Pendidikan Karakter di Masa Pandemi Covid-19

 






Itulah sedikit cuplikan pantun yang dijadikan meme setelah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan menerapkan sistem pembelajaran jarak jauh di sekolah untuk memutus mata rantai penularan Covid-19. Pada awalnya, imbauan bersekolah di rumah seperti tak mudah dilakukan. Karena selama ini, rumah adalah tempat istirahat setelah sibuk bersekolah. Namun, pandemi Covid-19 telah mengubah segalanya termasuk cara memperoleh ilmu.

 

Pagi itu keponakan saya -Davin- kelas 4 SD sedang sibuk menggunakan ponsel milik mamanya. Setiap pagi ia fokus mengamati gawai untuk mengerjakan tugas. Sekolahnya adalah sekolah negeri yang beberapa kali memberikan tugas harian melalui google form. Sedangkan mama Davin, tak selalu dapat mendampingi belajar daring karena bekerja. Kadang nenek yang bertugas memotret atau merekam proses belajar yang kemudian diunggah melalui WhatsApp agar dicek oleh guru.

 

Lama-lama segala keruwetan muncul. Anggota keluarga di rumah tidak selalu paham tugas pelajaran yang diberikan. Sementara tugas harus disetor hari itu juga. Orang tua memberi pressure kepada anak karena penugasan dari sekolah masih mengacu pada target Kurikulum 2013. Dan Davin semakin stres melihat Mamanya bak singa yang mengaum saat menyuruhnya belajar daring. Sehingga, meme puisi diatas adalah kenyataan yang terjadi dilapangan dalam penerapan belajar dari rumah.

 

Hingga akhirnya, ada informasi bahwa mas Menteri mengeluarkan Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2020. Surat itu menyebutkan pembelajaran jarak jauh adalah untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa tanpa terbebani tuntutan menuntaskan pencapaian kurikulum untuk kenaikan kelas atau kelulusan.

 

Fleksibilitas Kurikulum Selama Pandemi Covid-19

Segala tantangan yang terjadi dijawab Kemdikbud dengan menyusun kurikulum baru untuk pembelajaran pada masa Covid-19. Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Iwan Syahril dalam webinar Cerdas Berkarakter Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19 mengatakan, untuk meringankan kesulitan pembelajaran, kurikulum darurat dan modul pembelajaran sudah disiapkan.

 

link unduhan kurikulum darurat, disampaikan oleh Susanti Sufyadi pada Webinar 8 : Mengelola Pembelajaran Adaptif, Fleksibel, dan Akomodatif



Diantara semua jenjang, PAUD dan SD paling sulit beradaptasi dengen pembelajaran jarak jauh. Maka, modul pembelajaran PAUD dan SD mencangkup uraian pembelajaran berbasis aktivitas untuk siswa, guru dan orang tua/wali.

 

Sementara kurikulum darurat adalah penyederhanaan kompetensi dasar yang mengacu pada kurikulum 2013. Tujuannya untuk mengurangi beban guru dalam melaksanakan kurikulum nasional dan siswa dalam keterkaitannya dengan penentuan kenaikan kelas dan kelulusan.

 

acuan penyederhanaan kompetensi dasar, disampaikan oleh Purnomo Saputra pada Webinar 7 : Sinergi Pembelajaran Kondisi Khusus


Pendidikan Karakter Saat Belajar Dari Rumah

Relaksasi kurikulum darurat dilaksanakan berbasis aktivitas, proyek, dan masalah. Orientasinya pada literasi dan numerasi, pendidikan kecakapan hidup, penanganan covid, spiritual, dan aktivitas fisik.  Intinya bagaimana pembelajaran pada masa pandemi dihadirkan dengan bermakna dan kontekstual.

 

Seperti keponakan saya -Davin- sering dilibatkan dalam aktivitas pekerjaan di rumah. Misalnya saat ia ingin sate, mamanya menyediakan bahan mentahnya. Davin yang menusuk sate dan memanggangnya diatas tungku.

