Saat saya ikutan Diklat Guru TK Islam, ada
pembelajaran bernama seni lukis dan mewarna. Sang pengajar bernama Kak Anang
Baret selalu mengatakan pada kami, bahwa ajarkan anak-anak usia dini untuk melukis.
Melukis bisa menstimulasi otak kanan. Yang lebih penting adalah bisa
mengendalikan emosinya. Beliau juga menyarankan kami, jika memiliki anak
dirumah masukkan ke sanggar lukis. Saya cuma manggut-manggut aja dibilangin.
Disaat bersamaan saya dikirimin sahabat sebuah video dari
dr Tiwi yang membahas mengenai stimulasi anak. Inti dari video tersebut adalah
bahwa anak di masa emas stimulasilah otak kanannya terlebih dahulu. Dibawah 3
tahun yang paling utama harus dikembangkan adalah otak kanan dan motorik kasar
halusnya. Kegiatan tersebut meliputi lari, nyanyi, main petak umpet, bersepeda,
mengenal emosi dan untuk stimulasi masalah logika atau berhitung itu nanti dulu.
Dr Tiwi menjelaskan bahwa otak berkembang saling mempengaruhi.
Anak yang distimulasi otak kanannya terlebih dahulu,
akan “nyetrum ke sel-sel lain”. Pasien dr Tiwi, anak dari orangtua seniman, selalu
bagus perkembangannya, karena menurut dr Tiwi orangtua mereka menstimulasi
awalnya dengan mengasah otak kanan. Logika nanti dulu. Pentingnya stimulasi pada anak karena otak anak tidak mengenal
teknis orangtua. Dia tetap berjalan terus. Otak tidak berfikir “oh ini mama
lagi meeting, papa keluar kota, otak
gak nunggu, terus aja tumbuh” jelasnya lagi. Dr Tiwi juga mengingatkan permainan
macem-macem buat anak memang penting tapi harus ada orang yang ngajak bermain.
hasil melukis Luigi 25 bulan |
Salah satu kegiatan anak yang menstimulasi otak kanan
anak adalah kegiatan melukis. Anak-anak diberi kesempatan bermain dengan warna
dan berimajinasi dengan olesan warna yang digoreskan. Setelah finger painting, Luigi (25 bulan) saya
ajak untuk melukis menggunakan cat air. Yeyy :D
Baca juga : (Manfaat Finger Painting untuk Anak Usia Dini)
melukis menggunakan media kertas karton |
Baca juga : (Manfaat Finger Painting untuk Anak Usia Dini)
menggerakkan tangan untuk membuat warna dalam goresan |
Alat yang dibutuhkan :
Buku gambar A3
Kertas karton warna putih
Selotip
Kuas (saya menggunakan Faber Castel karena ukurannya
pas dan bulunya lembut)
Cat air (saya pakai merk Titi beli di toko buku)
Wadah cat air warna putih (agar semakin terlihat
jelas warnanya)
Sedikit air
Pakaian khusus bermain cat
Teknis bermainnya :
Pakaikan baju khusus untuk melukis, agar ketika
terkena cat meminimalisir kita untuk membatasi geraknya, apalagi “mengomel”
hanya gegara kaos dan celana yang kotor karena penuh cat.
Jika menggunakan karton, bentangkan karton di tembok
atau ditempat manapun yang pencahayaanya baik. Saya menempel karton di pager. Kemudian
setiap pojok karton saya selotip agar karton tidak mudah bergerak.
Siapkan kuas dan wadah cat air. Beri maksimal tiga
warna sebagai perkenalan. Di metode Montessori pengenalan warna awal adalah
warna merah, kuning dan biru. Beri sedikit air dimasing-masing warna, aduk
rata.
Minta anak untuk mencelupkan kuasnya pada cat warna
kemudian menggoreskan cat warna pada karton yang telah ditempel. Ajak ia
mencoba menggoreskan warna yang lain. Beri kesempatan anak untuk mencoba dan
berkreatifitas.
Yang kita lakukan sebagai
fasilitator :
Amati gerakan tangannya. Saat ia mencelupkan kuas ke
dalam wadah cat air. Bilang kepadanya untuk menggoreskan warna sesukanya. Terserah
mau warna apa saja. Bahkan beri kesempatan untuk mencampurnya.
