Doa Menjelang Akhir Ramadhan

 

Doaku sama dengan yang lain. Nggak ada bedanya. Doaku juga tetap sama seperti tahun kemarin. Aku berdoa agar Allah selalu memberi keselamatan menghadapi ancaman pandemi. Meski pada 13 Januari 2021 adanya vaksinasi pertama sedikit menambah angin segar, namun ketidakpastian akibat pandemi tentu juga membuat hati dilanda cemas.

 

Masih membiasakan diri dengan new normal yang menampilkan wajah baru dalam segala bidang. Berupaya siap dengan semua perubahan. Semoga hati nggak keterusan berpegangan pada kenikmatan masa lalu, dan mampu menyesuaikan diri apapun keadaannya.





Aku juga berdoa semoga bisa membatasi diri dari pengaruh kurang baik yang masuk ke indera. Mulai unfollow satu persatu akun yang tidak memberdayakan, yang bikin selftalk nakal berkembang. Semoga makin piawai memilih suara yang didengar, yang dilihat dan yang dirasakan. Semoga yang dominan adalah rasa syukur. Dan terus berupaya menilai yang dilakukan sesuai apa kata Tuhan atau nggak.

 

Aku juga belajar dari kejadian tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala 401 di perairan utara Bali. Awalnya kapal selam yang membawa 53 awak kapal ini dilaporkan hilang kontak pada Rabu (21/4/21) sekitar pukul 03.00 WIB saat melakukan latihan penembakan terpedo SUT (Surface and Underwater Target). Hingga akhirnya panglima TNI menyatakan kapal selam mengalami tenggelam dan semua awaknya gugur.

 

Dari musibah ini aku jadi tahu ada istilah On Eternal Patrol yang berarti patroli selamanya dan nggak akan pernah kembali. Banyak yang mereframe bahwa para awak bukan tenggelam namun patroli untuk menjaga samudera selamanya. Sehingga ingin dikenang seperti apa saat aku mati? Dikenang sebagai istri yang gimana, dikenang sebagai Ibu kayak apa? 

 

Mereka –para awak Nanggala 402- meninggalkan istri dan anak-anak yang masih kecil bahkan masih bayi. Betapa pilunya hati orang terdekat mereka. Maka doaku semoga Allah memberikan umur yang panjang, minimal untuk aku bisa nemani Luigi. Termasuk menyiapkan perbekalan diri di dunia yang sementara ini.

 

Untuk blog ini, harapanku bisa menjadi sedikit “cahaya terangku” saat di bawah tanah. Caranya berusaha menceritakan dan membagikan apa yang sudah aku lakukan. Bukan apa yang aku karang. Selaras ucapan dan perilaku. Siapa sih yang customer yang setiaku, yang tahu bagaimana aku? Dia adalah suami dan anakku. Jangan sampai dalam tulisan, aku bicara bak peri namun ternyata komunikasi ke pasangan atau anak kurang santun dan tidak pernah apresiasi.

 

Selama masih diberi napas, ingin terus bermanfaat. Baik di dalam rumah maupun saat bekerja diluar rumah. Karena penggunaan mata, telinga, hati (otak juga sih dibuat mikir apa), bakalan ditanya tanggung jawabnya. Jangan sampai satu hari terasa sia-sia, golar goler tanpa tujuan, padahal Allah menciptakan malam untuk istirahat. Jadi ya istirahatnya secukupnya saja, pas malam itu.

 

Tak terasa sebentar lagi terhitung 10 hari terakhir Ramadhan. Yuk, jangan kasih kendor. Beribadah dan menjadi manfaat, setiap pintu kebaikan nggak boleh disia-siakan. Waktu kita terbatas, untuk menjalankan peluang emas. Waktu kita sebentar di dunia, mari berusaha. Semoga kita termasuk orang yang beruntung, Amin.


Ingat 5 perkara sebelum 5 perkara ...

2 komentar

  1. Apiikkk pol!!

    Dah, aku speechless bacanyaaa

    BalasHapus
  2. aminnn
    berita berita soal kapal selam kemarin bener bener bikin aku sedih, ikutan nangis.
    semoga semua keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan

    BalasHapus