Wah bisa ke Jakarta lagi setelah sekian lama. Kangen dengan kota sibuk
dan bising seperti Jakarta. Saya benar-benar menantikan hari ini. Bisa balik
lagi ke Jakarta. Apalagi kalo baliknya jalan-jalan haha. Tanggal 06 November 2016,
pakdhe nya Lui menikah. Kita bertiga akhirnya terbang ke Jakarta, yup Lui
diajak. Karena harus membawa bayi, maka pastinya lebih rempong alias ribet. Bawaan
barangnya gak bisa disamakan seperti liburan berdua doang sama Adit. Dan persiapannya
harus detail. Aku enggak mau, ada sedikit pun yang tertinggal. Kalo
perlengkapan bayi ada yang ketinggalan, bisa berputar kebalik tuh dunia. Misal nih
kalo pospak ketinggalan, sementara dia lagi pup banyak-banyaknya, huah bisa pengen
kabur tuh Adit wkwkwk. Semua harus bener-bener direncanakan dengan baik. List
perlengkapan sampai hal yang terkecil.
- Pilih transportasi yang sesuai
Maksudnya gini nih.
Khan alat transportasi ada banyak tuh. Ada transportasi darat, laut dan udara.
Setiap alat transportasi ada plus minusnya, meski secara harga sama alias
sebelas dua belas. Misalkan, harga tiket kerete api kelas eksekutif seperti
Argo Anggrek bisa hampir sama dengan pesawat seperti kelas ekonomi Lion air
atau Sriwijaya Air. Namun, secara kenyamanan jelas kelas eksekutif lebih
nyaman. Tapi kita bisa “membeli” waktu jika menggunakan pesawat. Pengalaman
kemaren seperti ini, sebenernya pakdhe Lui belikan tiket ekonomi kereta api
untuk semua keluarga dari Surabaya dan Sidoarjo. Berangkatnya Jumat malam,
acaranya sih masih Minggu pagi. Sementara baliknya di belikan kelas bisnis
Gumarang jam 16.00 hari Minggu itu juga setelah acara. Kalau saya cuma berdua
doang sama Adit, ya gak masalah naik apa aja, dan pasti memilih ikut rombongan
keluarga lah. Naik apa aja hayuk aja deh. Namun, karena membawa bayi yang saya
pertimbangkan seperti ini :
-
Bayi MPASI itu makin banyak tingkah, dan makan
3x sehari sama seperti kita
-
Bayi pasti ada potensi rewel
-
Bayi tahan tubuhnya tidak kuat seperti orang
dewasa
Kalau saya pilih
transportasi kereta api, nyaman tapi lama. Sementara dalam ke-lama-an itu kita
ya cuma bisa di kereta api itu doang sampe bener-bener nyampe stasiun tujuan.
Lah kalau dia jejeritan lama, dan diajak muter antar gerbong gak bisa diem bisa
mati gaya tuh kita. Belum lagi mengenai tidurnya dia. Dalam kondisi lama itu,
dia hanya bisa tidur di tempat seadanya. Atau mentok : gendong!. Beda khan kalo
dia tidur di kasur yang bisa gaya apa aja. Saya mikirnya, pasti bikin dia
capek. Sementara kalo bayi capek efeknya bisa sakit. Belum lagi misal dia selama
di kereta api 9 jam (kelas eksekutif Argo Anggrek 9 jam), berarti minimal harus
menyediakan 2X makan. Makin ribetlah mengenai mempersiapkan MPASI nya plus cuci
steril alat makannya. Akhirnya kami pilih transporasi udara. Meskipun kelas
ekonomi, tapi jarak tempuh sangat singkat. Jauh lebih cepat beberapa kali lipat
di banding jalur darat. Mikirnya sih, dia gak kelamaan di perjalanan. Perjalanan
satu jam, maksimal sama ambil barang di bagasi dua jam, tapi dia udah bisa
langsung istirahat di tempat tujuan. Semua balik lagi ke kebutuhan ya. Pilihlah
alat transportasi yang paling sesuai untuk budget, waktu dan kenyamanan (ibu
dan anak).
Lui pertama kali terbang |
- Booking tiket jauh jauh hari
Nah ini paling penting.