Jangan lupa kita minta ia untuk menceritakan apa yang
telah dibuat. Kemudian keringkan di bawah sinar matahari, dan pajanglah “karya”nya
di dinding tembok rumah.
Kata guru lukis saya, didalam seni tidak ada benar dan salah. Jadi jangan pernah berkomentar yang menjatuhkan. Bangun semangatnya untuk memcoba lagi dengan memuji karena telah membuat lukisan yang indah.
Kata guru lukis saya, didalam seni tidak ada benar dan salah. Jadi jangan pernah berkomentar yang menjatuhkan. Bangun semangatnya untuk memcoba lagi dengan memuji karena telah membuat lukisan yang indah.
berani kotor itu baik |
Melukis untuk anak usia dini
bermanfaat untuk :
Stimulasi otak kanan
Kreativitas
Mengembangkan imajinasi
Kebebasan bereksplorasi dengan menggunakan cat air
Koordinasi mata dan tangan
Pengenalan warna primer (merah, kuning dan biru), juga warna lainnya
Sains sederhana dengan eksplorasi pencampuran warna
Sains sederhana dengan eksplorasi pencampuran warna
Menguatkan otot jari saat memegang kuas sebagai
persiapan menulis (memegang pensil)
Melatih kesabaran, karena untuk membuat karya lukisan dia harus berproses menguas satu persatu
Pengayaan bahasa saat Luigi menceritakan hasil
lukisannya
Pada beberapa anak melukis bisa sebagai sarana berkomunikasi
Menyalurkan emosi dan
Menambah rentang konsentrasi anak sebagai bekal belajar kelak
Pada beberapa anak melukis bisa sebagai sarana berkomunikasi
Menyalurkan emosi dan
Menambah rentang konsentrasi anak sebagai bekal belajar kelak
Variasi permainan :
Setelah ia melukis bebas, berilah ia tantangan dengan
melukis pada area tertentu. Misalnya buatlah lingkaran pada buku gambar atau
kartonnya dan mintalah ia untuk melukiskan diarea yang ditunjuk. Dengan variasi
ini manfaatnya mengembangkan pemahaman lebih lanjut mengenai batas/area.
Langkah-langkah lanjutan yang saya lakukan bersama
Luigi adalah melukis menggunakan crayon dengan worksheet, dan dia seneng banget.
Awalnya pasti berantakan, corat coret sembarangan, tapi lama-lama juga bisa diarahkan untuk mewarnai pada batas tertentu. Meski tidak sempurna, namun bukankah yang terpenting adalah proses belajarnya? Untuk melihat hasil belajar melukis Luigi bisa cek di Instagram @akuanggraenisepti ya :)
melukis dengan "batas" menggunakan crayon |
goresan crayon Luigi 25 bulan |
Awalnya pasti berantakan, corat coret sembarangan, tapi lama-lama juga bisa diarahkan untuk mewarnai pada batas tertentu. Meski tidak sempurna, namun bukankah yang terpenting adalah proses belajarnya? Untuk melihat hasil belajar melukis Luigi bisa cek di Instagram @akuanggraenisepti ya :)
“He does it with his hands, by experience,
first in play and then through work. The hands are the instruments of man’s
intelligence." Maria Montessori, The Absorbent Mind
Wah lumayan bagus juga ya mba manfaat melukis untuk anak", jadi perlu direkomendasikan nih buat yang sudah punya anak ��
BalasHapusiya mbak, bisa dicobain dirumah ya :)
HapusTernyata dengan melukis sederhana sepwrti itu memberikan manfaat yang luar biasa.
BalasHapusbener banget, selain menambah bonding juga sama anak :)
Hapusanakku bangett nih mba, coret moret padahal banyak yah manfaatnya. makasih mba
BalasHapusgak papa mba @hehee sudarno, berani kotor itu baik :)
HapusBagus tulisannya. Lanjutkan!
