Generasi Berkualitas Dimulai dari Nutrisi di 1000 Hari Pertama Kehidupan (bagian II)



Tulisan ini melanjutkan bagian satu (DISINI), jadi dibaca dulu sebelumnya ya Moms



Bagaimana cara memberikan MPASI yang benar dan ilmiah?
Sesuai WHO dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
1.    Tepat waktu (timely)
2.    AdeKuat (adequat)
3.    Aman (safe)
4.    Pemberian MPASI dengan cara yang benar (responsive feeding)

Tepat waktu (timely)
Menurut World Health Organization (WHO), dimulai dari usia 6 bulan. Menurut European Society of Pediatric Gastroenterology, Hepatology dan Nutrition (ESPGHAN) boleh dikenalkan saat usia 17 minggu (4 ½ bulan) dengan asumsi tertentu dan tidak boleh lebih dari 27 minggu.

Alasan menurut WHO
-  Saat usia 6 bulan kandungan kalori (karbohidrat, protein, lemak) dari ASI sudah menurun 30%
-  Saat usia 9-11 bulan kandungan kalori (karbohidrat, protein, lemak) dari ASI sudah menurun 50%
- Saat usia 12-23 bulan kandungan kalori (karbohidrat, protein, lemak) dari ASI sudah menurun 70%




  Kandungan zat besi dalam ASI sudah berkurang 95-97%. Kadar zat besi dalam ASI hanya mencukupi 30% dari kebutuhan bayi.


-  Kandungan vitamin A dalam ASI berkurang



-  Perlambatan kenaikan berat badan mulai usia 4-6 bulan
-  Sesuai perkembangan fungsi oromotor bayi dengan periode kritis untuk stimulasi keterampilan oromotor usia 6-9 bulan. Secara psikis bayi sudah tertarik pada makanan (mengecap-ngecap dan berusaha menarik makanan bila ada orang makan)

AdeKuat (adequate)
-  Jumlah kalori zat gizi makro (karbohidrat, protein, lemak) dan zat gizi mikro (terutama zat besi, zink dan calsium) cukup seimbang sesuai usia
-  Diperlukan jumlah protein yang cukup sesuai dengan kebutuhan menurut usia
  Untuk mencukupi kebutuhan zat besi usia 6-12 bulan 7-11mg perhari sedangkan zat besi dari ASI hanya 0,2 mg sehingga kebutuhan zat besi 95% harus dicukupi dari MPASI.

perkembangan keterampilan makan



Kelompok bahan makanan yang direkomendasikan WHO untuk memenuhi zat gizi makro dan mikro dalam MPASI harus mengandung
-  Kelompok karbohidrat dari bahan makanan lokal
Biji-bijian (cereal) seperti beras, gandum, jagung. Jadi karbohidrat tidak harus nasi.
Kelompok protein hewani dan ikan, untuk memenuhi kebutuhan zat besi, zink karena kelompok karbohidrat tidak mengandung cukup zat besi. Protein hewani yang mengandung cukup zat besi dan zinc diantaranya : hati sapi, hati ayam, daging merah, unggas, makanan yang difortifikasi besi (kuning telur kaya vitamin A dan zinc tapi tidak cukup mengandung zat besi)
-  Kelompok bahan makanan yang mengandung susu (dairy milk) : produk susu olahan seperti keju, susu , yogurt à untuk memenuhi kekurangan kalsium, protein dan vitamin B
-  Kelompok kacang-kacangan : kacang polong, kacang hijau, buncis, kedelai, kacang tanah, mengandung protein, zat besi
-  Kelompok buah-buahan dan sayuran yang berwarna orange : pepaya, mangga, jeruk, wortel, kelompok sayuran hijau : bayam, brokoli. Ingat buah dan sayuran diperlukan dalam jumlah yang sedikit.

Bahan-bahan tersebut diatas dapat dimasak dengan menggunakan minyak dan lemak untuk menambah sumber kalori dan lemak esensial.

Urutan pemberian MPASI

Tidak ada urutan dalam pemberian makanan tersebut dalam bentuk menu tunggal 1 kelompok bahan tertentu karena semua bahan tadi harus diberikan secara bersamaan untuk memenuhi kebutuhan zat gizi makro dan mikro yang tidak cukup pada ASI

Tidak ada bukti yang menyatakan bahwa pengenalan lambat protein (usia lebih dari 6 bulan) akan meningkatkan resiko terjadinya dermatitis atopi, asma, rhinitis alergi dan sensitisasi terhadap makanan

Bagaimana dengan "Ibu-Ibu jaman now" yang awal MPASI anaknya diberi pure buah plus ASI? Atau misalnya wortel dikukus trus diblender dikasih ASI? ASI zat besi kurang pada usia 6 bulan, wortel gak ada zat besinya, protein kurang, dan kebutuhan zat gizi makro tidak bisa dipernuhi dari buah dan sayuran (buah dan sayuran kebutuhannya sedikit dan HANYA sebagai pengenalan rasa). Lalu apa yang terjadi jika kita menunda memberi protein dan memberi pure buah+ASI? Yang terjadi anak menjadi Anemia Defisiensi Besi (ADB), beratnya tidak naik, dan stunting. Serem -.-

