Jika Anak Sakit

Apa sih yang ada di benak ibu ketika anak sakit, apalagi sampe harus dirawat di Rumah Sakit? Cemas, marah, menyesal, sedih, sendu, wajah kusut, rambut rontok? Abaikan yang terakhir haha.
Ya, memiliki anak kecil usia dibawah 2 tahun memilki tantangan tersendiri buat saya. Terutama saat anak sakit. Beberapa pikiran yang sekelebat ada diantaranya :

“Udah pasti gara-gara aku gak becus urus anak, sampe sakit”
“Resign aja, biar bisa nemenin dia. Toh kerja juga gak bakalan fokus”
“Kenapa enggak aku aja yang kena sakit, kenapa harus anakku. Masih kecil harus minum obat sebanyak dan sepait itu”
“Aku aja yang ditusuk jarum, jangan dia" 
*padahal kita sama jarum juga pengen kabur* nyahaha

Mungkin itu pikiran terlintas dalam waktu sekejab. Lalu berfikir lagi, mencoba tenang, dan meraba apa sebab sakitnya anak sehingga dokter mendiagnosa penyakit tertentu pada anak kita. Bu ibuk pernah merasakan hal diatas? Peluk. Atau cuma saya aja ya. Haha. Ah dasar suka mellow.

Menurut saya (yang fakir ilmu ini) sebab sakitnya anak, bisa dari lingkungan tempat dia bermain yang kurang bersih, dirumah kurang ventilasi yang baik, karena ada anggota keluarga yang sedang sakit sehingga tertular, atau karena virus yang terbang dan tetiba hinggap di tubuh anak kita.

Di artikel ini dijelaskan beberapa penyebab anak sering sakit diantaranya :

1. Gangguan Imunologis
Meskipun kategori sakit ringan akan tetapi apabila rentan waktu sering sakit pada anak dapat membuat orang tua cemas dan khawatir. Penyebab anak seringkali sakit diantaranya adalah gangguan imunologis ketika lahir. Anak yang mengalami daya tahan tubuh yang rendah sehingga sering mengalami infeksi.

2. Infeksi kronis
Sedangkan pada anak yang lahir normal tanpa adanya faktor bawaan sering sakit dapat terjadi dikarenakan infeksi kronis. Salah satunya dapat disebabkan karena melakukan kontak dengan penderita TBC sehingga anak tertular.

3. Faktor Cuaca
Selanjutnya dapat pula disebabkan karena faktor cuaca. Pergantian cuaca dapat menyebabkan anak dengan riwayat keluarga dengan alergi sering mengalami pilek dan mengalami infeksi.

4. Gangguan gizi
Penyebab anak sering sakit dapat pula disebabkan karena gangguan gizi yang mengakibatkan daya tahan tubuh menjadi terganggu. Pemenuhan makanan yang tidak tepat pada anak merupakan salah satu penyebab gangguan gizi. Bahkan anak yang sedang sakit seringkali nafsu makan menurun sehingga menjadi susah makan sedangkan makanan adalah sumber nutrisi untuk memenuhi kebutuhan perkembangan dan pertumbuhan anak.

5. Riwayat Penyakit tertentu
Anak yang sering sakit dapat pula dihubungkan dengan riwayat penyakit misalnya anak pernah mengalami penyakit tipus yang harus diberikan perhatian berlebih agar tidak mengalami kondisi yang serupa dalam rentan waktu yang singkat.


Pengalaman selama 15 bulan menjadi Ibu, pernah membersamai anak sakit panas tinggi, batuk, pilek, muntah, diare, sampai pheumonia.

Dari sakit-sakitnya itu membuat Luigi selain mengkonsumsi obat namun juga pernah harus di terapi uap di Rumah Sakit selama 3 hari dan rawat inap di Rumah Sakit dua kali.



Beberapa tips menghadapi anak sakit ala mama Luigi :

§  Teliti gejala sakit anak, karena dokter menganalisa dan mendiagnosis selain dari pemeriksaan fisik juga dari keterangan kita sebagai orangtuanya. Jelasnya sedetail mungkin. Jika panas, sampaikan berapa derajat, perubahannya per jam atau per hari (jika panasnya berhari-hari. Jangan menggunakan tangan meter. Misalkan diare, sampekan sejelas mungkin berapa kali BAB nya. Jangan cuma bilang banyak.

§  Maka penting bagi saya memiliki kotak khusus buat Luigi (selain obat-obatan ringan seperti paracetamol dan ibu profen) yang berisi thermometer.

