Indahnya Masa Kecilku



Ada yang bilang masa kecil adalah masa yang paling indah. Masa dimana ujian terberat hidup adalah PR matematika. Wah jika bercerita tentang masa kecil, ada banyak pengalaman mendalam yang ada dihatiku. Selalu ada yang menarik dan tidak akan pernah aku lupakan. Masa kecil yang kumaksud disini adalah sejak TK usia lima tahun sampai kelas enam SD usia dua belas tahun. 


Sejak kecil aku senang berbicara dan bernyanyi didepan kaca. Juga mengajar layaknya guru dengan murid para bonekaku. Dan aku melakukan hobby itu semua di kamar sempitku. Di sebuah kaca lemari pakaian berbahan kayu yang sudah tua nan lapuk. 


Dulu aku sering dibandingkan dengan kakakku yang pendiam. Sedangkan aku laiknya bola bekel yang suka petakilan kesana kemari. 

 

Tontonan faforitku sejak kecil adalah acara Tralala Trilili dan acara yang dibawakan oleh Dhea Ananda. Aku suka musik dan menghafalkan semua lirik lagu anak seperti Maissy Pramaisshela, Trio Kwek-Kwek, Saskia Geovani, Chiquita Meidy dan lainnya. Didukung Ibuku, usia lima tahun aku berani tampil menyanyi di acara ulang tahun temanku bernama Sarah. 

 


Septi kecil nyanyi di ulang tahun teman

Usia enam tahun aku tampil menyanyi nasyid di acara MTQ&Festival Anak Sholeh Indonesia III. Usia sembilan tahun menjadi 1 dari 3 santri yang terpilih mewakili TPA Baitush Shabuur Lomba Menggambar di MTQ&Festival Anak Sholeh Indonesia IV

 

Di usia itu juga aku menjadi 1 dari 4 santri termuda “Wisuda Santri TPA Baitush Shabuur” jenjang Al Qur’an Dasar dan diacara itu aku juga menyanyi nasyid.

 


Nyanyi nasyid kelas 1 SD


Kelas V bersama teman-temanku, kami demo “kecil-kecilan” ke guru karena guru Komputer kami jarang mengajar, namun kami sebagai siswa diharuskan tetap membayar. Akhirnya aku dipanggil dan ditegur wali kelas. Kenapa menggerakkan teman untuk protes seperti itu.

Pernah juga aku mewakili SD Negeri Banyu Urip V menjadi Tim Senam SKJ mengikuti lomba SKJ tingkat SD se-Surabaya.

 

Ayo generasi 90an masih ingat gerakan senam SKJ gak niih? :D

 

Saat kelas IV aku dan beberapa teman diikutkan lomba gerak jalan sekolah dan sebelnya aku bagian menyamakan gerak langkah anggota satu tim dengan aba-aba peluit. Eerrr -.-

 

Saat kelas VI aku mewakili sekolah lomba menyanyi dengan membawakan lagu wajib Desaku dan Indonesia Pusaka tingkat SD se kecamatan. Saat itu aku diantar guruku kelas 6 bernama pak Sulis. Karena aku menjadi peserta pertama, namaku berubah menjadi Septia Putri karena jurinya keliru dengar. Maksudnya Pak Sulis, Septia masuk kategori peserta putri (perempuan). Tapi ditulis oleh juri peserta atas nama Septia Putri. 

 

Yang sampai sekarang masih aku sesalkan, Bapak tidak mengijinkan aku les nari karena “nanti kalo sudah besar buat apa? Tidak akan ada manfaatnya” begitu kata bapak. Sehingga aku hanya mengikuti ekstrakulikuler Tari Daerah di sekolah. Dan mengikuti segala gerakan di lagu anak-anak yang aku punya. 


Aku masih ingat saat itu ada acara Pramuka di sekolah dan kami disuruh oleh guru untuk menampilkan seni. Apapun boleh. Entah menyanyi atau menari atau membaca puisi. 