Pesanlah dengan penuh perencanaan. Menurutku kita pesannya gak hanya buat
berangkat nya aja, tapi sekalian pulangnya. Sehingga jelas, kapan dan jam
berapa berangkat, hari apa dan jam berapa jadwal terbang kembali ke kota asal. Sekarang
udah mudah banget kogh. Bisa lewat traveloka.com atau tiket.com, transfer dan
kita bakal dapat tempat duduk. Saya kemaren pesan melalui traveloka.com dan
bisa di update jadwal mundur atau maju penerbangannya. Kalau tidak sesuai sama
plan kita, bisa cancel dan pindah maskapai lain.
- Cek kondisi kesehatan bayi
Cek apakah bayi dalam
kondisi sehat atau sedang sakit. Jika sakit ringan, apa masih ada waktu untuk
membuatnya minimal tetap segar selama pergi.
- List perlengkapan bayi
List sampai detail dan
gak boleh ada yang terlewat. Bahkan kalau ada yang kurang, dan dirumah tidak
tersedia, langsung cuzz ke babyshop terdekat. Kita jangan sampe menunda-nunda
hal penting yang harusnya ada, namun belum masuk koper. Berikut pengalaman saya
kemaren :
-
Baju : berangkat pulang jumper panjang.
Meminimalisir kondisi dingin dalam pesawat.
Kalau acara, terserah sih mau bawa berapa. Cuman jangan bawa baju
seadanya. Bawa baju cadangan yang banyak. Yah sapa tau, namanya bayi tetiba
gumoh, muntah atau kotor kena makan MPASI nya bisa aja.
-
Aksesoris : topi atau kupluk, kaos kaki, sepatu
pre walker. Saya tidak bawa bantal bayi, karena Lui sejak bayi tidak saya
biasakan pakai bantal. Trus bawa selimut juga.
-
Peralatan mandi : sabun, shampoo, dan handuk kecil. Minyak telon optional aja deh. Selama ini saya tidak mewajibkan Lui setelah mandi harus di olesin minyak telon.
-
Peralatan makan : termos air panas, air Aqua, 1
buah mangkok kecil, 1 buah sendok makan Pigeon, gelas sedotan untuk air putih dan sleber. Oia bawa sabun cuci juga seperti Sleek.
-
Makanan bayi : saya sangat setuju bahwa MPASI
homamade adalah penting. Banyak kogh buk Ibuk yang bisa kasih anaknya MPASI
homamade meski traveling dengan mententeng makanan beku bayi. Namun saya juga
enggak anti sama makanan bayi instan. Kenapa? Makanan bayi instan itu sudah
terstandart, terdaftar dalam BPOM, tidak kadaluarsa, dan bukan gizi kosong
karena ada teknologi pangan bernama fortifikasi makanan. Menurut saya, memberi makanan instan pada bayi
adalah HALAL. Toh cuma dikasih pas liburan dan enggak setiap hari. Kalau dengan
ngasih bubur instan saya dan Adit bisa lebih istirahat setiba dari perjalanan
udara ya kami pilih itu aja. Kalau dengan bawa MPASI homamade trus pulang Surabaya
saya pingsan, yah mending saya realistis aja Jadi selama traveling saya enggak
perlu masak, bawa slow cooker lah, bawa peralatan masak macem-macem lah,
sampai makanan beku dari rumah. Selama ke Jakarta kemaren, Lui saya kasih bubur
instan macam SUN dan Cerelac. Tinggal sobek, seduh pakai air panas, aduk,
suapin. Beres. Jiwa saya pun tetap waras, liburan pun tetap ceria. Apah Lui mau
dikasih bubur instan? Hehe jangan ditanya itu deh. Gak tau nih, anak saya
gampang banget laper. Jadi dikasih makan apa aja pasti mau haha. Oia bisa juga
bawa biskuit bayi. Tapi karena tidak ingin kotor, saya tidak bawa biskuit.
-
Kebersihan : tisu basah, tisu kering, pospak(popok
sekali pakai), dan hand sanitizer
-
Mainan : karena bayi sedang dalam masa oral,
membawa mainan adalah wajib. Mainanya adalah teether bayi. Saya bawa yang
simple ya. Bawa model Flexees Dr. Browns dan jari entah merk apa hehe. Dua-dua
kesukaan Lui.