§  Beri kenyamanan dengan udara yang sejuk (misalnya kipas angin atau AC) dan pakaian yang longgar.

§  Ketika udah mendapat obat, tidak merubah dosis yang diberikan oleh dokter. Karena dokter memberi obat tidak hanya berdasarkan umur, tapi juga berat badan. Jadi kita jangan berpatokan pada tulisan yang ada pada kemasan obat.

§  Jika harus rawat inap yang akhirnya pasti dinfus, besarkan hatimu Buk Ibuk. Percayakan pada suster. Namun jika tak berhasil juga, mintalah pada suster senior untuk memasang infus. Karena mencari nadi anak kecil memang susah. Luigi pernah berkali-kali ditusuk tapi tidak berhasil. Akhirnya ketemu di kaki. Hiks. Iya kaki. Jadi dia punya sepatu baru.

§  Untuk diagnosis dokter, tanyakaan kira-kira sebabnya apa. Jika virus maka tidak perlu diberi antibiotik.
 
§  Oia sakit batuk tidak selalu harus di nebul. Karena terapi uap digunakan jika memang anak sesak.

§  Oleh diagnosa dokter tetaplah kritis. Anak saya pernah didiagnosis alergi, padahal tidak ada riwayat alergi di orangtua, ternyata dia pheunomia setelah di photo thorax.

§  Setelah semua fix sebab utama penyakitnya, diskusikan terapi penyembuhannya dan pastikan kita meminumkan obat sesuai jadwal. Dan pikirkan cara supaya obat pait bisa masuk semua. Alih-alih ingin supaya dia langsung meminum obat, lantas kita paksa habis-habisan. Akhirnya yang ada anak jadi trauma. Kalo saya sendiri, pakai kata-kata positif. “Luigi anak hebat, yuk minum obat biar lekas sehat dan kuat”. Dan memberi air putih terlebih dahulu. Baru obat dan secepat kilat diberi air putih lagi.

§  Hibur anak. Yaps jika anak sakit pasti rewel. Kenapa? Karena dia tidak bisa menjelaskan sakitnya. Tidak bisa mengatakan apa yang dirasakan. Ungkapan yang bisa dia berikan hanya nangis. Jadi hiburlah dia, menyanyilah dengan nada-nada yang kita karang sendiri. Haha.

§  Pastikan kebersihan tempat dia dirawat entah dirumah atau rumah sakit, ganti baju dan diapers jika memang sudah waktunya di ganti. Jika tidak bisa mandi, maka bisa di seka-seka agar meski ia sakit, tapi tetap segar.



Dan diantara itu semua, ada sebuah hal besar yang harus kita punya. Apa itu? Ikhlas dan Sabar. Ikhlas bahwa sekarang memang anak kita kenyataannya sedang sakit. Kita terima dengan lapang dada dan segera mencari solusi terbaik. Dan tabunglah stok kesabaran yang banyak. Anak sakit pasti rewel. 

Ada malam-malam Luigi hanya mau digendong sama saya. Tidak mau ditaruh kasur. Tidak mau dengan Ayahnya. Tidak mau dengan siapapun, hanya mau dekat saya. *counterpain mana niih* 

Ada saat siang yang dia bisanya nangis enggak karuan. Semua yang saya lakukan untuknya serba salah. Dia nangis, saya nya juga ikutan nangis huhu. Lalu saya dan Luigi saling berpelukan. Maka, siapkan kesabaran yang penuh.

Sakitnya anak memang menguras emosi dan pikiran. Namun saya mengintip teman-teman di sebelah Luigi. Di kamar Luigi rawat inap, ternyata masih banyak anak yang kondisinya tidak lebih baik dari Luigi. Mulai sejak lahir tidak memiliki anus sehingga orangtuanya harus pontang panting dari luar kota mengeluarkan puluhan juta demi anaknya bisa BAB normal, ada anak yang memiliki kelamin ganda, sehingga orang tuanya harus ikhlas anaknya sekarang laki-laki, sampe gadis cantik penderita down syndrome yang sedang diare parah dan cerita lainnya. 

Diluar sana masih banyak orang tua yang hidupnya banyak di habiskan di Rumah Sakit, hanya untuk berjuang demi kesembuhan anaknya. Sakit, tidak selamanya sakit. Sakit juga ada waktunya sehat. Kehadiran Ibu sangat diperlukan.



Menjadi Ibu adalah pembelajaran panjang. Mari kita terus belajar dan saling berpelukan untuk menguatkan jika anak sedang sakit. 





Gresik, 15 Mei 2017
di hati yang mendung

Tidak ada komentar