Kompetisi Balance Bike dan Kemenangan Pertama Luigi


Kompetisi anak usia dini
Hah, anak usia dini sudah diajarin kompetisi? Mengalahkan lawan? sudah diajarin mengalahkan temannya sendiri? Bukahkah para ahli parenting menggaungkan kolaborasi dibanding kompetisi, malah Luigi diikutsertakan lomba. Sebelum ada yang bertanya seperti kalimat diatas, saya jawab dulu ya mengapa anak saya yang masih berusia 3 tahun 3 bulan 8 hari akhirnya diikut sertakan perlombaan.

kompetisi Balance Bike/Push Bike pertama di Surabaya

Tujuan kami bukan mengajarkan mengalahkan lawan yang notabene teman latihan setiap minggu. Melainkan mengajarkan bertumbuh yakni meningkat dibandingkan kemampuan Luigi sebelumnya. Motivasi seperti ini saya pelajari di EP. Yang sebelumnya Luigi hanya bisa dengan lintasan lurus, kali ini belajar lintasan berkelok-kelok yang disiapkan kakak panitia. Sebagai asumsi perlombaan yang kami maksud adalah Push Bike atau Balance Bike. Bidang yang dilombakan jelas ukuran menang dan tidaknya, bukan berdasarkan selera juri. Siapa yang tercepat melewati garis finish, maka dia lah pemenangnya.

Kompetisi ini sifatnya persaudaraan dan kekeluargaan seperti tema acaranya “Fun Race”. Persaudaraan karena semua peserta mendapat apresiasi dengan mendapat sertifikat dan kalung medali. Sejalan dengan motto @pushbikeSurabaya #mencarikawanbukanlawan. Maksudnya dengan acara ini anak-anak akan mendapat banyak teman. Meninggalkan gadget dan beralih bersosialisasi dengan sebayanya yang ragam. Kekeluargaan karena sesuai kesepakatan perlombaan kali ini tidak dibagi kategori usia, melainkan kemampuan yang dilihat selama latihan setiap minggu. Dibagi menjadi kelas profesional, intermediate, dan beginner.

Dan yang lebih penting lagi adalah kompetisi balance bike bukan semata-mata untuk prestasi. Tapi sebagai sarana bermain anak usia dini pada masa usia emasnya. Anak-anak belajar keseimbangan tumbuh kembangnya. Keseimbangan otak kiri dan kanan, keseimbangan fisik dan motorik, kecerdasan berfikir problem solving dan banyak lagi. Anak seusia Luigi energinya sangat besar, butuh ruang untuk menyalurkan dengan cara yang positif. Dan lomba Push Bike sangat cocok mengeluarakan energinya yang meluap.

geng @PushBikeSurabaya

Perjalanan ke Lokasi
Acara bertajuk Ngabuburide #7 Push Bike Fun Race bersama @pushbikeSurabaya, diselenggarakan oleh komunitas @SuroboyoBMX pada 26 Mei 2019 di Taman Skate&BMX Park Surabaya. Secara jadwal registrasi dimulai jam 2-3 siang. Kami berangkat dari Gresik jam 12.15 berharap bisa menyuapi Lui makan di Delta Plaza Surabaya. Ternyata MashaAllah jalan Pemuda sangat padat. Dan parkiran mobil depan mall tidak dibuka. Alhasil belok kanan, menuju arah WTC nyari parkiran mobil. Alhamdulillah nemu juga. Posisinya mall kondisinya juga rame, Lui gak mau masuk mall. Maunya liat ikan di Taman BMX. Akhirnya saya beli Hokben take away. Setelah itu nyusul Lui dan Ayahnya di Taman BMX dan Lui makan dengan lahap sebelum pemanasan lomba.

Jam 2 kondisinya masih sepi, temen Lui belum banyak yang datang. Namun lintasan sudah diatur oleh kakak panitia dari @SuroboyoBMX. Lui dan beberapa temannya yang datang lebih awal, beradaptasi dengan berlatih di lintasan yang dibuat oleh panitia.

mencoba lintasan yang entar dibuat kompetisi

Jam 15.00 baru dilakukan registrasi dan jam 15.30 lomba dimulai. Karena teman-teman dari tim profesional (pro) dan beginner ada yang belum datang, maka peserta yang pertama berkompetisi adalah tim intermediate. Di kelas ini ada Lui, Gibran, Malika dan Brahma.

Semua peserta intermediate melaju dengan kencang sesuai lintasan, tidak ada yang jatuh atau bahkan keluar lintasan. Akhirnya Brahma, Malika dan Gibran nyampe garis finish duluan. Jika melihat video yang direkam Ayahnya, Lui awalnya mendahului temannya, namun karena melihat Ayahnya ada di atas BMX, dia jadi hilang fokus dan melaju ke Ayahnya. Haha. Gakpapa.

Lui mendahului temannya, tapi salfok sama Ayahnya yang ada diatas ngerekam dia main :D

Selanjutnya kelas Beginner ada 2 peserta, Arya dan Arga. Yaampun ini mereka asli lucu banget. Imut gemesin. Jadi mereka tuh kayak gak kompetisi, yaudah seperti maen biasanya. Dan setelah berkompetisi, ya mereka maen perosotan bareng. Kompak bener tim beginner ini. Haha.

