Sekolah Pertama Luigi di Yamaha Music School Surabaya


Akhirnya setelah perenungan beberapa purnama tibalah memutuskan untuk menyekolahkan Luigi. Hah, masak masih piyik udah disekolahin sih? Gak kasian? 


Yaya, saya termasuk orang yang berpandangan bahwa rumah adalah tempat pembelajaran anak terbaik bagi anak seusia Luigi. Bersama orangtuanya. Terus sekolahnya ngapain? Sekolah yang saya maksud disini adalah sekolah musik. Luigi akhirnya saya sekolahkan musik diusianya sekarang 2 tahun.





Masalah selanjutnya adalah mana sekolah musik yang mau menerima usia 2 tahun. Setelah mencari-cari mana sekolah musik yang sesuai dengan usia Luigi, akhirnya ketemu di Yamaha Music School. Mungkin sekolah musik ini sudah tidak asing ditelinga para penggemar musik ya. Apa nama kelasnya? Music Fantasy.


Apa pertimbangan menyekolahkan musik Luigi?

Pasti keinginan saya sendiri sebagai Mamanya. Haha. Saya dulu adalah anak yang sebenarnya menyukai dunia seni, entah seni musik, seni tari dan seni lainnya. Namun, keinginan ini tidak terpenuhi saat saya masih kecil. 


Sejak kecil saya HANYA disuruh belajar akademik, tanpa les. Seingat saya pernah 2 kali diikutkan lomba nyanyi saat SD, dan berakhir kalah. Ketika SMP saya bisa memainkan seruling dan gitar. Namun, sekarang sudah lupa. Saat SMP menjajal kembali kompetisi tarik suara, dan pernah juara I dan II. Pernah juga menyanyi di acara pernikahan. 


Sampai sekarang kesukaan saya yang tidak berubah adalah tidak lupa mendengarkan musik, terutama musik berirama lambat. Dan nontonin youtube konser-konser penyanyi solo luar seperti Mariah Carey.



Luigi di acara nikahan tetangga


Baca juga : (Indahnya Masa Kecilku)


Hah berarti Mamanya egois dong, keinginan masa kecil yang tidak terpenuhi dipaksakan ke anaknya. Kalo Luigi tidak suka gimana?


Luigi sejak diperut sudah saya dengarkan musik klasik punya kakek Mozart dan Bethoven. Namun tidak lama, karena setelahnya saya memakai alat prenatal education BabyPlus. Setelah dia lahir lebih banyak ia diperdengarkan dengan lantunan ayat-ayat Al Qur’an baik melalui TV atau speaker kecil. 


Saya pun rajin bernyanyi didepannya, entah saat bermain atau sebelum tidur. Dan ketika usianya 26 bulan -usia dimana ia mulai banyak mengeluarkan kata- Luigi mulai suka berjoget.

Hampir setiap pagi ia kerumah tetangga hanya untuk meminta diputarkan kaset dangdut. Dari kaset musik dangdut itulah Luigi juga mulai menyanyi, meski saya juga tidak paham artinya. Ia pun suka meminjam alat musik khas lagu dangdut yakni gendang milik tetangga. 


Akhirnya oleh Ayahnya dibelikan sendiri di kawasan Sunan Ampel. Ia juga memainkan gitar (milik keponakan) sambil menyanyi dan berjingkrak. Senang dengan suara mini keyboard yang saya belikan di ELC.

 


Kegiatan sehari-hari dirumah


Sekarang diusia 28 bulan, kegiatan Luigi adalah membuat konsernya sendiri. Menata wadah biskuit Khong Guan, mini drum, tempat krupuk Ibuknya, gendang dan kursi untuk digebukin ala pemain drum. Dan itu dia sambil nyanyi (yang tidak jelas karena ia karang sendiri). 


