Masalah Makan Pada Anak dan Solusinya


Hi Moms, apa sih yang harus dilalui seorang Ibu setelah melewati ASI Eksklusif 6 bulan bayi? Yes, apalagi kalo bukan masalah memberi makan anak, alias dunia MPASI (Makanan Pendamping ASI). Duh duh, apa iya sih bakalan banyak masalah (eh maksud saya tantangan ding), bukankah kalo anak makan tinggal mangap doang, langsung masuk perut, beres ya? Hmm, mungkin itu kayaknya cuma ada di-iklan TV Moms, anak bisa hap hap aja makannya, bahkan minta lagi dan lagi.



Atau mungkin cuman di Instagramnya mbak Andien doang yang anaknya sampe monyong-monyong kalo makan, saking menikmatinya wkwk (atau itu emang direkam pas anaknya lagi nafsu banget yak makannya? *ah lupakan ghibah ini, lol). Ternyata oh ternyata setelah mengalami sendiri dunia makan anak, melebihi sinetron Tersanjung deh episode dramanya. Haha ketauan generasi tua. Biarin !!! :D

Dan ini beneran. Eng ing eng. Berdasarkan penelitian dari komunitas @happyeater.id sebanyak 25% bayi dan anak mengalami masalah makan, 52% anak tidak selalu lapar saat waktunya makan, 42% mengkahiri makan terlalu cepat dan 35% anak mengalami picky eater alias pemilih makanan. Waw, ternyata saya enggak sendiri mengalami masalah makan anak. Diluar sana banyak Mama yang harus jatuh bangun urusan makan anak.

Happy Mama Vs GTM,  sumber foto : panitia

Adalah owner @momanddoc bernama dr. Grace Tanti Putri, seorang dokter dan Mami dari dua lelaki lucu ini, ngadain event bertajuk Happy Mama VS GTM untuk menjawab permasalahan makan pada anak. Dilihat dari judul acaranya, Happy Mama versus Gerakan Tutup Mulut, emang ada hubungannya ya? Ya pastinya dong hihi. Kalo Moms sudah masakin MPASI dengan sepenuh cinta kasih, bergelut didapur sejak Shubuh, trus tetiba waktunya makan, anaknya gak mau makan. Entah menutup rapat mulut dan bahkan melepehnya tak lebih dari satu menit. Pasti sebagai manusia biasa kita bakalan kesel khan (iya khan?). Hayo ngaku sapa yang tersenyum ketika anaknya menolak makan? *langsung senyap tak ada suara *krik krik krik

Wah tenang-tenang, acara bikinan dr. Grace ini gak bakalan bikin Moms cuma meratapi nasib, lalu tersedu-sedu ngumpulin se-baskom air mata karena ngerasa udah jadi ibu yang gak sempurna, dan berakhir saling berpelukan. Bukan. Acara ini sangat edukatif karena mengundang ahlinya dari komunitas @happyeater.id yang malang melintang didunia per-MPASI-an anak, coba cek deh Instagramnya. Mengundang pula seorang blogger (ehem) bernama Angggraeni Septi alias saya sendiri, wkwk (jangan di-bully dong, hiks. Kasih tepuk tangan ya, plok plok plok :p ) dan tentunya dr. Grace sendiri yang mengisi acara ini.

bersama pembicara dan MC 

Dari @happyeater.id ini dihadiri Mom Rasti yang menjelaskan tantangan makan pada anak plus tips memberikan makan pada anak dan sharing Mom Inda Nur Farida yang anaknya mengalami tongue tip dan lip tie namun berhasil bikin anaknya pinter makan. Blogger Anggraeni Septi sharing pengalamannya menangani anak dengan oral motor disorder (gangguan oromotorik). Terakhir sharing YLEO FOR LIFE dari dr Grace, dan memperkenalkan oil untuk GTM.