Nah kalo yang tim profesional ini banyak, sampe dibagi menjadi 2 kalo gak 3 tim. Ngeri banget liat mainnya mereka. Selain cepat, mereka bisa berbelok dengan lincah dan sangat energik. Nama yang saya hafal di tim Pro ada Rafif, Nana, Javier, Rayyan, Javelin, Reiga, Gerhana, Hasq, Raceqy dan Azriel (kalo ada yang kelewatan kabarin ya, hehe)

Untuk menentukan juara, setiap peserta bermain minimal 3 kali untuk diambil poinnya. Sehingga setiap peserta pasti ada jeda istirahat.

Brahma, Malika, Luigi dan Gibran

Yah namanya anak-anak, pasti ada saja tantangan selama acara. Jatuh dan menangis kemudian merengek meminta pulang. Menangis karena sepedanya dipinjam temannya, dan mau bermain jika dipinjami pengeras suara yang dipakai kakak panitia. Menjaga mood anak tetap stabil sungguh bukan hal yang mudah. Bagaimana anak-anak tetap bertahan di Taman BMX sebagai tempat Fun Race namun tidak bosan. Jadi banyak orangtua membiarkan anak-anak mereka perosotan sampai celana dan baju kotor. Katanya berani kotor itu baik khan?

Kemenangan Luigi
Saat penentuan juara Lui mogok minta pulang. Tapi saya bilang “setelah Lui main sekali, kita pulang ke Gresik dan maen sama Ayah”. Mungkin dia juga sudah lelah. Dan yang terakhir ini Lui urutan ke 2. Akhirnya pengumuman akhir, Lui juara 2 di kelas intermediate.

Balik lagi bahwa tujuan mengikuti Fun Race ini buka semata-mata prestasi, namun sarana bermain. Kalaupun Lui juara 2 berarti Lui lebih fokus, bertahan untuk sampai di garis finish. Berani mencoba tantangan lintasan Fun Race. Mengembangkan rasa percaya diri karena Lui pertama kali mengikuti kejuaraan Balance Bike.

Juara II kelas intermediate Push Bike. Fotonya blur yoben!!! :p

 
Memuji Efektif
Apapun hasilnya, saya sudah menyiapkan diri untuk tak lupa memuji efektif. Yakni fokus memuji usaha Lui. Ketika tahu dia akhirnya juara 2 saya ngobrol sama dia selama perjalanan ke Gresik.

“wah terimakasih ya Nak, Lui tadi udah semangat sepedaan” ucap saya mengawali. (lui mengangguk)
“Lui tadi hebat bisa bertahan sampai garis yang ada papan kayunya (garis finish)”  (ngangguk lagi)
“karena Lui latihan terus sebelum lomba, Lui jadi bisa cepet mainnya. Jadi pas lomba Lui bisa cepet nyampe garis ya. Sehingga Lui besok semangat latihan sepedaan lagi ya”.
Dijawab “iyo Ma” sambil lemes hehe

semua peserta mendapat sertifikat ini, buat kenang-kenangan kalo udah gede ya, hehe

terimakasih hadiahnya kakak panitia, Lui langsung bercerita dengan gambarnya :D

Dan dirumah saya tanyakan “apa Lui tadi senang sepedaan sama teman-temannya?” ketika dijawab senang, saya pun ikut lega.

Bahkan tengah malam dia bertanya pada saya “Ma, teman-teman Lui tadi wes pulang semua blom yo?” (perhatian bener nih anak, padahal udah mau jam 11 malem)
“pas acaranya selesai, yang Lui naik panggung minta gendong Mama, itu teman-teman trus pulang semua”
“oh yoyo”  

Hal seperti memuji efektif ini memang sedang saya biasakan, karena dulu saya abai untuk hal kecil hanya karena berfikir “memang seharusnya” seperti berfikir “Lui emang harusnya kalo lomba ya kudu semangat lah, udah dibilang jauh-jauh hari, udah latihan juga”.

Bayangin kita berangkat dari Gresik jam 12, pulang jam 6 karena menunggu pengumunan juara dan buka puasa sekalian. Lui bisa fokus sampai garis finish, semangat dan tidak ngamuk minta pulang sampai selesai adalah pencapaian buat dia. Apalagi bisa beradaptasi dengan lintasan yang dibuat kakak panitia. Terimakasih atas kerjasamanya ya, Nak. Ini catatan kebaikan Lui yang akan Mama ingat.

buka puasa dulu ya gaes :D

Sehingga, selamat Lui atas pencapaian kompetisi dan kemenangan pertama di usia 3 tahun. Tujuan kita bukan semata-mata prestasi, tapi bermain ya Nak.

Buat #koncodolanLuigi yang lain, tetap semangat berlatih ya. Semoga setelah Lebaran, Lui juga gak bolong-bolong latihannya.

Baca juga : Mengapa Balance Bike Menjadi Pilihan?
Baca juga : Mengatasi Anak Yang Trauma Bersepeda 


3 komentar

  1. Wah Luigi hebat ikh main sepedanya dan motorik kasarnya juga bagus ya ��. Selamat Luigi sayang ��. Oh ya Bun itu sepeda roda 2 ya? Hebat ikh Luigi udah bisa sepeda roda 2 ��. Erysha belum punya sepeda roda 2 nih. Masih ada roda sepeda 3 nya. Jadi termotivasi pengen ngajarin sepeda roda 2 k Erysha buat ngelatih keseimbangannya juga. Tapi sepeda roda 3 nya msh bagus nih. Jdi nunggu dlu kyaknya nih

    BalasHapus
  2. Kalau sepeda balance nya buat sendiri apakah boleh mengikuti lomba,trimakasih

    BalasHapus

  3. Bunda di surabaya komunitas nya dimana ya? Mau sy ikutkan anak saya..

    BalasHapus