 

Dengan aktivitas ini, ia belajar bahwa ternyata satu makanan di meja butuh proses untuk membuatnya. Davin pun semakin percaya diri. Pembelajaran inilah yang dimaksud berbasis aktivitas yang melatih kecakapan siswa. Manfaatnya membentuk karakter mandiri dan bertanggung jawab.


pendidikan life skill (berbasis aktivitas di rumah) sebagai pembangun karakter
 

Saat ini selain mengerjakan tugas sekolah, ia senang dilibatkan kegiatan keluarga. Sehingga Davin tak lagi bosan meski di rumah saja. Semua bersinergi untuk kelancaran proses pembelajaran jarak jauh yang fleksibel namun bermakna.

 

Semoga pengalaman keterbatasan belajar ini dapat menjadi media untuk menumbuhkan karakter baik pada anak. Kelak, mereka akan cerita tentang hari ini.

 

 

Salam

AnggraeniSepti



#cerdasberkarakter #blogberkarakter #serubelajarkebiasaanbaru #bahagiabelajardirumah

31 komentar

  1. Tuntutan belajar online itu luar biasa. Apalagi anak-anak sudah dipaksa untuk tidak banyak keluar rumah. Yang ada terkadang malah anak-anak bosan dan turun semangat belajarnya. Jadilah memang harus pintar-pintar deh, bangun semangatnya. Semoga pandemi ini segera berakhir, sehingga anak-anak bisa bermain dan belajar seperti biasa lagi.

    BalasHapus
  2. Pantunnya aduhaaiii menonjok dan TEPAT SASARAN banget, wkwkwkwk
    Memang sih, ngajarin anak sendiri tuh nggak asyik blasss.
    Aku kan dulu juga guru les privat. (menurutku) daku sabar dan telaten kalo ngajarin anak orang lain.
    Giliran ngajari anak dewe, kok mualesss eram wkwkwkwk

    BalasHapus
  3. hahahaha, ya iyalah Nak, mamak kagak cucok jadi guru, tahu nggak sih dek, itu guru-gurumu di sekolah minimal S1 SPG loh, bahkan udah lulus S1, mereka ambil lagi jurusan keahlian keguruan.
    Nggak bisa lah disamain kek mamak yang di rumah aja huhuhu.

    Btw tadi diriku ikutan webinar parenting di sekolah anak saya, dan kepala yayasannya meminta maaf karena udah memaksa ortu jadi guru, sementara mereka aja lulusan keguruan dan udah pengalaman :D

    Tapi ya memang kondisinya gitu ya :D
    Alhamdulillahnya si kakak udah kelas 4 sih, jadi udah lebih mandiri, nggak kebayang kalau masih kelas 1.
    Sutriissss ngajarin baca tulis dan hitung hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Over all, memang pandemi ini mengajarkan kita banyak hal, meski awalnya dipaksa, tapi lama-lama akhirnya terbiasa dan malah dengans egala keterbatasan, tercipta hal-hal baru yang mungkin sebelumnya nggak pernah terpikirkan apalagi dilakukan :)

      Hapus
  4. Salah satu dampak positive PJJ ya? Ortu jadi belajar sabar dan mengikuti ritme anak, sehingga anak ngga stres

    BalasHapus
  5. Iya Alhamdulillah walaupun ada yang kurang dengan PJJ ini anakku masih tetap semangat.

