30 Aktivitas Practical Life Skill Montessori untuk Luigi



Practical life skill atau area keterampilan hidup adalah area perkembangan pertama yang dikenalkan anak pada metode Montessori. Practical life adalah kegiatan praktis yang dilakukan oleh orang dewasa dalam kehidupan sehari-hari. 

Anak-anak secara alamiah ingin kegiatan yang bermakna layaknya yang dilakukan oleh orang dewasa. Mereka juga ingin “bekerja” seperti layaknya orang dewasa. Karena mereka ingin melakukan hal yang bermakna.

Area ini dikenalkan pertama kali pada metode Montessori karena erat kaitannya dengan area perkembangannya lainnya. Misalnya dalam area bahasa, anak butuh menulis. Kemampuan menulis pasti membutuhkan otot jari yang kuat.  Sehingga melatihnya adalah dengan kegiatan menyendok dan menuang.

Meski nampak sederhana, namun semua aktifitas practical life pada intinya bermanfaat untuk mengembangkan fokus dan konsentrasi, koordinasi anggota tubuh, kemandirian dan keteraturan.

Mengapa didalam judul saya tuliskan "untuk Luigi"? Alasannya karena saya sudah melakukan kegiatan ini dengan anak saya, yang saat itu usianya belum genap dua tahun. Dibuku Montessori di Rumah karya Elvina Lim Kusumo, area ini dimulai untuk anak usia tiga hingga empat tahun.

Kenapa Luigi sudah diberikan permainan ini, padahal belum dua tahun? Bukankah idealnya dilakukan saat tiga tahun. Area keterampilan hidup pertama kali saya kenalkan pada saat Luigi 17 bulan. 

Saya sependapat dengan Lessey Britton, founder London Montessori Centre dibukunya Play and Learn bahwa permainan memang dikelompokkan berdasarkan usia meskipun tidak ketat karena perkembangan setiap individu berbeda-beda. Anda adalah orang terbaik untuk menentukan apakah anak siap dan bisa memainkan sesuatu kegiatan.

Area utama practical life skill antara lain :
1.    Menjaga diri sendiri
2.    Menjaga lingkungan
3.    Mengembangkan relasi/tata krama
4.    Kontrol akan gerakan

Aktivitas menjaga diri sendiri diantaranya :


Dressing frame – velcro
Target dari aparatus Montessori ini adalah nantinya anak dapat memakai dan melepas pakaiannya sendiri.
dressing frame velcro

Dressing frame kacing besar
Videonya DISINI

Manfaat dressing frame diantaranya :
Pengetahuan tentang berbagai macam benda yang dapat digunakan untuk mengencangkan pakaian
Kemampuan memecahkan masalah
Keterampilan mendengar berbagai macam suara benda-benda yang berfungsi sebagai pengencang atau pengait
Keyakinan diri dan kemandirian
Koordinasi mata dan tangan
Mengasah otot tangan dan pincer grips

Mencuci tangan dan mengeringkan tangan

Saat batuk, menutup mulut dengan tangan

Menggosok gigi
Luigi pertama kali menggosok gigi adalah saat usianya 19 bulan. Saat itu Luigi mau tidak mau harus gosok gigi karena terapi Oromotorik. Dan Alhamdulillah dia malah ketagihan menyikat giginya sendiri.

Memasang dan melepas sepatu
Sepatu disini adalah yang jenis perekat, bukan dengan tali. Karena usia Luigi masih dibawah dua tahun.

Memasukkan baju kotor dikeranjang
Tidak pernah diajarkan, dia hanya melihat yang kami lakukan.


Aktivitas menjaga lingkungan diantaranya :

Memberi makan kucing
Memberi makan kambing

Memberi makan rusa

Membersihkan tempat tidur

Membuang sampah ke tong sampah
Pada dasarnya anak itu fitrahnya sudah tercipta baik. Mereka akan meniru hal-hal yang baik. Kita tidak perlu menyuruh anak bawa dua tahun untuk membuang sampah ke tong sampah. Secara alamiah jika mereka melihat kita terbiasa membuang sampah ditempat sampah, ia PASTI akan melakukannya juga.