-
Obat-obatan : sanmol drop dan termometer, juga Diaper Rash Cream
-
Neck ring : sapa tau hotel ada kolam renang nya, bisa di cemplungin disitu deh baby nya
-
Gendongan andalan yang paling nyaman
Pengalaman kemaren,
yang namanya pundak sama tangan rasanya cekot-cekot. Kenapa? Karena saya cuma
bawa gendongan model ring. Padahal model itu beneran bikin pegel tangan kiri
dan pundak kanan. Saran saya, bawalah gendongan model kangguru seperti Ergo Baby atau bisa juga model 'baby wrap'.
Apalagi kalo baby nya beratnya udah diatas 6 kg ya. Selain itu gendongan andalan
membuat tangan kita bisa kesana kemari.
nyesel cuma bawa gendongan model ini |
-
Mengenai earmuff, earplug
Jadi gini, dalam
pesawat ada istilah turbulensi. Turbulensi itu terjadi karena tekanan udara dan
otomatis telinga akan beradaptasi. Cara mengatasi alamiahnya bagi orang dewasa
adalah dengan menelan ludah. Karena bayi gak bisa otomatis gitu, maka supaya
dia bisa nelan ya di kasih minum. Caranya susuin aja. Lui enggak pakai earmuff
atau pun earplug. Awalnya kupingnya saya kasih kapas. Tapi karena lepas terus
yaudah saya biarin. Dan ternyata? Aman. Tanpa tangisan. Hanya dengan di susuin.
Apalagi waktu take off dan landing adalah hal krusial. Dia pasti kaget karena
perubahan tekanan udara.
tanpa earmuff atau tutup kuping |
- Siapin semua dalam tas / koper
Setelah di list,
langsung taruh tas/koper. Jangan dipindah-pindah lagi. Meskipun cuma ambil tisu
basah sebentar. Jaga-jaga entar lupa balikin. Koper ini akan masuk bagasi.
- Jadwal keberangkatan
Pengalaman kemaren,
saya mengambil first flight, yakni jam 05.40. kenapa? Karena saya menyesuaikan
jadwal tidur nya Lui. Lui di malam hari akan tidur lama seperti kita. So, saat
dibawa ke Bandara dia masih terlelap dalam mimpinya. Ini memberi kesan bahwa hari
memang masih malam. Sehingga enggak ada drama nangis dan rewel. Saya berangkat
dari rumah menuju Bandara Juanda jam 03.00 WIB naik taxi online. Sampe Bandara,
Lui bangun bentar trus tidur lagi.
Termasuk pulangnya ambil
penerbangan jam 18.20 karena nyampe Bandara Lui pasti sudah tidur secara jam
segitu dia biasanya udah mimpi.
Oia, jangan sampai kita
berangkat mepet ya. Ingat ini bawa bayi, pas kita mau berangkat bisa aja dia
pup, gumoh, muntah, nangis, rewel gak jelas yang itu membutuhkan waktu
penanganan. Apalagi kalau rumah kita menuju ke Bandara harus mendaki gunung dan
lewati lembah, byuh lebih baik ‘nganggur’ di Bandara daripada ketinggalan
penerbangan. So, berangkat nya jangan mepet-mepet.
- Letakkan barang-barang penting di ‘diaper bag’ yang dibawa kemanapun
Saya membawa tas ransel
kecil yang saya bawa ke kabin, sementara koper berisi baju-baju Lui ditaruh di
bagasi. Isi diaper bag antara lain : teether, pospak, alas ganti pospak, makanan
bayi, dan baju cadangan. Tiket dan dompet saya taruh disitu sekalian.
- Cari tempat menginap
Setelah tiba di lokasi,
bisa menggunakan traveloka.com untuk mencari penginapan atau hotel di sekitar
tempat kita itu. Namun, lebih baik sudah direncanakan mau berteduh kemana.
Rumah saudara kah, penginapan kah,
apartemen kah atau hotel. Selama di tempat menginap, apa ada tempat buat bikin air panas, dan pikirkan cara mandinya bayi.
mandi dengan tempat seadanya, tapi Lui seneng :) |
- Transportasi selama di tempat berlibur
Setelah nyampe Bandara
Soekarno Hatta saya naik bus Damri dan dilanjutkan dengan naik taxi aplikasi
online, Uber. Selama di Jakarta kami ya naik Uber. Jaman sekarang mah udah
serba online. Oia tapi taxi online dilarang ambil penumpang dari Bandara. Dia
cuma bisa nurunin penumpang doang. Kenapa? Aturannya enggak boleh.