    BalasHapus
  6. Pendidikan karakter saat belajar dirumah merupakan salah satu dampak positif PJJ, sebagai ibu harus sabar saat mengikuti ritme anak ketika belajar, agar anak enjoy belajar bersama kita harus bisa mensiasati mood nya anak

    BalasHapus
  7. Pendidikan karakter semasa pandemi...menarik sekali. Karena faktanya aku sendiri karena anak-anak sudah remaja di awal PJJ galau sekali, bagaiman jika mereka ketinggal pelajaran ya, kurang dapat ilmunya dan lain sebagainya. Tapi makin hari kuturunkan ekspetasi dan melihat bahwa ada banyak hal positif yang dikuatkan selain sisi akdemis saat pandemi ini.
    Seperti hal sederhananya, kedua anakku meski laki-laki jadi tahu dan bisa mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Dan itu poin penting untuk kehidupan mereka saat dewasa

    BalasHapus
  8. Buat mereka yang lagi duduk di bangku sekolah, memang jadi pengalaman hidup banget ya belajar di masa pandemi seperti ini. Gregetan, galau, dan semua jadi satu, apalagi para orangtuanya ya

    BalasHapus
  9. Kalau Keponakanku masih ngerjain tugas. Kadang dia bilang aku kaya singa karena suka marah. Padahal ya gak sering juga, hahaha. Jadi biar dia enjoy, aku pijitin deh. Belajar di masa pandemi memang jadi PR tersendiri

    BalasHapus
  10. Ya, kurikulum darurat ditujukan agar proses KBM menjadi lebih mudah di tengah pandemi...
    Yg penting penguatan pendidikan karakternya harus tetap ada

    BalasHapus
  11. Banyak sekali tantangan yang harus dihadapi selama pandemi. Menyusur di setiap sendi kehidupan. Tak terkecuali pendidikan. Menjalankan SFH yang melibatkan keluarga nyatanya banyak banget tantangannya. Mulai dari program perencanaan, prlaksanaan, dan efek yang dirasakan oleh anak-anak.

    Doa saya cuma satu. Semoga pandemi ini segera berlalu dan semua kegiatan kembali normal

    BalasHapus
  12. Kalau untuk akademis, anak-anak saya cukup terbantu dengan bimbel. Sebetulnya bukan untuk mempush supaya akademis anak-anak tetap bagus. Tapi, merasa kbm selama PJJ memang masih jauh dari kata memuaskan. Pelajaran tatap muka aja selama belum ada pandemi masih banyak kekurangannya. Apalagi dalam keadaan begini.

    BalasHapus
  13. Anak-anak memang harus beradaptasi dengan sekolah online ini, dan yang paling sulit memang untuk PAUD dan SD ya.
    Pemberian materi selama sekolah online ini rasanya memang jauh lebih sedikit dibandingkan sekolah offline dulu. Kadang materi harus cari sendiri dengan googling di internet.

    BalasHapus
  14. waduh, kocak bener sik emang mama gak cucok jadi guru karena gak sabaran yaaah hehehe

    memang selama PJJ sih paling aku menekankan anak2 untuk belajar memahami isi soal dan menepati jadwal deadline. Isi sebisanya aja, kalau masih ada yang salah yaudah gak papa yang penting sudah mengerjakan

    BalasHapus
  15. sekolah anak saya banget ini, lebih banyak pelajaran pendidikan karakter daripada belajar calistung, mungkin karena masih TK juga sih hehe

    BalasHapus
  16. Aku sering banget jadi 'singa' apalagi kalau anakku badmood, diajak belajar malah main sama teman-temanya. Maklum rata2 di sini masih anak usia blm sekolah.

    Sebenarnya inilah salah satu alasan yang membuatku membatalkan niat untuk homeschooling, kurang sabar ngadepin anak ��

    BalasHapus
  17. Memang rata-rata yang banyak mengeluh soal belajar jarak jauh itu bagi mereka yang berada di tingkat TK dan SD, memang agak sulit diterapkan
    Tapi, pendidikan karakter di rumah jadi lebih bisa dijalankan ya..