Dengan background pendidikan psikologi, diawal Mom Rasti menyampaikan reflek menyusu itu beda dengan makan. Puting dan dot bayi tidak membutuhkan banyak gerak atau gusi untuk masuk ke pangkal tenggorokan. Sementara makan membutuhkan koordinasi mata, mulut, dan tentu saja motorik tangan. Jadi jangan berharap anak umur 6 bulan ketika disuapin langsung membuka mulut hap, walau mungkin untuk beberapa anak mungkin bisa. Tapi rata-rata anak belajarnya beda-beda. Belajar anak tidak bisa disamakan. Makan membutuhkan banyak proses belajar.

sumber foto : panitia


Trust yang harus dibangun sounding bahwa makan adalah sesuatu enak, sesuatu yang sehat, yang baik buat dia selain susu. Karena sebelumnya bagi bayi ASI adalah paling enak sedunia dan membuat paling nyaman. Kita berikan kepercayaan bahwa makan ini juga sama proses yang se anak minum ASI.

TANTANGAN MAKAN ANAK
Masalah makan yang buruk pada anak akan menyebabkan masalah tumbuh kembang anak. Terkadang anak menolak makan awalnya dari kumpulan pengalaman makan mereka yang kurang menyenangkan. Misalnya memaksa anak makan, bahkan memaksa menghabiskan yang tentu akan membuat ketidak nyamanan dalam proses makan. Anak menjadi cemas ketika tiba waktu makan.

Anak-anak mengalami masalah makan pasti ada sebabnya. Karena sebab itulah yang akan menuntut para Mama untuk mencari solusi yang sesuai. Berikut ini yang Mom Rasti menyampaikan beberapa penyebab secara umum anak susah makan.

1.       Masalah medis. Hal ini bisa berupa gangguan saraf motorik, gangguam menelan (2 masalah ini adalah yang akan saya sharingkan setelahnya), gangguan sensori pengecapan, masalah pada gigi dan lambung
2.       Faktor psikologis. Yang hal ini timbul sebagai mekanisme antisipasi anak terhadap proses makan. Ekspresi kecemasan atau takut
3.       Lingkungan  yang tidak mendukung seperti anak sedang mengantuk, ruangan terlalu panas, distraksi dari gadget atau TV, dan ruangan yang berisik

TANTANGAN MAKAN GERAKAN TUTUP MULUT (GTM)
Mba Rasti lebih menyukai kata ”tantangan” daripada “masalah makan” supaya para Mama merasa lebih semangat dalam mengatasi masalah makan pada anak. Emang apa sih yang dimaksud dengan Gerakan Tutup Mulut (GTM)?

Mom rasti menjelaskan dengan sangat detail,  sumber foto : panitia


Yang dimaksud GTM adalah anak SAMA SEKALI menolak makan, tidak mau membuka mulut, bahkan disuapi, atau menolak makan sendiri. Jadi kalo anaknya masih mau makan beberapa sendok, meski tidak menghabiskan makanan itu bukan dinamakan GTM ya Moms.

Trauma adalah salah satu sebab mengapa anak menjadi GTM. Selain itu bisa juga karena bosan, anak sedang tidak lapar, anak tidak menyukai makanan yang disiapkan, atau bahkan karena alasan medis. Seperti anak yang mengalami Anemia, Infeksi Saluran Kemih (ISK), sedang sariawan atau tumbuh gigi. Penyebab lainnya bisa karena pemberian makan yang tidak sesuai usia.


MITOS GERAKAN TUTUP MULUT (GTM)
Tenyata gak cuman dunia perASIan doang yang punya mitos-mitos. Masalah GTM pada anakpun juga banyak mitos yang berseliweran. Yang mengkhawatirkan adalah ketika mitos yang berkembang ini lebih dipercayai ketimbang ilmu pengetahuan modern. Menurut penjelasan Mom Rasti, beberapa mitos GTM antara lain :
1.       Beri anak lebih banyak susu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang tidak didapatkan
2.       Beri anak makanan yang lebih lembek/lunak agar lebih mudah dan cepat ditelan oleh anak
3.       Waktu makan diberikan sambil mengajak main, jalan-jalan atau menonton TV sebagai pengalih perhatian agar makan bisa masuk mulut

Dan ketiga hal ini pernah ada dipikiran saya, hiks. Bukannya saya pengakuan dosa, tapi hal tersebut diatas seperti jalan pintas instan supaya anak saya bisa makan. Saya ini pengennya sulap, abracadabra sim salabim semua makanan masuk perut anak, berat badan naik, mama bahagia, sejahtera sentosa, padahal itu semua keliru, Huhu.

