyi apa, suara
cempreng nan syahdu. Yang penting suasana ‘mencekam’ menjadi senang. Ia tidak merasa
ketakutan lagi.
Untuk kenyamanan lainnya, memastikan suhu AC dalam
mobil, tidak terlalu dingin dan sebaliknya. Karena saat Luigi tertidur, merasa
kegerahan, dia bakal berontak ingin dilepaskan dari car seat dan minta gendong.
Saya merasa sangat terbantu dengan car seat dan
menerapkan cara membiasakan dan memastikan kebutuhannya terpenuhi. Mengapa?
Karena Luigi bisa tidur terlelap saat di mobil. Selama perjalanan ia bisa
beristirahat sehingga tidak capek selama perjalanan. Jika tidak capek, sesampainya
ditempat tujuan ia juga tidak rewel ‘hanya’ karena tidak nyaman selama
perjalanan.
Sehingga, tidak ada alasan tidak memakai car seat
saat berkendara dengan anak bukan? Demi keselamatan dan keamaan anak selama
berkendara. Meminimkan resiko jauh lebih penting, daripada sudah terlanjur
terjadi hal yang tidak diinginkan. Akan membuat kita lebih menyesal. Tapi
mahal? Hari ini banyak persewaan perlengkapan bayi, salah satunya sewa car
seat. Jadi, masih ada jalan menyewa, mommies 😊
Ditulis setelah nemu foto Luigi pertama duduk di car
seatnya. Masih ucul (baca : lucu). Anakku sudah gede dan Ibunya tetiba sedih :(
Ibu sayang Luigi setiap saat, semoga Allah melindungimu selalu ya, Nak. Dari segala bahaya yang nampak ataupun yang tidak tampak. Amin.
Sumber referensi :
dr Meta Hanindita, Sp. A, Don’t Worry to be a Mommy!,
Stiletto Book, Jogjakarta, 2013
Tayangan Kompas TV Edukasi Pengenalan Bahaya Untuk
Anak, Senin, 5 Juni 2017
https://www.safetysign.co.id/news/176/Pentingnya-Car-Seat-Untuk-Keselamatan-Anak-Begini-Cara-Kerjanya
diakses Selasa, 6 Juni 2017 jam 09.37 WIB
Tidak ada komentar