    BalasHapus
  18. Buat ibu bekerja agak kesulitan mendampingi anak ini betul banget, apalagi tugas2 dikirim ke nomor hp ortu. Aku yang di rumah aja kadang keteter apalagi mereka.
    Alhamdulillah anak pertama udah mandiri kelas 9 dia gak perlu aku ajari lagi kalau belajar & mengerjakan tugas tinggal pendampingan yang SD aja

    BalasHapus
  19. Aku salfok dengan pantunnya Mba..bener2 banyak terjadi nih. Padahal kewajiban itu ada pada orang tua ya... tapi kita sudah keenakan menyerahkan semuanya pada sekolah hehe..

    BalasHapus
  20. Masa2 pembelajaran yang sulit buat anak2 initu, ga hanya siswa saja tapi guru2 dan pendampingan ortu yang butuh sinegi yaa. Huhuuu semoga saling memahami dan kelak akan menjadi cerita yang indah soal pjj di masa pandemi.
    Smangat buat semuanyaa.

    BalasHapus
  21. Anakku masih TK dan SD kelas 1 jd masih bisa dihandle dgn baik. Cuma aku lemah kalau udah pelajaran agama huhu, apalagi sekolah di sekolah Islam yg banyak hafalan :(
    Tapi ya anakku aku selowin sih mbak.
    Selama di rumah aja selain PJJ, ereka jg belajar nyapu, nyuci piring, menjemur haha, bantu2 emaknya.
    Yg penting di rumah bahagia dulu dan gak bosan deh.

    BalasHapus
  22. Pengen mentertawai keadaan yang tiap hari dialami.
    Berat memang yaa...menghadapi masa pandemi yang segalanya harus jarak jauh.
    Tapi ini mesti dilewati, gak boleh putus asa. Kalau gak bisa...masa gak bisa belajar?
    Ayooo...tetap semangaatt mengajar anak-anak.

    BalasHapus
  23. Setuju mbak kalau kita mau mengajarkan anak terlebih dahulu libatkan dia di dalam setiap tugas yang kita lakukan. Semangat selalu mendidik karakter anak.

    BalasHapus
  24. setuju banget ini kalau harus ajarkan anak dan melibatkannya

    BalasHapus
  25. Sebagai orang tua nggak jarang saya berpikir kalau pendidikan itu cuma soal akademis, padahal sebenarnya nggak demikian. Karena ortu juga perlu mendidik anaknya untuk bisa mandiri dan mengurus dirinya sendiri. Cara termudahnya memang dgn melibatkan dalam hal mengurus rumah. Bertahap sesuai usia. Contohnya seperti yang dilakukan Davin ini.

    BalasHapus
  26. Selama anak-anak school from home kesempatan kita para orangtua untuk mengajarkan pendidikan karakter juga agama dan moral ya mbak, karena bagaimanapun ini dimulai dari rumah

    BalasHapus
  27. Sungguh pandemi ini membuat semua jadi belajar dan berbenah ya mbak. Terutama para orang tua nih. Jadi muhasabaha juga, kalau pendidikan bisa berjalan dengan baik ada peran dari semua pihak dan pastinya didukung dgn sistem yang baik dan peduli. Semangat!

    BalasHapus
  28. Betul banget, memang tantangan berat buat jenjang TK dan SD buat pembelajaran daring seperti sekarang. Harus diakui banyak sekolah yang gurunya belum adaptif dengan kurikulum darurat sehingga tiap hari hanya kirim tugas belaka. Lah ini anakku korbannya, tapi mereka enjoy sih. Yang penting hobi baca dan menggambar (baca komik) ga terganggu, mereka asyik. Untuk pendidikan karakter, kami ya nyisipun ke life skill pekerjaan rumah dan penekanan spiritual. Mudah-mudahan wabah segera musnah, sekolah bisa nomral lagi.

    BalasHapus
  29. bener ortu diuji utk kembali ke fitrahnya sbg pendidik nih, ada plus minusnya, tp bonding jd lebih kuat ya. Ah, semoga corona segera pergi, perlu ketegasan dr pemerintah juga.

    BalasHapus