Padahal taukah Mom, faktanya :
1.       Susu bersifat mengenyangkan dan sulit dicerna tentunya dampaknya akan menggangu selera makan anak. Ya kalo udah kenyang susu, mana mau anak dikasih makan. Atau kalo laper, dengan sigap Mama nyiapin susu, ya pantesan anaknya GTM. Anak juga punya fitrah kenyang juga khan Moms.
2.       Nafsu makan anak membaik dengan cara menu yang tepat. Tidak hanya menu, namun juga suasana makan yang tepat. Kalo anak lagi maen, loncat-loncat, lari-larian trus tetiba kita bawa semangkuk makanan, ya dia ngerasa kita ganggu dunianya.
3.       Makanan lembek/lunak mengandung lebih sedikit gizi dan tidak mendorong anak untuk mengunyah. Nah ini sejalan dengan yang disampaikan oleh dr nutrisi anak Luigi, saat dia mengalami gangguan oromotorik. Dia makannya lunak terus, padahal bentuk daging asli dengan yang diblender itu gizinya beda Moms.
4.       Makan adalah kegiatan utama, bukan pendamping kegiatan anak bermain, menonton TV atau berjalan-jalan.

Dan yang bikin jleb adalah kata Mom Rasti “mengenalkan kebiasaan dan adab makan yang baik sama pentingnya dengan memberikan sumber gizi”. Hmm, masuk pak Eko!!!

Para mama yang semangat mengatasi masalah makan pada anak,  sumber foto : panitia


TIPS MENGHADAPI ANAK GTM
Berikut tips dari @happyeater.id yang disampaikan oleh mba Rasti untuk menangani anak GTM.
1.       Variasikan menu makanan, nafsu makan anak lebih baik ketika Ibu memiliki lebih banyak pilihan menu. Untuk anak yang lebih besar ajak anak untuk memilih menu makanannya sendiri dan terlibat dalam prosesnya. Misalnya ajak anak ikutan kepasar, membeli bahan makanan, dan ikut serta dalam memproses makanan ketika memasak. Tentu anak akan senang jika dilibatkan secara langsung seperti ini.
2.       Buat suasana makan yang ceria dan tidak membosankan, sediakan akat makan dan makanan yang dapat ia genggam/eksplorasi. Sampai sekarang Mom Rasti memiliki alat makan bermacam-macam ukuran dan warna dan menawarkan anak memilih sendok.
3.       Ajak makan bersama keluarga, di meja makan. Kata mba Rasti anaknya ketika makan rame-rame biasanya mau, karena suasana ramai dan menyenangkan. Jika sedang berdua saja dengan anak, maka caranya dia makan, kita juga ikutan makan.
4.       Hargai selera makan anak, jangan memaksa anak menghabiskan porsi tertentu.
5.       Biarkan ia mengenali rasa lapar dan kenyang. 1 jam sebelum makan, hanya boleh minum air putih. Susu, buah, snack tidak diberikan sebelum makan. Sebelum makan jalan-jalan dulu, liat kucing dulu, kegiatan ini membuat anak lapar, dia tau oh kalo aku ngerasa seperti ini waktunya makan.
6.       Atur jadwal makan yang teratur. Kapan makanan berat, kapan cemilan dan kapan minum susu.
7.       Batasi waktu makan maksimal 30 menit. Anak-anak itu butuh usaha dalam makan,  jika terlalu lama akan membuat oromotoriknya lelah karena mengunyah dan menelan makanan.
8.       Pangku anak jika merasa lebih nyaman atau ia belum bisa duduk sendiri, untuk yang anaknya masih dibawah 1 tahun
9.       Beri keleluasaan anak untuk belajar makan sendiri.