Sebelum budhenya berangkat kerja, ia pasti duduk disamping sebelah kanan sambil mendengarkan musik yang budhe putar dari gawainya. Kadang sambil berjingkrak, atau manggut-manggut mengikuti irama musik.



Konser kecilnya sendiri



Menyanyi lagu ciptaan sendiri



Lebaran didesa kemarin, saat diajak ke gunung rumah Bapak, ia bertemu beberapa gendang dan mic di musholla. Akhirnya konserlah ia, sambil memegang mic ditangan kiri dan menabuh kendang ditangan kanan. Tidak lupa kaki berpindah ke kiri dan ke kanan. Sambil kepala bergoyang bergantian.



Di musholla desa Panggul, Trenggalek


Dari situlah akhirnya saya ingin menyalurkan masa sensitif Luigi pada musik. Sekolah musik menurut saya adalah tempat yang tepat karena disana memiliki kurikulum yang jelas. Dalam hati terdalam saya pun ingin kelak ia bisa memainkan minimal satu alat musik yang dikuasai.

 

Saya tidak berpatokan artikel di internet bahwa musik bisa meningkatkan kecerdasan anaklah, menstimulasi otak kananlah, membantu dalam proses belajarnya kelaklah, apalah. Tidak. Saya hanya ingin Luigi bahagia dengan musik. Itu saja.




Nyanyi dirumah sesuka hati :)


Di Yamaha Music School sesuai dengan target karena Luigi tidak dilepas sendiri dikelas. Siswa harus didampingi satu pendamping untuk masuk kelas dalam setiap pertemuan. Sehingga buat saya, bayar satu untuk belajar berdua. Luigi senang, saya pun juga senang karena ikut belajar. 


Durasi belajarnya pun tidak lama, hanya 40 menit setiap pertemuan. Sesuai dengan rentang konsentrasi anak 2 tahun yang masih pendek. Satu kelas maksimal diisi oleh 10 siswa, jadi guru bisa fokus pada setiap muridnya.

 

Beneran Luigi bakalan suka belajar disini?


Saya pun tidak serta merta langsung daftarin Luigi disini. Saya melibatkan dia dengan mengikutkan Luigi pada kelas trial. Kelas coba gratis ini saya manfaatkan untuk mengenalkan Luigi gimana suasana belajarnya, pengajarnya, teman-temannya, juga apa yang dipelajari disana. 


Saat itu ada 4 anak lain seusia Luigi yang juga ikut kelas trial. Pengajar kelas ini adalah Miss Elsa yang sangat ramah dan sabar. Ia begitu totalitas mengajar dan sangat ekspresif. Menguasai anak-anak yang kadang berlarian.

 

Bagaimana respon Luigi dikelas trial? Apakah dia senang dan antusias? Ternyata pasif. Namun saya memahami bahwa ini adalah tempat baru buat dia, dengan orang-orang baru yang baru ia kenal. Sehingga wajar Luigi masih beradaptasi.

 

Akhirnya saat keluar kelas trial, ia masuk di kelas drum. Tanpa mikir panjang, ia minta saya untuk menaruhnya pada kursi. Saat sudah duduk dengan posisi pas dan menemukan stick, ia langsung menggebuk drum. Seketika itu Luigi ceria lagi. Ini videonya :)

 



Tidak hanya masuk di kelas drum, kami juga masuk di kelas keyboard. Saat keyboard dinyalakan, ia dengan percaya diri memencet tuts dengan sumringah. Alhamdulillah.




Saya pun juga bertanya pada Luigi, apa dia mau belajar disini? Ia pun menjawab "iyo Ma"

Respon terakhir Luigi inilah yang membuat Ayahnya mengabulkan keinginan saya menyekolahkan Luigi disini. Dan tanpa pikir lama memutuskan membayar uang pendaftaran. Terimakasih ayah Adit 😍

 

Apa yang kedepan dipelajari Luigi di Yamaha Music Fantasy?


Ini saya tuliskan lagi dari booklet Yamaha Music School ya, tidak saya tambah dan kurangin.