BalasHapusterimakasih, siapapun kamu :)
Hapusjadi pengen main ginian ma Labib. udah aku follow mbaa ig nyaa, seru lihat ig nya mama luigi. folback yaa ig:@atiqoworld.id
BalasHapusudah di folbek ya mbak :)
HapusWah..walau coret2 abstrak..lukisan adek cantik warna-warni..
BalasHapusKepikiran buat beli juga untuk anak...
yuk ah, dicobain dirumah mbak nova :)
HapusAnakku suka gambardr usia balita, smp sekarang, jika kita turuti stimulus itu dg baik ada hasilny
BalasHapuswaaah kereeen, dukung terus minat anak ya mbak :)
HapusKedua anak saya tanpa diminta senengnya gambar. Awalnya klo saya sibuk dg keejaan kantor atau kuliah, biar ga mengganggu saya ksh kertas & pinsil warna. Dia akan asyik dg gambar imajinasinya.
BalasHapusSi kk sampai SMA setiap sudut buku cetaknya selalu ada gambar. Buku tulis ga ada yg tersisa, semua penuh dg gambar.
Sementara si Ade senengnya mewarnai, jd saya selalu ngeprint gambar2 untuk diwarnai si Ade.
Ternyata manfaatnya besarnya....asli baru tau..
wah kebawa sampe besar ya ternyata. keren nih, bisa mendukung minat anak. :D
HapusSaya setuju jika di dalam seni tidak ada benar dan salah. Jadi jangan pernah berkomentar yang menjatuhkan. Maka, waktu anak saya pernah pulang dan hasil prakaryanya dinilai 80(dia buat sendiri) dan temannya 100(karena rapi dan dia bilang dibuatkan Mamanya), saya jadi kecewa dengan gurunya. Hiks:( Kenapa yang dinilai bukan kerja si anak...
BalasHapusAnakku kalau diajak melukis demen banget mbak. Selain krn bisa corat-coret, mereka hobinya nyampur warna. Trus girang bgt kalau dapat warna baru,hehe
BalasHapusWah, boleh dicoba nih, selama ini baru berani ngasih di kertas A4 kecil. Mau nyoba pakai kuas juga ah
BalasHapussama mba..aku juga sering ngajak anak nyoret2 di bku gambarnya. tapi lebih seringnya sih dia malah nyoret2 tembok..hihii
BalasHapusAnakku jg suka bgt mewarna. Emg waktu kcl lbh bagus kalau kt mengembangkan otak kanannya ya. Kadang suka baper liat anak yg bs hapal ini itu udah bisa itung begini begitu. Anak sendiri sukanya masih cerita2 n warna warna. Hihi. Setuju dah sm artikel ini. :)
BalasHapusWhuaa anakku banget... bersepeda dan melukis. Sekarang aku perhatikan dia makin ceria saat udah bisa bersepeda roda dua di usianya yang masih 4 tahun.
BalasHapusTernyata mengajak anak untuk menekuni seni lukis sejak dini, banyak manfaatnya ya...
BalasHapusDan beruntungnya saya, anak-anak udah ikut les menggambar dan mewarnai ketika mereka ada di kelas 3 SD.
Luigiii ayo main sama Alya. Nanti corat coret tembok alias mural sekalian. Hehehhe
BalasHapusWaaah ide yang bagus mbak! Aku lagi cari-cari ide permainan atau kegiatan seru nih. Terima kasih :))
BalasHapusWah iya daripada coret2 tembok, mending kertas gambarnya aja ditempel ke tembok ya. Si adek jadi bebas lukis2 sesuai kreasi dia, haha... Moga adek tambah pintar ya :)
BalasHapusErysha juga senang melukis bun. Terakhir melukis di atas tisu basah. Sambil mengenalkan Erysha pada warna ��
BalasHapusMelukis blm pernah coba aku, klo menggambar sm anak sering pake pensil warna dan crayon. Jd pingin coba melukis deh
BalasHapusanak-anak baru aku kasih pensil warna dan crayon. Next cobain deh pakai cat air, seperti membuat anak lebih tertarik.
BalasHapusTerima kasih untuk sharingnya ya mba :)
Luigi pinternya. Mamanya telaten ya
BalasHapusPerkembangan otak kanan emang penting banget ya mbak.. Harus tetap telaten nemenin si kecil main nih. hehe
BalasHapus