Oia ini tambahan aja ya untuk Kebutuhan Ibu
- Kalau
ada potensi menyusui di ruang terbuka, bawalah Apron. Sangat membantu.
- Pakai jilbab slobok alias langsung pakai. Tanpa jarum pentul dan peniti. apalagi pakai bros, lebih baik jangan deh. Nanti kena bayi. Bahaya khan.
- Pakai
dan bawalah baju bukaan depan/kancing depan
baju berkancing depan memudahkan menyusui |
- Pakai
sepatu yang nyaman dan kalo bisa tanpa hak. Kalopun memakai sepatu ber hak
tinggi, pastikan nyaman dan enteng. Sehingga gak bikin kita cepat capai.
sepatu jenis sneakers yang enteng banget ini dipakai selama di Jakarta |
- Terakhir,
jika masih ASI, enggak usah pumping,
Kenapa?
"Khan bayi sama kita 24
jam."
Lah sapa tau entar PD
penuh, sehingga masih butuh di pumping.
"Hadeeeh marmet aja cuy.
Ribet dagh bawa gerombolan alat-alat pumping. Serem kalo traveling dengan bayi
masih bawa BP dan kawan-kawannya"
Yang juga harus diperhatikan :
- Berusaha
membersihkan peralatan dengan steril
Namanya bayi. Imun nya
masih belum kuat seperti kita orang dewasa. So, pastikan alat makan, botol
susunya, atau teethernya dibesihkan dengan steril. Minimal di guyur air panas
sebelum di gunakan. Pastikan tangannya tidak memegang barang-barang kotor,
karena dia udah mulai gerak belingsatan ya.
- Enggak
maksain keadaan
Ini kita bawa bayi ya.
Kita pengen jalan-jalan ke tempat A ke tempat B, namun bayi itu belum bisa
ngomong. Dia gak bisa ngomong capek, meski dia capek. Sehingga meski kita nya
pengen ke pantai lanjut ke mall trus lanjut ke pasar Tanah Abang, ingatlah ini
bayi. Rentaaaan sakit kalau capek buk ibuk.
ayo liburan ceria |
- Berusaha
membuat nyaman
Ketika bepergian ke tempat
tujuan, pastikan yang dipakai serba nyaman. Misal baju, topi dan gendongan.
Pilih bahan yang menyerap keringat. Semakin dia ngerasa enggak nyaman, semakin dia rewel yang tentu bakalan ganggu
jadwal liburan bukan?
maen yuuuk |
- Bagaimana
saat rewel?
Bayi rewel pasti ada
sebabnya. Cek apakah pospaknya penuh? Apakah pup? Berapa lama jeda kita
menyusui, jangan-jangan dia haus? Cek jam tangan, sekarang jam berapa, apa
sudah waktunya makan atau waktunya tidur? Cek kepalanya, apakah berkeringat,
mungkin kepanasan, atau sebaliknya cek kakinya, mungkin kedinginan. Atau evaluasi
posisi gendong, apa kurang nyaman. Apa dia bosan. Apa dia ketakutan. Apa
tempatnya terlalu ramai. Semua nya di cek satu-satu. Jika inti masalahnya
teratasi, InsyaAllah dia tenang kembali.
Lui mandi bola :) |
- Jangan
lupa meminta bantuan pramugari selama dalam pesawat jika kita mengalami kesulitan
terutama saat memasang ‘seat belt’ buat bayi.
- Dan mintalah bantuan pasangan, jika memang perginya sama pasangan. Kalau kita yang gendong bocah, suami yang bawain gerompolan peralatan perang traveling baby. Dan sebaliknya.
- Dan mintalah bantuan pasangan, jika memang perginya sama pasangan. Kalau kita yang gendong bocah, suami yang bawain gerompolan peralatan perang traveling baby. Dan sebaliknya.
Sekian hikmah persiapan traveling dengan bayi yang sudah MPASI ala mama Luigi. Kira-kira adakah yang kurang ya? hehe
Tidak ada komentar