DAN JANGAN MELAKUKAN INI PADA ANAK GTM
1.       Jangan memaksa, jangan memarahi. Jangan memaksa anak makan meski sudah jamnya, karena bisa jadi badannya lagi enggak enak, belum lapar, moodnya belum ok, dan ini harus di amati bener ya Moms
2.       Buat makan sebagai kegiatan utama, tidak dilakukan sambil berjalan-jalan, bermain, apalagi menonton TV
3.       Jangan memberikan minuman selain air putih diantara jam makan anak
4.       Jangan menjadikan makan sebagai hadiah. Pada beberapa Mama cara ini berhasil bikin anak mau makan. Misalnya kalo mau makan boleh liat kucing, namun pliss jangan dibiasakan. Anak harus tau, bahwa makan adalah kebutuhan.


TANTANGAN MAKAN PICKY EATER (si pemilih)
Anak dengan picky eater adalah mereka yang menyukai satu atau sedikit jenis makanan. Tidak mau mencoba atau tidak mudah menerima jenis makan baru. Dikatakan pickyu eater jika makanan sudah dicoba 10-15 kali, baik tekstur dan  rasa yang sama, tapi tetap tidak mau.

MC syantik,  bidan Nita


TIPS MENGHADAPI ANAK DENGAN PICKY EATER
1.       Berikan makanan yang tidak disukainya bersama atau didalam makan yang disukainya. Contohnya jika anak suka bakso tapi tidak suka hati ayam maka, maka masaklah bakso yang terbuat dari hati ayam.
2.       Jangan menawarkan ‘hadiah’ berupa makanan agar ia mau makanan yang tidak disukainya. Karena akan membuat hadiah tersebut terlihat lebih menggiurkan dibandingkan makanan yang tidak disukainya.
3.       Cocolan, cocolan ini misalnya sayur di cocol saus kadang saus keju atau saos tomat buatan sendiri, buah dicocol yoghurt, dan lainnya.
4.       Olesan, misalnya roti dengan olesan buah buatan sendiri. Misalnya roti bakar olesannya buah alpukat, tentu ini akan lebih menarik daripada makan buah alpukatnya saja.
5.       Kemas makanan dengan menarik. Misalnya pancake dihias buah atau crepes isi sayuran.
6.       Untuk anak yang lebih besar, ajak bermain peran (warung-warungan, petani buah, dan lainnya), ikut menyiapkan makanan (belanja bahan makanan, mencuci sayuran, memasak) Untuk anak usia dua taun keatas, ada baiknya terlibat. Dia jadi seneng karena ngerasa "oh ini makanan yang dia bikin".
7.       Cari buku-buku lucu tentang pengalaman makan yang menarik, hubungkan dengan kegiatan makan anak
8.       Sediakan alat makan yang lucu dan kita ajak bercerita. Misalnya kita cerita dari buku yang bahan makan sebagai tokoh utamanya
9.       Dan tentunya berilah contoh yang baik. Kalo pengen anaknya suka makan daging, ya perlihatkan bahwa kitapun menikmati ketika makan daging.


TANTANGAN MAKAN KARENA TONGUE TIE DAN LIP TIE
Sharing pengalaman ini disampaikan oleh Mom Inda, beliau seorang audiori verbal terapi dan banyak bersinggungan dengan anak tuna rungu. Anaknya yang bernama Ken, sejak awal, mengalami drama menyusui yang berdarah-darah. Hal ini dikarenakan Ken mempunyai masalah tongue dan lip tie. Baru ketauannya adalah saat ia berusia 3 bulan. Namun tidak dilakukan insisi karena tentunya akan dibius dan Mom Inda tidak berani mengambil resiko itu meski akhirnya disesali juga.

Mom Inda sharing tentang anaknya,  sumber foto : IG @momanddoc

Efek dari tongue dan lip tie ini tentu saja pada kemampuan menjulurkan lidah, mengunyah dan menelan. Dan ternyata drama MPASI terjadi seminggu awal makan.  Apa yang dilakukan Mom Indah? sebagai seorang terapis Mom Inda rajin menyikat lidah dan gusi meski saat Ken belum tumbuh gigi. Harapannya dengan cara ini, Ken bisa makan. Mengajak Ken bersama keluarga dan makan dengan mimik muka yang ekspresif (atau dalam bahasa mom Inda lebay) agar Ken melihat aura menyenangkan saat makan.