 

Di “Music Fantasy” anak-anak akan memiliki berbagai pengalaman musikal seperti kegiatan mendengarkan, bernyanyi, dan berirama di dalam pelajaran kelas, anak-anak akan mengembangkan suatu pendekatan tentang bagaimana cara “Mendengarkan musik dalam diri mereka". 


Dimana “berkosentrasi dalam mendengarkan musik” akan menjadi salah satu dasar yang penting untuk dapat tertatik dan menikmati musik di masa depan.

 




I LOVE SINGING

Anak-anak akan menikmati kegiatan bernyanyi bersama dengan orangtuanya. Mereka akan memperoleh kegembiraan dalam menyanyikan berbagai jenis lagu, misal : lagu-lagu dengan ekspresi yang indah dan lucu, dengan emosi yang dalam, bermain dengan tangan dan lirik lagu.


JOYFUL RHYTHM

Anak-anak bebas berekspresi lewat seluruh tubuhnya dalam merasakan irama lagi. Dengan memainkan berbagai jenis instrumen perkusi, mereka akan memperoleh pengalaman tentang berbagai karakteristik irama lagu dan dapat merasakannya.


JOYFUL LISTENING

Dengan mendengarkan berbagai jenis musik, orangtua dan anak-anak akan mengekspresikan apa yang mereka rasakan dengan menggunakan gerakan tubuh. Kami mengenalkan suatu pendekatan tentang bagaimana berkosentrasi dalam mendengarkan musik.


MUSICAL FANTASY

Anak-anak mendengarkan musik sambil memperluas imajinasi mereka dengan berbagai cerita dan ilustrasi di buku. Mereka akan mengembangkan kepekaan kreatif mereka melalui kombinasi antara cerita, gambar dan musik.


TEACHER’S RECITAL

Di dalam setiap pelajaran di kelas, guru akan memainkan Piano atau Electone untuk anak-anak dan orangtua. Dalam atmosfir kelas yang indah ini kami mengenalkan anak-anak suatu pendekatan tentang bagaimana cara mendengarkan musik.

 

Masa belajar kelas Music Fantasy adalah satu tahun. Kelas lanjutan adalah Music Wonderland usia 3 tahun. Waktu belajar 36x pertemuan selama satu tahun.


Berapa biaya di Yamaha Music Fantasy?

Biaya per bulan : Rp. 470.000

Harga Buku : Rp. 285.000

Biaya pendaftaran : Rp. 400.000

 

Oia Yamaha Music School lokasinya juga tidak jauh dari rumah di Surabaya. Perjalanan ditempuh menggunakan sepeda motor berdua dengan Luigi masih realistis. 


Hal itu juga yang menjadi salah satu pertimbangan. Karena kedepan pasti saya yang bakalan nganterin setiap pertemuan. Kalau jauh, mungkin saya tidak akan memaksakan diri untuk mendaftar disini.  Yakni di Jl. Sulawesi 27 Surabaya.



Semoga Luigi kerasan ya, sekolah disini. Dilewati setiap tahapan belajarnya dengan semangat. Tidak pernah membolos dan datang tepat waktu. Semoga dengan pengalaman ini, semakin baik insting bermusiknya. Esok bisa mengekspresikan diri secara positif, salah satunya dengan musik :)

 


23 komentar

  1. Semogaaa lancar terus yaaa.. kalau suka musik memang bagus dikembangkan sejak kecil

    BalasHapus
  2. Dek Luigi kamu kece banget sih. Gemesss!
    Sukses belajarnya ya dek, jadi anak yang membanggakan Ayah Bunda.