Saya tidak pernah mengajari Luigi untuk membersihkan remahan roti dikasur, saya tidak pernah mengajari Luigi membuang sampah ketempatnya, tapi dia sendiri yang bercermin pada kita, orangtuanya. Bukankah anak adalah mesin foto copy paling canggih didunia ini?

Aktivitas mengembangkan relasi sosial/tata krama diantaranya :

Seperti halnya tulisan saya diatas, tak perlulah anak harus dijelaskan panjang lebar tentang permisi dan meminta maaf. Contohkan dan contohkan adalah cara paling efektif untuk membentuk kebiasaan baik untuk anak usia dini.

Mengatakan permisi
Luigi terbiasa mengatakan “amit” (dalam bahasa Jawa), jika dia sedang berjalan dan melewati orang lain. Dan dia akan bilang “amit” pada orang yang ketika lewat didepannya tapi tidak mengatakan amit.

Meminta maaf
Untuk meminta maaf saya masih berproses mencontohkan. Terutama jika saya sedang tidak mengerti apa yang dikatakan Luigi. Jujur saja, saya masih sering kurang paham “bahasa” Luigi dan sedang berikhtiar menerjemahkan semua yang ia komunikasikan. Baik komunikasi verbal maupun ekspresi.

Pun saya masih berusaha mencontohkan terimakasih dan meminta tolong. Untuk terimakasih, Luigi harus diinstruksi terlebih dahulu. Masih berproses.

Aktivitas kontrol akan gerakan 

Dalam montessori sebelum memulai aktivitas dibawah ini, anak harus didemonstrasikan bagaimana caranya. Istilahnya dalam Montessori adalah presentasi. 

Cara presentasinya adalah dengan memperagakan, bukan dijelaskan. Fokusnya adalah kegiatannya, bukan kita sebagai fasilitator yang banyak bicara. Bukan juga bahasa tubuh kita.

Semua presentasi pada area ini dimulai dari KIRI ke KANAN. Misalnya menyendoknya,  maka arahnya adalah menyendok dari wadah kiri ke wadah kanan. Karena esok menulis arahnya kiri ke kanan. 

Do not tell them how to do it. Show them how to do it and do not say a word. If you tell them, they will watch your lips move. If you show them, they will want to do it themselves. (Maria Montessori).

Selama berkegiatan, anak-anak Montessori diajarkan menggunakan alas kerja. Mulai dari cara membaca alas kerja, membuka alas kerja, melipat alas kerja, sampai mengembalikan alas kerja ke tempatnya.

Pentingnya alas kerja.
Kita tau bahwa prinsip Montessori adalah follow the child. Namun yang perlu kita pahami bahwa membebaskan anak bukan sebebas-bebasnya. Melainkan dengan aturan. Freedom within limits. Dia akan tau area kerjanya jika menggunakan alas kerja. Anak bebas berkegiatan selama di alas kerjanya. Sehingga dia juga menghargai area kerja orang lain.

Kegiatan untuk mengembangkan Kontrol Gerakan diantaranya :

Menuang kacang hijau dari satu wadah ke wadah lainnya

Menuang kerang dari wadah satu ke wadah lainnya

Menuang bijian dengan corong kedua botol yang sama

Menyendok beras ke dua wadah yang sama


Menyendok beras ke wadah yang sama


Menyendok biji jagung


Menyendok kacang hijau


Memindah air dengan sendok, dari satu wadah ke wadah yang lain




Memindah pom-pom menggunakan capitan dari wadah 1 ke wadah lainnya





Memindah pom-pom di tempat es batu


Aktivitas diatas terkesan sepele, “halah apaan nyendok dan tuang-tuang doang”, namun taukah Mama, dibalik aktivitas sederhana ini manfaatnya banyak sekali, diantaranya :

Menguatkan pergelangan tangan (sebagai persiapan kemampuan menulis kelak)
Menguatkan otot jari tangan (sebagai persiapan kemampuan menulis)
Meluweskan tiga jari yakni jari jempol, telunjuk dan jari tengah (pincer grip)
Keterampilan mengasosiasikan apa yang dapat digunakan untuk mengisi wadah
Pemahaman tentang bagaimana mengisi dan membuat penuh wadah
Pemahaman tentang konsep “kosong” “penuh” lewat kebebasan bereksplorasi
Koordinasi mata dan tangan.
Sekaligus mengembangkan sensitivitas indra peraba dengan menanyakan rasanya digenggam,  dan menanyakan bagaimana bunyi bijian yang gemericik

Bermain dengan gelang
Cara bermain adalah kita siapkan 10-15 gelang. Lalu mencontohkan dengan menaruh gelang pada gagang pintu. Luigi harus menggunakan kursi untuk berdiri.