Tidak lupa disiplin dalam adab makan seperti berdoa dan duduk ketika makan. Ketika sudah keluar dari booster seat menandakan proses makan selesai. Saat ini Mom Inda sedang mengurangi gadget saat makan bersama anak, meski awalnya tujuannya adalah untuk merekam proses makan anak.


TANTANGAN MAKAN KARENA ORAL MOTOR DISORDER
Sharing tantangan makan karena oral motor disorder disampaikan oleh mom blogger bernama Anggraeni Septi. Mom Septi alias saya sendiri ini pernah mendampingi anaknya bernama Luigi saat didiagnosa gangguan oromotorik oleh dokter subspesialis nutrisi anak.

mama Lui in action,  sumber foto : bidan nita

Meski saya tau dengan menyampaikan ini akan me-recall kembali perjuangan itu, namun Bismillah tujuan saya adalah berbagi dan membantu mama lain yang memiliki masalah serupa. Percayalah, sampe dengan hari ini saya banyak menerima DM berkaitan dengan masalah makan ini.

Grafik di KMS Luigi naik turun sejak MPASI. Setiap makan lebih sering diemut yang berakhir dengan lepehan. Akhirnya sampai usia 19 bulan, Luigi hanya bisa makan makanan yang lembut dengan cara di blender. Karena curiga, ia saya bawa ke Lab atas nama insting seorang Ibu. Dari hasil lab, Luigi terkena Anemia Defisiensi Besi (ADB).

Baca juga : (Penyebab anak suka mengemut dan melepeh makanan)

sumber foto : bidan nita

Apa itu ADB? Satu diantara banyak jenis anemia, ADB adalah suatu kondisi dimana seseorang tidak memiliki zat besi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Zat besi merupakan mineral penting dalam pembentukan hemoglobin yang berperan dalam perkembangan otak anak serta kekebalan terhadap infeksi. Dari hasil Lab, kata dokter ADB Luigi ini tergolong berat.

Luigi terkena ADB, karena ia tidak bisa makan berserat dan makan daging-dagingan. Karena berdasarkan analisa dokter Luigi mengalami oral motor disorder (gangguan oromotorik).  

Oral motor adalah saraf dan otot mulut. Proses makan terjadi mulai dari memasukkan makan di mulut, mengunyah dan menelan. Keterampilan dan kemampuan koordinasi di sekitar mulut sangat berperan dalam proses makan tersebut. Ketika makan ada koordinasi gerakan menggigit, mengunyah, dan menelan, dilakukan otot dirahang atas dan bawah, bibir, lidah dan banyak otot lainnya disekitar mulut.


sumber foto : panitia

Nah, anak saya Luigi kesulitan mengkoordinasi semuanya dengan mengunyah sampe menggunakan lidahnya memasukkan ke tenggorokan. Atau gampangnya ia kesulitan mengunyah makanan tekstur kasar dan kesulitan menelan makanan padat. Efeknya adalah nutrisi makanan tinggi protein atau kalori yang masuk tidak bisa maksimal.

Diusia 19 bulannya berat badan Luigi 9 kg dan tinggi 78 cm. Berat badan ideal diusianya harusnya minimal 11 kg. Akhirnya karena sebab masalahnya adalah gangguan oral motor, maka dokter merujuk Luigi ke dokter spesialis rehab medik (Sp. KFR) untuk terapi oral motor.

penyerahan kenang2an dari happyeater kepada peserta, sumber foto : panitia

Treatment untuk Luigi di usia 19 bulan yang underweight :
1.       Terapi oromotorik
2.       Terapi zat besi
3.       Minum susu khusus tinggi kalori
4.       Memperbaiki adab makan salah satunya makan tidak digendong :)
5.       Memberi kesempatan belajar untuk menelan dan mengunyah dengan makanan tekstur kadar dan padat
6.       Memberi kesempatan makan sendiri
7.       Belajar sikat gigi

