Festival Budaya Pustaka ini merupakan acara tahunan
pemerintah kota Surabaya, untuk memperingati Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke
724 melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surabaya. Tujuannya adalah
membuat masyarakat Surabaya mencintai membaca.
Acara yang diselenggarakan hari Kamis, 24 Mei 2017 di
Taman Flora ini, sebenarnya akan dihadiri oleh walikota Surabaya, ibu Ir. Tri
Rismaharini, MT. Namun karena sesuatu hal, akhirnya digantikan oleh kepada
dinas Perpustakaan dan Kearsipan, ibu Wiwik Widayati.
“Bangsa yang besar adalah bangsa yag mengetahui
tentang sejarahnya.”
Terinspirasi dari pernyataan proklamator Indonesia,
Ir. Soekarno, Festival Budaya Pustaka kali ini mengusung tema melestarikan
nilai-nilai kearifan lokal. Dengan mengangkat drama kolosal perang Majapahit
malawan tentara Tar-Tar.
Ada pula lomba permainan tradisional, seperti dakon
atau congklak, engklek. Diikuti juga dengan kegiatan menumbuhkan kemampuan
literasi baik di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat melalui lomba ibu bercerita
kepada anak, workshop parenting, pojok dongeng dan membuat APE (alat permainan
edukatif). Hal tersebut diharapkan mampu melestarikan, mengenalkan, dan
menumbuhkan rasa kecintaan akan sejarah bangsanya.
Nah, saya hadir disana sebagai peserta membuat alat
permainan edukatif. Jadi, ada 25 ibu dan anak yang akan membuat DIY (do it yourself) puzzle dari kardus. Dipandu
oleh psikolog pendidikan anak, Husna Ika Putri Sari, S.Psi, M.Psi atau yang
akrab dipanggil mbak Iput.
Dikarenakan anak saya masih berusia 15 bulan, maka
saya mengajak keponakan yang bersekolah TK-B bernama Davin untuk membuat
puzzlenya. Sehingga, saya datang bersama Davin, Luigi, dan Ibu.
Dengan menumpang taxi online bertarif 6.500, kami
sampai di Taman Flora pukul 09.30 WIB. Disana sudah ramai sekali. Ada tim
anak-anak TK yang sedang latihan guna menyambut ibu wali kota, dan beberapa anak-anak
yang sedang bermain dadu raksasa. Sementara saya bingung, dimana ya pusat
acaranya.
Akhirnya dibantu mbak Dyah dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan,
saya akhirnya mencari panggung. Ternyata saya langsung disuruh registrasi,
karena melihat Davin yang memegang kardus.
“Peserta membuat puzzle kardus ya? Ayo registrasi, tulis nama bunda dan nama anak bunda disini ya.” Seru mbak Dyah.
“Nanti cari tempat duduk yang kosong ya.” Lanjutnya.
Nah, ternyata kursi sudah penuh sampai belakang. Saya tidak mungkin membiarkan Ibu berdiri, karena acara membuat puzzle masih jam 10.00 WIB.
“itu di kursi yang diselimuti, masih ada yang kosong.” Seru Ibuku.
Hmm, bukankah itu kursi khusus untuk para pejabat pemerintah kota yang hadir? Batinku.
“Ah iya Buk, kita tanyakan mungkin benar masih kosong.” Jawabku pada Ibuku.
berempat bersemangat |
Ternyata seseorang mempersilahkan kami duduk dikursi kosong
yang berjumlah 2. Sementara kami membutuhkan 3 kursi. Lalu seorang Ibu, mengambil kue yang diletakkannya dikursi kosong supaya kami bisa duduk bertiga. Alhamdulillah, kami duduk di barisan kedua.
Acara ini sedianya dibuka dengan drama anak “Perang
Majapahit Melawan Tentara Tar-Tar” pukul 09.00 WIB. Namun mundur menjadi jam
09.30 WIB karena menunggu Bu Risma, yang akhirnya benar-benar tidak bisa hadir.
Selama menunggu itu, kami yang hadir disuguhi oleh musik gamelan dari tim Dinas
Perpustakaan dan Kearsipan Surabaya. Sampai tiba juga anak-anak tampil drama.
Satu kata : keren. Ada banyak anak yang terlibat dalam drama ini. Mereka semua
menghayati setiap peran yang diamanahkan. Anak-anak ini merupakan perwakilan anak-anak
SD seluruh kota Surabaya.
drama dari perwakilan anak-anak SD seluruh kota Surabaya |
Jam menunjukkan pukul 09.30 WIB, tibalah saya dan
Davin membuat puzzle kardus. Dipandu dengan mbak Iput, kami diberi arahan
tahapan-tahapan pembuatan puzzle.
Nah, karena ini memperingati ulangtahun kota
Surabaya, maka puzzle yang akan dibuat adalah gambar Suro dan Boyo alias hiu
dan buaya.
Davin serius membuat puzzle |
Davin sangat semangat mengerjakannya. Saya hanya
membantu menggambar Suro dan Boyonya menggunakan kertas karbon. Selanjutnya
Davin sendiri yang mengerjakan sampai akhir.
Karena Luigi menunggu dibawah
panggung bersama Ibu, akhirnya Luigi saya bawa sekalian diatas panggung. Luigi
saya beri kuas yang sudah saya beri cat air, dan membiarkannya mengecat kardus.
Dia senang sekali.
Luigi ikut mengecat |
Tibalah jua acara selesai. Kami semua berfoto
bersama dengan seluruh peserta yang ada. Sebagai apresiasi, dari panitia memberi paket kotak makan anak untuk
peserta yang membuat puzzle. Davin bangga akan hasil karyanya.
Davin membawa karyanya berfoto bersama Husna Ika Putri Sari |
Akhirnya kami berempat pulang. Karena taxi online
yang diawal kami pesan sedang tinggi permintaannya, akhirnya kami pulang
menggunakan taxi online yang lain seharga 30.000.
Terimakasih Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota
Surabaya sudah membuat acara ini, dan selamat ulangtahun kota kelahiranku, Surabaya.
Tidak ada komentar