Hari Sabtu (15/6) kami sekeluarga (aku, Adit
dan Luigi) ada acara disebuah resort kota Batu. Karena searah dengan Malang,
maka sekalian Ibu dan Bapak diajak karena sudah lama ingin bersilaturahmi dirumah
Budhe dan Pakdhe. Sehingga secara rencana, Bapak dan Ibuk diturunkan di rumah
Pakdhe di Malang, kami lanjut ke Batu.
Tidak hanya silaturahmi, kami sebenarnya juga ingin menjenguk adek Uki. Adek Uki adalah anak dari sepupuku, mbak Titin. Dulu mbak Titin melahirkan Uki dalam kondisi prematur. Sehingga berat badan Uki hanya 1.6 kg saja saat melihat dunia.
Tidak hanya silaturahmi, kami sebenarnya juga ingin menjenguk adek Uki. Adek Uki adalah anak dari sepupuku, mbak Titin. Dulu mbak Titin melahirkan Uki dalam kondisi prematur. Sehingga berat badan Uki hanya 1.6 kg saja saat melihat dunia.
Pagi buta aku bangun untuk menyiapkan segala
perlengkapan yang dibawa, termasuk setrika baju hasil jemuran kering mudik
kemarin. Semua yang tercatat, aku centang mana yang sudah masuk tas. Saat Luigi
bangun segera aku mandikan dan aku suapin makan. Semua beres. Jam 09.00 WIB
kami sudah check out dari rumah Gresik.
Tapi kami harus mampir Pusat Grosir Surabaya (PGS) karena ada kebutuhan yang mendesak harus dibeli. Ternyata di PGS ada kereta barang sedang parkir. Luigi si pecinta kereta api berusaha mendekat, mengamati dan berfoto di samping gerbong.
Tapi kami harus mampir Pusat Grosir Surabaya (PGS) karena ada kebutuhan yang mendesak harus dibeli. Ternyata di PGS ada kereta barang sedang parkir. Luigi si pecinta kereta api berusaha mendekat, mengamati dan berfoto di samping gerbong.
![]() |
Luigi di PGS |
Jam menunjukkan pukul 10.30 WIB, Adit
melajukan mobil ke arah Banyu Urip untuk menjemput Ibuk dan Bapak. Ternyata
kakak Davin – keponakanku – ikutan juga. Jadilah mobil berkapasitas 5 orang ini
harus dipaksa memasukkan jumlah penumpang lebih dari idealnya.
Untuk menuju Malang kami lewat tol
Surabaya-Malang yang baru dan katanya hanya 1.5 jam dari Surabaya. Kondisi
jalan tol lancar bahkan cenderung sepi, mungkin karena sudah habis masa
mudiknya hehe.
Jam 13.30 kami nyampe rumah Budhe, dan
disambut Budhe yang baru bangun tidur. Kami semua selonjoran kaki sembari
bergantian ke kamar mandi untuk wudlu dan shalat. Bapak lebih memilih shalat di
masjid dekat TPU Samaan. Beberapa menit kemudian semua keluarga Malang
menyambut kami dan akhirnya bergantian salaman saling menanyakan kabar. Semua
bercerita mudik di desa kemarin.
Saat Bapak, Pakdhe dan Adit mengobrol, aku dan
Ibuk menuju kamar mbak Titin. Ini adalah kali ketiga aku mengunjungi adek Uki
si pejuang kecil. Pertama saat dia masuk ruang NICU di RS Dr Sutomo, kedua saat
ia keluar Rumah Sakit pasca lebaran taun kemarin, dan siang itu. Adek Uki
sedang bangun seakan ikut menyambut kami yang datang dari perjalanan jauh. Dia
senyum pada kami meski berusaha keras.
![]() |
Uki dan Davin keponakanku |
Uki mengalami jantung bocor sejak lahir, dan
karena masalah ini ia menderita microsepali atau pengecilan lingkar kepala. Jika
sekilas melihat dari dekat, sepertinya kondisi Uki baik-baik saja. Namun jika
membuka baju dan terlihat dadanya, terasa perjuangannya. Ia sangat berusaha
keras untuk bernafas. Itulah mengapa ada dua tabung oksigen di dekatnya,
sebagai oksigen cadangan.
Dan ketika memegang kulitnya, hati akan semakin teriris karena ukuran tubuh yang mungil. Diusianya satu tahun, berat badan Uki tidak sampai 5 kg. Yang ini berpengaruh pada tumbuh kembangnya karena Uki belum mampu tengkurap.
Dan ketika memegang kulitnya, hati akan semakin teriris karena ukuran tubuh yang mungil. Diusianya satu tahun, berat badan Uki tidak sampai 5 kg. Yang ini berpengaruh pada tumbuh kembangnya karena Uki belum mampu tengkurap.
![]() |
Luigi bertanya "ini apa Ma? Buat pompa air ta?" |
Oleh karena itu, tidak hanya dokter ahli
jantung anak yang selalu menjadi jujukan kontrol, namun dokter tumbuh kembang
menjadi sahabat. Setidaknya seminggu tiga kali Uki harus terapi tumbuh kembang
sembari memberi nutrisi dengan melalui sonde.
Sebenarnya orangtua Uki diberi kabar baik oleh
dokter di Malang bahwa ada ikhtiar yang bisa dilakukan untuk mengejar
ketertinggalan. Yakni membawa Uki ke RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) atau RS
Jantung Harapan Kita Jakarta. Namun banyak hal yang harus dipertimbangkan untuk
membawa Uki ke ibukota.
Pikiranku menembus lorong waktu. Teringat saat
Luigi harus terapi karena oral motor disorder, anemia devisiensi besi dan
underweight saja aku merasa Ibu yang paling merana seluruh dunia. Di depanku
sekarang kulihat perjuangan orangtua yang tanpa lelah memberi usaha terbaik
untuk putra keduanya. Sungguh, segala ujian yang pernah kami lewati bersama
Luigi tidak ada seujung kuku yang dialami Uki.
Baca juga : Ikhtiar Tumbuh Kembang Luigi
Baca juga : Ikhtiar Tumbuh Kembang Luigi
Hai Uki si pejuang kecil, semoga Allah beri
keajaiban buatmu ya Nak. Dengan segala ikhtiar semoga Allah baikkan kerja
jantungnya dan esok kau kejar mimpi-mimpimu. Nanti bisa main bola sama Luigi
ya. Buat orangtua Uki, semoga Allah lancarkan rezekinya agar segala jalan terus
ditempuh sampai tuntas. Amin
Baca cerita lanjutannya : Luigi Hilang di Resort !!!
MAsha Allah, semoga Allah selalu memberikan kekuatan dan kesabaran buat ortunya, dan insha Allah akan ada keajaiban dari Allah buat si dedek Uki.
BalasHapusBtw, si Lui asyik banget sih foto ama kereta, saya aja seumur-umur belum pernah liat kereta barang gitu hahahaha