Sekarang usia anak saya 2,5 tahun, berat badannya perlahan naik. Dan ia suka makan. Jika diajak pergi, kami tidak perlu mencari bubur, bahkan membawa blender. Dia makan sama seperti apa yang kami -orangtuanya- makan. Makan apa yang tersedia di meja makan. Hal ini tentu sangat memudahkan. Dengan kemampuan makan yang membaik, kemampuan bicaranya pun mengikuti. Efek dari terapi oromotorik bukan hanya menyelesaikan feeding problem Luigi, namun juga melesatnya kata yang ia sampaikan. Alhamdulillah

Hal yang belum sempat saya sampaikan adalah. Diluar sana banyak para Mama yang anaknya diatas usia Luigi tapi makannya adalah minum susu.  Banyak Mama yang sampai anaknya usia empat tahun terus memberi makan bubur karena itulah makanannya. Percayalah banyak Moms.

Saya bisa saja membiarkan Luigi dengan kondisinya, toh dia bisa makan khan, meski halus,  toh ada susu khusus tinggi kalori, bubur ada dimana-mana,  bisa bikin sendiri pula. Walau tetap ada resikonya. Dengan "kebiasaan" makan tekstur halus sejak kecil pasti kedepan Luigi akan menjadi pemilih makanan.

Namun,  saya mengasuh Luigi bukan untuk hari ini saja. Dengan makan "yang benar" ia akan tumbuh menjadi lelaki yang sehat dan kuat,  hal ini sebagai bekal meraih citanya. Mempersiapkannya didunia yang kadang tak selalu sesuai kondisinya.

Entah besok ia akan naik gunung, ia esok akan berkelana ke pedesaan tertinggal, entah kedepan ia merantau di kota dengan minim fasilitas. Dia harus survive dimanapun dan apapun kondisinya.

Dan saya hanya ingin ia tau bahwa Tuhan memberi fisik sempurna berupa oromotorik salah satunya adalah agar ia bisa merasakan nikmat Tuhan salah satunya rizki makanan. Membuatnya menjadi pribadi yang bersyukur. Semoga.


YLEO MENJADI SALAH SATU CARA MENGATASI MAKAN ANAK
Sesi terakhir acara disampaikan oleh dr Grace memperkenalkan YLEO atau Young Living Oil Essential.  Dr Grace menekankan bahwa EO bukan obat namun manfaatnya sangat banyak, sehingga bisa disebut lifestyle. EO sebagai penunjang hidup dan kesehatan pribadi. Selain mendukung kesehatan fisik, tentunya juga baik untuk keseimbangan emosional. Oil yang dikenalkan untuk anak dengan masalah makan adalah :

dr grace memperkenalkan YLEO


Young Living Lemongrass yang digunakan untuk meningkatkan nafsu makan anak. Cara pakai gampang banget dengan mengoles ditelapak kaki anak menjelang jam makan untuk menggungah selera makan.

Ada juga Young Living Digize yang dipakai untuk mengatasi keluhan pencernaan anak. Misalnya sakit perut, diare, susah buang air besar, masuk angin. Cara penggunaannya dioles ke perut searah jarum jam. Namun jika ada masalah pencernaan dioles berlawanan dengan arah jarum jam.

***

Nah demikian Moms, penjelasan panjang lebar acara Happy Mama VS GTM. Sehingga setiap masalah makan anak, pasti ada sebabnya. Dan setiap sebab masalah pasti ada solusinya. Di akhir acara ada pengundian doorprize dari sponsor dan produk Young Living juga tentunya.

Acara yang diselenggarakan di MAKMU Surabaya ini,  dihadiri 30 mama mama pembelajar yang semangat dan antusias.  Keren :)

hadiah dari para sponsor buat seluruh peserta,  sumber foto : panitia

Sehingga dunia enggak akan hancur gegara masalah makan anak ya Moms. Kalo kata Mom Rasti,  Happy mama, stay calm and find joy !!!
Jangan merasa bersalah. Anak belajar makan itu gak bisa 2-3 hari selesai. Jika anak gak mau makan siang, masih ada makan malam. Tenangkan diri dan menerima setiap penolakan makan anak sebagai proses belajarnya. Jangan menganggap proses makan seperti arena tempur atau perang. Anggap makan proses bermain sama anak. 