Lalu aku dan gengku yang jumlahnya kurang dari sepuluh mendaftar tari modern. Yang membuat dan mengarahkan koreografinya adalah aku. Aku menggunakan lagu Tari Samba dari Trio Kwek-Kwek. Alhamdulillah aku bisa salurkan kesenanganku ini.

 


ditemani Ibu lomba menggambar

Kalo ingat saat SD dulu badanku kecil, namun entahlah aku selalu menjadi Tim Inti pasukan pengibar bendera merah putih, di setiap upacara bendera. Di sekolah kami upacara setiap hari Senin dan hari nasional kebangsaan. Kami bertiga dipilih menjadi Tim Inti karena kami peringkat tiga besar. 

 

Dan aku bagian dipinggir kanan yang akhirnya menarik bendera dan mengatakan “Bendera Siap” lalu pelan-pelan dikibarkan. Untunglah tidak pernah ada pengalaman bendera terbelit yang membuat bendera tidak bisa terbuka dengan lebar.

 


gambar diambil dari : dakwatuna.com


Ibuku lumayan mendukung hobby menyanyiku dengan membuat aku menjadi pengisi acara Malam Halal Bihalal di desa Sawahan, Trenggalek saat hari Lebaran. Saat itu aku menyanyi nasyid. Disaksikan banyak orang dari desa-desa yang lain karena termasuk acara besar didesa. 

 

Dimasa itu pula aku punya koleksi all about Sailormoon. Mulai tempat pensil, pulpen, kaca, dan poster. Dan koleksi “kertas file” dengan berbagai design lucu. 


Setiap pulang sekolah bersepeda dengan teman-teman atau masak dirumah salah satu teman. Yah, meski sekedar masak martabak mie yang kemudian dimakan rame-rame. Atau bermain tebak kata, nonton Jaran Kepang (kuda lumping) sampai belajar bersama. Ah senangnya masa kecilku.

 


gambar diambil dari : jurnalotaku.com


Sebenarnya aku merasa inilah duniaku. Aku suka seni suara, seni musik dan seni tari. Suka bertemu dengan banyak orang. Namun memang bagi Ibuku yang terpenting adalah mendapatkan peringkat dikelas. Menjadi yang terbaik dikelas. 


Meski aku selalu peringkat 3 besar dikelas, namun aku lebih nyaman belajar seni. Tapi tetaplah ada manfaatnya didikan Ibuku yang menuntut “pintar” disekolah, karena sampai hari ini aku suka belajar. Suka membaca buku. 

 

Dan kesukaan masa kecil ini terus aku kembangkan. Sampai akhirnya aku SMP menjuarai lomba menyanyi, menjadi tim paduan suara dan menyanyi di acara pernikahan. 


Dan ketika SMA aku menjadi tim paduan suara lomba Lingkungan Sekolah Sehat se Jawa Timur dan tampil di depan walikota Surabaya, Bapak Bambang Dwi Hartono. 


Tidak hanya itu hampir disetiap acara sekolah aku selalu menjadi MC. Baik acara SKI, OSIS atau acara formal sekolah seperti perpisahan siswa-siswi asal Aceh yang belajar disekolahku selama beberapa bulan, bahkan MC diacara ulang tahun teman-temanku.

Bersyukur mendapat kesempatan ini semua dimasa kecilku. Semoga kelak Luigi - anakku bisa memperoleh fasilitas untuk menyalurkan minat bakatnya dengan maksimal. Semaksimal yang kami mampu sebagai orangtua. Dan esok ia bisa menghadapi dunia sesuai passionnya

 






Tulisan ini diikut sertakan dalam #posttematik dengan tema : Kenangan Indah Masa Kecil yang tak Terlupakan dari Kumpulan Emak Blogger (KEB)

1 komentar

  1. kaya nya kita seumuran nih, generasi 90an. hebat ya bun aktif dalam segala bidang seni. terutama nyanyi. sama kaya aku kecil hiperaktif juga lebih condong ke arah seni dibanding akademi. tpi sayang kurag dpt dorongan dr ortu. aku suka gambar, musik tapi payah dalam bernyanyi suara ku cemperng bgt.

    BalasHapus