Manfaat aktivitas diantaranya :
Keterampilan mengikuti petunjuk/arahan
Pemahaman tentang benda yang mempunyai elastisitas dan dapat melar
Pemahaman tentang “memasang” dan “melepaskan”
Keterampilan memecahkan persoalan
Kemandirian
Keterampilan memasang satu persatu
Koordinasi mata dan tangan

Memberi makan binatang
Memberi makan binatang area kontrol gerakan adalah dengan menggunakan figur binatang dari kardus. Yang dimana anak akan memasukkan makanan buatan ke dalam mulut binatang. Ini adalah hasil karya ayah Luigi.



Ronce sederhana dengan memasukkan cutton bud di sedotan kecil
Kita siapkan sedotan ukuran kecil dan cutton bud, lalu kita contohkan dengan memasukkan cutton bud kedalam sedotan dan kemudia meniupnya sampe cutton bud keluar. Luigi senang sekali bermain ini.Videonya DISINI

Manfaat permainan ini diantaranya :
Koordinasi mata dan tangan
Kemampuan memecahkan persoalan
Kemampuan mendengar untuk tujuan tertentu
Keyakinan diri
Keterampilan mengikuti petunjuk/arahan
Mengembangkan fokus dan kosentrasi
Kekuatan oral motor dengan meniup

Memasang jepitan target
Kita siapkan kardus bekas sepatu, lalu kita tandai dengan bulatan. Kita contohkan dengan memasangkan jepitan ke bulatan yang sudah kita tandai. 

fokus dan konsentrasi

selesai Mama

Manfaat permainan ini diantaranya :
Koordinasi mata dan tangan
Pemahaman tentang konsep “pasangkan” dan “lepaskan”
Keterampilan berfikir taktis
Keterampilan memasang dan memadukan satu hal dengan hal lainnya
Keterampilan mengamati secara visual

Membuka dan menutup pintu
Kita contohkan cara membuka dan menutup pintu dengan pelan dan hati-hati. Menyuruh anak melakukan hal yang sama. 

Manfaat kegiatan ini :
Pemahaman tentang konsep “membuka” dan “menutup”
Kebebasan bereksplorasi
Keterampilan dorong/menarik/memutar gagang pintu untuk membuka dan menutup
Kemandirian dan keyakinan diri
Koordinasi mata dan tangan
Pengayaan bahasa lewat percakapan tentang gagang pintu, pintu dan keamanannya. Bahwa jika tidak menutup dengan pelan, nanti tangan Luigi bisa terjepit.

Membuka dan menutup wadah
Membuka wadah yang diputar


Tips mama Luigi untuk melakukan aktivitas Practical Life Skill bersama anak

-        Memeriksa kelengkapan material
Apakah masih layak pakai, tidak adakah yang pecah sehingga membayakan jika dipakai, atau biji-bijian yang dikerubutin semut.
-        Semua harus dalam pengawasan kita selaku fasilitator.
Terutama material yang menggunakan bijian karena anak usia bawah dua tahun terkadang masih suka memasukkan benda ke mulut
Dan terakhir, tidak memaksakan kemauan dan kemampuan anak :)



Yuk Mama, melakukan montessori dirumah. Area practical life skill banyak sekali manfaatnya :)



(Baca juga : Sensory Play untuk Luigi)





Referensi bacaan tambahan :
Modul workshop EPL Montessori bersama miss Eva Sidabutar

2 komentar

  1. Luiii aku kangen lihat kamu main. Sekarang main practical life skill apalagi? Udah level masak-memasak dong.

    BalasHapus
  2. How does the Montessori apparatus aim to empower children to independently dress and undress themselves for greater self-sufficiency? Regard Telkom University

    BalasHapus