Pupuk kesabaran seluas samudera. Dan latihlah terus menerus karena SABAR adalah SKILL. Sesekali me time untuk mengembalikan energi postif juga enggak dosa kogh Moms. Karena Ibu bahagia bikin anak bahagia, suami bahagia, otomatis keluarga menjadi bahagia. Karena Moms super disini adalah mataharinya keluarga yang menyinari rumah dengan semangat dan kesabaran.


foto bersama owner @momanddoc dr Grace, seseorang dibalik acara happy mama vs gtm 

18 komentar

  1. wkwkwkwk... btw kepo ama ghibah online masalah Andien, masih belum ngeh, kenapa si sesembak banyak haternya ya? apa karena anaknya sempurna banget kali yak? hahahah
    Btw, saya lagi deg-degan masalah oral motorik yang di alami mom Septi itu, cantik banget ya mom Septi itu, sharingnya manfaat banget, sayang saya gak ikutan, hahaha.

    etapi serius, si bayi saya kok menunjukan tanda-tanda oral motorik ya?
    Semoga saja hanya kekhawatiran saya, soalnya di usianya yang hari ini tepat setahun, dia belum bisa makan makanan kasar.
    Maunya bubur dan makanan berkuah, kalau enggak di emut aja sampai berjam-jam bahkan kadang sampai kesedak, syediihhh emaknya

    BalasHapus
  2. Masalah anak susah makan memang bikin mumet orangtua, ya. Beruntung kalau ada pakar yang bisa diajak diskusi.

    BalasHapus
  3. Mba... Thank you sdh menulis ini. Aku bookmark yaa krn ini kndisi yg sdg aku alami skrg.

    Anakku bbrp hari yg lalu suka lepeh makanannya. Atas dasar masukan mertua, aku coba ngasih makannya smbil digendong, smbil main, sambil nonton TV. Ternyata gak ngefek!

    Dan setelah drama² itu, apalagi klo di rumah mertua (you-know-what-i-mean), aku pulang ke rumahku dan coba memberi makan anak sambil aku makan dan memberinya sendok. Masya Allah anakku makan lahap dan dia senang.

    Ah mba terima kasih ya sdh kasih ilmu segini berharganya. Love! :)

    BalasHapus
  4. Banyak faktor ya Mba yang bikin anak malas makan..

    BalasHapus
  5. Kasih contoh...ini yang susah.
    aku ini picky eater Mbak (kalau sudah ibuk-ibuk boleh pakai istilah ini enggak kwkwkw)
    Untung suami enggak ( tapi jangan bilang anakku yaa hahaah)
    Jadi pas makan bersama masih ada yang dicontoh mereka. Bapake suka sayuran mentah maka dua anak pun sama, dan lainnya Alhamdulillah.
    Tapi GTM ini aku ngalami pas anak kedua...beda dengan kakanya yang lhaplhep makannya, si Adik lebih banyak dramanya...tapi ya itu tadi memang harus dicari penyebabnya dan masing-masing anak memang berbeda dan sebaiknya jika itu sudah jadi masalh ya harus dikonsultasikan ke dokter..:)

    BalasHapus
  6. alhamdulilah kedua anakku termasuk yg gampang makan

    BalasHapus
  7. Jd inget waktu ku kecil aku termasuk yg agak susah makan tapi ga sampe SUSAH SEKALI yah mom.. ak ampe dicekokin minyak ikan dan cekokin jamu (jaman kapan yah ini) tapi alhamdulillah skrg ak malah subur haha..

    Kalo diliat fenomena skrg banyak temen2ku yg bikin mpasi sendiri mom dan variatif setiap harinya.. mudah2an anak2 jd doyan makan yah

    BalasHapus
  8. Punya lima anak itu memberikan pengalaman yang heboh soal menyiapkan makanan. Kelimanya tidak sama dalam hal selera makan dan nafsu makan. Putra sulung paling malas makan maunya susu melulu, putra kedua dan ketiga mamanya yang kewalahan, maunya makan terus (maafin Nak saya gosipin kalian). eh putra keempat dan adiknya ikutin kakak sulung juga.