    BalasHapus
  3. Duh senengnya Luigi belajar musik.
    Aku dulu pengin juga Mbak waktu anak masih kecil, tapi pas anakku umur segitu belum kuat bayarnya plus kami tinggal nun jauh di desa di Sumatera
    Dan ternyata pas si sulung usia SD kelas 5 baru mulai belajar piano, sudah enggak tertarik lagi hiks! Padahal kadung beli. Jadi deh yang belajar di rumah Bapaknya.
    Kesimpulannya dari kasusku, lebih baik secepatnya belajarnya. Sejak dini lebih baik lagi. Jadi anak belum tergoda yang lainnya. (gawai, dll)

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah seru nih mba Dian sering dikirimin lagu romantis dari jemari suaminya hihi :D

      Hapus
  4. Ya ampuun, keren banget siih. Saya dulu katanyaaa punya bakat di musik, tapi tanpa dukungan akhirnya terlupakan dengan sendirinya 😁😁 Nah, anakku saya lihat seperti tidak demikian, walau suka menyanyi dan menari. Nanti katanya mau ikut ekskul nari di tk nya. Saya arahin sesuai minat aja, biar gak kayak saya 😅

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah seru nih ikut les tari, kayak SD saya dlu mbak

      Hapus
  5. Anak2 saya sejak.tk sdh pd minta sekolah musik, tp waktu itu emaknya blm punya waktu.
    Saat anak2 sd aku baru bisa nyari sekolah musik & Yamaha lah pilihanku. Si kk les gitar & si Ade les.vocal dg piano. Alhamdulillah dpt diskon besar saat mau beli piano, karena murid sekolah musik yamaha. Seneng dengarnya klo anak2 lg main musik..hehhe

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah semoga Luigi bs konsisten seperti anaknya ya Bu Srie :) amin

      Hapus
  6. Wah Luigi lucu selali. Sepertinya kesukaannya pada seni berasal dari mamanya yang juga suka seni. Jadi pengen denger Mama Luigi nyanyi juga hibihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. tes tes *sambil genggam mic
      mau request lagu apa nih bund? hehe

      Hapus
  7. Saya masih galau mau daftarin Najwa. Anaknya minta les tahun karena memang sudah kami tunda sejak setahun yang lalu. Penginnya kalau daftar bisa dua-duanya, jadi skalian antar jemputnya. Saya etuju, Mbak. Kalau bisa lebih cepat ya lebih baik. Mumpung anak sedang tertarik

    BalasHapus
  8. Luigiii, the maestro... kita tak perlu pandai di semua hal, cukup ahli di satu bidang dan insya Allah bisa bermanfaat bagi sesama.

    BalasHapus
  9. wahhh hebat Luigi sudah ikut kelas musik. Semoga lancar terus ya sayang :*

    BalasHapus
  10. mba aku salah fokus sama nama anaknya, unik dan keren deh "luigi" hihi.. btw semangat terus luigi, semoga semakin terampil

    BalasHapus
    Balasan
    1. amin, makasih ya mbak. Hehe dari bahasa Itali mbak, Luigi :)

      Hapus
  11. wah pinternya Luigi, udah punya minat musik sejak kecil ;) emang turunan mamanya nih. kapan diajakin ke Gresik lagi mbak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. semaunya dia aja, meski seringnya enggak mau diajakin ke Gresik hahaha :D

      Hapus
  12. Lui keren banget sih, suka banget kayaknya ama musik.
    Memang sebaiknya usia segitu diperkenalkan dengan musik lebih mendalam, biar keluar bakatnya jika memang berbakat.

    Darrell juga dulu pernah saya daftarin di Yamaha music pas usianya 3 tahun waktu kami di Jombang, sayangnya dia malu, gak mau sama sekali, padahal di rumah di tanya mau, sampai di sana gak mau hahaha.

    Kalau saya lebih ke hobi suka nyanyi saja, main alat musik satupun gak bisa, hahaha.
    Maksudnya dulu kenalin Darrell musik biar tau, bener gak dia ada bakat di musik, eh ga taunya pemalu juga kayak emaknya.
    Lui keren deehhh gak pemalu :*

    BalasHapus