Blusukan Kantor Gubernur Jawa Timur


Komunitas Love Suroboyo pada (20/1) menggelar blusukan ke kantor Gubernur Jawa Timur. Blusukan kali ini dalam rangka challenge terakhir sebagai bagian seleksi penerimaan anggota baru komunitas angkatan ke III. Dipilihnya gedung yang sekarang menjadi Kantor Gubernur Jawa Timur selain karena merupakan bangunan cagar budaya dan bangunan peninggalan kolonial Belanda, juga adanya tantangan menaiki tangga yang sangat curam menuju jam dinding kuno yang saat ini masih berfungsi dengan baik. 



Para calon peserta blusukan berkumpul disamping tugu pahlawan yang tepat berada didepan gedung. Setelah semua hadir, peserta dikumpulkan berdasarkan kelompok. Satu kelompok berisi 4 anggota dan satu pendamping. 

Shandy selaku ketua komunitas memberi sambutannya didepan lobby. “Kami melihat potensi dan bakat yang kalian miliki. Tetapi juga melihat segi loyalitas. Komitmen kalian kepada LS (love Suroboyo) dan Surabaya pada umumnya. Karena yang berbakat belum tentu loyal dan komitmen. Jangan minder karena semua sama-sama belajar. Jangan lupa saling membaur satu sama lain” ujarnya berapi-api.

Tak lupa Bunda Tri yang merupakan pembina komunitas memberi semangat pada seluruh peserta blusukan dan mengingatkan bahwa untuk dapat peduli pada kota Surabaya, maka kenalilah terlebih dahulu kota Surabaya. Salah satunya dengan cara blusukan seperti ini.



Pukul 08.15 peserta challenge diperbolehkan masuk gedung bagian luar untuk membentuk lingkaran. Dan memperkenalkan diri satu persatu. Disinilah para peserta challenge diberi kesempatan menunjukkan dirinya yang selama ini obrolan mereka hanya seputar di sebuah grup WA. 

Jam sembilan tepat tibalah pak Sumardi pegawai biro umum bagian pemeliharaan gedung kantor menjelaskan sekilas mengenai sejarah bangunan. “sebelumnya kantor gubernur tempatnya di Kembang Jepun sampai tahun 1930” ucapnya. Bangunan bernuansa warna putih sangat megah, bahkan kemegahannya sudah terlihat dari kejauhan karena menara jam dinding diatas. 



Untuk mengetahui sejarah singkat gedung yang dibangun sejak 1929 ini, kita dapat membaca sebuah tugu dengan prasasti yang bertuliskan dua bahasa. Bertuliskan bahwa di gedung ini presiden Soekarno berunding dengan Jenderal Hawthorn untuk mendamaikan pertempuran Oktober 1945 dan gubernur Soerjo tanggal 9 November 1945 jam 23.00 memutuskan menolak ultimatum Jenderal Mansergh sehingga terjadilah pertempuran 10 November 1945.

Ketika memasuki ruang utama kita akan melihat arsitektur yang menarik. Dengan lampu khas budaya Jawa dan bidang lengkung pada pintu yang mengadopsi kubah masjid. Foto gubernur Jawa Timur dari masa ke masa pun mengelilingi dinding atas pintu. Berjalan lagi ke dalam gedung, kita seakan menemukan oase ditengah panasnya Surabaya. Yakni sebuah taman yang rindang dengan gemericik suara air mancur semakin memanjakan mata.

Seluruh peserta blusukan diajak berkeliling dikoridor gedung, sampai akhirnya sampai pada ruang rapat. Meski penerangan ruang rapat tidak dinyalakan, namun kami bisa melihat ornamen di dinding dengan pantulan cahaya dari pintu. 

Setelah berjalan kembali ke koridor, kami diajak naik ke atas menara jam dinding. Disinilah semakin memacu adrenalin mengingat sebelumnya ketua Love Suroboyo telah menginformasikan medan tangga disana. Tangga yang digambarkan dalam foto antara anak tangga satu dan lainnya jaraknya sangat berdekatan. Ternyata tangga menuju jam dinding saat ini sudah mengalami perubahan. Namun ketinggiannya tetap memacu jantung berdegub lebih kencang. Beberapa teman-teman naik sampai keatas menara. Dan Surabaya (katanya) akan terlihat dengan jelas tepat dibawah jam dinding yang masih berfungsi dengan baik itu. Saya sendiri tidak sampai naik sampai tepat dibawah jam dinding karena hal lain.

Photo oleh : Rachmad Juliantono

Sebelum turun kebawah teman-teman menyempatkan berfoto di rooftop gedung. Dengan background Tugu Pahlawan yang merupakan penanda Surabaya, kami bersuka cita melepas lelah setelah menaiki tangga yang curam. Angin semilir yang menerpa wajah seakan ingin menyapu kelelahan kami semua.
Barulah kami semua harus benar-benar turun dan kembali ke lobby. Disana peserta challenge dikumpulkan kembali bersama kelompoknya. Mas Shandi selaku ketua Love Suroboyo menunjuk empat peserta perwakilan untuk menyampaikan kesan-kesan selama blusukan. Adalah Tia, Yuke, Asa dan Raihan yang akhirnya dipilih maju kedepan.

mba Tia memberi kesan acara blusukan

“ini adalah tempat yang baru, banyak orang yang menginspirasi, seru banget, walaupun beberapa hari (dikumpulkan) di grup (WA), asik, temennya seru,menyenangkan mendapat kesempatan seperti ini, terimakasih buat teman Love Suroboyo. Dan kalopun nanti kita tidak semuanya diterima, kita tetep saling suport, tetep saling bantu sama lain” ucap Asa disambut gemuruh tepuk tangan peserta blusukan. 
***

Foto Lainnya sebagai Kenangan Disini

Photo oleh : Rachmad Juliantono

 
Photo oleh : Rachmad Juliantono
Dari kiri : Aku, mba Tia, mba Elizabeth, Cak Raihan. Photo oleh : Edoniar Jery Pratama

Photo oleh : Rachmad Juliantono

Photo oleh : Rachmad Juliantono

4 komentar

  1. Wah bagus ya ternyata dalemnya kantor Gubernur. Jalan jalan ke sana ah. Hahaha.

    BalasHapus
  2. wah gila malah sampai lantai atas :D

    BalasHapus
  3. Keren fotonya dampai di rooftop dengan background tugu pahlawan�� cakep mama luigi...

    BalasHapus
  4. mama Luiiiii, kusungguh envy padamuuuhhh.
    Saya bertahun-tahun kerja di samping kantor Gubernur itu, teman2 kerja biasanya sholat Dhuhur dan Jumatan di situ, beli makan siang di kantin kantor itu, tapi sekalipun saya belum pernah masuk ke dalam kantor ini hahahaha

    Ternyata dalemnya keren banget ya.
    Pengen juga deh ikutan tour kayak gini, udah lama kepo dengan rooftop kantor tersebut :D

    BalasHapus