    BalasHapus
  9. Mba ini sharingnya baguuus banget, mau saya kasih tau ke kakak saya ah. Soalnya ponakan kalo makan susah banget mba, dari ibunya, yangkung dan yangtinya serta saya ontynya udah kewalahan buat nyuapin. Kadang bener sih pakai handphone mau mangap makan tapi makananya hanya di emut ujung2nya di lepeh dan ternyata sambil nonton video gak boleh ya mba. Waduuuuh. Tapi ada solusinya ya untuk memberi makan yg bervariasi bisa jadi juga karena si ponakan mungkin bosan sama menunya. Makasih ya mba sharing kerennya ini 👍🏻

    BalasHapus
  10. Keren nih mbak Septi jadi salah satu narsum. Sharingnya pun lengkap dan padat. Pas juga dg kondisi saya sekarang. Bener, nih. Anak saya (25 bulan) kadang ga mau makan kalo dia pas asyik main. Ternyata harus tau caranya, ya. Dia udah mulai makan makanan keluarga, sih. Thanks ilmu2 nya ya, Mbak. Sehat terus untuk Luigi-nya :)

    BalasHapus
  11. Anak sya termasuk yg malas makan sayur. Klo makan kesana kemari mulu hehe

    BalasHapus
  12. Wah gak nyangka Lui dulu sempat didiagnosis ADB ya mba.. semoga sehat terus Lui!
    Anak-anak saya juga kalo makan selalu gak dibolehin sambil mainan apalagi diajak jalan-jalan, puji Tuhan dua-duanya gak ada yang ngemut atau ngelepehin makanan. Susu pun gak dikasih jor-joran. Anakku yang kecil malah nggak doyan sufor. Maunya asi aja. Sekarang mulai mau dikit-dikit UHT.

    Keren Mba Septi, keep on shining!

    BalasHapus
  13. Lengkap betul infonya, Mama. Suip, pasti bermanfaat buat semua ibu dengan masalah serupa. saya sempat juga, sih, sama Najwa. emang Najwa sm Najib ini beda kalau soal selera makan, meskipun badannya ceking semua, hehe. Kalau Najib dulu saya awali dengan BLW, jadi udah terbiasa makan apa saja. kalau najwa emang sangat hati2, muali puree terus bertingkat sampai makana kasar. Alhamdulillah tantangannya beda, tapi ya nikmati saja. Nice sharing Mama.

    BalasHapus
  14. Terima aksih sharingnya..aku baru tau nih tentang tongue dan lip tie. Semoga anak anak kita tetap semangat makan ya. Jadi inget obrolan dengan tan, bahwa anak anak jaman sekarang itu nangis karenA disuruh makan, berbeda dengan anak.jaman dulu yang nangis karena tidak ada makanan hehehe

    BalasHapus
  15. Masalah makan pada anak memang sering terjadi. Anak suka pilih-pilih makanan, sulit mengenal makanan baru, orangtua menjadi tertantang untuk lebih kreatif mengatur menu makanan anak.

    BalasHapus
  16. Ini tuh yang lagi aku butuhin banget karena problem dengan semua keponakan yang males makan kecuali makanan favorit mereka.Berasa disuruuh makan duri mereka tuhh hiks hiks hiks

    BalasHapus
  17. Artikelnya bagus mba, membuka wawasan ibu2 yg anaknya susah buka mulut saat disuapin. Kl temenku akhirnya menyerah, dibiarkan anaknya ga makan, tau2 si anak lapar, dan pasti makan dengan lahap. Tapi kan setiap keluarga pny pola parenting yg berbeda2, ya kan?

    BalasHapus
  18. Mengasuh anak bukan untuk hari ini saja ...

    Setuju mbak.

    Kadang orangtua sudah merasa 'lepas' kalau anaknya sudah makan. Tp mengabaikan bagaimana proses makan anaknya. Asal anak mau makan, orgtua ga keberatan memberikan menu yg sama setiap hari.

    Makasih infonya mbak, reminder juga buat aku nih agar ttp optimis sbg orangtua.

    Peluk sayang untuk Luigi ya Mbak.

    BalasHapus