Ingat Mama bahwa Karbohidrat, protein, lemak termasuk zat gizi makro yang sangat dibutuhkan anak pada masa ini

sumber protein batita


Alternatif sumber protein untuk batita jika menurut Mama daging sapi, daging ayam mahal alternatifnya bisa diberi ikan kembung, karena ikan kembung juga mengandung protein kualitas tinggi. Untuk kalori dan protein pada sayuran dan buah, kacang hijau bisa menjadi alternatif pilihan.

kacang hijau sebagai alternatif kalori dan protein pada sayur dan buah

Menurut penelitian di Jawa, kita ini konsumsi protein hewani hanya 5,34% alias lebih banyak mengkonsumsi makanan semi vegetarian. Padahal makanan vegetarian malah meningkatkan resiko defisiensi protein dan mikronutrien zat besi. Dan penelitian ini sama dengan makanan yang diberikan pada bayi dan anak di India, dimana konsumsi 5-10% saja.

Menurut WHO pemberian MPASI dapat menggunakan bahan lokal dan dimasak sendiri (homemade) dengan tetap memperhitungkan pemenuhan zat gizi makro (karbohidrat, protein, dan lemak) juga zat gizi mikro yaitu zat besi, zinc dan kalsium.

Apabila pemenuhan MPASI tidak bisa terpenuhi dari bahan homemade karena kondisi tertentu dapat diberikan bahan makanan fortifikasi yang sudah ditetapkan menurut WHO dan FAO. Makanan fortifikasi adalah MPASI pabrikan. Mama, MPASI pabrikan itu sudah melalui penambahan zat gizi tertentu untuk membentu Mama memenuhi kebutuhan zat gizi bayi. MPASI pabrikan itu boleh diberikan. Kalaupun kita IDEALIS menjadi Mama ideal dengan memberi MPASI homemade, buatlah yang benar dan sesuai kebutuhan nutrisi anak. Terutama kebutuhan zat besinya.

Berikut ini analisis keuntungan dan kerugian MPASI homemade VS fortifikasi
homemade
fortifikasi
Rasa/kombinasi bervariasi sesuai selera
Rasa/kombinasi tetap
Dibuat dari bahan yang segar
Bahan sudah dikeringkan namun ada fortifikasi
Harga lebih mahal
Harga lebih murah
Kandungan zat gizi mikro (besi, zinc, kalsium, vit D, tidak bisa diperhitungkan dengan tepat dan tidak lengkap dan diperlukan jumlah yang banyak)
Kandungan zat gizi mikro (besi, zinc, kalsium, vit D, bisa diperhitungkan dengan tepat dan lengkap)
Tidak mengandung pengawet, pewarna, penyedap rasa
Tidak mengandung pengawet, pewarna, penyedap rasa
Meluangkan waktu khusus untuk membuat
Hemat waktu

MPASI yang tidak adekuat akan menyebabkan stunting dan defisiensi besi yang akan mengganggu optimalisasi pertumbuhan dan perkembangan.
Pemilihan pemberian MPASI homemade atau pabrikan disesuaikan dengan kondisi bayi maupun kondisi keluarga/ibu/pengasuh asal memenuhi standart MPASI yang benar

Aman (safe)
Terjamin kebersihan dan keamanan bahan yang diberikan sebagai MPASI
Pemberian gula dan garam dengan jumlah yang direkomendasikan sesuai untuk usia 6-23 bulan karena ASI sendiri mengandung natrium (garam)
gambar
Pemberian makanan yang mengandung nitrat yang banyak pada wortel tidak boleh diberikan pada usia dibawah 3 tahun
Begitu juga dengan pemberian madu tidak boleh pada usia dibawah 1 tahun karena mengandung clostridium botulinum

Pemberian MPASI dengan cara yang benar (responsive feeding)
Diberikan oleh Ibu dengan memperhatikan tanda lapar dan kenyang dan memberikan respon saat anak makan

tanda lapar bayi

Pemberian makan secara perlahan dan sabar tidak boleh ada paksaan

tanda kenyang bayi

Lama makan tidak boleh lebih dari 30 menit
Mengurangi distraktor dengan duduk di kursi makan saat makan karena makan merupakan salah satu proses pembelajaran disiplin. Caranya dengan tidak mengajak makan sambil bermain, menonton TV
Mencoba berbagai tekstur
Mencoba berbagai rasa dan kombinasi makanan

jadwal makan bayi 6-12 bulan

Pemantauan pertumbuhan dan status gizi
Kesalahan Ibu-Ibu dalam memantau pertumbuhan hanya dengan pengukuran berat badan bulan lalu dan berat badan bulan ini yang “asal naik”. Dan meskipun kenaikan tidak sesuai usia dianggap normal. Tidak diplot pada kurva berat badan menurut usia/kurva/KMS- Kartu Menuju Sehat dan panjang badan tidak pernah diukur.

Padahal caranya adalah dengan melihat arah kecenderungan pada grafik KMS. Jika berat badan (BB) naik tidak sesuai grafik, BB mendatar, atau bahkan BB menurun HARUS WASPADA

contoh kurva yang harus diwaspadai

Pemantauan berat badan dan panjang badan setiap bulan dengan melihat trend KMS dan hasil ploting grafik WHO untuk perawakan dan status gizi.

Untuk hal-hal yang harus diperhatikan pada saat di kandungan dijelaskan oleh Bidan Atik Kasiati.



Peran seorang bidan dalam kampanye 1000 hari pertama kehidupan tercermin dalam Standar Pelayanan Antenatal (sebelum lahir) diantaranya :
-  Timbang badan dan ukur tinggi badan
-  Ukur tekanan darah
-  Nilai status gizi (ukur LILA)
Ukuran lingkar lengan atas normalnya adalah berukuran 23 ½ cm
-  (ukur) tinggi fundus uteri
Fundus uteri adalah bagian dari rahim yang terletak pada puncak rahim atau atas rahim. Dan pengukuran ini merupakan bagian dalam tindakan pemeriksaan kehamilan. Dari pengkuran fundus uteri tersebut kita dapat memprediksi usia kehamilan.
-  Untuk mengukur potensi bayi kecil
-  Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin
-  Skrinning status imunisasi TT alias tetanus (dan pemberian imunisasi TT)
-  Pemberian tablet besi (90 tablet selama kehamilan)
Tablet ini terkadang membuat Ibu hamil semakin mual, namun tetap harus diminum. Mengapa> Bu bidan Atik Kasiati menanyakan pada kami para blogger “Apa didalam perut Ibu ada kantinnya?” Tentu saja kami semua menjawab tidak ada. Oleh karena janin tidak bisa mencari kantin didalam perut, maka nutrisi dari Ibulah yang harus diperhatikan.
-  Tes lab sederhana (golongan darah, Hb, glukoprotein Urin) dan atau berdasarkan indikasi (HbsAG, sifilis, HIV, malaria, TBC)
-  Tata laksana kasus
Misalnya Hb kurang, LILA kurang harus dikonsultasikan kepada bidan agar mendapatkan tindak lanjut. Misalnya Ibu hamil dengan anemia akan dirujuk oleh bidan ke ahli gizi
-  Temu  wicara (konseling)
Misalnya Ibu hamil dan terasa mual sepanjang bulan. Harus dikonsultasikan karena hal itu bisa tidak wajar dan malah membahayakan janin. Dengan temu wicara ini, ibu hamil dan bidan bisa mengetahui kondisi Ibu hamil dan calon bayi.

Untuk nutrisi bayi diberikan sejak dalam kandungan adalah gizi cukup dan seimbang


Acara Nutrisi Untuk Bangsa (NUB) dari Nutricia sangat bermanfaat, tidak hanya untuk saya sebagai seorang Ibu namun juga untuk semua perempuan. Dan sebagai undangan blogger, saya pribadi merasa senang karena diikut sertakan mengkampanyekan 1000 hari pertama kehidupan dalam rangka Hari Gizi Nasional. Ternyata blogger dianggap ikut andil memberikan informasi yang bermanfaat untuk masyarakat melalui blog, salah satunya blog ini. Amin

acara ditutup dengan pembuatan puding

9 komentar

  1. Anakku dulu kalo makan lamaaa kali mba ... ternyata itu kurang bagus ya. Lah dulu belum tahu soalnya, ya aku telateni sampe habis maemnya

    BalasHapus
  2. Aku dulu kasih ASI cuma sampai 7 bulan aja, karena ASI nggak keluar.
    Eh jadi inget anak pertamaku dulu waktu bayi, dibilang over weight oleh dokter anak, padahal perasaan ya nggak ndut2 banget sih :D

    BalasHapus
  3. Pantun:
    Ikan kembung, Di beri acar kuning
    Yuk Kita nabung,hpk 1000 hari untuk masa depan Di mulai dari sekarang

    BalasHapus
  4. Nice info nih untuk aku sebagai calon ibu

    BalasHapus
  5. Persiapan untuk adek filza nanti 6 bulan mpasi nih..

    BalasHapus
  6. Heuuu aku banyak salahnya waktu MPASI. Ternyata aturannya begini ya. Benar juga homemade boleh asalkan kebutuhan gizi tercukupi.

    BalasHapus
  7. Tepat waktu itu harus. Aku suka tergelitik kalau ada orang tua yang sudah memberikan makanan ke bayi dibawah 6 bulan seperti pisang dan madu dengan alasan biar bayi kenyang -___- kasihan bayi nya kan hiikkss

    BalasHapus
  8. Informasinya lengkap banget neh, jadi nambah pengetahuan dan wawasan baru. Dapat jadi bekal di masa depan

    BalasHapus
  9. ini yg paling kereeeeenn, buat aku mamak yg bersiap mpasii. keep share mama luii

    BalasHapus